Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan dari
transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan.
Salah satu bentuk laporan keuangan adalah laporan arus kas atau Statement of Cash
Flow. FASB dalam Statement Nomor 95 tahun 1988 meminta dibuatnya laporan arus
kas sebagai pengganti laporan perubahan posisi keuangan. Tujuan utama laporan arus
kas adalah untuk menyajikan informasi relevan tentang penerimaan dan pengeluaran
kas suatu perusahaan selama satu periode. Dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh informasi komponen arus kas dengan
return saham.
Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai
laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk
menggunakan arus kas tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para
pemakai perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kas dan setara kas.
Jika digunakan dengan laporan keuangan yang lain, laporan arus kas dapat
memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi
perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan dan kemampuan untuk
mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan
keadaan dan peluang. Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai

mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus
kas masa depan dari berbagai perusahaan.(PSAK No 2)
Investor

memerlukan

informasi

dalam

mengurangi

ketidakpastian

investasinya. Dengan adanya informasi ini investor akan dapat menilai adanya resiko
yang ada dalam investasinya dan untuk memperkirakan return yang akan diperoleh
dari investasi tersebut. Informasi yang diperlukan investor diantaranya, informasi
mengenai keadaan keuangan dari suatu perusahaan yang ada pada laporan keuangan.,
laporan

keuangan

dibuat

oleh

manajemen

dengan

tujuan

untuk

mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik


perusahaan. Di samping itu laporan keuangan dapat juga digunakan untuk memenuhi
tujuan-tujuan lain yaitu sebagai laporan kepada pihak-pihak di luar perusahaan
diantaranya, bagi calon investor, kreditor, dan pemakai eksternal lain untuk
pengambilan keputusan investasi, kredit, dan lainnya (Zaki Baridwan:1992). Laporan
keuangan yang disusun oleh manajemen biasanya terdiri dari: Neraca, Laporan Laba
Rugi, Laporan Perubahan Modal, Laporan Arus Kas dan Catatan atas laporan
keuangan.
Laporan arus kas harus disajikan dengan rincian komponen-komponen
aktivitas yaitu, aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan. Dari
komponen operasi dan pendanaan mempunyai pengaruh yang signifikan dengan
return saham sedangkan komponen arus kas dari aktivitas investasi tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan dengan return saham, tetapi pemisahan arus kas menjadi
tiga komponen yang mempunyai pengaruh yang signifikan dengan harga saham.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti mengadakan penelitian


mengenai Pengaruh Informasi Arus Kas Dari Aktivitas Operasi, Aktivitas
Investasi, Dan Aktivitas Pendanaan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan
Food and Beverages Di Bursa Efek Indonesia

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah :
Apakah informasi yang terdapat dalam perubahan arus kas dari aktivitas
operasi, aktivitas investasi ,dan aktivitas pendanaan baik secara parsial maupun
simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham pada
perusahaan Food and Beverages di Bursa Efek Indonesia?

1.3

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris apakah

informasi yang terdapat dalam perubahan arus kas dari aktivitas operasi, aktivitas
investasi ,dan aktivitas pendanaan baik secara parsial maupun simultan mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap return saham pada perusahaan Food and
Beverages di Bursa Efek Indonesia.

1.4

Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1.

Bagi Investor
Untuk mengetahui kemampuan entitas untuk menghasilkan arus kas bersih
dimasa depan dan informasi arus kas ini berguna untuk pengambilan

keputusan oleh investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan


tersebut.
2. Bagi Emiten
Dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan usaha untuk dapat menarik
para investor.
3. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan suatu ide atau pemikiran
dan menambah wawasan peneliti tentang laporan keuangan perusahaan.

1.5 Sistematika Penulisan Skripsi


BAB I

PENDAHULUAN
Bab ini merupakan suatu pengantar dari penjelasan yang
mencakup, latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, dan sistematika penulisan

BAB II

TELAAH PUSTAKA
Dalam bab ini diuraikan tentang Penelitian Terdahulu,
Landasan Teori, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian.

BAB III

METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang rancangan penelitian, batasan
penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional, dan
pengukuran variabel populasi dan teknik pengambilan sample,
data dan metode pengumpulan, dan teknik analisis data.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Bab ini menjelaskan mengenai garis besar serta aspek-aspek
dari sample yang nantinya akan dianalisis, dimana analisis data

terdiri dari, analisis deskrisi, uji normalitas, dan analisis regresi


berganda, pengujian hipotesis serta pembahasan dari hasil
penelitian.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dan keterbatasan dari
penelitian yang telah dilakukan, serta saran bagi pihak-pihak
yang berkepentingan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Landasan Teori

2.1.1

Sistem Informasi
Bagi banyak orang, istilah sistem memunculkan gambaran mental mengenai

berbagai komputer

dan pemrograman.

Kenyataannya,

istilah

sistem dapat

diaplikasikan secara lebih luas. Menurut James A Hall (2007:6) Sistem adalah
kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan
yang berfungsi dengan tujuan yang sama. Dengan adanya sistem maka informasi yang
di inginkan akan mudah didapatkan. Sistem informasi adalah

sebuah rangkaian

prosedur formal dimana data dikumpulkan diproses menjadi informasi dan


didistribusikan kepada para pemakai.
Menurut James A Obrien (2006:5) Sistem informasi merupakan kombinasi
teratur apapun dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan
sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi
dalam sebuah organisasi. Sistem informasi dapat membuat suatu tabel yang memberi
keadaan kemungkinan objektif

masing-masing bukti laporan keuangan. Sistem

informasi dapat juga digunakan dalam memahami peran informasi dalam


pengambilan keputusan. Dengan adanya sistem tersebut maka investor dapat
mengetahui keadaan laporan keuangan perusahaan.
Informasi adalah bukti yang punya potensi untuk mempengaruhi keputusan
seorang individu. Perpektif informasi adalah suatu pendekatan atas pelaporan yang
mengenai tanggung jawab individual untuk memprediksi kinerja perusahaan dimasa
mendatang dan berkosentrasi pada penyediaan informasi yang berguna untuk

tujuannya. Sumber informasi keuangan bisa berasal dari eksternal maupun internal
perusahaan.

2.1.2

Laporan Keuangan

2.1.2.1 Pengertian Laporan Keuangan


Menurut Baridwan (1992:17) Laporan keuangan merupakan suatu ringkasan
dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan.
Sedangkan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan
(2002:2), adalah: Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan
keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba
rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat
disajikan dalam berbagai cara seperti, sebagai lapisan arus kas atau arus dana), catatan
atas laporan keuangan.
Berdasarkan kedua pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa laporan
keuangan merupakan bagian proses pelaporan keuangan yang disusun dan disajikan
untuk memenuhi kebutuhan pemakai laporan keuangan. Laporan keuangan terdiri dari
neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, catatan atas
laporan keuangan.

2.1.2.2 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan


Menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
(IAI 2002) terdapat 4 karakteristik kualitatif pokok laporan keuangan yaitu:
a. Dapat dipahami, informasi keuangan yang dapat dipahami adalah informasi yang
disajikan dalam bentuk dan bahasa teknis yang sesuai dengan tingkat pengertian
penggunanya. Dalam konteks ini, para pihak pengguna sendiri dituntut memiliki

tingkat pengetahuan tertentu mengenai akuntansi dan informasi keuangan yang


dikandungnya. Dengan demikian sama sekali tidak berarti bahwa informasi
akuntansi harus dapat dimengerti oleh setiap orang.
b. Relevan, informasi keuangan harus berpautan dengan tujuan pemanfaatannya.
Informasi yang tidak berpautan dengan pemanfaatannya tidaklah relevan dan tidak
ada gunanya. Berhubung laporan keuangan disusun untuk memenuhi kepentingan
pihak-pihak yang memiliki rupa-rupa tujuan, maka upaya penyajian informasi
yang relevan lebih difokuskan kepada kepentingan umum pengguna.
c. Andal, agar bermanfaat, informasi juga harus andal. Informasi harus memiliki
kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan yang
material., dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau
jujur dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat
disajikan.
d. Dapat dibandingkan, informasi akuntansi harus dapat dibandingkan dengan
informasi akuntansi periode sebelumnya pada perusahaan yang sama, atau dengan
perusahaan sejenis lainnya pada periode waktu yang sama. Agar dapat
dibandingkan dengan periode sebelumnya pada perusahaan yang sama, maka:
1.

Laporan keuangan disajikan dalam format yang sama.

2.

Isi laporan keuangan adalah identik.

3.

Prinsip-prinsip akuntansi yang dianut tidak berubah, kalupun berubah


maka dampak perubahannya terdapat rugi-laba periode sekarang harus
diungkapkan.

4.

Perubahan dalam kondisi yang mendasari transaksi harus diungkapkan.

2.1.2.3 Tujuan Laporan Keuangan


Tujuan utama dari laporan keuangan adalah

memberikan informasi yang

berguna untuk pengambilan keputusan ekonomis. Menurut SAK No. 1 tujuan laporan
keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja
serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah
besar pemakai dalam pengambilan keputusan.
Menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
(IAI 2002), adalah sebagai berikut:
a. Laporan keuangan menyajikan informasi tentang posisi keuangan (aktiva,
utang dan modal pemilik) pada suatu saat tertentu.
b. Laporan keuangan menyajikan informasi kinerja (prestasi) perusahaan.
c. Laporan keuangan menyajikan informasi tentang perubahan posisi
keuangan perusahaan.
d. Laporan keuangan mengungkapkan informasi keuangan yang penting dan
relevan dengan kebutuhan para pengguna laporan keuangan.
APB statement no. 4 mengklasifikasikan tujuan laporan keuangan sebagai
berikut:
a. Tujuan khusus laporan keuangan adalah untuk menyajikan laporan posisi
keuangan hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar dan
sesuai dengan generally accepted accounting principles (GAAP).
b. Tujuan umum laporan keuangan adalah sebagai berikut:
1. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber-sumber ekonomi dan
kewajiban perusahaan dengan maksud:

Untuk menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan.

Untuk menunjukkan posisi keuangan dan investasinya.

Untuk menilai kemampuannya untuk menyelesaikan utang-utangnya.

Menunjukkan sumber kekayaan yang ada untuk pertumbuhan perusahaan.

2. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih


berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba dengan maksud:

Memberikan gambaran tentang deviden yang diharapkan pemegang


saham.

Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar keuangan kepada


kreditur, supplier, pegawai dan pajak.

Memberikan informasi kepada manajemen untuk digunakan dalam


pelaksanaan fungsi perencanaan dalam menghasilkan laba.

3. Menafsir informasi keuangan yang dapat digunakan untuk menafsir potensi


perusahaan dalam menghasilkan laba.
4. Memberikan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan para pemakai laporan
5. Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan para pemakai
laporan.
2.1.2.4 Pemakai Laporan Keuangan
Menurut PSAK No 2 pemakai laporan keuangan adalah:
1. Investor, Penanam modal berisiko dan penasehat mereka berkepentingan
dengan risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang
mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu
menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi
tersebut.

Pemegang

saham

juga

tertarik

pada

informasi

yang

memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk


membayar deviden.

2. Karyawan. Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka


tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan.
Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, dan
kesempatan kerja.
3. Pemberi pinjaman. Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan
yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta
bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
4. Pemasok dan kreditor usaha lainnya. Pemasok dan kreditor usaha lainnya
tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan
apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo.
Kreditor usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu
yang lebih pendek daripada pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai
pelanggan utama mereka tergantung pada kelangsungan hidup perusahaan.
5. Pelanggan. Pada pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai
kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam
perjanjian jangka panjang dengan atau tergantung pada perusahaan.
6. Pemerintah. Pemerintah dan berbagai lembaga lainnya berkepentingan
dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan
aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk
mengatur statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.

2.1.2.5 Laporan Arus Kas


Standar Akuntansi Keuangan (SAK) 2007 mendefinisikan arus kas sebagai
arus kas masuk dan arus kas keluar atau setara kas. Menurut Harnanto (2002:129)

Laporan Arus Kas adalah laporan keuangan yang menyajikan informasi tentang
penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan dalam suatu periode akuntansi. Laporan
arus kas merupakan laporan keuangan pengganti dari laporan perubahan posisi
keuangan atau laporan dan penggunaan dana.
Menurut Horngren (2000:69) Laporan Arus Kas melaporkan penerimaan dan
pengeluaran tunai oleh perusahaan dalam suatu periode. Laporan tersebut
menjelaskan sebab-sebab timbulnya perubahan kas dengan menyajikan informasi
mengenai kegiatan operasi, pendanaan, dan investasi. Laporan arus kas merupakan
laporan keuangan dasardalam laporan tahunan perusahaan.

2.1.2.6 Tujuan Informasi Arus Kas


a. Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2007:372) tujuan utama laporan arus
kas adalah untuk memberikan informasi tentang penerimaan kas dan
pengeluaran kas entitas selama suatu periode. Tujuan lainnya adalah untuk
menyediakan informasi tentang kegiatan operasi, pendanaan, dan investasi dan
pembiayaan entitas tersebut atas dasar kas.
b. Menurut PSAK No. 2 tujuan laporan arus kas yaitu memberikan informasi
histories mengenai perubahan kas dan setara kas dari suatu perusahaan melalui
laporan arus kas selama suatu periode.
c. Menurut Harnanto (2002:129) tujuan pokok disajikannya laporan arus kas
adalah untuk memberikan informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas
perusahaan dalam suatu periode akuntansi.
d. Menurut Sofyan Syafri H (2004:243) tujuan penyajian laporan arus kas adalah
memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas
atau setara kas dari suatu perusahaan pada suatu periodetertentu.

2.1.2.7 Manfaat Informasi Arus Kas


Menurut Hartanto (2002:130) manfaat laporan arus kas adalah:
1. Membantu para pemodal dan kreditur untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam mernghasilkan arus kas bersih yang positif dan memenuhi kewajiban
jangka pendek dan jangka panjang, termasuk keampuannya untuk membayar
dividen dimasa yang akan datang.
2. Membantu para pemakai laporan keuangan untuk mengetahui alasan-alasan
tentang perbedaan antara laba bersih atau laba akuntansi dengan laba tunainya.
3. Membantu para pemakai laporan keuangan untuk menentukan efek dari
transaksi-transaksi cash dan noncash investing serta pendanaannya terhadap
posisi keuangan perusahaan.

2.1.2.8 Sumber Informasi Arus Kas


Tidak seperti laporan keuangan utama lainnya, laporan arus kas tidak
disiapkan dari neraca saldo yang telah disesuaikan. Menurut Kieso, Weygandt, dan
Warfield (2007:376) Informasi untuk menyiapkan laporan arus kas berasal dari tiga
sumber yaitu:
1. Neraca komparatif, menyajikan jumlah perubahan aktiva kewajiban, dan
ekuitas dari awal hingga akhir periode.
2. Laporan Laba rugi periode berjalan, berisi data yang membantu pembaca
menentukan jumlah kas yang diterima dari atau digunakan oleh operasi
selama periode berjalan.

3. Data transaksi tertentu, dari buku besar umum memberikan informasi


tambahan terinci yang dibutuhkan untuk menentukan bagaimana kas diterima
dan digunakan selama periode berjalan.

2.1.2.9 Klasifikasi Arus Kas


Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No 2 dalam
penyajian laporan arus kas dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori utama, yaitu:
1. Arus kas dari aktivitas operasi
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2004:245) yang termasuk dalam aktivitas
operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahan dan aktivitas lain
yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Seperti:
kegiatan produksi, pengiriman barang, pemberian servis.
Aktivitas operasi menurut PSAK No. 2 adalah aktivitas penghasil utama
pendapatan perusahaan (principal revenue-producing activities) dan aktivitas lain
yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. PSAK No. 2
menyatakan jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan
indikator

yang

menentukan

apakah

dari

operasinya

perusahaan

dapat

menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara


kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden dan melakukan investasi
baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar.
Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama
pendapatan perusahaan. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal
dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi
bersih. Beberapa contoh arus kas dari aktivitas operasi menurut PSAK No. 2
adalah:

a. Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa.


b. Penerimaan kas dari royalti, fees, komisi, dan pendapatan lain.
c. Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa.
d. Pembayaran kas kepada karyawan.
e. Penerimaandan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan
premi, klaim, anuitas, dan manfaat asuransi lainnya.
f. Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali
jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas
pendanaan dan investasi.
g. Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan
transaksi usaha dan perdagangan.

2. Arus kas dari aktivitas investasi


Menurut Sofyan Syafri Harahap (2004:246) yang termasuk dalam aktivitas
investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain
yang tidak termasuk setara kas, antara lain menerima dan menagih pinjaman,
utang, serta surat berharga atau modal, aktiva tetap dan aktiva produktif lainnya
yang digunakan dalam proses produksi.
Aktivitas investasi menurut PSAK No. 2 adalah perolehan dan pelepasan
aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas.
Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu
dilakukan sebabarus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas
sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan
dan arus kas masa depan.
Beberapa contoh arus kas dari aktivitas investasi menurut PSAK No. 2 dalah:

a. Pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap, aktiva tidak berwujud, dan aktiva
jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan
aktiva tetap yang dibangun sendiri.
b. Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan, aktiva tidak
berwujud, dan aktiva jangka panjang lain.
c. Perolehan saham atau instrument keuangan perusahaan lain.
d. Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta
pelunasannya (kecuali yang dilakukan oleh lembaga keuangan).
e. Pembayaran kas sehubungan dengan futures contracts, forward contract,
option contracts, dan swap contracts kecuali apabila kontrak tersebut
dilakukan untuk tujuan perdagangan atau apabila pembayaran tersebut
diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.

3. Arus kas dari aktivitas pendanaan


Menurut Sofyan Syafri Harahap (2004:246) yang termasuk dalam aktivitas
pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta
komposisi modal dan pinjaman jangka panjang perusahaan, berupa kegiatan
mendapatkan sumber-sumber dana dari pemilik dengan memberikan prospek
penghasilan dari sumber dana tersebut, meminjam dan membayar utang kembali
atau melakukan pinjaman jangka panjang untuk membayar utang tertentu.
Aktivitas pendanaan menurut PSAK No. 2 adalah aktivitas yang
mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman
perusahaan. Keputusanan pendanaan tidak merefleksikan kinerja perusahaan yang
dianggap sebagai tolak ukur nilai perusahaan. Untuk memprediksi klaim terhadap

arus kas masa depan oleh pemasok modal perusahaan perlu diungkapkan secara
terpisah dari aktivitas pendanaan.
Beberapa contoh arus kas dari aktivitas pendanaan menurut PSAK No. 2 dalah:
a. Penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya.
b. Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus
saham perusahaan.
c. Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik, dan pinjaman
lainnya.
d. Pelunasan pinjaman.
e. Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha untuk mengurangi saldo kewajiban
yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan.

2.1.2.10 Metode Pelaporan arus Kas


Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2007:379) ada dua metode dalam
pelaporan arus kas yaitu:
a. Metode langsung
Metode langsung juga disebut metode laporan laba rugi, yaitu melaporkan
penerimaan dan pengeluaran kas dari kegiatan operasi. Selisih diantara kedua
jumlah tersebut adalah arus kas bersih dari kegiatan operasi. Dengan kata lain,
metode langsung mengurangi penerimaan kas operasi dengan pengeluaran kas
operasi. Metode langsung menunjukkan laporan penerimaan kas dan
pengeluaran kas secara ringkas.
b. Metode tidak langsung
Metode tidak langsung atau metoderekonsiliasi dimulai dengan laba bersih dan
kemudian dikonversi menjadi arus kas bersih dari kegiatan operasi. Dengan

kata lain, metode tidak langsung menyesuaikan laba bersih dari pos-pos yang
mempengaruhi pelaporan laba bersih tetapi tidak mempengaruhi kas.

2.1.3

Saham, Harga Saham dan Return Saham


Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan

seseorang atau badan dalam suatu perusahaan terbatas. Wujud saham berupa selembar
kertas yang menerangkan siapa pemiliknya.
Menurut Kertonegoro (1995:99) Saham merupakan suatu bentuk modal
penyertaan atau bukti posisi kepemilikan dalam suatu entitas. Suatu perusahaan dapat
menjual hak kepemilikannya dalam bentuk saham (stock).
Menurut Jogiyanto (2007:67) saham tersebut dapat dibedakan menjadi tiga,
yaitu:
1. Saham Biasa (common stock) merupakan saham yang dikeluarkan oleh
perusahaan dengan satu saham saja. Pemegang saham merupakan pemilik dari
perusahaan yang mewakilkan kepada manajemen untuk menjalankan operasi
perusahaan.
Beberapa hak pemegang saham:
a. Hak control adalah pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memilih
dewan direksi.
b. Hak menerima pembagian keuntungan adalah sebagai pemilik perusahaan,
pemegang saham biasa untuk mendapatkan bagian dari keuntungan
perusahaan.
c. Hak preemptive adalah pemegang saham biasa untuk mendapatkan presentasi
kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar
saham.

2. Saham Preferen (preferred sdtock) merupakan saham yang mempunyai sifat


gabungan antara obligasi dan saham biasa.
Beberapa karakteristik dari saham preferen, adalah sebagai berikut::
a. Preferen terhadap deviden adalah

Pemegang saham preferen mempunyai hak untuk menerima dividen


terlebih dahulu dibandingkan dengan pemegang saham biasa.

Saham preferen juga umumnya memberikan hak deviden kumulatip, yaitu


memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima dividen tahuntahun sebelumnya yang belum dibayarkan sebelum pemegang saham biasa
menerima devidennya.

b. Hak preferen pada waktu likuidasi


Saham preferen mempunyai hak terlebih dahulu atas aktiva perusahaan
dibandingkan dengan hak yang dimiliki saham biasa pada saat terjadi
likuidasi. Besarnya hak atas aktiva pada saat likuidasi adalah sebesar nilai
nominal saham preferennya termasuk semua deviden yang belum dibayar jika
bersifat kumulatip.
3. Saham Treasuri (treasury stock) merupakan saham milik perusahaan yang
sudah pernah dikeluarkan dan beredar yang kemudian dibeli kembali oleh
perusahaan untuk disimpan sebagai treasuri yang dapat dijual kembali.
Menurut Sunariyah (1997:86) Harga diartikan sebagai harga pasar.
Harga pasar yaitu harga yang berlaku dipasar pada saat terjadi transaksi. Harga
saham di pasar sekunderditentukan oleh permintaan dan penawaran antara
pembeli dan penjual.
Faktor- faktor yang mempengaruhi harga saham, yaitu:
1.

Faktor fundamental, informasi yang berkenaan dengan kondisi perusahaan.

2.

Faktor-faktor teknis, informasi yang dibutuhkan technical analyst adalah


informasi yang mencerminkan kondisi perdagangan efek, fluktuasi kurs
efek, volume transaksi dan sebagainya.

3.

Faktor politik, ekonomi dan sosial budaya, factor ini mempengaruhi prospek
dan perkembangan yang selanjutnya mempengaruhi bursa efek.
Faktor tersebut secara keseluruhan merupakan informasi yang

mempengaruhi permintaan dan penawaran saham yang akan mempengaruhi harga


saham. Kenaikan harga saham merupakan perusahaan memiliki prospek yang baik
dimasa depan dan nantinya akan meningkatkan nilai perusahaan.
Penilaian saham ada tiga jenis, yaitu:
1. Nilai buku saham, nilai yang dihitung berdasarkan pembukuan perusahaan
penerbit saham.
2. Nilai pasar saham, nilai saham dipasar yang ditunjukkan oleh harga di pasar.
3. Nilai intrinsik saham, nilai saham yang sebenarnya terjadi.
Return merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung resiko atas
investasi yang dilakukannya. Menurut Tandelilin (2001:47) Return saham merupakan
pendapatan yang berhak diperoleh investor, karena telah menginvestasikan dananya
dalam bentuk saham. Tujuan dari investor dalam berinvestasi tersebut yaitu
memaksimalkan return tanpa melupakan faktor resiko investasi yang harus
dihadapinya, return tersebut merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor
berinvestasi.
Macam-macam return:
1. Return Realisasi (realized return) merupakan return yang sudah terjadi, return
realisasi dihitung berdasarkan data histories. Return tersebut dapat digunakan

sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan dan dasar penentuan
return ekspektasi juga resiko dimasa mendatang.
Return realisasi saham dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Rit = (Pit Pi(t-1)
Pi(t-1)
Keterangan:

Rit

: Return realisasi perusahaan I pada periode t

Pit

: Harga saham perusahaan I pada periode t

Pi(t-1) : Harga saham perusahaan I pada perode t-I


2. Return Ekspektasi (expected return) merupakan return yang belum terjadi
tetapi diharapkan akan terjadi dimasa mendatang oleh investor.
Return ekspektasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

RE = IHSGit IHSGi(t-I)
IHSGi(t-I)

Keterangan:RE
IHSGit

: Return ekspektasi perusahaan I pada perode t


:

Indeks harga saham gabungan perusahaan I periode t

IHSGi(t-I) : Indeks harga saham gabungan perusahaan I periode t

Sumber-sumber return investasi terdiri dari dua komponen utama yaitu


yield dan capital gain. Yield merupakan komponen return yang mencerminkan
aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodic dari suatu investasi.
Factor-faktor yang mempengaruhi return saham yaitu bahwa variasi tingkat
pengembalian saham disebabkan dari penilaian pada kinerja perusahaan.

Dalam menghitung suatu return, investor juga mempertimbangkan tingkat resiko


suatu investasi sebagai dasar pembuatan keputusan investasi. Resiko merupakan
kemungkinan perbedaan antara return actual yang diterima dengan return yang
diharapkan, semakin besarkemungkinan perbedaannya berarti semakin besar
resiko investasi tersebut.

Hubungan antara arus kas dari aktivitas operasi, investasi dan


pendanaan terhadap return saham.
Informasi yang lengkap merupakan kunci pokok dan sangat mempengaruhi
dalam tindakan atau sikap dari seluruh aktivitas dibidang jual beli saham di bursa
efek, salah satunya adalah informasi arus kas karena memungkinkan para pemakai
potensial mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang
dari arus kas masa depan dari berbagai perusahaan.
1. Hubungan arus kas operasi dengan return saham
PSAK No. 2 Tahun 2007 menyatakan, bahwa sejumlah arus kas yang
berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah
dari operasinya, perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk
pembiayaan operasional tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar.
Arus kas operasi yang positif dapat menjadi indikator bahwa suatu
perusahaan mampu membiayai kegiatan operasionalnya dan menghasilkan
dana yang lebih sehingga dapat digunakan untuk membiayai aktivitas
investasi maupun pendanaan. Jadi, investor dapat mengetahui bahwa
perusahaan telah dijalankan dengan baik dan memungkinkan untuk menerima
arus kas di masa mendatang.

Arus kas dari aktivitas operasi ini mempunyai pengaruh positif


terhadap return saham. Livnat dan Zarowin (1990) menemukan bahwa
komponen arus kas dari operasi mempunyai hubungan yang signifikan
dengan return saham.
2. Hubungan arus kas investasi dengan return saham
Arus kas investasi merupakan salah satu komponen laporan arus kas
yang kemungkinan mempunyai pengaruh terhadap return saham. PSAK No. 2
Tahun 2007 paragraf 15 menyatakan bahwa, Pengungkapan terpisah arus kas
yang berasal dari aktivitas investasi perlu dilakukan sebab arus kas tersebut
mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber
daya yang bertujuan menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan.
Miler dan Rock (1985) melakukan pengujian pengaruh investasi pada
return saham menemukan bahwa peningkatan investasi berhubungan dengan
peningkatan arus kas masa depan dan mempunyai pengaruh terhadap return
saham. Apabila kinerja perusahaan rendah, kenaikan investasi menyebabkan
kenaikan resiko investasi yang berakibat pada penurunan arus kas masa depan.
3. Hubungan arus kas pendanaan dengan return saham
Arus kas pendanaan juga merupakan salah satu komponen dari laporan
arus kas. PSAK No. 2 Tahun 2007 paragraf 16 menyatakan bahwa
Pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu
dilakukan sebab berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa
depan oleh para pemasok modal perusahaan.
Hubungan antara arus kas dari aktivitas pendanaan denga return saham
terdapat pada penelitian sebelumnya dengan menggunakan Signaling Theory.
Ada hubungan antara pendanaan perusahaan yang tercermin dari arus kas

aktivitas pendanaan dengan harga saham perusahaan yang berpengaruh pada


return saham. Miller dan Rock (1985) menyatakan bahwa pasar bereaksi
negative terhadap pengumuman pendanaan, sedangkan perubahan deviden
mempunyai hubungan dengan return saham.
4. Hubungan arus kas dengan return saham
Wilson, Bowen dan Rayburn (1986,1987) memfokuskan pada komponen
tunggal dari laporan arus kas yaitu aktivitas operasi dan hasil penelitiannya
ditemukan adanya kandungan informasi dari data arus kas. Sedangkan Board
dan Day (1989) menemukan bahwa data arus kas tidak mempunyai
kandungan informasi dalam hubungannya dengan harga saham.

Kerangka Pemikiran
Independent

Dependent

Perubahan arus kas dari


aktivitas operasi

Perubahan arus kas dari


aktivitas investasi

Return Saham

Perubahan arus kas dari


aktivitas pendanaan

2.2.

Penelitian Sebelumnya
Dalam penelitian ini para peneliti akan melakukan penelitian dengan melihat

antara perbedaan dan persamaan peneliti sebelumnya dengan penelitian sekarang.


Penelitian yang dilakukan yaitu:

1. Triyono dan Jogiyanto


Menguji hubungan kandungan informasi dari total arus kas, komponen arus
kas dan laba akuntansi dengan return saham. Mereka juga meneliti perbedaan
hubungan antara total arus kas dengan harga atau return saham dibanding
hubungan laba akuntansi dengan harga atau return saham. Sampel yang dipilih
dalam penelitiannya yaitu perusahaan manufaktur di BEI. Model yang
digunakan yaitu regresi linier berganda dengan pendekatan levels dan return.
Hasil penelitiannya yaitu ditemukan bahwa ketiga komponen arus kas tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Perbedaan dari
peneliti sebelumnya dengan penelitian sekarang yaitu peneliti sekarang hanya
meneliti pada pengaruh informasi dari komponen arus kas terhadap return
saham.
Persamaannya yaitu sama sama mengambil sample dari perusahaan
manufaktur di Bursa Efek dan menggunakan regresi linier berganda.
2.

Sri Wahyuni (2002)


Menguji kandungan informasi arus kas terhadap return saham yang berdasarkan
pada kondisi good news dan bad news, metode yang digunakan yaitu analisis
regresi berganda dan sample yang digunakan yaitu pada perusahaan manufaktur
di BEI. Hasil dari penelitiannya yaitu bahwa baik dalam kondisi good news
maupun bad news tidak terdapat pengaruh yang singnifikan terhadap return
saham. Pengertiannya yaitu bila dalam kondisi good news maka return saham
akan mengalami penurunan. Perbedaan dengan penelitian ini yaitu pada
penelitian ini tidak mengklasifikasikan kondisi baik good news maupun bad
news. Persamaan dengan penelitian ini sama-sama menguji kandungan
informasi arus kas terhadap return saham dan metode yang digunakan yaitu

analisis regresi berganda dan sampel yang digunakan yaitu pada perusahaan
manufaktur di BEI.
3.

Devy Kurniawati (2002)


Menguji pengaruh arus kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan serta
laba bersih terhadap return saham pada perusahaan go public di BEI. Teknik
analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa semua variabel bebas yaitu perubahan laba bersih, arus kas
dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan secara bersama-sama mempunyai
pengaruh yang lemah terhadap return saham, sedangkan untuk variabel bebas
yang paling dominan dalam mempengaruhi return saham adalah variabel
perubahan arus kas dari aktivitas operasi. Perbedaan dari peneliti terdahulu
dengan sekarang yaitu peneliti sekarang hanya meneliti pada pengaruh informasi
arus kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan terhadap return saham
dan mengambil sample di BEI. Persamaan dari penelitian ini adalah sama-sama
menggunakan teknik analisis regresi linier berganda.

4.

Dini Irawati (2004)


Menguji pengaruh arus kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan
terhadap return saham pada perusahaan go public di BEI. Teknik analisis yang
digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa semua variabel bebas secara parsial mempunyai pengaruh yang
singnifikan terhadap harga saham, yang kedua menunjukkan bahwa perubahan
arus kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Perbedaan dari peneliti ini
yaitu peneliti sekarang hanya meneliti pada pengaruh informasdi arus kas dari
aktivitas operasi, investasi dan pendanaan terhadap return saham dan hanya

mengambil sample di BEI. Persamaannya yaitu sama-sama menggunakan teknis


analisis regresi linier berganda.

2.3

Hipotesis Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah, tujuan penelitian dan landasan teori, maka

hipotesis penelitian yang dilakukan adalah:


H1

Informasi yang terdapat dalam perubahan arus kas dari aktivitas operasi,
investasi, dan pendanaan baik secara parsial maupun simultan mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap return saham pada perusahaan Food
and Beverages di Bursa Efek Indonesia.

HO

Informasi yang terdapat dalam perubahan arus kas dari aktivitas operasi,
investasi, dan pendanaan baik secara parsial maupun simultan mempunyai
pengaruh yang tidak signifikan terhadap return saham pada perusahaan
Food and Beverages di Bursa Efek Indonesia.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1

Pendekatan Penelitian
Menurut Sugiyono (1999:58) berdasarkan karakteristik masalah yang
diteliti, penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu penelitian terhadap
masalah-masalah berupa fakta-fakta saat ini suatu populasi. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau
lebih, dalam penelitian ini hubungan antara variabel bebas yang terdiri dari
perubahan komponen arus kas dengan variabel terikat yaitu return saham.

3.2

Ruang Lingkup Analisa


Penelitian ini terbatas pada laporan keuangan yaitu laporan arus kas
selama tahun 2011-2013. Sampel yang dipilih adalah perusahaan manufaktur
di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan variabel yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu return saham Populasi dalam sampel ini adalah perusahaan
manufaktur (food and beverages) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, arus
kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

3.3

Populasi dan Sampel


Populasi dalam sampel ini adalah perusahaan manufaktur (food and
beverages) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel pada penelitian ini
adalah purposive sampling yaitu sampel dipilih agar dapat mewakili
populasinya. Alasan penelitian ini adalah mudah digunakan, sederhana serta

dapat digunakan untuk pengambilan sampel yang terdapat dalam populasi


dengan unsur sampel yang mempunyai sifat homogen. Sampel juga dipilih
berdasarkan kualifikasi yang ditentukan.
Beberapa kualifikasi yang telah ditentukan yaitu:
1. Perusahaan manufaktur di bidang Food and Beverages yang telah go
public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebelum tahun 2011 dan
tetap terdaftar sampai tahun 2013.
2. Perusahaan manufaktur di bidang Food and Beverages yang telah
mempublikasikan laporan keuangan pada periode tahun pengamatan
(2011-2013).
3. Perusahaan manufaktur di bidang Food and Beverages dengan saham yang
aktif pada periode pengamatan (2011-2013).

3.4

Identivikasi Variabel
Pembahasan dalam metode penelitian ini berkaitan dengan pengujian terhadap
arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan terhadap return
saham.
1. Variabel Tergantung (dependent variabel)adalah return saham.
2. Variabel Bebas (independent variabel) yaitu:
a. Perubahan arus kas dari aktivitas operasi
b. Perubahan arus kas dari aktivitas investasi
c. Perubahan arus kas dari aktivitas pendanaan

3.5

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel


Untuk mengoperasikan variabel dalam penelitian ini adalah dijadikan definisi

operasional dan pengukuran variabel.


1. Return saham merupakan pendapatan yang berhak diperoleh oleh investor,
karena telah menanamkan dananya dalam bentuk saham. Tujuannya untuk
memaksimalkan return tanpa melupakan faktor resiko investasi yang harus
dihadapinya untuk memotivasi investor berinvestasi.
Return tersebut dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
( Pit Pi(t-1) )
Rit =

1
Pi(t-1)

Keterangan:

Rit

: Return realisasi perusahaan I pada periode t

Pit

: Harga penutupan saham pada periode t

Pi(t-1) : Harga penutupan saham pada perode t-I


2. Perubahan arus kas dari aktivitas operasi (AKO) merupakan pengurangan
dari arus kas operasi periode tersebut dikurangi dengan arus kas operasi
dari periode sebelumnya atau dengan rumus:
AKOt AKOt-1
AKO =

............2
AKOt-I

Keterangan:

AKO

: Perubahan arus kas operasi

AKOt

: Arus kas operasi periode t

AKOt-I

: Arus kas operasi periode t-I

Arus kas dari aktivitas operasi adalah jumlah arus kas bersih yang
berasal dari aktiva penghasil utama pendapatan dan aktiva lain yang bukan
merupakan aktiva investasi dan pendanaan. Jumlah arus kas dari aktivitas

operasi ini diambil dari laporan arus kas yang diserahkan oleh perusahaan
kepada pihak Bursa Efek Indonesia.
3. Perubahan arus kas dari aktivitas

investasi (AKI) merupakan

pengurangan dari arus kas investasi periode sesudah dikurangi dengan arus
kas investasi dari periode sebelumnya atau dengan rumus:
AKIt AKIt-1
AKI =

3
AKIt-I

Keterangan:

AKI

: Perubahan arus kas investasi

AKIt

: Arus kas investasi periode t

AKIt-I

: Arus

kas investasi periodet-I

Arus kas dari aktivitas investasi adalah jumlah arus kas bersih yang
berasal dari perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi
lain yang tidak termasuk setara kas. Jumlah arus kas dari aktivitas investasi
ini juga diambil dari laporan arus kas yang diserahkan oleh perusahaan
kepada pihak Bursa Efek Indonesia.
4. Perubahan arus kas dari aktivitas pendanaan (AKP) merupakan
pengurangan dari arus kas pendanaan periode tersebut sesudah dikurangi
dengan arus kas pendanaan dari periode sebelumnya atau dengan rumus:
AKPtAKPt-1
AKP=

................4
AKPt-1

Keterangan:

AKP

: Perubahan arus kas pendanaan

AKPt

: Arus

AKPt-I

: Arus kas pendanaan periode t-I

kas pendanaan periode t

Arus kas dari aktivitas pendanaan adalah jumlah arus kas bersih
yang berasal dari aktiva yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah
serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan. Jumlah arus kas dari
aktivitas pendanaan ini juga diambil dari laporan arus kas pendanaan
yang diserahkan oleh perusahaan kepada pihak Bursa Efek Indonesia.

3.6

Jenis dan Sumber Data


Dilihat dari sifatnya jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif
dan kualitatif sedangkan dari cara perolehannya sumber data yang
dipergunakan adalah data sekunder:
1. Data laporan keuangan perusahaan manufaktur di bidang Food and
Beverages di BEI 2011-2013.
2. Data harga saham yang dicatat setiap penutupan akhir tahun 2011-2013.

3.7

Prosedur Pengumpulan Data


Prosedur pengumpulan data merupakan aktivitas ilmiah yang sistematis,
terarah dan bertujuan maka data atau informasi yang dikumpulkakn harys
relevan dengan persoalan yang dihadapi, artinya data itu berkaitan, mengena
dan tepat. Dalam penulisan skripsi ini untuk dapat memperoleh data yang
relevan agar sesuai dengan permasalahan yang dihadapi, maka digunakan
teknik pengumpulan data sebagai berikut :
1.

Studi kepustakaan (library research)


Suatu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara membaca dan

mempelajari

literatur-literatur

serta

pencarian

teori-teori

yang

ada

hubungannya dengan permasalahan yang diteliti sebagian landasan teori


untuk menguji kebenaran hipotesis.
2.

Studi lapangan (field research)


Suatu pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu penelitian yang
dilakukan pada obyek yang diteliti pada Bursa Efek Indonesia melaju pusat
data pasar modal agar dapat digunakan untuk mencari data yang
berhubungan dengan penulisan skripsi.

3. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan cara pengumpulan data dimana penulis secara
langsung mengamati, mempelajari dengan menggunakan laporan-laporan
dan catatan keuangan yang erat kaitannya dengan penelitian yang tengah
dilakukan, dengan melakukan survey pada perpustakaan BEI kemudian
dikumpulkan, diseleksi dan ditabulasikan untuk keperluan analisis.

3.8

Teknik Analisis Data


Tahap-tahap yang dilakukan dalam pengolahan data adalah sebagai berikut:
1. Mengumpulkan data-data laporan keuangan perusahaan sampel seperti
laporan arus kas perusahaan sampel tahun 2011-2013
2. Melakukan identifikasi tanggal publikasi laporan keuangan
3. Melakukan proses perhitungan untuk mencari nilai bagi masing-masing
variabel bebas (perubahan laporan arus kas operasi, investasi, dan
pendanaan) maupun variabel terikat (return saham)
4. Uji asumsi klasik
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, perlu dilakukan terlebih dahulu
pengujian asumsi klasik untuk mengetahui apakah data yang digunakan

telah memenuhi ketentuan dalam model regresi. Akan dilakukan 3


pengujian asumsi klasik yaitu: Normalitas, Multikolinearitas, Autokorelasi,
dan Heteroskedastisitas
a. Normalitas menurut Gujarati (1978) adalah asumsi yang menyatakan
bahwa setiap variabel dan semua kombinasi linear dari variabel
berdistribusi secara normal dan independen. Maksudnya adalah
perbedaan antara nilai prediksi dengan skor yang ssesungguhnya atau
error akan terdistribusi secara simetri di sekitar nilai mean sama
dengan nol (data penelitian tidak random atau tidak stokhastik) atau
hubungan antar variabel adalah linear dan homoskedastik. Jika asumsi
ini tepenuhi maka nilai residual dari analisis juga berdistribusi normal
dan independen. Normalitas merupakan salah satu cara untuk menguji
asumsi multivariate normality, cara lainnya adalah dengan melihat
linearitas, homoskedastik variabel atau melalui residualnya. Gujarati
dalam bukunya dapat menunjukkan bahwa penaksir OLS cenderung
didistribusikan secara normal apabila besarnya sampel meningkat
secara tak terbatas. Berdasarkan central limit theorem, dapat dikatakan
bersampel besar apabila memiliki jumlah data lebih besar dari 30
sampel. Oleh karena itu, meskipun nantinya hasil pengujian tidak
memenuhi syarat normalitas namun karena prosedur pengujian ini
dilakukan dalam sampel besar dan bersifat homoskedastik, maka data
dapat dikatakan valid dan proses analisa akan terus dilanjutkan
b. Multikolinearitas menurut Gujarati (1978) adalah situasi dimana
terdapat hubungan linear sempurna diantara variabel variabel babas
dalam model regresi. Gejala ini dapat dideteksi dengan menggunakan

Variance Inflation Factor (VIF). Jika VIF memiliki nilai lebih besar
dari 10 maka disebut korelasi kuat sehingga terdapat gejala
multikolinearitas, sebagai pendukung juga harus diperhatikan nilai
tolerance. Jika tolerance memiliki nilai lebih kecil dari 0,10 maka
dapat dikatakan bahwa data tersebut memiliki gejala multikolinearitas
yang besar. Dalam penelitian ini, data dikatakan memiliki gejala
multikolinearitas yang besar apabila tidak memenuhi kedua syarat
tersebut.
c. Autokorelasi menurut Gujarati (1978), adalah kondisi dimana
kesalahan penganggu saling berkorelasi (kesalahan penganggu pada
waktu t dan pada periode sebelumnya yaitu t-1). Pengujian ini
bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi dalam
variabel bebas dengan memakai uji Durbin-Watson dimana untuk
mengetahui ada tidaknya gejala autokorelasi. Dalam pengujian ini,
hasil perhitungan DW tes (d) akan dibandingkan dengan nilai tabel (Dl
dan du) dengan menggunakan signifikasi 5% dengan k=6 dan jumlah
sampel 87. dari tabel durbin watson diperoleh nilai Dl=1,5 dan
du=1,801

Berikut adalah tabel pengambilan keputusan dalam DW-test


Tabel 3.1. Daftar Durbin Watson
Durbin watson
0< du <DI
Dl d du
du < d < 4-du
4-du d 4-Dl
4-Dl < d < 4

Kesimpulan
Ada autokorelasi
Tanpa kesimpulan
Tidak ada autokorelasi
Tanpa kesimpulan
Ada autokorelasi

d.

Heteroskeditas merupakan suatu kondisi dimana terjadi perbedaan


varians dari residual suatu pengamatan ke pangamatan yang lain
(Gujarati,1978). Pengujian gejala ini dapat dilakukan dengan banyak
cara, khusus dalam penelitian ini, akan dipakai metode uji Glejser.
Dalam pengujian ini, heterokedastisitas dideteksi dengan meregresikan
nilai absolut residual (AbsUt) terhadap variabel independen. Suatu
variabel dikatakan tidak memiliki gejala heteroskedastisitas apabila
variabel independen signifikan secara sistematik mempengaruhi
variabel dependen yaitu variabel AbsUt. Dikatakan signifikan apabila
profitabilitasnya di atas tingkat kepercayaan 5%.

5. Melakukan analisis regresi


Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap return saham, maka
digunakan alat teknik regresi berganda dengan menggunakan rumus:
Y = a b1x1 + b2x2 + b3x3 + e
Dimana :
Y

: Return saham

: Konstanta

b1b3

: Koefisien regresi

X1

: Perubahan arus kas aktivitas operasi

X2

: Perubahan arus kas aktivitas investasi

X3

: Perubahan arus kas aktivitas pendanaan

: Standart error

6. Melakukan uji hipotesis


Teknik pengujian hipotesis yang digunakan untuk mengetahui apakah
terdapat hubungan yang signifikan dari variabel-variabel tersebut terhadap
return saham dilakukan dengan uji F dan uji t.
a. Uji F
Uji F digunakan untuk melakukan pengujian terhadap hipotesa yang
pertama, dimana tujuan uji F ini adalah untuk mengetahui pengaruh
secara simultan antara variabel bebas terhadap terikatnya. Langkahlangkah pengujian adalah sebagai berikut :
1. Perumusan hipotesis
Ho : 1 = 2 = k = 0
Artinya : Seluruh variabel bebas bersama-sama tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap variabel tergantung.
Ha : 1>2 >.............k >0
Artinya : Seluruh variabel bebas secara bersama-sama memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap variabel tergantung.
2. Nilai kritis dalam distribusi F dengan tingkat signifikansi ( =
0,05)
3. Menentukan daerah penerimaan dan penolakan Ho.
4. Menghitung besarnya F hitung:
R2 / (k 1)

Fhitung =

(1 R2) / (N k)
Dimana :
N

: Jumlah data

R2

: Koefisien determinan

: banyak variabel bebas

Jika F hitung lebih kecil daripada F tabel, maka keputusannya


adalah menerima daerah penerimaan hipotesis nol (Ho). Artinya
secara statistik dapat dibuktikan bahwa seluruh variabel bebas
secara bersama-sama

(simultan) tidak berpengaruh terhadap

perubahan nilai variabel tergantung. Sedangkan jika F hitung


lebih besar daripada F tabel maka keputusannya adalah menolak
daerah penerimaan hipotesis alternatif (Ha). Artinya secara
statistik dapat dibuktikan bahwa seluruh variabel bebas secara
bersama-sama berpengaruh terhadap perubahan nilai variabel
tergantung.
b. Uji parsial (uji-t)
Tujuan digunakannya uji t adalah untuk mengetahui apakah variabel
bebas secara persial mempunyai pengaruh signifikan terhadap
variabel terikatnya. Langkah-langkah pengujian adalah sebagai
berikut :
1.

Merumuskan hipotesa
Ho : i = 0
Artinya variabel bebas tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel terikat
Ha : i 0
Artinya variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel terikat.

2.

Menentukan tingkat signifikansi ( = 0,05)

3.

Menentukan daerah penerimaan dan penolakan Ho.

4.

Menentukan besarnya t hitung :


t hitung =

bi
Sbi

Dimana :
bi

: koefisien regresi variabel X

Sbi

: standar deviasi koefisien regresi

Dilakukan berdasarkan perbandingan nilai t hitung masingmasing koefisien regresi dengan nilai tabel t tabel (nilai kritis).
Jika t hitung absolut suatu koefisien regresi lebih kecil daripada t
tabel, maka keputusannya adalah menerima daerah penerimaan
hipotesis nol (Ho). Artinya koefisien regresi variabel bebas
tersebut tidak berbeda dengan nol atau arus kas dari ketiga
aktivitas tidak berpengaruh terhadap return saham. Jika pada
pengujian terdapat suatu koefisien regresi, t hitung absolut lebih
besar daripada nilai t tabel, maka keputusannya adalah menolak
hipotesis nol (Ho) dan menerima hipotesis alternatif (Ha).
Artinya koefisien regresi variabel bebas tersebut berbeda dengan
nol atau dapat dikatakan arus kas dari aktivitas operasi, investasi
dan pendanaan berpengaruh terhadap return saham.

DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Akuntan Indonesia. 2002. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).


Jakarta .
Zaki Baridwan. 1992. Intermediate Accounting. Edisi ketujuh. BPFE Yogyakarta:
Universitas Gajah Mada.
James A. Hall. 2006. Accounting Information Systems. Edisi Empat. Jakarta: Salemba
Empat.
James A. OBrien. 2006. Pengantar Sistem Informasi. Edisi Keduabelas. Jakarta:
Salemba Empat.
Harnanto. 2002. Akuntansi Keuangan Menengah. BPFE Yogyakarta: Universitas
Gajah Mada.
Horngren, Sundem and Elliott. 2000. Pengantar Akuntansi Keuangan. Edisi Keenam.
Jakarta: Erlangga.
Sofyan Syafri Harahap. 2004. Teori Akuntansi. Edisi Revisi Cetakan Ketujuh. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada
Kieso, Weygandt, and Warfield. 2007. Akuntansi Intermediate. Edisi Kesepuluh.
Jakarta: Binarupa Aksara.
Kertonegoro. 1995. Pengetahuan Pasar Modal. Jakarta: Salemba Empat.
Sunariyah. 1997. Pengantar pengetahuan Pasar Modal. Yogyakarta: UPP AMP YI
PN.
Eduardus Tandelilin. 2001. Analisa Investasi dan Manajemen Portofolio. Yogyakarta:
Universitas Gajah Mada.
Triyono dan Jogiyanto. 2000. Hubungan Kandungan Informasi Arus Kas dan Laba
Akuntansi dengan Harga atau Return Saham. Jurnal Riset Akuntansi
Indonesia. Vol 3 no1: 54-68.
Devy Kurniawaty. 2002. Pengaruh Laporan Arus Kas dari Aktivitas Operasi,
Investasi, dan Pendanaanserta Laba bersih Terhadap Return Saham
Perusahaan Yang Go Publikdi Bursa Efek Jakarta. Skripsi Sarjana Tak
Diterbitkan. STIE Perbanas Surabaya.
Sugiyono. 1999. Metode Riset dan pemasaran. Jakarta: Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai