Anda di halaman 1dari 3

Mico Sapto Aji

E1A113109
Kelas D
KRIMINALISASI PERS
JAKARTA, KOMPAS.comSejumlahorganisasikewartawanan
memintaPolritidakmelakukanupayakriminalisasiterhadap
jurnalis.Dalamhalini,organisasiwartawanmemintakepolisian
untuktidakmemprosessegalapengaduanterkaitkaryajurnalistik
yangdihasilkanolehmedia.
"Kamimendesakagarsegalaperselisihanyangdiakibatkan
pemberitaan,seharusnyadiselesaikanmelaluiDewanPers,bukan
kepolisian,"ujarKetuaUmumAliansiJurnalisIndonesia(AJI)
Suwarjono,dalampernyataansikapbersamadiGedungDewan
Pers,JakartaPusat,Kamis(5/3/2015).
Pernyataansikapinidilakukanterkaitlangkahkepolisianyang
tengahmemproseslaporansebuahlembagaswadayamasyarakat
terhadapmajalahTempo.Dalamsalahsatupemberitaannya,
majalahTempomemberitakanhasilinvestigasimengenaidugaan
rekeninggendutsejumlahpejabatkepolisian.
Jonomengatakan,terhadapkasustersebut,kepolisianseharusnya
menggunakandelikperssesuaiUndangUndangNomor40Tahun
1999tentangPers.Menurutdia,produkinvestigasiyangdihasilkan
olehmajalahTempoterkaithartakekayaanKomjen(Pol)Budi
Gunawantelahdilindungiolehundangundang.Selainitu,menurut
Jono,kepolisianjugadituntutuntukmenunjukkankomitmennya
padanotakesepahamanantaraPolridanDewanPerspada2012,di

manasegalabentuklaporanyangmenyangkutpemberitaanmedia
harusmelibatkanDewanPersterlebihdahulu.
Padakesempatanyangsama,KetuaBidangMultimediadan
TeknologiInformasiPersatuanWartawanIndonesia(PWI)
Priyambodo,mengatakan,kasusyangdialamiolehTemposaatini,
dikhawatirkansebagaiupayauntukmemecahbelahpersdi
Indonesia.Bahkan,iamengatakan,haltersebutbisasajasebagai
sebuahkesengajaanuntukmenimbulkangesekanantarapersdan
Polri.
SelainAJI,pernyataansikaptersebutjugadisampaikanoleh
beberapaperwakilanorganisasiwartawan,diantaranya,Ikatan
JurnalisTelevisiIndonesia(IJTI),PersatuanWartawanIndonesia
(PWI),danLembagaBantuanHukum(LBH)Pers.

KOMENTAR
Dari kasus tersebut sudah kita sudah bisa menilai kasus tersebut
belum bisa dikatakan sebagai kriminalisasi pers,karena prosesnya baru
sampai kepada tahap penerimaan laporan.dan hal inipun Tempo juga tidak
melanggar kode etiknya.
Publik memiliki hak mengetahui fakta berkaitan dengan harta
kekayaan penyelenggara negara. Jelas pula, pemberitaan majalah Tempo
merupakan bagian dari pemenuhan hak itu. Ganjil jika pemenuhan hak
warga atas informasi malah dipidanakan.PWI dan LBH pers memandang
pemberitaan kekayaan Budi Gunawan oleh Majalah Tempo telah sesuai
dengan kaidah jurnalistik sebagaimana diatur UU Pers,dalam UU Pers pasal
4 disebutkan,untuk menjamin kemerdekaan pers,pers nasional mempunyai
hak mencari,memperoleh dan menyebarluaskan gagasan informasi dan
dalam pasal 6 disebutkan pers berperan melakukan pengawasan, kritik
,koreksi dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan
umum.Selain itu dalam pasal 8 dinyatakan,dalam melaksanakan profesinya
jurnalis mendapat perlindungan hukum.
Tempo tidak bisa dijerat pasal tindak pidana ataupun dianggap
menyalahi kode etik. Alasannya, laporan tersebut merupakan hasil
investigasi yang digunakan sebagai informasi public.Tempo hanya
menyampaikan informasi yang didapat,yang salah ya pembocornya. bila
perkara ini berlanjut ke proses hukum, potensi kriminalisasi media baru
terlihat.
Kasus tempo harus dikembalikan sesuai kewenangan dan
proporsinya,yakni menggunakan UU Pers,yang juga telah masuk dalam nota
kesepahaman antara Kepolisian RI dengan Dewan Pers.

Anda mungkin juga menyukai