Anda di halaman 1dari 30

PT.

PERTAMINA HULU ENERGI


WEST MADURA OFFSHORE (PHE
WMO)
PHE TOWER, Lantai 20
Jln. Let.Jend T..B Simatupang Kav. 99 Jakarta 12520
Telp. : 021-2954 7597 Fax. : 021-2954 7593

DOKUMEN RINGKASAN KINERJA


PENGELOLAAN LINGKUNGAN
PT. PERTAMINA HULU ENERGI WEST MADURA OFFSHORE

PROPER 2013 - 2014

DAFTAR ISI
A. PENDAHULUAN
B. SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN
C. EFISIENSI ENERGI
D. PENURUNAN EMISI UDARA
E. 3R LIMBAH B3
F. 3R LIMBAH PADAT NON B3
G. EFISIENSI AIR DAN PENURUNAN BEBAN PENCEMARAN AIR
H. PERLINDUNGAN KEANEKARAGAMAN HAYATI
I. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
SAMBUTAN

Hal.
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x

SAMBUTAN
........................................................................... ......................................................................
.....
........................................................................... ......................................................................
.....
........................................................................... ......................................................................
.....
........................................................................... ......................................................................
.....

[Type text]

A. PENDAHULUAN
PT. PERTAMINA HULU ENERGI WEST MADURA OFFSHORE (PT. PHE WMO) sebagai
Kontraktor Kontrak Kerjasama SKK MIGAS untuk pengelolaan lapangan migas di Blok West
Madura Offshore (WMO) sejak 7 Mei 2011 dimana sebelumnya lapangan WMO dikelola oleh
Kodeco Energy Co. Ltd. PT. PHE WMO merupakan anak perusahaan dari PT. Pertamina Hulu Energi
(PT. PHE) yang mempunyai visi menjadi perusahaan minyak dan gas bumi kelas dunia yang selalu
berusaha mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dengan semangat dan optimis yang tinggi untuk
meraih peningkatan produksi, serta pencapaian sistem keselamatan kesehatan kerja dan lindungan
lingkungan yang semakin baik.
Semenjak dikelola oleh PT. PHEWMO, jumlah produksi minyak berhasil ditingkatkan dari kisaran
13.000 BOPD menjadi kisaran 25.000 BOPD. Kegiatan pengembangan Blok WMO kedepan dengan
target pencapaian produksi pada kisaran 45.000 BOPD telah dilengkapi Surat Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup No. 301 tahun 2013 tentang Ijin Lingkungan Rencana Pengembangan
Blok WMO.
1. Identitas Perusahaan
Identitas perusahaan pelaksana eksplorasi dan eksploitasi kegiatan minyak dan gas bumi ini adalah
sebagai berikut:
Nama Perusahaan
: PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore
Jenis Badan Hukum : Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS)
Alamat Perusahaan : PHE TOWER , Lantai 16-20
Jln Let. Jend TB Simatupang Kav.99 Jakarta 12520 Indonesia
Nomor Telepon
: 021-2954 7597
Nomor Faksimili
: 021-2954 7593
Status Permodalan
: Participating Interest PHE 80% dan PT. Mandiri Madura Barat 20%
Bidang Usaha
: Eksplorasi dan Ekploitasi Migas
Produksi
: + 21,000 BOPD dan + 113 MMSCFD
Penanggungjawab Usaha
Nama
: Boyke Pardede
Jabatan
: President / General Manager
SK AMDAL
: SK MenLH No.404 tahun 2006 dan SK MenLH No.301 tahun 2013 tentang
IZIN LINGKUNGAN Pengembangan Blok WMO
Izin Yang Terkait AMDAL :
Amended and Restated Production Sharing Contract the West Madura Offshore tanggal 5 Mei
2011 yang berlaku efektif sejak tanggal 7 Mei 2011
Izin Pembuangan Air Limbah dari Bupati Gresik No. 544 Tahun 2004 dan Bupati Bangkalan No.
660.1/572/-433.303/2004
Izin Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3 dari BLH Kabupaten Gresik No.
660/49/437.74/2010
[Type text]

Gambar 2. Peta Strategi PT. PHE WMO

Gambar 3 Performance Indicator PT. PHE WMO

Izin Pembuangan Air Limbah ke Laut PT.


Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore
dari KLH No. 118 Tahun 2011
SK MenLH No.75 Tahun 2012 Tentang Izin
Lingkungan Hidup Pengembangan Blok WMO
SK MenLH No.301 Tahun 2013 Tentang Izin
Lingkungan Hidup Pengembangan Blok WMO
SK MenLH No.10.4.03 Tahun 2014 Tentang Izin
Dumping Limbah Ke Laut dari Kegiatan
Pengembangan Lapangan Migas Blok WMO
2. Lokasi Kegiatan
Gambar 1. Peta Lokasi Blok West Madura Offshore

Lokasi pengembangan lapangan migas ini hampir


terletak antara Pulau Madura dan Pulau Bawean tetapi relatif lebih dekat ke Pulau Madura sekitar 35
km. Sedangkan jarak lokasi rencana kegiatan dengan Pulau Bawean sekitar lebih dari 50 km ke arah
Barat Laut.
Sementara lokasi Fasilitas Penerimaan Darat (Onshore Receiving Facility) terletak di daratan
Kabupaten Gresik, yaitu di Jl. Amak Khasim Sidorukun Desa Sidorukun, Kecamatan Gresik. Peta
lokasi kegiatan PHE WMO dapat dilihat pada Gambar 1.
3. Keunggulan PT. PHE WMO
Sesuai dengan visi dan misi PT. PHE WMO untuk menjadi perusahaan minyak dan gas bumi kelas
dunia, komitmen PT. PHE WMO terhadap lingkungan ditunjukan dalam bentuk :
KPI Perusahaan untuk mencapai PROPER Hijau dan penurunan emisi GRK dan diturunkan
sampai pada level individu melalui kerangka Balanced Scorecard.
Penghargaan Rekor MURI pada tahun 2013 sebagai Perusahaan
Minyak dan Gas Bumi Pertama yang mendapatkan sertifikat Sistem
Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 untuk pengelolaan Warehouse.
Penghargaan Gubernur Propinsi Jawa Timur dari tahun 2011 hingga
tahun 2014 untuk katagori pelaporan lingkungan implementasi
RKL/RPL terbaik
Penghargaan Tata Biwara katagori Utama (laporan pelaksanaan
dokumen lingkungan) dari Bupati Kabupaten Gresik tahun 2014.
Penghargaan Industrial Peace Award dari Gubernur Propinsi Jawa
Timur pada tahun 2013
[Type text]

Pernghargaan Sindo CSR Award dari Harian Seputar Indonesia bekerjasama dengan Kementerian
Sosial pada tahun 2013.
PROPER Hijau pada tahun 2013 dengan nilai peringkat keempat terbesar untuk industria Migas
EP.

Penghargaan-penghargaan yang diraih merupakan wujud dari pelaksanaan program pengelolaan


lingkungan dan pemberdayaan masyarakat secara berkesinambungan. Program-program yang
dijalankan terdiri dari program unggulan baru dan program lanjutan berupa intensifikasi dan
ekstensifikasi terhadap program yang sudah ada sebelumnya.
B. SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN
PT. Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO) berkomitmen Mendukung
keberlanjutan lingkungan (Environmental Sustainability)
melalui program konservasi air, pengelolaan kualitas udara,
pengolahan limbah, efisiensi energi dan keanekaragaman
hayati disekitar lingkungan operasi perusahaan, serta
merupakan salah satu KPI di dalam PHE WMO Performance
Balanced Scorecard. Kebijakan K3LLK ini didokumentasikan
dan dikomunikasikan kepada semua pekerja dan juga sebagai
langkah nyata mempertahankan sertifikat ISO 14001:2004
yang terakhir dilakukan pada tahun 2014 oleh Badan Sertifikasi
Independen (PT. SGS Indonesia) yang berlaku sampai tahun
2017. Pada bulan Maret 2014, telah
dilakukan surveillance audit dengan
hasil tidak ada temuan major dan
minor. PHE WMO telah melakukan
audit terintegrasi dalam fungsi HSES
sehingga
pada
pelaksanaannya
menghemat sumber daya yang
diperlukan. PHE WMO secara periodik melakukan internal audit
oleh tim internal auditor. Dari hasil eksternal audit yang didapat dari tahun 2011 sampai dengan
sekarang diperoleh hasil baik yang signifikan dimana sejak 2012 tidak didapat temuan minor
(lampirkan gambar serfitikat ISO terbaru).

[Type text]

Ruang lingkup Sistem Manajemen Lingkungan (SML):


Ruang lingkup pada sertifikasi ISO 14001:2004 telah sesuai dengan
lingkup kegiatan PHE WMO yang dinilai dalam PROPER, yaitu:
kegiatan Lapangan Lepas Pantai seluas 1.666,26 km 2, Lamongan
Shorebase dan Onshore Receiving Facility (ORF).
Gambar. Link Form CHSEMS online
Online

Peningkatan berkelanjutan
Peningkatan berkelanjutan dilakukan berdasarkan pencapaian dari
objektif target, program, temuan PROPER, hasil audit internal dan
eksternal, pemenuhan peraturan terbaru, tinjauan manajemen dan
isu K3LLK lainnya ditindaklanjuti dalam sistem online CPAR
(Corrective Prevention Action Request).
Gambar5.Aplikasi Corrective Preventive Action Request Online

C. EFISIENSI ENERGI
a. Status pemakaian energi:
Status pemakaian energi
Total pemakaian energi
Pemakaian energi - Proses produksi
Pemakaian energi - Fasilitas pendukung
Rasio effisiensi energi terhadap total

Tahun 2013 (MMBTU)


3.278.158
1.158.321
2.119.837
1,1 %

Tahun 2014* MMBTU


887.785,3
605.534
282.251,5
33,1 %

*Semester-1 tahun 2014

b. Adisionalitas
Additionalitas program efisiensi energi PT.PHE WMO adalah sebagai berikut :
Program / Kegiatan
1. Konversi Bahan Bakar
Forklift

2. Insulasi Piping Fuel Gas

3. Heat Exchanger

4. Pemasangan Solar Panel


5. Penggantian Lampu dengan
Lampu Hemat Energi - LED

[Type text]

Adisionalitas
Umumnya bahan bakr forklift adalah solar. Strategi efisiensi yang digunakan adalah pada program
ini adalah Improve dimana efisiensi bahan bakar sumber energi ditingkatkan khususnya pada
penggunaan mesin berbahan bakar Solar menjadi bertenaga Listrik dengan daya gerak yang sama
sehingga pemanfaatan sumber energi menjadi lebih efisien. Penghematan Energi rata rata 1,09
MMBtu/hari. Sehingga ada nya effisiensi energi sesuai perhitungan terlampir dan penurunan beban
pencemaran sebesar 2635.41 Kg CO2
Pada praktek umum, untuk menjaga kualitas fuel gas di gunakan teknologi heater untuk pemanasan.
PHE WMO memilih pendekatan yang berbeda. Strategi efisiensi yang digunakan adalah Pemasangan
insulasi pada pipa fuel gas keluaran dari fuel gas superheater agar suhu tetap terjaga. Hasil yang
didapat: Penurunan kehilangan panas dari 19,5 oF menjadi 4oF dan Penghematan energy rata-rata
1,128 MMBtu/hari.
Umumnya gas keluaran turbin Compressor didinginkan dengan Fin Fan Cooler sehingga tidak
dimanfaatkan dan memerlukan energi untuk menggerakkannya. Strategi efisiensi yang digunakan
adalah Pemanfaatan gas keluaran compresor untuk memanaskan crude oil dengan menggunakan
Heat Exchanger. Penurunan rata-rata BS&W FSO dari 0,43% ke 0,28%.
Penurunan Wax
Appearance dari 0,1% ke 0,05%. Penghematan energy rata-rata 105,9 MMBtu/hari.
Strategi efisiensi yang digunakan adalah Pemasangan Solar Panel sebagai DC Power Source untuk
SCADA, Navigation light ataupun Lighting. Penghematan yang di dapat 4,53 Kw atau 108,72
Kwh/hari atau 0,369 MMbtu/hari. Penurunan Emisi diesel generator 2,5 Ton CO 2/tahun
Penggantian Lampu (TL, Sodium Vapour Gas, Hallogen) di Fasilitas PHE WMO dengan Lampu
Hemat Energi LED. Penghematan yang di dapat 13,78 Kw atau 330,72 Kwh/hari atau 1.124

6. Program Retrofit penggantian


Refrigerant Air Conditioner
7. Integrated Logistic Support
Program

MMbtu/hari. Penurunan Emisi 3,40 Ton CO2.


Umumnya refrigeran Non CFC yang digunakan adalah R-407C, PHE WMO memilih untuk
menggunakan R-410a . Program Retrofit penggantian Refrigeran yg lebih ramah lingkungan dan
lebih hemat energi - refrigrant non CFC. Penghematan yang di dapat 6,2Kw atau 148,8 Kwh/hari
atau 0,505 MMbtu/hari. Penurunan Emisi diesel generator 3,72 Ton CO2/tahun.
Umumnya kegiatan warehouse di industri migas tidak menerapkan ISO 9001:2008. Tahun ini
warehouse PHEWMO memperoleh rekor MURI sebagai Warehouse pertama pada industri migas
yang memiliki sertifikat ISO 9001: 2008. Program penghematan energi pada proses pengiriman
barang dari Warehouse ke Lapangan lepas pantai dan sebaliknya. Dengan menerapkan ISO
9001:2008, fuel yang dapat di hemat sekitar 90,11 KL diesel fuel. Penghematan energy yang di
dapat 3082,722 MMbtu/hari
dengan penurunan Emisi sebesar 62,17 Ton CO2/hari
Tabel 1. Additionalitas Efisiensi Energi PT.PHE WMO

c. Inovasi
Inovasi program efisiensi energi PT.PHE WMO adalah sebagai berikut :
a) Dimensi Desain
i.
Penambahan Komponen
Membangun
alat/sistem
tambahan untuk mengurangi
dampak negatif terhadap
lingkungan.
ii.

Perubahan
Subsistem
Memberikan
kontribusi
perbaikan
kinerja
dari
subsistem
untuk
mengurangi dampak negatif
terhadap
lingkungan,
misalnya penerapan ecoefisiensi dan optimasi dari
suatu subsistem.

Pada program Insulasi Piping Fuel Gas, adanya penambahan komponen insulasi
terhadap system fuel gas yang terpasang, memberikan dampak positif terhadap
lingkungan yang di sebabkan kualitas fuel gas yang membaik ( temperature )
sehingga pembakaran menjadi lebih baik dan emisi menurun sebesar 8,307 Ton
Co2/ Tahun
Pada program Konversi Bahan Bakar Forklift, adanya perubahan subsistem
forklift dari tenaga diesel menjadi baterai memberikan dampak positif terhadap
lingkungan, penghematan Energi rata rata 398 MMBtu/tahun dan penurunan emisi
sebesar 8.024 kg Co2/Tahun
Program Pemasangan Solar Panel menggunaan solar panel sebagai DC power
supply, menurunkan frekuensi penggunaan Diesel generator set yang secara tidak
langsung menghemat energi sebesar 135 MMbtu/Tahun dan Emisi sebesar 2.7 Ton
Co2/Tahun
Program Penggantian Lampu dengan Lampu Hemat Energi LED pada
fasilitas-fasilitas di perusahaan dapat menghemat energy sebesar 135
MMBTU/Tahun Dan menurunkan emisi sebesar 2.7 Ton Co2/Tahun

iii.

Perubahan
Sistem
Melakukan
re-desain
keseluruhan sistem sehingga
dampak terhadap ekosistem
dapat dihilangkan atau
dikurangi.

b) Dimensi Pengguna
i.
Pengembangan
Inovasi
berasal
perusahaan sendiri
ii.

dari

Penerimaan
Menyebabkan
perubahan
perilaku, praktek dan proses
di pengguna.

[Type text]

Pada program Heat Exchanger , proses pendinginan gas hasil compressi yang
umumnya menggunakan fin fan cooler bertenaga listrik, dilakukan redesign dengan
menggunakan alat penukar panas. Sehingga gas panas keluaran dari gas
compressor dapat didinginkan dan sekaligus digunakan untuk menaikan
temperature crude oil. Penghematan energy yang di peroleh sebesar 38,654
MMBTU/Tahun, dan penurunan emisi sebesar 779,641 Ton Co2/Tahun

Perusahaan melakukan inovasi terhadap Integrated Logistic Support Program


yang sesuai dengan standard ISO 9001:2008, yang mampu menurunkan fuel
consumption secara drastis. Secara tidak langsung menurunkan pemakaian energy
sebesar 277455 MMBtu/tahun, dan emisi sebesar 2,2692.05 ton/tahun/
Dengan adanya program Konversi Bahan Bakar Forklift, penggantian bahan
bakar forklift dari diesel ke baterai atau listrik, tidak ada lagi pengisian diesel fuel
yang berpotensi pada ceceran dan kebakaran. Penggunaan pada ruangan tertutup
lebih aman di karenakan tidak adanya gas CO dan CO2 dari hasil pembakaran
bahan bakar diesel fuel.

Dengan di lakukan Insulasi Piping Fuel Gas, dapat menurunkan frekuensi


unplanned shutdown pada Gas Turbine engine yang berujung pada frekuensi
maintenance atau perawatan fuel system di GTC frekuensi nya menurun. Cost
untuk maintenance fuel system di GTC lebih hemat di banding sebelumnya.
Dengan Pemasangan Solar Panel sebagai energi utama atau sumber DC voltage
utama, frekuensi penggunaan diesel fuel generator lebih jarang. Effisiensi
pemakaian Diersel fuel, turun nya cost maintenance, dan emisi yang di hasil kan
oleh Diesel Generator lebih kecil di banding sebelum di pasang solar panel.
Dengan program Penggantian Lampu dengan Lampu Hemat Energi LED,
dilakukan penggantian Sodium Vapour Gas Lampu dengan Lampu LED, maka
maintenance cost lebih murah, tidak di perlukan lagi penanganan khusus untuk
limbah lampu Sodium Vapour Gas, Resiko terjadinya ledakan pada lampu terutam
tipe Sodium vapour dapat di hilangkan.
Dengan di lakukan Program Retrofit penggantian Refrigerant Air Conditioner
, dari R-417 ke R-410 A, energi yang dapat di hemat sebesar 16.72 MMBTU/tahun,
yang bisa di peroleh dengan pencapaian temperature ruangan yang lebih cepat di
banding refrigerant sebelumnya.
c) Dimensi Produk/servis
i.
Perubahan
dalam
pelayanan
produk
Hasil kegiatan memberikan
nilai tambah bagi konsumen
atau
pengguna
dan
memberikan
keuntungan
kompetitif
terhadap
alternatif kegiatan lainnya
selain menurunkan dampak
terhadap lingkungan.
ii.

Perubahan dalam rantai


nilai
(value
chain)
Menyebabkan
perubahan
dalam keseluruhan rantai
nilai produksi, konsumsi,
pelayanan konsumen dan
pembuangan produk.

Dengan di lakukan Insulasi Pada Piping Fuel Gas, effisiensi energy yang di
peroleh 1,128 MMBTU/hari atau 411,720 MMBTU/Tahun dan dapat menjadikan
Gas Turbine Engine Realibilty naik sehingga kegiatan produksi di lapangan lebih
reliable
Fuel yang dapat di hemat dengan di terapkan system Integrated Logistic
Support Program adalah 8,110 KL Diesel fuel/tahun, penghematan biaya yang
di keluarkan untuk diesel fuel sebesar 10 juta Usd/Tahun
Dengan Insulasi Piping Fuel Gas, temperatur fuel gas tidak mengalami penurunan
secara signifikan di banding sebelum di lakukan insulasi . 19.5 Deg F penurunan
temperature sebelum di lakukan insulasi, 4 Deg F setelah di lakukan insulasi.
Dengan temperature fuel yang terjaga maka, proses combustion di dalam engine
Turbine lebih sempurna, lebih bersih dan lebih optimal sehingga bisa menurunkan
cost maintenance dengan waktu pemakaian engine lebih lama ataupun frekuensi
unplaned shutdown bisa di tekan.
Dengan penerapan Integrated Logistic Support Program, maka schedule
material boat lebih teratur, effisiensi pemakain fuel yang tinggi, penghematan cost
yang besar untuk diesel fuel, support kegiatan untuk operasi di lapangan lebih
optimal
Tabel .Inovasi Efisiensi Energi PT.PHE WMO

d. Hasil Absolut efisiensi energi


Hasil absolut efisiensi energi selama 4 tahun terakhir seperti dapat dilihat pada Tabel 2.
NO

[Type text]

KEGIATAN EFISIENSI ENERGI

HASIL ABSOLUTE EFISIENSI ENERGI


2010

2011

2012

2013

2014*

SATUAN

Konversi Bahan Bakar Forklift

65,33

261,32

130,66

MMbtu

Insulasi Piping Fuel Gas

412

206

MMbtu

Heat Exchanger

3.177

35.533

16.030

MMbtu

Pemasangan Solar Panel


Penggantian Lampu dengan Lampu Hemat Energi
LED
Program Retrofit penggantian Refrigerant Air
Conditioner
Integrated Logistic Support Program

62,28

69,75

97,03

129,41

53,18

MMbtu

14,29

168,667

MMbtu

107,22

125,09

145,94

184,66

47,52

MMbtu

277.445

MMbtu

169,5

194,8

32.078

36.534,7

294.091

MMbtu

5
6
7

TOTAL
*Semeseter 1 tahun 2014

Tabel 2. Hasil Absolute Efisiensi Energi Selama 4 TahunTerakhir

e. Intensitas energi
Intensitas energi selama 4 tahun terakhir dapat dilihat pada Grafik 1.

Grafik 1. Intensitas Energi dan Total Produksi Tahunan

f. Posisi intensitas energi


Posisi Intensitas energi PHE WMO terhadap industri sejenis pada tahun 2012 dan 2013 seperti
pada grafik 2.

Grafik 2. Benchmark Intensitas Energi PT. PHE WMO

D. PENURUNAN EMISI UDARA


a. Status emisi yang dihasilkan tahun 2013
b. Status emisi yang dihasilkan tahun 2013
Status Emisi
GRK (Ton CO2-e/th)
[Type text]

Konvensional (Ton/th)

Total Emisi
Proses produksi
Fasilitas pendukung
Rasio penurunan terhadap total

190.610,37
189.592,75
1017.62

SOx
20,45
20,45
0,76%

NOx
514
514
-

PM
8,54
8,54
-

mmVOC
583,43
357,3
226,14

Tabel 2. Data Kendaraan Pemasok Yang Memasuki Wilayah Perusahaan

c.

Adisionalitas
Additionalitas program penurunan emisi dapat dilihat pada Tabel 3.
Program / Kegiatan

Adisionalitas

1. Penggantian bahan bakar


forklift dengan listrik/baterai
2. Gerakan Orang Tua Asuh
Pohon terhadap emisi GHG
3. Penyediaan fasilitas antar
jemput bagi karyawan
4. Pemanfaatan panas dengan
menggunakan Heat Exchanger
5. Pemasangan Solar Cell
6. Retrofit Pergantian REfrigent
Air Conditions

Umumnya pada gudang menggunakan forklift bahan bakar diesel. Dengan adanya program ini
dapat menurunkan emsi 2013 Juni 201 adalah 7,91 Ton CO2e/thn (bukti dalam lampiran)
Umumnya penanaman pohon hanya ditanam begitu saja tanpa ada pemantauan ataupun pemilihan
jenis pohon. Pada Program Orang Tua Asuh Pohon ini pohon pohon yang dipilih adalah dari
jenis jenis penyerap debu dan emisi yang tinggi seperti Trembesi, Kiara payung, Mahoni dll.
Penyerapan emisinya adalah 91,7 Ton CO2e/thn.(bukti bukti dalam lampiran)
Tidak Ada
Umumnya gas keluaran gas turbine didinginkan dengan fin fan cooler sehingga tidak
dimanfaatkan dan memerlukan 10nergy untuk menggerakkannya. Sehingga dengan adanya
program ini dapat menurunkan emisi 2013 Juni 2014 sebesar 1.040,03 Ton CO2e/thn (bukti
bukti dalam lampiran)
Tidak Ada
Tidak ada

Tabel 3. Additionalitas Penurunan Pencemaran Udara PT. PHE WMO

d. Inovasi
Inovasi program efisiensi energi PT.PHE WMO adalah sebagai berikut :
a) Dimensi Desain
i.
Penambahan
Komponen

ii

iii.

Perubahan
Subsistem

Perubahan
Sistem

[Type text]

Program Penyediaan Fasilitas Antar Jemput Bagi Karyawan dan kontraktor yang bekerja
khusus untuk jadwal kerja 5 2, dan para pekerja di lapangan offshore setiap hari Selasa &
Kamis (pergantian krew) pulang pergi, total armada yang disapkan adalah:
a. Onshore : 4 unit Innova (28 penumpang)
b. Offshore : 1 Unit Bis ( 45 penumpang)
Dengan program ini dapat mengurangi total emisi selama 2 tahun terakhir adalah: 415,03 ton
Co2 eq/thn
Perubahan Subsistim dari Penggantian Bahan Bakar Forklift Dengan Listrik/Baterai,
diaplikasikan untuk
mengurangi dampak negative terhadap lingkungan, serta kesehatan
terhadap para pekerja yang melakukan bongkar muat material/peralatan di pergudangan,
perubahan ini dilakukan sebagai komitmen perusahaan terhadap penerapan penurunan emisi.
Total penurunan emisi 2013 Juni 2014 :7,91 ton Co2 eq/thn
Program Pemasangan Solar Panel, pada awalnya perusahaan menggunakan penerangan secara
konvensional yaitu sumber tenaga dari PLN, pada saat normal dan Generator diesel pada saat
emergency, perubahan subsistim ini dari sumber tenaga konvesional ke Solar Panel dapat
mengurangi emisi 2013 Juni 2014: 3.64 Ton Co2 eq/thn
Pemanfaatan Panas Dengan Menggunakan Heat Exchanger merubah system pendinginan
gas terkompresi yang sebelumnya menggunakan udara (fan) sebagai media pendingin dengan

minyak yang membutuhkan panas untuk meningkatkan efisiensi pemisahannya. Perubahan


system ini dapat mengurangi jumlah penggunaan listrik sehingga penggunaan bahan bakar
pembangkit listrik dapat berkurang sehingga akan menurunkan jumlah emisi gas buang dari
fasilitas anjungan lepas pantai, sebesar : 1.040,03 Ton CO2/thn (2013 Juni 2014)
b) Dimensi Pengguna
i.
Pengembangan

Pemanfaatan Panas Dengan Menggunakan Heat Exchanger merupakan inovasi dari


perusahaan untuk mengurangi total emisi : 1,104.03Ton Co2 eq/thn dengan cara merubah
system pendinginan gas terkompresi yang sebelumnya menggunakan udara (fan) sebagai media
pendingin dengan minyak yang membutuhkan panas untuk meningkatkan efisiensi
pemisahannya
ii.
Penerimaan
Penerimaan Pengguna - Fork Lift - Pergantian bahan bakar diesel dengan motor listrik/baterai
merupakan applikasi dari komitmen perusahaan utk mengurangi emisi gas buang dalam
program Penggantian Bahan Bakar Forklift Dengan Listrik/Baterai : 3.64 Ton Co2 eq/thn
c) Dimensi Produk/servis
i.
Perubahan dalam Perubahan dalam pelayanan produk dalam program Pemanfaatan Panas Dengan
pelayanan
Menggunakan Heat Exchanger yang dilakukan oleh PHE WMO menjadikan kehandalan
produk
(reliability) gas kompresor menjadi lebih baik sehingga konsumen tidak terganggu akibat
adanya shut down atau kendala lain yang diakibatkan oleh perusahaan (setelah adanya Heat
Exchanger).
ii.
Perubahan dalam Pemanfaatan Panas Dengan Menggunakan Heat Exchanger, kegiatan ini menurunkan
rantai
nilai emisi dan mengurangi penggunaan energi. (note emisi yang bisa dikurangi 1.104,11 ton
(value chain)
CO2e/tahun) sehingga merubah sistem sehingga sistem menjadi lebih simple sehingga biaya
operasional menjadi optimal sehingga menghasilkan margin yg lebih besar sehingga pelayanan
konsumen menjadi lebih meningkat.
Tabel .Inovasi Penurunan Pencemaran Udara PT.PHE WMO

e.

Hasil absolut penurunan emisi


Hasil absolut penurunan emisi selama 4 tahun terakhir seperti pada Tabel 4.
KEGIATAN

Fork Lift - Pergantian


bahan bakar diesel
dengan motor listrik
/baterai
Penyediaan fasilitas
antar jemput bagi
karyawan

GRK

1,32

5,27

2,64

Ton CO2e/thn

Konvensional

Ton CO2/thn

Gerakan Orang Tua


Asuh Pohon
Pemasangan Solar
panel

GRK
Konvensional
GRK

118,27
2,53/
0,14/
0,22
1,27

118,27
2,53/
0,14/
0,22
1,41

251,79
5,39/
0,31/
0,46
1,96

251,79
5,39/
0,31/
0,46
91,74
2,53

163,24
4,45/
0,25/
0,39
91,74
1,11

Ton CO2e/thn
Ton NOx/thn
Ton SOx/thn
Ton VOC/thn
Ton CO2e/thn
Ton CO2/thn
Ton CO2e/thn

Konvensional

Ton CO2/thn

Pemanfaatan panas
dengan
menggunakan Heat
Exchanger
Retrofit Pergantian
Refrigent Air
Conditions

GRK

64,08

716,70

323,33

Ton CO2e/thn

Konvensional

Ton CO2/thn

216,26

252,31

294,36

372,46

95,85

Ton CO2e/thn

Ton CO2/thn

3
4

PARAMETER

HASIL ABSOLUT PENURUNAN EMISI


2011
2012
2013
2014*

No

GRK
Konvensional

GRK
Konvensional

[Type text]

2010

SATUAN

Total penurunan
emisi 2013

1.440,49

Ton CO2/thn

*Semeseter 1 tahun 2014

Tabel 4. Penurunan Penurunan Pencemaran Udara PT.PHE WMO

e. Intensitas Penurunan Pencemaran Udara (Perlu disertakan angka intensitasnya atau dibuat
tabel yang ada BOE nyaseperti aspek yang lain)
Intensitas Penurunan Pencemaran Udara selama 4 tahun terakhir seperti pada Grafik 3.

Note: Intensitas Emisi (MMSCF/BOE x107) agar terlihat di grafik

Grafik 3 .Intensitas Emisi Gas Suar danTotal Produksi Tahun

f. Posisi intensitas emisi


Posisi Intensitas emisi PHE WMO terhadap industri sejenis seperti pada Grafik 4.

Grafik 4 .Benchmark Penurunan Pencemaran Udara GRK PT. PHE WMO

E. 3 R LIMBAH B3

22.222.700,67
18.582.621,052
17.087.502,006
4,21
15.429.740,73
2,47
2,74
1,56

a. Jumlah limbah B3
Total limbah B3 yang dihasilkan periode 2013 sebesar 36,734 ton
[Type text]

Rasio hasil program 3R terhadap total limbah B3 sebesar 81,68%


b. Adisionalitas
Aditionalitas pengelolaan limbah B3 PT . PHE WMO dapat dilihat pada Tabel 5.
Program / Kegiatan

Adisionalitas

Pengurangan LB3 Dominan


1. Pengurangan
limbah
battery
dengan Penggantian type battery
non VRLA dengan VRLA ( Valve
regulated lead acid)
Pengurangan LB3 Non-Dominan
2. Pengurangan limbah mixture solid
dengan
menggunakan
implementasi Lean warehousing,
5S dan ISO 9001 : 2008 (Rekor
MURI
sebagai
Gudang
di
perusahaan minyak dan gas bumi
yang pertama menerapkan ISO
9001:2008 di indonesia )
3. Pengurangan
limbah
catridge
dengan menggunakan metode
pengadaan dengan kemasan di
kembalikan ke vendor

Praktek Umum : Menggunakan battery type maintenance free / non VRLA life
time 2 tahun
Pendekatan baru : Menggunakan battery VRLA (valve regulate lead acid) life
time 5 tahun
Penurunan limbah B3 Bateery yang dihasilkan adalah 1,737 ton
Tidak ada peraturan relevan
Praktek Umum : Aktifitas di lapangan shorebase masih belum merapkan standar
internasional
Pendekatan baru : Bisnis proses telah berstandar international (ISO 9001: 2008 )
sehingga aktifitas yang tidak perlu dapat dihindari.
Penurunan Limbah B3 Mixture solid yang dihasilkan sebesar 0.04 Ton
Tidak ada peraturan relevan

Praktek Umum : Pembelian tinta dengan catridge atau kemasannya


Pendekatan baru : Pembelian tinta hanya beli isinya saja seingga kemasan
dikembalikan ke vendor
Penurunan Limbah B3 Mixture solid yang dihasilkan sebesar 0.04 Ton
Tidak ada peraturan relevan
Tabel 5. Additionalitas Pengurangan Limbah B3 PT.PHE WMO

c. Inovasi
Inovasi program pengurangan PT.PHE WMO adalah sebagai berikut :
a) Dimensi Desain
i.
Penambahan Komponen
ii

Perubahan Subsistem

iii.

Perubahan Sistem

b) Dimensi Pengguna
i.
Pengembangan

ii.

Penerimaan

[Type text]

Inovasi pengurangan limbah B3 dengan memakai Sistem Performnce Based


pengadaan bahan kimia dan pengurangan limbah catridge dengan menggunakan
metode pengadaan dengan kemasan di kembalikan ke vendor
Inovasi pengurangan limbah B3 dengan melakukan perubahan subsistem yaitu
meningkatkan Perawatan Pada Unit Turbo Machinery Dengan Menggunakan
Metode RCM (Reliability Center Mintenance), Metode RCM adalah metode
perawatan yang didasarkan kehandalan dari peralatan dalam menentukan waktu
perawatan sehingga durasi operasi peralatan menjadi lebih lama untuk satu siklus
perawatan, akibatnya limbah lube oil yang dihasilkan dari kegiatan pemeliharaan
menjadi berkurang
PHE WMO telah melakukan inovasi dengan menerapkan Lean Warehousing, 5S
dan ISO 9001 : 2008 di warehouse sehingga aktifitas aktifitas yang dilakukan
berjalan efektif dan efisien selain itu juga aktiftas yang tidak perlu dapat dihindari
sehingga Limbah B3 Mixture solid dapat diturunkan sebesar 0.04 Ton
Pengurangan limbah mixture solid dengan menggunakan implementasi Lean
warehousing, 5S dan ISO 9001 : 2008 dan pengurangan limbah battery dengan
Penggantian type battery non VRLA dengan VRLA (Valve regulated lead acid)
merupakan inovasi dari pembelajaran PHE WMO untuk melakukan pengurangan
limbah B3 battery 1,737 ton
Kontrak pengadaan bahan menggunakan performance based yaitu menghindari
limbah B3 dari bahan kimia yang kadaluarsa

c) Dimensi Produk/servis
i.
Perubahan dalam pelayanan
produk

ii.

Perubahan dalam rantai nilai


(value chain)

Pelaksanaan Lean warehousing, 5S dan ISO 9001 : 2008, Penggantian type


battery non VRLA dengan VRLA (Valve regulated lead acid), penggunaan
metode pengadaan dengan kemasan di kembalikan ke vendor, penggunaan
metode RCM dan pelaksanaan Kontrak pengadaan bahan kimia menggunaka
sistem Performance based akan menghasilkan proses produksi yang efektif
sehingga menghasilkan margin tinggi yang dapat meningkatkan pelayan kepada
konsumen
Dengan melakukan pengelolaan limbah B3 yang baik, melalui program pengurangan
dan pemanfaatan limbah B3 dengan melaksanakan Lean warehousing, 5S dan ISO
9001 : 2008 dapat meningkatkan efektifitas proses produksi sehingga menurunkan
biaya operasi yang menghasilkan margin tinggi yang dapat meningkatkan pelayana
kepada konsumen
Tabel .Inovasi Pengurangan Limbah B3 PT.PHE WMO

d. Hasil absolut pengurangan Limbah B3


Hasil absolut pengurangan limbah B3 selama 4 tahun terakhir seperti pada Tabel 6.
KEGIATAN

JENIS LB3

HASIL ABSOLUT TAHUN


2010

2011

2012 2013 2014*

Pengurangan LB3 Dominant


Limbah
0
0
0
0 1,737
1. Pengurangan limbah battery dengan Penggantian type
Baterry
battery non VRLA dengan VRLA (Valve regulated lead
acid)
Pengurangan LB3 Non-Dominant
1. Pengurangan limbah mixture solid dengan
Mixture solid
0
0
0 0,028 0,012
menggunakan implementasi Lean warehousing, 5S dan
ISO 9001 : 2008
2. Pengurangan limbah catridge dengan menggunakan
Limbah
0
0
0 0,028 0,012
metode pengadaan dengan kemasan di kembalikan ke
catridge
vendor
8,57
0
0
0
3. Peningkatan perawatan pada unit Dehydration System Glycol bekas 22
4. Kontrak konsinyasi pengadaan bahan kimia
Bahan kimia 0,52
0
0,26
0
0
kadaluarsa
*Semeseter 1 tahun 2014
Tabel 6. Pengurangan limbah B3 PT PHE WMO

e. Intensitas limbah B3
Intensitas limbah B3 PT. PHE WMO dapat dilihat pada Tabel 7
2010
2011
2012
TOTAL limbah B3(Ton)
Produksi (BOE)
Intensitas limbah (Ton/BOE)
*Semester-1 tahun 2014

70,784
21.582.331,00
0,0000032797

45,142
44,971
17.952.070,00 14.903.749,00
0,0000025146 0,0000030174

Ton

Ton
Ton
Ton
Ton

2013

2014*

36,734
15.173.457,00
0,0000024209

19,257
16.469.420,00
0,0000011693

Tabel 7. Intensitas limbah B3 PT. PHE WMO

f. Posisi limbah B3
Posisi intensitas limbah B3 dibandingkan industri sejenis dapat dilihat pada Grafik 5.

[Type text]

SATUAN

Grafik 5. Bechmark Limbah B3 PT. PHE WMO

F. 3R LIMBAH PADAT NON B3

22.222.700,67
18.582.621,052
17.087.502,006
4,21
15.429.740,73
2,47
2,74
1,56

a. Jumlah Limbah padat non B3


Total limbah padat non B3 yang dihasilkan selama tahun 2013 sebesar 61.677 kg
Rasio pengurangan limbah padat non B3 tahun 2013 sebesar 6,55%
Rasio pemanfaatan limbah padat non B3 tahun 2013 sebesar 4,57%
Rasio hasil program 3R terhadap total limbah padat non B3 sebesar 11 %
b. Additionalitas
c. Additionalitas program 3R limbah non B3 PT. PHE WMO dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 8. Additionalitas 3R Limbah Padat Non B3 PT. PHE WMO

d. Inovasi

[Type text]

a) Dimensi Desain
i.
Penambahan
Komponen

Reduksi print out dokumen dengan menggunakan Access Control Card pada Multi Function
Printer (MFP) : Pengadaan mesin ini dengan mudah mengontrol jumlah kertas yang terpakai
sehingga dapat mengurangi penggunaan kertas karena semua orang akan termonitor data
pemakaian kertas sesuai dengan peruntukannya.
Pemanfaatan sampah organik menjadi kompos : Aktifitas pemanfaatan ini dilakukan untuk
menjunjang program daur ulang (recycle) dengan memfaatkan hasil kompos untuk keperluan
pupuk tanaman areal kantor dan masyarakat sekitar.
Reduksi penggunaan snack box karton dengan reusable food box : Pengadaan reusable food
box atau wadah berbahan plastic untuk makanan ringan (snacks) digunakan untuk mengurangi
sampah berbahan karton/ kertas sekaligus menjaga kebersihan dan kualitas snacks yang disajikan.

ii

Perubahan
Subsistem

Penggantian kemasan air mineral dengan gelas kaca : Penggantian ini dilakukan untuk
mengurangi limbah padat plastic kemasan air mineral.
Reduksi penggunaan kertas slip gaji dengan menggunakan teknologi informasi (e-pay slip) :
Dengan menggunakan sistim e-pay slip, praktis pengadaan kertas carbonized ditiadakan dan hal
ini sangat membantu dalam pengurangan limbah kertas yang digunakan dalam pencetakan slip
gaji.
Reduksi penggunaan pallet kayu, diganti dengan pallet plastik (reusable) : Sistim wadah
pengangkatan material dengan menggunakan pallet plastic, praktis limbah palet yang berbahan
kayu tidak digunakan lagi.
Daur ulang kertas : Daur ulang kertas melibatkan pihak ketiga

iii.

Perubahan Sistem

Mengaloakasikan sampah organik dan anorganik kepada pembedayaan masyarakat


(recycle) melalui Bank Sampah : Teknis pelaksanaan pengalokasian ini difasilitasi team Comdev
dengan melakukan pencatatan rutin atas kedua jenis sampah kepada masyarakat binaan PHEWMO
Gresik
Reduksi print out dokumen dengan menggunakan Access Control Card pada Multi Function
Pronter (MPF) : HID Card yang dibagikan kepada pekerja cukup melakukan log in sebelum
menggunakan MFP untuk keperluan printing, photocopy, scan dan fax.
Reduksi penggunaan kertas slip gaji dengan menggunakan teknologi informasi (e-pay slip) :
Proses distribusi slip gaji dengan menggunakan sistim on line secara significant meningkatkan
efisiensi.

b) Dimensi Pengguna
i.
Pengembangan

ii.

Penerimaan

c) Dimensi Produk/servis
i.
Perubahan
dalam

[Type text]

Reduksi print out dokumen dengan menggunakan Access Control Card pada Multi Function
Pronter (MPF) : Inovasi berawal dari insiatif manajemen perusahaan dalam rangka standarisasi
dan efisiensi serta spesifikasi mesin agar lebih terkontrol pencetakan dokumen dan aman
kerahasiannya.
Reduksi penggunaan kertas slip gaji dengan menggunakan teknologi informasi (e-pay slip)
Inovasi berasal dari inisiatif manajemen perusahaan dalam pendistribusian slip gaji maupun
printing manual yang bisa memakan waktu lebih 3- 4 hari.
Reduksi penggunaan snack box karton dengan reusable food box. Berawal dari banyaknya
saran dan masukan pekerja, visitor dan mitra kerja disamping lebih kepada estetika dan hygienes
namun pengurangan limbah karton.
Penggantian kemasan plastik air mineral dengan gelas kaca. Berawal dari banyaknya
masukan dan saran dari pekerja, visitor dan mitra kerja lingkungan kantor PHEWMO.
Reduksi print out dokumen dengan menggunakan Access Control Card pada Multi Function

pelayanan produk

ii.

Perubahan
dalam
rantai nilai (value
chain)

Pronter (MPF)
Reduksi penggunaan kertas slip gaji dengan menggunakan teknologi informasi (e-pay slip)
Reduksi penggunaan pallet kayu, diganti dengan pallet plastik (reusable)
Reduksi penggunaan snack box karton dengan reusable food box
Penggantian kemasan air mineral
Keseluruhan pengurangan biaya terkait kegiatan 3R sebesar lebih dari Rp. 160 juta sebagai
peningkatan margin yang dapat meningkatkan pelayanan kepada konsumen.
Proses produksi yang dilakukan mulai dari awal sampai kepada konsumen, yang didalam
prosesnya terdapat kegiatan 3R. Dengan melakukan pengelolaan limbah padat non B3 yang baik,
melalui program 3R dapat meningkatkan efektifitas proses produksi sehingga menghasilkan
margin yang dapat meningkatkan pelayana kepada konsumen.

Inovasi program 3R Limbah Padat Non B3 PT.PHE WMO adalah sebagai berikut :
Tabel .Inovasi 3R Limbah Padat Non B3 PT.PHE WMO

e. Hasil absolut 3R limbah padat non B3


Hasil absolut pengurangan dan/atau pemanfaatan limbah padat non B3 selama 4 tahun terakhir
seperti pada tabel 9 dan 10.

Tabel 9. Kegiatan 3R Pengurangan Limbah Padat Non B3

f. Intensitas limbah padat non B3


Intensitas jenis limbah padat non B3 PT. PHE WMO dapat dilihat pada tabel 10.

Tabel 10. Intensitas Limbah Padat Non B3 PT. PHE WMO

[Type text]

g. Posisi intensitas limbah padat non B3


Posisi intensitas limbah padat non B3 dibandingkan industri sejenis dapat dilihat pada grafik 6

Grafik 6. Benchmark Limbah Non B3 PT. PHE WMO

G. EFISIENSI AIR DAN PENURUNAN BEBAN PENCEMARAN AIR


a. Total jumlah air yang digunakan
Tahun
2010
13166

Tahun
2011
10519

Tahun
2012
13753

Tahun
2013
13143

Tahun
2014*
4972

Konsumsi Air Kegiatan penunjang

13166

10519

13753

13143

4972

Total Efisiensi Air

1241

1241

1243.4

1241

945.8

Rasio Efisiensi Air terhadap total konsumsi air


yang digunakan

0.09

0.12

0.09

0.09

0.19

Status Konsumsi Air (m3/Tahun)


Total Konsumsi Air
Konsumsi Air - Kegiatan produksi

*Semester-1 tahun 2014

Tabel 11. Intensitas Penggunaan Air PT. PHE WMO

b. Additionalitas
Additionalitas program konservasi air dapat dilihat pada Tabel 12.
Additionality
KEGIATAN
1. Pemanfaatan air
kondensasi HVAC di
offshore

2. Water treatment dengan


menggunakan RO
(Reverse Osmosis) unit.

Praktek Umum
Praktek umum : Air kondensasi dibuang.
Pendekatan baru : Dikumpulkan kedalam tangki untuk
keperluan air wudhu.
Air kondensasi HVAC yang dimanfaatkan kembali sebesar 438
m3/tahun.
Praktek umum: Transfer air baku menggunakan kapal ke
platform.
Pendekatan baru: Membuat sistem pengolahan air laut menjadi
air tawar.
Air laut hasil pengolahan yang bias dimanfaatkan sebesar 803
m3/tahun
Praktek umum: Air kondensasi dibuang ke badan air.
Pendekatan baru : Dialirkan menuju Biopori

3. Penggunaan Biopori
untuk menampung air
kondensat di ORF
Tabel 12. Additionalitas Konservasi Air PT. PHE WMO

c. Hasil absolute 3R air


Hasil absolute 3R air selama 4 tahun terakhir seperti pada Tabel 13.
[Type text]

Kewajiban Yang
Diatur Dalam
Peraturan
Tidak ada peraturan
yang relevan

Tidak ada peraturan


yang relevan

NO
1
2
3

HASIL ABSOLUTE TAHUN

KEGIATAN KONSERVASI AIR


Pemanfaatan air kondensat HVAC offshore
Water treatment dengan menggunakan RO (Reverse
Osmosis) unit.
Penggunaan Biopori untuk menampung air
kondensat AC

2010

2011

2012

2013

2014*

438

438

439.2

383,2

438

803

803

804.2

803

253.4

0,5

SATUAN
m3/Thn
M3/thn
m3/Thn

*Semester-1 tahun 2014

Note : Data tahun 2014 dihitung per tanggal 30Juni 2014

Tabel 13.Hasil Absolut Konservasi Air PT. PHE WMO

d. Intensitas air yang digunakan.


Intensitas konsumsi penggunaan air dibandingkan dengan produk PT. PHE WMO dapat
dilihat pada Tabel 14.
2010
13166

2011
10519

2012
13753

2013
13143

2014*
4972

21539025.86

17947426.48

14785562.07

15050881.48

8178185

0.000611263

0.000586101

0.000930164

0.000873251

0.000608

TOTAL Konsumsi Air (m3)


Produksi (BOE)
Intensitas Konsumsi Air
(m3/BOE)
*Semester-1 tahun 2014

Tabel 14. Intesitas Konsumsi Air PT. PHE WMO per Semsester 1 tahun 2014

e. Posisi intensitas air terhadap industri sejenis


Berikut ini grafik yang menunjukkan posisi intensitas konsumsi air PT. PHE WMO
dengan industri sejenis.

Grafik 7. Benchmark Konsumsi Air PT. PHE WMO

PENURUNAN BEBAN PENCEMARAN AIR


a. Total jumlah air limbah yang dihasilkan
Limbah cair yang dihasilkan oleh PT.PHE WMO dapat dilihat pada Tabel 15.
Status Penurunan Beban Pecemaran Air
(Ton/Tahun)
Total Air Limbah

Tahun
2010
439,658

Tahun
2011
456,122

Tahun
2012
1,411,407

Tahun
2013
1,505,112

Tahun
2014*
461,431

Air Limbah - Kegiatan produksi

439,658

456,122

1,411,407

1,505,112

461,431

Air Limbah - Kegiatan penunjang

Penurunan beban pencemaran air

425,960

436,537

569,149

354,124

174,594

0.97

0.96

0.40

0.24

0.38

Rasio penurunan beban pencemaran air


*Semester-1 tahun 2014

[Type text]

Tabel 15. Jumlah Limbah Cair PT. PHE WMO

Rasio hasil penurunan beban pencemaran air terhadap total air limbah yang dihasilkan adalah 40,67%
b. Additionalitas
Additionalitas penurunan beban pencemaran air PT. PHE WMO dapat dilihat pada Tabel 16.
Additionality
KEGIATAN

Praktek Umum

1. Produced Water Injection


(Pressure Maintenance)

Praktek Umum : Produced water dibuang ke laut setelah melalui


proses pengolahan.
Pendekatan Baru : pemanfaatan produced water dengan melakukan
pressure maintenance reservoir sehingga mengurangi debit air limbah
buangan.
Tabel 16. Additionalitas penurunan beban pencemaran air PT. PHE WMO

Kewajiban Yang
Diatur Dalam
Peraturan
Tidak ada
peraturan terkait

c. Inovasi
Inovasi program 3R Air dan Penurunan Beban Pencemaran Air PT.PHE WMO adalah sebagai
berikut :
a) Dimensi Desain
i.
Penambahan
Komponen

ii

Perubahan
Subsistem

iii.

Perubahan
Sistem

Program Pemanfaatan Air Kondensasi HVAC sebagai sumber air bersih pada fasilitas lepas pantai
dilakukan dengan melakukan pemasangan sistem perpipaan untuk menampung dan mengalirkan air
kondensasi tersebut kedalam sebuah bak tampung sebagai suatu sistem tambahan. Air kondensasi
HVAC tersebut dapat menurunkan jumlah pemakaian air bersih dari sumber lain sebesar 438 M3 per
tahun.
Dalam Program Biopori di area ORF dilakukan juga dengan pembuatan jalur aliran air kondensasi
dari AC menuju lubang biopori. Dengan penambahan hal ini, maka jumlah air kondensasi AC yang
terbentuk tidak akan mengalir menuju badan air sebagai limbah domestik tetapi akan mengalir
langsung menuju lubang biopori sebagai sumur resapan.
Produced water dari proses umumnya dibuang ke laut setelah melalui unit pengolahan, dilakukan
redesain dengan cara menginjeksikan produced water (Produced Water Injection) ke sumur
sehingga selain mengurangi volume buangan limbah ke laut dan sekaligus sebagai cara untuk
maintenance pressure didalam reservoir. Pengurangan beban pencemaran sebesar 212 juta ton
pertahun.

b) Dimensi Pengguna
i.
Pengembangan Dalam program Pemanfaatan Air Kondensasi HVAC, perusahaan melakukan inovasi terhadap
system HVAC yang ada dengan melakukan penambahan system perpipaan untuk penampungan air
kondensasi . Jumlah air kondensasi yang bisa ditampung sebesar 438 m3/tahun.
ii. Penerimaan
Produced water dari proses umumnya dibuang ke laut setelah melalui unit pengolahan, dengan
penerapan system injeksi water (Produced Water Injection) ini maka air terproduksi tersebut dapat
difungsikan sebagai media penjaga tekanan reservoir disamping mengurangi beban pencemaran
sebesar 202 juta ton pertahun.
c) Dimensi Produk/servis
i.
Perubahan
Produced Water Injection (Pressure Maintenance) PW ini tujuannya untuk mengurangi
dalam
kandungan air dalam oil, sehingga konsumen mendapatkan oil dgn kualitas baik.
pelayanan
Penerapan program injeksi balik air terproduksi kedalam sumuran terkait dengan pemeliharaan
produk
tekanan reservoir secara tidak langsung dapat meningkatkan efisiensi pemisahan air dalam minyak.
Sehingga produk minyak yang dihasilkan memiliki kandungan air yang rendah. Hal tersebut juga
memberikan keuntungan kepada konsumen karena mendapatkan produk dengan kualitas yang baik.
ii. Perubahan
Produced Water Injection (Pressure Maintenance) Dapat menjaga kestabilan tekanan reservoir
dalam rantai sehingga menjadmin kestabilan produksi. Dengan kandungan air dalam oil, sehingga konsumen
nilai
(value mendapatkan oil dgn kualitas baik. Jumlah limbah cair di konsumen menurun.

[Type text]

chain)

Penerapan program injeksi balik air terproduksi kedalam sumuran dapat menjaga kestabilan tekanan
pada reservoir sehingga dapat menjaga kestabilan produksi minyak dari sumuran dari reservoir yang
sama. Disamping itu, dengan semakin kecilnya kandungan air yang terdapat dalam minyak
menyebabkan biaya pemurnian dan pengolahan limbah pada sektor pengilangan menjadi berkurang.
Tabel .Inovasi 3R Air dan Penurunan Beban Pencemaran Air PT.PHE WMO

d. Hasil absolut penurunanan beban pencemaran air


Hasil absolut penurunanan beban pencemaran air selama 4 tahun terakhir dapat dilihat pada
Tabel 17.

NO

KEGIATAN
PENURUNAN
BEBAN
PENCEMARAN AIR
Produced Water
Injection
(Pressure
Maintenance)

HASIL ABSOLUTE TAHUN


PARAMETER
Minyak &
Lemak

2010

2011

2012

2013

2014*

63.8

87.3

199.2

212.4

104.7

SATUAN

Ton/Thn

*Semester-1 tahun 2014

Tabel 17. Hasil Absolut Penurunanan Beban Pencemaran Air PT. PHE WMO

e. Intensitas air limbah dibandingkan dengan produk


Intensitas air limbah yang dihasilkan dibandingkan dengan produk dapat dilihat pada Tabel
18.
PARAMETER

Debit
Total Air
Limbah

Minyak &
Lemak
Beban
Pencemaran

Produksi (BOE)
Intensitas Air
Limbah
Intensitas Beban
Pencemaran Air

Debit per total


produksi
Beban per total
produksi

HASIL ABSOLUTE TAHUN


2011

2012

2013

2014*

439,658

456,122

1,411,407

1,505,112

461,431

m3/Thn

150

200

350

600

600

mg/L

65.9487

91.2244

493.99245

903.0672

276.8586

Ton/Thn

21,539,025.9

17,947,426.5

14785562.1

15,050,881.5

8,178,185

0.020412158

0.02541434

0.095458461

0.100001585

0.0564222

m3/BOE

0.020412158

0.02541434

0.095458461

0.100001585

0.0564222

Ton/BOE

*Semester-1 tahun 2014

Tabel 18. Intensitas Air Limbah PT. PHE WMO

H. PERLINDUNGAN KEANEKARAGAMAN HAYATI


a. Adisionalitas
Additionalitas keanekaragaman hayati PT. PHE WMO dapat dilihat pada Tabel 19.

[Type text]

SATUAN

2010

BOE

Program / Kegiatan

Adisionalitas

PROGRAM KONSERVASI MANGROVE


Program Penanaman Praktek umum : Sebatas acara seremoni tanpa study kelayakan lahan.
Mangrove di area Pendekatan baru : Studi Grand-design Kawasan Konservasi Mangrove ORF Gresik
penetapan
kawasan melibatkan tenaga ahli yang memiliki spesialisasi Mangrove, sehingga penetapan penanaman
koservasi Mangrove kawasan mangrove sesuai sasaran sehingga mampu berfungsi maksimal dalam sarana EcoORF Plant Gresik tourism; Tempat Penelitian; juga sebagai sarana pemberdayaan masyarakat nelayan dengan
(2010-2014)
pendekatan pelatihan dan keterlibatan dalam perawatan setiap bulannya.
Perawatan Mangrove Praktek umum : tidak dilakukan secara konsisten, biasanya 3 atau 6 bulan sekali dan hanya
ORF dengan metode dalam 1 2 tahun saja.
Guludan
(di Pendekatan baru :
integrasikan
dengan 1. Revegetasi lahan Mangrove dengan tujuan mengembalikan Ekosistem termasuk Spesies
konsep biodiversity)
Endemik dan Fauna langka. Terdapat 10 spesies fauna yang memiliki status perlindungan
sesuai UU Perlindungan Satwa & CITES (UU Perdagangan Internasional.
2. Bukan common practice (dilakukan Monitoring Evaluasi setiap Bulan dari 2010 hingga
2014). Dilakukan perawatan dan monitoring sebulan sekali bekerjasama dengan masyarakat
setempat dan lembaga sosial masyarakat dan pemerintah.
3. Penggunaan Metoda GULUDAN dalam penanaman Mangrove.
Pelatihan Pembibitan Praktek umum : Dalam setiap program penanaman, pemeliharaan mangrove dengan cara
Persemaian
& membeli langsung dari Suplier/ Tempat Pembibitan.
Perawatan Mangrove Pendekatan baru :Melakukan pembekalan dan pembinaan kepada nelayan berdasarkan hasil
di ORF Gresik.
social mapping Desa Sidorukun, untuk mengadakan pelatihan serta membuat tempat
pembibitan dan persemaian mangrove di lokasi konservasi mangrove ORF Plant Gresik. Hasil
pembibitan tsb, akan disemaikan dan menjadi program berkelanjutan PHEWMO. Selain itu,
dalam pembibitan ini ditambahkan beberapa spesies mangrove untuk disemaikan selain dari
spesies lokal yang sudah ada di ORF Gresik.
MIO (Mangrove in Praktek umum : Penanaman mangrove dilakukan di pesisir/ muara.
Office)
Pendekatan baru : Penanaman mangrove dilakukan dalam ruangan-ruangan kantor dengan
media berupa vas bunga dan hydrogel (tanpa substrat lumpur)
Pembuatan Masterplan Praktek umum : Tidak dilakukan khusus (spesifik) oleh perusahaan.
Mangrove
di Pendekatan baru : Dalam pembuatan masterplan ini dilakukan sangat spesifik dan detail
Bangkalan, Madura
tentang daerah-daerah mana saja di Bangkalan yang sesuai untuk mangrove baik rehabilitasi
maupun reboisasi beserta jenis substrat di setiap daerah untuk disesuaikan dengan mangrove
yang akan ditanam di daerah tersebut dengan melibatkan tenaga ahli yang memiliki spesialisasi
di dalam konservasi Mangrove.
Pemantauan
Flora, Praktek umum :
Fauna, dan Biota laut.
1. Belum banyak industri yang melakukan pemantauan flora dan fauna.
2. Hanya sebatas pemenuhan Dokumen AMDAL dan atau UKL UPL
Pendekatan terbaru :
1. Dilakukan selama 2 kali setahun (per semester) dan dilaporkan ke Pemerintah terkait
(BLH,Dishut,BBKSDA).
2. Dilakukan pemantauan secara lengkap (Flora Darat, Fauna, palnton, makrofauna bentik,
nekton/ikan.
3. Adanya pemetaan dan pemantauan sumberdaya biologi yang potensial baik secara ekonomi
(ikan dan kepiting bernilai ekonomis) serta secara ekologi (fauna-fauna langka dan dilindungi)
PROGRAM KONSERVASI NON MANGROVE
Program Orang Tua Praktek umum : Progam dibiayai oleh Perusahaan.
Asuh Pohon (OTAP- Pendekatan baru : Program swadana dan swakelola dari Karyawan yang secara langsung
PHEWMO)
dapat dimonitor perkembangannya oleh masing-masing OTAP dan dapat di akses melalui
internal server PHE WMO
Tabel 19. Additionalitas Perlindungan Keanekaragaman Hayati PT. PHE WMO

[Type text]

b. Inovasi
Inovasi program Perlindungan Keanekaragaman Hayati PT.PHE WMO adalah sebagai berikut
a) Dimensi Desain
i.
Penambahan
Komponen

ii

Perubahan
Subsistem

iii.

Perubahan Sistem

b) Dimensi Pengguna
i.
Pengembangan

ii.

Penerimaan

Program Penanaman Mangrove di kawasan penetapan Area Konservasi Mangrove ORF


Plant Gresik dan Perawatan Mangrove ORF menggunakan suatu sistem tambahan dalam
penanaman mangrove yaitu dengan Sistem Guludan. Sistem Guludan adalah sistem
penanaman mangrove yang digunakan apabila area penanaman berada lebih menjorok ke laut
dengan air pasang yang tinggi di daerah tersebut. Yaitu dengan membuat semacam kolam/
tambak di tengah perairan (laut) yang terbuat dari bambu dan diisi tambahan tanah/ lumpur
dengan tujuan menaikkan permukaan tanah agar mangrove tidak tenggelam pada saat air
pasang.
Dalam Program OTAP (Orang Tua Asuh Pohon) dan Program MIO (Mangrove In Office)
menerapkan SMS (Self Monitoring System). Dengan penerapan SMS maka pemantauan
perkembangan terhadap pohon/ mangrove asuh menjadi lebih mudah diatasi dengan
monitoring dan evaluasi. Self monitoring system dilakukan dengan mengisi cheklist
perkembangan dan keadaan pohon/mangrove asuh dari setiap karyawan, selanjutnya
dilaporkan kepada Tim Keanekaragaman Hayati PHE WMO untuk ditindak lanjuti sesuai hasil
monitoring dan evaluasi. Hasil SMS ini akan memberikan rekomendasi mengenai
keberlangsungan hidup pohon / mangrove.
Program Pelatihan Pembibitan Persemaian & Perawatan Mangrove yang dilakukan oleh
PHE WMO bertujuan untuk merubah sistem pemantauan mangrove dengan melakukan redesign/re-skenario pola perawatan dan pemantauan mangrove oleh warga binaan PHE WMO.
Perubahan peran warga yang sebelumnya hanya penanam berubah menjadi perawat, pemantau
dan evaluator kepada tim ahli setiap bulannya kemudian memberikan rekomendasi kepada
PHEWMO mengenai hasil monitoring dan evaluasi tersebut. Sehingga dampak
keberlangsungan hidup mangrove, keberadaan sampah dan perkembangan lainnya bisa lebih
cepat termonitor dan terkontrol.
Program Pemantauan Flora, Fauna, Mangrove dan Biota laut dilakukan setiap semester
untuk memantau hasil positif yang terukur berdasarkan kegiatan konservasi mangrove baik
berupa penanaman dan perawatan yang dilakukan oleh PHE-WMO. Hal ini merupakan inovasi
dan inisiatif dari perusahaan dengan output berupa Laporan Keanekaragaman Hayati setiap
semester. Laporan tersebut berisikan keterangan lengkap termasuk indeks keanekaragaman
hayati dan tercatat 10 spesies fauna dilindungi ada di kawasan mangrove ORF Gresik. Program
OTAP juga merupakan inovasi dari perusahaan dalam rangka kampanye peduli lingkungan
untuk karyawan dengan konsep one man one tree.
Program MIO (Mangrove In Office) merupakan aplikasi dari ide kreatif yang disampaikan
oleh warga binaan. Pada awalnya warga binaan tersebut memiliki ide untuk menanam
mangrove tidak pada substrat lumpur tetapi hanya ditanam dalam botol kemasan berisi air
tawar. Berdasarkan hal tersebut PHE WMO melakukan kerjasama dengan warga binaan untuk
menanam mangrove dengan media air dan hydrogel sebanyak 50 vas bunga untuk
diletakkan di meja-meja karyawan.

c) Dimensi Produk/servis
i.
Perubahan dalam
Dengan melakukan perlindungan keanekaragaman hayati melalui konservasi mangrove dan
pelayanan produk habitatnya dari tahun 2010-2014, warga dalam hal ini sebagai konsumen atau pengguna
mangrove mendapatkan keuntungan. Keuntungan tersebut antara lain adanya penghasilan
tambahan dari hasil pembibitan dan perawatan mangrove yang didapatkan masyarakat, serta
dari mencari kepiting bakau yang ada di area mangrove PHE WMO.
Perhitungan economic value:
Pendekatan tangkapan kepiting harian, pada area konservasi mangrove menguntungkan
konsumen dengan nilai Rp. 43.200.000 ,- per tahun.
Sebagai penahan abrasi, area konservasi mangrove PHE WMO menguntungkan warga
sekitar setara dengan Rp. 175.500.000,- apabila dihitung dengan pendekatan pembuatan

[Type text]

break water.
Sebagai area pembibitan dan persemaian menguntungkan warga binaan dengan nilai Rp.
5.000/batang atau setara dengan rata-rata Rp. 25.000.000/tahun.
Perubahan dalam Program perlindungan keanekaragaman hayati melalui konservasi mangrove dan habitatnya
rantai nilai (value dari tahun 2010-2014 menciptakan perubahan dalam value chain melalui program penyerapan
chain)
pemberdayaan masyarakat sekitar sehingga masyarakat dapat mencari ikan dan kepiting, yang
secara tidak langsung berdampak pada hubungan yang lebih kondusif dengan masyarakat
sekitar.
Dampak positif dari perubahan rantai nilai produksi, konsumsi, pembuangan produk tersebut
adalah sebagai berikut:
Peningkatan tangkapan kepiting masyarakat menjadi 80%.
Peningkatan serapan karbon menjadi 26,36 ton pada tahun 2014.
Peningkatan produksi Oksigen menjadi 1.007,4 ton pada tahun 2014.
Program OTAP bisa mengurangi emisi GRK dari Flare yang ada di ORF sebesar 183,4 kg/
pohon sejak tahun 2013.

ii.

c.

Tabel .Inovasi Perlindungan Keanekaragaman Hayati PT.PHE WMO

d. Hasil Absolut
Berikut ini merupakan hasil absolut kegiatan keanekaragaman hayati PT. PHE WMO
Tabel 20. Hasil Absolut Kegiatan Keanekaragaman Hayati PT. PHE WMO
No

Kegiatan

2010

2011

Hasil Absolut Tahun


2012
2013

2014*

Satuan

KONSERVASI MANGROVE
GRAND DESAIN KONSERVASI MANGROVE

2
3

4
5

Jumlah Pohon yang ditanam


Produksi Oksigen pohon yang
ditanam
Serapan Karbon pohon yang ditanam

5.000

7.000

12.000

16.300

51.300

Pohon

148,92

271,56

621,96

744,60

1.007,40

Ton

6,14

8,67

15,89

20,95

26,36

Ton

Nilai ekonomi Biodiversitas

232.815

560.130

1.167.945

1.975.260

3.054.488

Rupiah

70

75

80

85

90

%
Mangrove

PERAWATAN MANGROVE ORF


Mangrove yang hidup

PEMBIBITAN DAN PERSEMAIAN MANGROVE ORF


Mangrove yang berhasil dibibitkan
MANGROVE IN OFFICE (MIO)
DI ORF
Jumlah mangrove

2.000

3.000

50

Mangrove

Jumlah jenis

Mangrrove

MASTERPLAN MANGROVE BANGKALAN


PEMANTAUAN FLORA DAN FAUNA BANGKALAN, MADURA.
Plankton
Indeks keanekaragaman hayati
Fitoplankton
Indeks keanekaragaman hayati
Zooplankton
Makrofauna Bentik
Indeks keanekaragaman hayati
makrofauna bentik
Fauna

[Type text]

2,52

2,04

2,2

1,65

1,34

1,69

H' (Indeks
Diversity)
H' (Indeks
Diversity)
H' (Indeks
Diversity)

Indeks Keanekaragaman hayati fauna

3,13

3,23

Fauna / spesies yang dilindungi

11

16

H' (Indeks
Diversity)
Spesies

51

79

Spesies

Flora
Inventarisasi flora
Mangrove
23,39 s/d
13,70 s/d
INP
90,85
200
Indeks Nilai Penting Kategori
15 s/d
14,14 s/d
INP
pancang
200
200
78,07 s/d
27,28 s/d
Indeks Nilai Penting Kategori pohon
INP
300
300
PEMANTAUAN FLORA DAN FAUNA ORF GRESIK - OUTPUT KONSERVASI MANGROVE ORF
(LAPORAN KEHATI 2012 - 2014)
Plankton
Indeks keanekaragaman hayati
H' (Indeks
2,301
2,590
Fitoplankton
Diversity)
Indeks keanekaragaman hayati
H' (Indeks
2,141
1,907
Zooplankton
Diversity)
Makrofauna Bentik
Indeks keanekaragaman hayati
H' (Indeks
1,484
1,736
makrofauna bentik
Diversity)
Fauna
H' (Indeks
Indeks Keanekaragaman hayati fauna
2,67
3,239
Diversity)
Fauna / spesies yang dilindungi
9
10
Spesies
Indeks Nilai Penting Kategori semai

93

93

144

Indeks Nilai Penting Kategori semai

Indeks Nilai Penting Kategori


pancang

Indeks Nilai Penting Kategori pohon

62,5 s/d
102,75
11,75 s/d
137,5
25,5 s/d
84,25

87,48 s/d
200
27,69 s/d
200
49,64
s/d250,9

124,9 s/d
200
50,99 s /d
143,72
249,01
s/d 258,2

2,887

2,190

2,195

2,848

H'

1,447

1,475

1,469

1,520

H'

Flora
Inventarisasi flora

Spesies

Mangrove
INP
INP
INP

KONSERVASI NON MANGROVE


PEMANTAUAN BIOTA LAUT (OFFSHORE)

Plankton
Indeks keanekaragaman hayati
3,885
Fitoplankton
Indeks keanekaragaman hayati
2,370
Zooplankton
Makrofauna Bentik
Indeks keanekaragaman hayati
2,803
makrofauna bentik
ORANG TUA ASUH POHON (OTAP)

H'
1,208

1,493

1,556

1,526

H'

Jumlah Pohon

102

165

Pohon

Serapan Debu

511,50

1023,00

g/m3

Serapan NO2
Reduksi CO2

246,40
91.738

492,80
183

g/g
kg/pohon/tahun

[Type text]

Serapan CO

7.750

ppm/hari

I. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Peran aktif PHE WMO dalam pengembangan masyarakat berbasis pemberdayaan ikut berkontribusi
terhadap pencapaian Millenium Development Goals (MDGs), dengan fokus utama berada dalam
ranah Pendidikan, Kesehatan, Pemberdayaan Perempuan, Pelestarian Lingkungan Hidup, dan
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat.
Program CSR PHE WMO dilaksanakan dalam tahap-tahap sebagai berikut:

Gambar Roadmap CSR PHE WMO PHE WMO

Program Pengembangan Masyarakat PHE


WMO didesain secara bertahap menuju ke
program-program yang dapat memunculkan
kemandirian dan keberlanjutan, dan dijalankan
dalam sebuah mekanisme partisipatif yang
melibatkan para pemangku kepentingan.

Gambar Sistem Manajemen CSR dan Tata Kelola Program

Alokasi anggaran untuk kegiatan pengembangan masyarakat dalam kurun waktu 4 tahun terus
mengalami peningkatan, dengan serapan anggaran secara bertahap mengalami kenaikan di program
yang bersifat peningkatan kapasitas(capacity building) dan empowerment.

Tingkat kepuasan masyarakat atas implementasi program CD PHE


WMO tersaji dalam Laporan Akhir Survey Indeks Kepuasan Masyarakat
yang dilakukan Universitas Trunojoyo di tahun 2014 mencapai angka 87
%

[Type text]

Alokasi Anggaran

Tabel Alokasi Anggaran

PROGRAM UNGGULAN
1) Program Kelola Lingkungan

Bentuk Kegiatan

Addionalitas:
- Tidak termasuk dalam persyaratan
Renstra Lanjutan Program
dokumen AMDAL / PTK SKK Migas
- Lahirnya kader lingkungan di Kelurahan
Kelurahan Bedilan yang menciptakan beberapa inovasi yaitu kompos cair dan activator serta di
Desa Sidorukun yang mendapatkan penghargaan dari Menteri Koperasi pada tahun 2009
Pengembangan Program Lingkungan
a) Pemanfaatan Limbah Kulit Kelapa Menjadi Kompos Cair
Sasaran

: KSM Fajar Kreatif Semarangan Bedilan

Lokasi

: RT 1 RW I Kelurahan Bedilan

Kendala

: Produksi kompos cair pada akhir 2012-2013 berhenti disebabkan tempat produksi
: digunakan untuk pembangunan IPAL komunal

Produksi Kelompok
Grafik Pendapatan Kelompok
StrategiGrafik Jumlah
: Revitalisasi
program melalui penguatan
pengelolaan kelompok

Hasil
[Type text]

: - Produksi kompos cair kembali dimulai awal tahun 2014


: - Ditemukannya produk activator yang digunakan sebagai starter untuk percepatan

: - penguraian dan fermentasi dalam pembuatan pupuk organik oleh kelompok


Additionalitas :
- Revitalisasi program mampu mendorong kelompok memproduksi kompos cair kembali
- Ditemukannya produk activator sebagai starter untuk percepatan penguraian dan fermentasi
dalam pembuatan pupuk organik oleh kelompok sebagai inovasi baru
- Kelompok mampu menghasilkan kader kelompoknya sebagai pelatih/pembina penelitian
dan karya ilmiah tingkat SMA di Kab. Gresik sekaligus sebagai kader lingkungan
b) Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik (IPAL)
Sasaran : RT I RW VI Desa Sidorukun (30 KK)
Hasil
: - IPAL mampu menghasilkan 750 liter air per harinya
: - yang digunakan warga untuk merawat tanaman dan
: - mencuci motor
: - Mengurangi jumlah air domestik yang terbuang untuk
: - dimanfatkan kembali sebesar 6.9 %.

Tabel penurunan jumlah limbah air domestik per tahun

Additionalitas: Menghasilkan inovasi baru usaha pengembangan budidaya lele


Additionalitas: dari pemanfaatan air IPAL
c) Pengelolaan Daur Ulang Sampah oleh Bank Sampah Karang Taruna Sidorukun
Sasaran
: Karang Taruna Desa Sidorukun
Kegiatan
: Pelatihan, bantuan peralatan daur ulang sampah,
: pengorganisasian dan penguatan kelembagaan
Hasil Program :

- Terbentuknya kelompok pengelola daur ulang kertas dan handycraft


- Pendapatan (income generating) kelompok dari sebelumnya tidak
memiliki sumber penghasilan
Additionalitas:
Terbentuknya kelompok yang memiliki
keterampilan pemanfaatan daur ulang
bernilai
ekonomis,
dari semula
2) sampah
Program
Sekolah
Berwawasan
Lingkungan
hanya
sebagai
kelompok
pengepul
Tujuan : Membantu terwujudnya sekolah yang berwawasan lingkungan
Sasaran : Warga Sekolah SDN Sidorukun Gresik
dan SMAN
Grafik Pemasukan Karang Taruna
Grafik Jumlah
Nasabah3 Bangkalan
Kegiatan : Sosialisasi, penyusunan renstra dan kurikulum lingkungan sebagai muatan lokal,
: perbaikan sarana dan prasarana sekolah, serta penghijauan
[Type text]

Addionalitas
- Pengembangan sistem pencatatan volume sampah sekolah yang menjadi poin keunggulan
sekolah pada pencapaian penghargaan Sekolah Adiwiyata Tingkat Nasional
- Terbentuknya Bank Sampah Sekolah yang dalam pelaksanaannya bekerja sama dengan Bank
Sampah Masyarakat sehingga memberi nilai ekonomis
Hasil:
-SMAN 3 Bangkalan berhasil mendapatkan predikat Sekolah
Adiwiyata Nasional Tahun 2013
SDN Sidorukun, Gresik

SMAN 3 Bangkalan

Renstra dan Capaian Program

3) Program Konservasi Energi


Tujuan

: Mengurangi konsumsi gas LPG tabung 3 kg, mengurangi konsumsi kayu bakar
: dan memanfaatkan limbah kotoran sapi
Sasaran : 5 peternak sapi dan 5 pengrajin batik di Kecamatan Tanjungbumi Bangkalan
Kegiatan : Pelatihan pengelolaan limbah ternak, pelatihan perawatan dan penggunaan reaktor,
: pembangunan reaktor biogas

Tabel Penurunan Konsumsi Gas & Elpiji

Hasil:
- Berhasil
mengurangi
konsumsi LPG (tabung 3 kg)
hingga 60 kg per bulan
- Berhasil
menghilangkan
konsumsi kayu bakar
- Berhasil
menghilangkan
limbah kotoran sapi

Additionalitas: Sasaran program sejumlah 10 reaktor dengan harga per reaktor berkisar Rp 8 Juta

4) Program Pendampingan Pemasok Lokal CHSEMS (LBD)


Tujuan : - Mendorong tingkat ketaatan pemasok lokal
: - Meningkatkan kesadaran pemasok lokal akan ketaatan aturan tata kelola di bidang
: - pengelolaan K3L
Sasaran : Pemasok lokal di wilayah operasi PHE WMO
Kegiatan : Sosialisasi, kunjungan lapangan, perapihan dan penyusunan dokumen, uji ketaatan,
[Type text]

implementasi program, monitoring dan evaluasi, pra sertifikasi


Pelaksana: Pendampingan dilakukan oleh Tim CHSEMS Champion PHE WMO dengan Surat:
Tugas No. PHEWMO/GM/JKT/M/II-2014/003
Additionalitas
1. Melibatkan karyawan PHE WMO dalam program
2. Peserta akan mendapatkan sertifikasi yang dapat digunakan dalam kegiatan usaha di industri
sejenis (migas)

Gambar:Program
Materi Pendampingan
Gambar: Renstra

[Type text]

Anda mungkin juga menyukai