Anda di halaman 1dari 7

STUDI KELAYAKAN FINANSIAL DAN EKONOMI

PEMBANGUNAN TRAM KORIDOR SELATAN UTARA, KOTA SURABAYA


Muthmainnah
Manajemen dan Rekayasa Transportasi, Magister Teknik Sipil
Fakultas Teknis Sipil Dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

ABSTRAK

Kata Kunci:
PENDAHULUAN
Kemacetan termasuk salah satu permasalahan utama pada hampir
setiap metropolitan area. Surabaya sebagai kota terbesar kedua setelah
jakarta juga memiliki permasalahan serupa. Secara demografis, Kota
surabaya memiliki jumlah penduduk mencapai 3,110,187 jiwa di Tahun 2012
(www.surabaya.go.id). Selain jumlah aktivitas commuting dari wilayah
hinterland Kota Surabaya seperti Gresik, Mojokerto, Sidoarjo, Bangkalan
menyebabkan pertambahan semu jumlah penduduk Surabaya pada siang
hari sehingga mencapai angka 5 juta jiwa dengan koridor Jalan Ahmad Yani
sebagai pintu masuk utama. Pemusatan aktivitas yang terjadi di wilayah
internal Kota Surabaya serta tingginya angka penggunaan kendaraan pribadi
menimbulkan permasalahan kemacetan yang sudah harus untuk ditangani.
Mengatasi kondisi ini, Pemerintah Kota Surabaya mencanangkan untuk
membangun transportasi publik berupa monorail Tram (Suro Tram) yang
bergerak dari Selatan-Utara sebagaimana tertulis dalam rencana Monorail
dan Tram Project. Hadirnya moda transportasi publik ini diharapkan dapat
menjadi insentif perpindahan moda dari pengguna kendaraan pribadi
sehingga dapat mengurangi kemacetan yang terjadi. Dalam pelaksanaan
rencana tersebut diperlukan berbagai studi kelayakan termasuk kajian
financial dan kajian ekonomi. Studi kelayakan finansial diperlukan untuk
mengetahui likuiditas dari investasi pembangunan guna menunjukkan
kepada investor bahwa pembangunan tram ini layak untuk dilaksanakan.
Sedangkan analisa ekonomi diperlukan untuk melihat dampak dari
pembangunan apakah memberi pengaruh terhadap penyelesaian masalah

utama, dalam hal ini yaitu kemacetan serta pengaruh negatif yang mungkin
muncul seperti menghilangnya lapangan pekerjaan bagi supir angkutan.

STUDI LITERATUR
Infrastruktur transportasi Tram
Analisa Financial
Analisis finansial juga disebut sebagai analisa keuangan, disusun untuk menunjukkan
kepada investor mengenai kondisi keuangan dimasa depan dari pengembangan proyek baru.
Faktor terpenting dalam analisa finansial fasilitas transportasi adalah prediksi lalu lintas atau
volume pengguna fasilitas. Prediksi ini akan mempengaruhi seluruh prediksi kinerja keuangan
dari proyek, bila diperkirakan banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan prediksi maka
angka yang digunakan adalah nilai terkecil. Pelaksanaan analisis ini harus mencakup semua
aspek yang menjadi pemasukan dan semua aspek menjadi pengeluaran, yang disajikan dalam
cashflow dengan aspek utama yang perlu diperhatikan yaitu:
a.
Operasional keuangan, berhubungan dengan cara-cara dan syarat-syarat pembiayaan
proyek termasuk: penyertaan modal dan pinjaman; bunga, dividen dan cicilan.
b.
Oprasional bukan keuangan, berhubungan dengan kinerja proyek yang dapat dibagi
menjadi:
aktivitas investasi pada aset tetap dan modal kerja
aktivitas berjalan yang mengandung pendapatan proyek, biaya operasional
pelaksanaan, dan pajak.
Arus pemasukan (cash inflow) mengandung komponen:
dana investasi yang terdiri penyertaan modal (equity capital) atau pinjaman pinjaman
atau kredit untuk pembiayaan operasional
pengembalian dan penjualan dan subsidi
Pemasukan langusng operasional baik dari tiket, tarif jasa penggunaan fasilitas, tarif jasa
penyewaan, dan tarif-tarif lain untuk penggunaan fasilitas dari jenis usaha (bisnis inti) yang
dilaksanakan.
Pemasukan tidak langsung dari iklan, sewa lahan dan bangunan, dan pemasukan lain
yang memungkinkan untuk dikembangkan.
Arus pengeluaran (cash outflow) terdiri dan:
1.
investasi pada asset tetap dan modal kerja, misal biaya pembanguna fasilitas, pembelian
peralatan dan kelengkapan kantor, training pegawai dan berbagai kegiatan penduk ung lain.
2.
biaya operasional, untuk operasi proyek termasuk tenaga kerja, overhead, dli
3.
bunga, dividen, dan pembayaran cicilan
4.
pajak langsung

Investasi dalam modal tetap harus memasukkan pula seluruh biaya persiapan dan kegiatan
lain-lain, seperti biaya studi (studi kelayakan dan AMDAL), desain, survey, pembebasan lahan,
dan perijinan. Analisis keuangan disusun untuk jangka waktu operasional yang direncakan sesuai
target dalam penyusunan masterplan, umumnya 20 tahun sampai 30 tahun dari saat studi
dilaksanakan. Jadi seluruh komponen harus diprediksi untuk jangka pelayanan selama itu.
Tolak Ukur Analisa Finansial
a. Net Present Value (NPV) atau disebut Net Present Worth (NPW).
NPV = ((CIt/(1+i)t)) - ((COt/(1+i)t))
CIt
= total Cash Inflow atau arus kas masuk tahunan.
COt = total Cash Outflow atau arus kas keluar tahunan.
i
= besaran bunga (interest) sesuai nilai bunga atau besar tingkat pengembalian dana
yang menarik bagi investor (=Minimum attractive rate of return).
Bila NPV total hasilnya positif, maka proyek dinilai menguntungkan yaitu menghasilkan
keuntungan melebihi investasi, biaya operasi, dan pajak.
b. Financial Internal Rate of Return (FIRR) atau IRR
Didefinisikan sebagai discount rate (atau tingkat bunga) yang dapat diperoleh dari
operasional proyek yang direncanakan. FIIR dapat ditentukan pada saat NPV = 0.
FIRR ini merupakan ukuran dari tingkat pengembalian investasi (return on investment) yang
dihasilkan dari suatu proyek. Bila FIRR suatu proyek melebihi tingkat suku bunga tabungan
di perbankan maka proyek tersebut tergolong layak dilaksanakan. Dan itu berarti bahwa
investasi yang ditanamkan menghasilkan keuntungan lebih tinggi dibandingkan bila uangnya
ditabung di bank.
Analisa Ekonomi
Analisis ekonomi merupakan tinjauan ekonomis terhadap pembangunan fasilitas baru atau
investasi baru dari sudut pandang kepentingan Nasional atau masyarakat luas dan pengguna
jasa (user), dalam hal ini keuntungan dan kerugian pengadaan proyek tersebut ditinjau dari
kepentingan berbagai pihak khususnya pihak-pihak yang berhubungan langsung dengan
proyek tersebut.
Perbedaan analisis biaya-manfaat (= cost benefit analysis = CBA) atau dikenal sebagai cost
benefit Ratio = CBR
Dalam analisis keuangan CBR dibutuhkan menampilkan elemen arus kas pada operasional
bukan keuangan dalam terminologi yang bisa diperbandingkan.
Biaya (cost) berhubungan dengan investasi pada awal proyek, dan biaya operasional yang
berjalan selama umur proyek.
Manfaat (benefit) berasal dari penggunaan produktif dari proyek.

Baik biaya maupun manfaat ditampilkan dalam terminologi kuantitasnya dan ditransfer pada
terminologi keuangan dengan menggunakan harga pasar dari besaran input dan output yang
ditinjau.

Manfaat dapat diperoleh dengan membandingkan kondisi dengan atau tanpa proyek. Besaran
manfaat didapatkan dari selisih biaya yang diperoleh pengguna jasa atau masyarakat dari
perubahan harga atau biaya yang dikeluarkan akibat kondisi dengan atau tanpa proyek. Misal :
pada pemilhan rute jalan maka manfaat adalah selisih biaya per kendaraan antara rute baru
dibanding rute lama dikalikan jumlah kendaraan yang akan lewat selama umur proyek ditambah
penghematan waktu bagi tiap orang yang menggunakan jalan.
Biaya dan manfaat dapat terjadi pada waktu yang berbeda. Agar keduanya dapat dibandingkan,
biasanya ditampilkan dalam nilai uang saat ini (present value) dengan mengalikan discount
factor yang sesuai.
Disini menjadi jelas bahwa analisis keuangan dikeluarkan dari CBR, karena nilai sekarang
(present value) dari cicilan dan bunga jadinya sama dengan present value dari sumber pendanaan
termasuk juga cicilan dan bunganya, sehingga terjadi perhitungan ganda terhadap cicilan dan
bunga tersebut.

METODE ANALISA

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Analisa kelayakan Finansial
Dalam analisa kelayakan finansial pengadaan tram pada koridor Selatan Utama maka
diperlukan cashflow dari seluruh pengeluaran (Outcome) dan seluruh pendapatan yang
dimungkinkan umumnya dalam jangka waktu 20 tahun. Berikut disajikan cashflow dari
pengadaan tram di Surabaya.
Tabel 1 Cashflow Selruh Kemungkinan Pendapatan Dan Pengeluaran
Cash Outflow
Cash Inflow
capital expenditure (Capex)
Modal Pinjaman
Studi pra pembangunan (amdal, studi subsidi
rute, dst)
pemasukan dari pengadaan jasa
pembebasan lahan
pembangunan rute dan stasiun
parkir
pengadaan tram
Karcis
pangadaan feeder
bunga simpanan
Park and ride
iklan

Operational Expenditure (Opex)

penyewaan
tempat
(memungkinkan pada stasiun seperti
penyewaan bagi ATM dll)

upah pegawai
operational tram
maintenance
bunga pinjaman
pajak, dll.

sumber: Hasil analisis, 2014


Berdasarkan rincian cashflow yang didapatkan maka dilakukan analisa financial dengan tolak
ukur NPV sebagaimana ditunjukkan dalam tabel berikut.
Tabel 2. Analisa Finansial dengan Tolok Ukur NPV
Tahun
1
2
3
4
5
dst

Pengeluaran (CO)
capex
1

opex
dst

Pajak

total
cash of.

Pendapatan(CI)
Bunga

pinjaman

subsidi

total
in f.

dst

dst

NPV= ((CIt/(1+i)t)) - ((COt/(1+i)t))

ket:
1, 2 dst : adalah rincian pengeluaran yang mungkin terjadi

Dari cashflow tersebut akan didapatkan nilai NPV apakah positif atau negative. Jika hasilnya
positif maka proyek bisa dilanjutkan. Umumnya preferensi investor adalah dengan analisis
IRR Internal Rate of return dengan menggunakan bunga coba-coba agar NPV < 0, i ini yang
akan digunakan dalam analiasa IRR sebagai ukuran dari tingkat pengembalian investasi
(return on investment) yang dihasilkan dari suatu proyek. Bila FIRR suatu proyek melebihi
tingkat suku bunga tabungan di perbankan maka proyek tersebut tergolong layak
dilaksanakan.

2. Analisa Kelayakan Ekonomi


analisa kelayakan ekonomi juga dilakukan sebagaimana analisa finansial dengan membuat
cashflow dengan membandingkan dampak sebelum pengadaan dan setelah pengadaan.
Dalam pengadaan Tram maka kemanfaatan yang diukur dalam kelayakan ekonomi adalah
sebagai berikut:
1. Penurunan travel time

Hasil dari cashflow penurunan travel time adalah penggambaran dari waktu yang
diperlukan untuk menempuh jarak tertentu (sebagai contoh dari terminal Dinoyo menuju
Tunjungan) sebelum pengadaan tram dan setelah pengadaan tram.
2. Besar perpindahan moda
Perpindahan moda yang diharapkan adalah dilakukan oleh pengguna kendaraan pribadi
yang berdampang pada pengurangan jumlah volume lalu lintas. Efek dominonya adalah
tujuan dari pengadaan tram yaitu penurunan tingkat kemacetan. Besar perpindahan moda
didapatkan dengan mengadakan wawancara dengan user tram apakah mereka mau
berpindah (willing to move) dengan ongkos transportasi yang diinginkan (willingness to
pay). Pada proses interview tetap memperhatikan hal-hal yang diungkapkan oleh user
yang mebuat mereka ingin/tidak untuk berpindah moda.
Penilaian kelayakan ekonomi untuk variabel ini dilakukan dengan menghitung net dari
jumlah penggunaan kendaraan pribadi sebelum dan jumlah penggunaan kendaraan
pribadi setelah pengadaan tram. Jika selisih terlalu kecil, maka proyek perlu
dipertimbangkan untuk dilaksanakan, atau dilaksanakan dengan memperhatikan aspekaspek yang dapat menaikkan minat user sesuai dengan hasil wawancara.
3. Kelancaran lalu lintas
Penurunan tingkat kemacetan diukur dengan menilai Ds (Degree of saturation:
menggambarkan tingkat kerapatan kendaraan pada ruas jalan) pada ruas jalan baik
sepanjang rute tram atau pada ruas jalan tertentu saja (semisal Jalan Raya Darmo). Secara
sudut pandang kelayakan ekonomi, proyek layak dijalankan jika setelah pengadaan tram
terjadi penurunan nilai Ds yang signifikan terutama pada ruas jalan yang dilalui tram
.
4. Pengurangan Konsumsi Energi
Kelayakan ekonomi pada pembangunan tram salah satunya juga diukur dengan
pengurangan konsumsi energi sebagai dampak dari penurunan penggunaan kendaraan
pribadi. Hal ini dapat diukur dari nilai BOK kendaraan.
Secara otomatis jika pada analisa kelayakan ekonomi dengan variabel perpindahan moda
sudah menunjukkan angka yang signifikan maka dipastikan terjadi penurunan konsumsi
energi.
5. Pengurangan Angka Kecelakaan
Seringkali manfaat ini tidak terukur dalam kelayakan ekonomi. pengurangan angka
kecelakaan secara nilai ekonomi dapat dikonversikan kepada produktivitas yang hilang
akibat dari kematian atau kerusakan pada korban. Seperti kematian pada satu orang
kepala rumah tangga dapat menghilankang nilai ekonomi sejumlah pendapatan yang
dipat per bulan.
Jika setelah dilakukan studi kelayakan ekonomi pada pengadaan tram memberikan
mafaat sebagaimana yang diharapkan diawal, maka proyek tram dapat dilaksanakan. Hanya saja

dalam mindset pembangunan saat ini, jarang sekali memperhatikan manfaat atau kelayakan
ekonomi tetapi hanya bergantung pada analisa kelayakan finansial saja.
Transportasi publik pada faktanya adalah kebutuhan bagi masyarakat kota yang urgen,
tetapi sampai saat ini masih mempertimbangkan biaya, apakah jika transportasi publik diadakan
mengalami kerugian atau tidak. Hal ini disebabkan dari sisi pendanaan transportasi publik itu
sendiri yang bersumber dari investor dan memiliki suku bunga pinjaman yang memberatkan
untuk dibayar jika proyek tidak memberikan keuntungan yang besar, sementara jika disubsidi
tidak akan pernah cukup. Berkaitan dengan pembiayaan maka dibutuhkan sumber dana alternatif
selain hutang yang mendukung pengadaan dan pelayanan transportasi publik.

KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai