Anda di halaman 1dari 43

Perkembangan Manusia

Apa itu perkembangan?


Perkembangan adalah proses yang berlangsung
seumur hidup.
Tujuan mempelajari perkembangan: bisa
menggambarkan, menjelaskan, memprediksi,
ataupun memodifikasi perilaku (meskipun
butuh keterampilan khusus)
Ranah dalam perkembangan:
Perkembangan fisikTubuh, otak, indra
Perkembangan kognitifkemampuan bahasa
Perkembangan psikososialgabungan
keduanya

Periode
Usia

Perkembangan
Fisik

Perkembangan
Kognitif

Perkembangan
Psikososial

Periode
Sebelum
Kelahiran

Mulai
terbentuknya
struktur dasar
tubuh, organ,
otak

Kemampuan
untuk belajar,
mengingat, dan
merespon
stimulus mulai
berkembang

Janin merespon
suara ibunya

Bayi s/d
Batita

Mulai
berfungsinya
indra dan sistem
tubuh saat lahir,
otak
berkembang
sangat pesat dan
sangat
dipengaruhi
lingkungan,
perkembangan
fisik dan gerak
yang sangat
pesat.

Kemampuan
untuk belajar dan
mengingat sudah
muncul sejak
lahir.
Perkembangan
bahasa yang
cukup pesat.

Terbentuknya
kedekatan dan
ketergantungan
dengan orangtua
dan orang-orang
lain disekitarnya,
sudah mulai
muncul
kemandirian,
mulai tertarik
dengan anak kecil
lainnya

Tipe Perkembangan pada


Manusia
Periode Usia
Perkembanga Perkembanga Perkembanga
n Fisik

n Kognitif

n Psikososial

Anak-anak
madya (6-11
tahun)

Pertumbuhan
melambat,
keterampilan
olahraga dan
kekuatan
meningkat

Sudah mampu
berpirik logis
namun terbatas
pada hal-hal
konkret, usia
sekolah
sehingga
mereka
menyerap
banyak hal baru

Sudah mampu
mengatur diri
tanpa bantuan
orangtua

Remaja (11-20
tahun)

Kematangan
reprodukski
mulai terlihat

Sudah mampu
berpikir abstrak

Mulai mencari
jati diri

Dewasa muda
(20-40 tahun)

Kondisi fisik
berada pada
puncaknya

Pilihan
pendidikan dan
karir dibuat

Pengambilan
keputusan
mengenai
hubungan dan

Gambaran Umum Tahapan


Perkembangan
Periode prakelahiran (prenatal
period) ialah saat dari pembuahan
hingga kelahiran. Periode ini
merupakan masa pertumbuhan yang
luar biasa dari satu sel tunggal
hingga menjadi organisme yang
sempurna dengan kemampuan otak
dan perilaku, yang dihasilkan kira
kira dalam periode 9 bulan.

Gambaran Umum Tahapan


Perkembangan
Masa bayi (infancy) ialah periode
perkembangan yang merentang dari
kelahiran hingga 18 atau 24 bulan.
Masa bayi adalah masa yang sangat
bergantung pada orang dewasa. Banyak
kegiatan psikologis yang terjadi hanya
sebagai permulaan seperti bahasa,
pemikiran simbolis, koordinasi
sensorimotor, dan belajar sosial.

Gambaran Umum Tahapan


Perkembangan
Masa awal anak anak (early chidhood) yaitu
periode pekembangan yang merentang dari
masa bayi hingga usia lima atau enam tahun,
periode ini biasanya disebut dengan periode
prasekolah. Selama masa ini, anak anak kecil
belajar semakin mandiri dan menjaga diri
mereka sendiri, mengembangkan keterampilan
kesiapan bersekolah (mengikuti perintah,
mengidentifikasi huruf), dan meluangkan
waktu berjam jam untuk bermain dengan
teman teman sebaya. Jika telah memasuki
kelas satu sekolah dasar, maka secara umum
mengakhiri masa awal anak anak.

Gambaran Umum Tahapan


Perkembangan
Masa pertengahan dan akhir anak anak
(middle and late childhood) ialah periode
perkembangan yang merentang dari usia
kira kira enam hingga sebelas tahun, yang
kira kira setara dengan tahun tahun sekolah
dasar, periode ini biasanya disebut dengan
tahun tahun sekolah dasar. Keterampilan
keterampilan fundamental seperti membaca,
menulis, dan berhitung telah dikuasai. Anak
secara formal berhubungan dengan dunia
yang lebih luas dan kebudayaan. Prestasi
menjadi tema yang lebih sentral dari dunia
anak dan pengendalian diri mulai meningkat.

Gambaran Umum Tahapan


Perkembangan
Masa remaja (adolescence) ialah suatu periode
transisi dari masa awal anak anak hingga masa
awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10
hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun
hingga 22 tahun. Masa remaja bermula pada
perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat
dan tinggi badan yang dramatis, perubahan
bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik
seksual seperti pembesaran buah dada,
perkembangan pinggang dan kumis, dan
dalamnya suara. Pada perkembangan ini,
pencapaian kemandirian dan identitas sangat
menonjol (pemikiran semakin logis, abstrak, dan
idealistis) dan semakin banyak menghabiskan
waktu di luar keluarga.

Gambaran Umum Tahapan


Perkembangan
Masa awal dewasa (early adulthood)
ialah periode perkembangan yang bermula
pada akhir usia belasan tahun atau awal
usia duapuluhan tahun dan yang berakhir
pada usia tugapuluhan tahun. Ini adalah
masa pembentukan kemandirian pribadi
dan ekonomi, masa perkembangan karir,
dan bagi banyak orang, masa pemilihan
pasangan, belajar hidup dengan seseorang
secara akrab, memulai keluarga, dan
mengasuh anak anak.

Gambaran Umum Tahapan


Perkembangan
Masa pertengahan dewasa (middle
adulthood) ialah periode perkembangan
yang bermula pada usia kira kira 35
hingga 45 tahun dan merentang hingga
usia enampuluhan tahun. Ini adalah masa
untuk memperluas keterlibatan dan
tanggung jawab pribadi dan sosial seperti
membantu generasi berikutnya menjadi
individu yang berkompeten, dewasa dan
mencapai serta mempertahankan
kepuasan dalam berkarir.

Gambaran Umum Tahapan


Perkembangan
Masa akhir dewasa (late adulthood)
ialah periode perkembangan yang
bermula pada usia enampuluhan atau
tujuh puluh tahun dan berakhir pada
kematian. Ini adalah masa penyesuaian
diri atas berkurangnya kekuatan dan
kesehatan, menatap kembali
kehidupannya, pensiun, dan penyesuaian
diri dengan peran peran sosial baru.

Tahapan Perkembangan
Psikoseksual

Fase
Fase
Fase
Fase
Fase

Oral (lahir-18 bulan)


Anal (18 Bulan-3 tahun)
Phalic (3 Tahun-6 Tahun)
Laten (6 Tahun-Pubertas)
Genital (Pubertas-Kedewasaan)

Fase Oral
Pada tahap oral, sumber utama bayi interaksi
terjadi melalui mulut, s bayi juga mengembangkan
rasa kepercayaan dan kenyamanan melalui
stimulasi oral.
Konflik utama pada tahap ini adalah proses
penyapihan, anak harus menjadi kurang
bergantung pada para pengasuh.
Jika fiksasi terjadi pada tahap ini, Freud percaya
individu akan memiliki masalah dengan
ketergantungan atau agresi. fiksasi oral dapat
mengakibatkan masalah dengan minum, merokok
makan, atau menggigit kuku.

Fase Anal
ada tahap anal, Freud percaya bahwa fokus utama dari libido
adalah pada pengendalian kandung kemih dan buang air besar.
Konflik utama pada tahap ini adalah pelatihan toilet anak
harus belajar untuk mengendalikan kebutuhan tubuhnya.
Mengembangkan kontrol ini menyebabkan rasa prestasi dan
kemandirian.
Freud percaya bahwa pengalaman positif selama tahap ini
menjabat sebagai dasar orang untuk menjadi orang dewasa
yang kompeten, produktif dan kreatif.
Jika orangtua mengambil pendekatan yang terlalu longgar,
kepribadian berkembang di mana individu memiliki, boros atau
merusak kepribadian berantakan. Jika orang tua terlalu ketat
atau mulai toilet training terlalu dini, Freud percaya bahwa
kepribadian kuat lberkembang di mana individu tersebut ketat,
tertib, kaku dan obsesif.

Fase Phalic
Pada tahap phallic , fokus utama dari libido adalah pada alat
kelamin. Anak-anak juga menemukan perbedaan antara pria
dan wanita. Freud juga percaya bahwa anak laki-laki mulai
melihat ayah mereka sebagai saingan untuk ibu kasih sayang
itu. Kompleks Oedipusmenggambarkan perasaan ini ingin
memiliki ibu dan keinginan untuk menggantikan ayah.Namun,
anak juga kekhawatiran bahwa ia akan dihukum oleh ayah
untuk perasaan ini, takut Freud disebut pengebirian kecemasan.
Istilah Electra kompleks telah digunakan untuk menggambarkan
satu set sama perasaan yang dialami oleh gadis-gadis muda.
Freud, bagaimanapun, percaya bahwa gadis-gadis mengalami
Penis Envy
Akhirnya pada masa ini, anak-anak dapat mengidentifikasikan
dirinya dengan orangtua yang berjenis kelamin sama
dengannya.

Fase Laten
Periode laten adalah saat eksplorasi di mana energi
seksual tetap ada, tetapi diarahkan ke daerah lain
seperti pengejaran intelektual dan interaksi sosial.
Tahap ini sangat penting dalam pengembangan
keterampilan sosial dan komunikasi dan kepercayaan
diri.
Freud menggambarkan fase latens sebagai salah satu
yang relatif stabil.Tidak ada organisasi baru
seksualitas berkembang, dan dia tidak membayar
banyak perhatian untuk itu.Untuk alasan ini, fase ini
tidak selalu disebutkan dalam deskripsi teori sebagai
salah satu tahap, tetapi sebagai suatu periode
terpisah.

Fase Genital
Pada tahap akhir perkembangan
psikoseksual, individu mengembangkan
minat seksual yang kuat pada lawan jenis.
Dimana dalam tahap-tahap awal fokus hanya
pada kebutuhan individu, kepentingan
kesejahteraan orang lain tumbuh selama tahap
ini. Jika tahap lainnya telah selesai dengan
sukses, individu sekarang harus seimbang,
hangat dan peduli. Tujuan dari tahap ini adalah
untuk menetapkan keseimbangan antara
berbagai bidang kehidupan.

Tahap Perkembangan
Kognitif
Tahap Perkembangan Kognitif Piaget
Periode sensorimotor (usia 02 tahun)
Periode praoperasional (usia 27 tahun)
Periode operasional konkrit (usia 711
tahun)
Periode operasional formal (usia 11
tahun sampai dewasa)

Periode Sensorimotor

Sub-tahapan skema refleks, muncul saat lahir sampai usia enam


minggu dan berhubungan terutama dengan refleks.
Sub-tahapan fase reaksi sirkular primer, dari usia enam minggu
sampai empat bulan dan berhubungan terutama dengan
munculnya kebiasaan-kebiasaan.
Sub-tahapan fase reaksi sirkular sekunder, muncul antara usia
empat sampai sembilan bulan dan berhubungan terutama dengan
koordinasi antara penglihatan dan pemaknaan.
Sub-tahapan koordinasi reaksi sirkular sekunder, muncul dari usia
sembilan sampai duabelas bulan, saat berkembangnya
kemampuan untuk melihat objek sebagai sesuatu yang permanen
walau kelihatannya berbeda kalau dilihat dari sudut berbeda
(permanensi objek).
Sub-tahapan fase reaksi sirkular tersier, muncul dalam usia dua
belas sampai delapan belas bulan dan berhubungan terutama
dengan penemuan cara-cara baru untuk mencapai tujuan.
Sub-tahapan awal representasi simbolik, berhubungan terutama
dengan tahapan awal kreativitas

PERKEMBANGAN ASPEK
KREATIVITAS
Berpikir kreatif = adalah berpikir yang
meng- hasilkan metode-metode baru, konsepkonsep baru, pengertian-pengertian baru,
penemuan-penemuan baru, karya seni baru.
. Berpikir kreatif = berpikir divergen, yang
dapat diukur dengan fluency, flexibility &
originality
. Produk dan perilaku kreatif adalah hasil
berpikir kreatif

PENGERTIAN KREATIVITAS
- Kemampuan untuk membuat
kombinasi baru, berdasarkan data,
informasi, atau unsur-unsur yang
ada.
- Kemampuan berdasarkan data dan
informasi yang tersedia menemukan
banyak kemungkinan jawaban
terhadap suatu masalah , dimana
penekanannya pada kuantitas,
ketepatgunaan, dan keragaman
jawaban

lanjutan

Pengertian Kreativitas

Secara operasional :

Kreativitas adalah kemampuan yang


men-cerminkan kelancaran, keluwesan
(fleksibilitas), dan originalitas dalam
berpikir, serta kemampuan untuk
mengelaborasi (mengembangkan,
memperkaya, memerinci) suatu
gagasan

Ciri-ciri afektif dari kreativitas


Motivasi atau dorongan dari dalam
untuk berbuat sesuatu , pengabdian
atau peng- ikatan diri terhadap suatu
tugas
Rasa ingin tahu, tertarik pada tugastugas majemuk yang dirasakan sebagai
tantangan, berani mengambil risiko
untuk membuat kesa-lahan atau untuk
dikritik oleh orang lain, tidak mudah
putus asa, menghargai keindahan,
mempunyai rasa humor, dsb.nya

kreativitas harus dipupuk


dan dikembangkan
Karena itu harus disediakan waktu
dan materi belajar untuk
mengembangkan ketrampilan
tangan, kemampuan seni, dan sikap
yang menghargai pekerjaan tangan
Anak harus didorong untuk
mengajukan pertanyaan dan
menggunakan daya imajinasinya,
mencari jawaban terhadap masalahmasalah non rutin dan menunjukkan
banyak inisiatif

Kreativitas Penting
karena
Dengan berkreasi orang dapat
mewujudkan dirinya;
Kreativitas sebagai kemampuan
mendukung orang untuk melihat
bermacam-macam kemungkinan
penyelesaian terhadap suatu
masalah;
Bersibuk secara kreatif memberi
kepuasan
Kreativitas yang memungkinkan manusia
me- meningkatkan kualitas hidupnya

Periode praoperasional
tahapan pra-operasional mengikuti tahapan
sensorimotor dan muncul antara usia dua
sampai enam tahun. Dalam tahapan ini, anak
mengembangkan keterampilan berbahasanya.
Mereka mulai merepresentasikan benda-benda
dengan kata-kata dan gambar. Bagaimanapun,
mereka masih menggunakan penalaran intuitif
bukan logis.
Di permulaan tahapan ini, mereka cenderung
egosentris, yaitu, mereka tidak dapat
memahami tempatnya di dunia dan bagaimana
hal tersebut berhubungan satu sama lain.
Mereka kesulitan memahami bagaimana
perasaan dari orang di sekitarnya.

Periode operasional konkrit


Pengurutankemampuan untuk mengurutan objek menurut
ukuran, bentuk, atau ciri lainnya. Contohnya, bila diberi benda
berbeda ukuran, mereka dapat mengurutkannya dari benda
yang paling besar ke yang paling kecil.
Klasifikasikemampuan untuk memberi nama dan
mengidentifikasi serangkaian benda menurut tampilannya,
ukurannya, atau karakteristik lain, termasuk gagasan bahwa
serangkaian benda-benda dapat menyertakan benda lainnya ke
dalam rangkaian tersebut. Anak tidak lagi memiliki
keterbatasan logika berupa animisme(anggapan bahwa semua
benda hidup dan berperasaan)
Decenteringanak mulai mempertimbangkan beberapa aspek
dari suatu permasalahan untuk bisa memecahkannya. Sebagai
contoh anak tidak akan lagi menganggap cangkir lebar tapi
pendek lebih sedikit isinya dibanding cangkir kecil yang tinggi.

Periode operasional konkrit


Reversibilityanak mulai memahami bahwa jumlah
atau benda-benda dapat diubah, kemudian kembali ke
keadaan awal. Untuk itu, anak dapat dengan cepat
menentukan bahwa 4+4 sama dengan 8, 8-4 akan sama
dengan 4, jumlah sebelumnya.
Konservasimemahami bahwa kuantitas, panjang, atau
jumlah benda-benda adalah tidak berhubungan dengan
pengaturan atau tampilan dari objek atau benda-benda
tersebut. Sebagai contoh, bila anak diberi cangkir yang
seukuran dan isinya sama banyak, mereka akan tahu bila
air dituangkan ke gelas lain yang ukurannya berbeda, air
di gelas itu akan tetap sama banyak dengan isi cangkir
lain.
Penghilangan sifat Egosentrismekemampuan untuk
melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain (bahkan
saat orang tersebut berpikir dengan cara yang salah).

Periode operasional formal


Tahap operasional formal adalah periode
terakhir perkembangan kognitif dalam teori
Piaget. Tahap ini mulai dialami anak dalam
usia sebelas tahun (saat pubertas) dan terus
berlanjut sampai dewasa. Karakteristik tahap
ini adalah diperolehnya kemampuan untuk
berpikir secara abstrak, menalar secara logis,
dan menarik kesimpulan dari informasi yang
tersedia. Dalam tahapan ini, seseorang dapat
memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis,
dan nilai. Ia tidak melihat segala sesuatu
hanya dalam bentuk hitam dan putih, namun
ada "gradasi abu-abu" di antaranya.

Tahapan Perkembangan
Kognitif
Keempat tahapan ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Walau tahapan-tahapan itu bisa dicapai dalam usia
bervariasi tetapi urutannya selalu sama. Tidak ada ada
tahapan yang diloncati dan tidak ada urutan yang mundur.
Universal (tidak terkait budaya)
Bisa digeneralisasi: representasi dan logika dari operasi
yang ada dalam diri seseorang berlaku juga pada semua
konsep dan isi pengetahuan
Tahapan-tahapan tersebut berupa keseluruhan yang
terorganisasi secara logis
Urutan tahapan bersifat hirarkis (setiap tahapan
mencakup elemen-elemen dari tahapan sebelumnya, tapi
lebih terdiferensiasi dan terintegrasi)
Tahapan merepresentasikan perbedaan secara kualitatif
dalam model berpikir, bukan hanya perbedaan kuantitatif

Tahap Perkembangan
Psikososial
Tahapan Psikososial Erik Erikson
Developmental Stage
Infancy (0-1 thn)

Basic Components
Trust vs Mistrust

Early childhood (1-3 thn)

Autonomy vs Shame, Doubt

Preschool age (4-5 thn)

Initiative vs Guilt

School age (6-11 thn)

Industry vs Inferiority

Adolescence (12-20 thn)

Identity vs Identity Confusion

Young adulthood ( 21-40 thn)

Intimacy vs Isolation

Adulthood (41-65 thn)

Generativity vs Stagnation

Senescence (+65 thn)

Ego Integrity vs Despair

Trust-Mistrust

Tahap ini berlangsung pada masa oral, kira-kira terjadi pada umur
0-1 atau 1 tahun. Tugas yang harus dijalani pada tahap ini
adalah menumbuhkan dan mengembangkan kepercayaan tanpa
harus menekan kemampuan untuk hadirnya suatu
ketidakpercayaan.
Kepuasaan yang dirasakan oleh seorang bayi terhadap sikap yang
diberikan oleh ibunya akan menimbulkan rasa aman, dicintai, dan
terlindungi. Melalui pengalaman dengan orang dewasa tersebut
bayi belajar untuk mengantungkan diri dan percaya kepada
mereka. Hasil dari adanya kepercayaan berupa kemampuan
mempercayai lingkungan dan dirinya serta juga mempercayai
kapasitas tubuhnya dalam berespon secara tepat terhadap
lingkungannya.
Sebaliknya, jika seorang ibu tidak dapat memberikan kepuasan
kepada bayinya, dan tidak dapat memberikan rasa hangat dan
nyaman atau jika ada hal-hal lain yang membuat ibunya berpaling
dari kebutuhan-kebutuhannya demi memenuhi keinginan mereka
sendiri, maka bayi akan lebih mengembangkan rasa tidak
percaya, dan dia akan selalu curiga kepada orang lain.

Otonomy Vs Shame and


Doubt
Masa kanak-kanak awal (early childhood) ditandai adanya
kecenderungan autonomy shame, doubt. Pada masa ini sampai
batas-batas tertentu anak sudah bisa berdiri sendiri, dalam arti
duduk, berdiri, berjalan, bermain, minum dari botol sendiri tanpa
ditolong oleh orang tuanya, tetapi di pihak lain dia telah mulai
memiliki rasa malu dan keraguan dalam berbuat, sehingga
seringkali minta pertolongan atau persetujuan dari orang tuanya.
ketika orang tua dalam mengasuh anaknya sangat
memperhatikan anaknya dalam aspek-aspek tertentu misalnya
mengizinkan seorang anak yang menginjak usia balita untuk
dapat mengeksplorasikan dan mengubah lingkungannya, anak
tersebut akan bisa mengembangkan rasa mandiri atau
ketidaktergantungan.
Di lain pihak, anak dalam perkembangannya pun dapat menjadi
pemalu dan ragu-ragu. Jikalau orang tua terlalu membatasi
ruang gerak/eksplorasi lingkungan dan kemandirian, sehingga
anak akan mudah menyerah karena menganggap dirinya tidak
mampu atau tidak seharusnya bertindak sendirian.

Initiative Vs Guilt
Tahap ini pada suatu periode tertentu saat anak
menginjak usia 3 sampai 5 atau 6 tahun, dan tugas
yang harus diemban seorang anak pada masa ini ialah
untuk belajar punya gagasan (inisiatif) tanpa banyak
terlalu melakukan kesalahan.
pada usia ini orang tua dapat mengasuh anaknya
dengan cara mendorong anak untuk mewujudkan
gagasan dan ide-idenya.
bila anak saat berada pada periode mengalami pola
asuh yang salah yang menyebabkan anak selalu
merasa bersalah akan mengalami malignansi yaitu
akan sering berdiam diri (inhibition). Berdiam diri
merupakan suatu sifat yang tidak memperlihatkan
suatu usaha untuk mencoba melakukan apa-apa,
sehingga dengan berbuat seperti itu mereka akan
merasa terhindar dari suatu kesalahan.

Industry-Inveriority
pada masa ini anak sangat aktif mempelajari apa saja
yang ada di lingkungannya. Dorongan untuk
mengatahui dan berbuat terhadap lingkungannya
sangat besar, tetapi di pihak lain karena keterbatasanketerbatasan kemampuan dan pengetahuannya
kadang-kadang dia menghadapi kesukaran, hambatan
bahkan kegagalan. Hambatan dan kegagalan ini dapat
menyebabkan anak merasa rendah diri.
Anak pada usia ini dituntut untuk dapat merasakan
bagaimana rasanya berhasil, apakah itu di sekolah
atau ditempat bermain. Melalui tuntutan tersebut
anak dapat mengembangkan suatu sikap rajin.
peranan orang tua maupun guru sangatlah penting
untuk memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan
anak pada usia seperti ini.

Identity VS Identity
Confusion
Sebagai persiapan ke arah kedewasaan didukung
pula oleh kemampuan dan kecakapan-kecakapan
yang dimilikinya dia berusaha untuk membentuk
dan memperlihatkan identitas diri, ciri-ciri yang
khas dari dirinya.
Dorongan membentuk dan memperlihatkan
identitasdiri ini, pada para remaja sering sekali
sangat ekstrim dan berlebihan, sehingga tidak
jarang dipandang oleh lingkungannya sebagai
penyimpangan atau kenakalan.
Dorongan pembentukan identitas diri yang kuat
di satu pihak, sering diimbangi oleh rasa setia
kawan dan toleransi yang besar terhadap
kelompok sebayanya.

Intimacy VS Isolation
Kalau pada masa sebelumnya, individu memiliki ikatan
yang kuat dengan kelompok sebaya, namun pada masa ini
ikatan kelompok sudah mulai longgar. Mereka sudah mulai
selektif, dia membina hubungan yang intim hanya dengan
orang-orang tertentu yang sepaham.
kecenderungan maladaptif yang muncul dalam periode ini
ialah rasa cuek, di mana seseorang sudah merasa terlalu
bebas, sehingga mereka dapat berbuat sesuka hati tanpa
memperdulikan dan merasa tergantung pada segala
bentuk hubungan misalnya dalam hubungan dengan
sahabat, tetangga, bahkan dengan orang yang kita
cintai/kekasih sekalipun.
Selain itu, keterkucilan, yaitu kecenderungan orang untuk
mengisolasi/menutup diri sendiri dari cinta, persahabatan
dan masyarakat, selain itu dapat juga muncul rasa benci
dan dendam sebagai bentuk dari kesendirian dan kesepian
yang dirasakan.

Generativity VS Stagnation
Sesuai dengan namanya masa dewasa, pada tahap ini individu
telah mencapai puncak dari perkembangan segala
kemampuannya. Pengetahuannya cukup luas, kecakapannya
cukup banyak, sehingga perkembangan individu sangat pesat.
Generativitas adalah perluasan cinta ke masa depan. Sifat ini
adalah kepedulian terhadap generasi yang akan datang.
Melalui generativitas akan dapat dicerminkan sikap
memperdulikan orang lain. Pemahaman ini sangat jauh
berbeda dengan arti kata stagnasi yaitu pemujaan terhadap
diri sendiri dan sikap yang dapat digambarkan dalam stagnasi
ini adalah tidak perduli terhadap siapapun.
Maladaptif yang kuat akan menimbulkan sikap terlalu peduli,
sehingga mereka tidak punya waktu untuk mengurus diri
sendiri, atau seseorang tidak dapat berperan secara baik
dalam lingkungan kehidupannya akibat dari semua itu
kehadirannya ditengah-tengah area kehiduannya kurang
mendapat sambutan yang baik.

Tahapan Perkembangan Moral


Kohlberg
Tingkat 1 (Pra-Konvensional)
1. Orientasi kepatuhan dan hukuman
2. Orientasi minat pribadi
( Apa untungnya buat saya?)
Tingkat 2 (Konvensional)
3. Orientasi keserasian interpersonal dan konformitas
( Sikap anak baik)
4. Orientasi otoritas dan pemeliharaan aturan sosial
( Moralitas hukum dan aturan)
Tingkat 3 (Pasca-Konvensional)
5. Orientasi kontrak sosial
6. Prinsip etika universal
( Principled conscience)

Tingkat 1: Pra-Konvensional
tahap pertama, individu-individu
memfokuskan diri pada konsekuensi
langsung dari tindakan mereka yang
dirasakan sendiri.
Tahap dua menempati posisi apa
untungnya buat saya, perilaku yang
benar didefinisikan dengan apa yang
paling diminatinya.

Tingkat 2: Konvensional
tahap tiga, seseorang memasuki
masyarakat dan memiliki peran sosial.
Individu mau menerima persetujuan atau
ketidaksetujuan dari orang-orang lain
karena hal tersebut merefleksikan
persetujuan masyarakat terhadap peran
yang dimilikinya.
tahap empat, adalah penting untuk
mematuhi hukum, keputusan, dan
konvensi sosial karena berguna dalam
memelihara fungsi dari masyarakat.

Tingkat 3: PascaKonvensional
tahap lima, individu-individu dipandang
sebagai memiliki pendapat-pendapat dan
nilai-nilai yang berbeda, dan adalah penting
bahwa mereka dihormati dan dihargai
tanpa memihak
tahap enam, penalaran moral berdasar
pada penalaran abstrak menggunakan
prinsip etika universal. seseorang bertindak
karena hal itu benar, dan bukan karena ada
maksud pribadi, sesuai harapan, legal, atau
sudah disetujui sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai