Teratogen adalah semua agen yang jika mengenai janin akan menyebabkan perubahan fungsi
atau bentuk keturunannya secara permanen. Ada banyak hal yang sudah terbukti, bahkan
mungkin lebih banyak yang belum terbukti menjadi teratogen terhadap fetus yang meliputi :
alkohol, aminopterin,androgen, ACE-Inhibitors, busulfan, carbamazepine, chlorobiphenyls,
coumarin, siklofosfamid, danazol, diethylstilbesterol, etretinate, isotretinoin, lithium,
methimazole, pencillamine, fenitoin, tetrasiklin, trimethadione dan asam valproik. Sebuah
konsep penting dalam teratologi, adalah gagasan bahwa organ atau struktur yang terbentuk
selama waktu pemaparan, berada pada risiko terjadinya kerusakan.
Untuk tujuan praktek, sebuah kehamilan dapat dibagi menjadi tiga periode :
1. Ovum, mulai dari fertilisasi sampai implantasi
2. Periode embrionik, mulai dari minggu ke-2 sampai minggu ke-8
3. Periode fetal, setelah minggu ke-8 sampai kelahiran
Periode embrionik adalah periode paling penting dalam teratogenesis karena pada periode ini
adalah waktu terjadinya organogenesis pada janin. Sebuah paparanteratogenik setelah
terjadinya pengembangan struktur yang mudah rentan biasanya tidak mengakibatkan
perubahan. Ada beberapa pengecualian, yang meliputi tetrasiklin, yang jika diminum selama
paruh kedua kehamilan, menyebabkan perubahan warna kuning-coklat pada gigi sulung.
Kesimpulan
Kehamilan adalah periode unik dengan berbagai perubahan fisiologis yang mendukung
pembentukan dan pematangan kehidupan baru. Setiap wanita yang hamil harus didorong
untuk mencari perawatan medis dan gigi selama kehamilan, yang apabila terjadi kegagalan
dalam mengobati masalah perkembangan dapat mempengaruhi kesehatan sang ibu dan janin.
Para perawat gigi profesional harus mendapatkan pemahaman dasar tentang perubahan
fisiologis yang mendasari kehamilan, pengaruh yang berhubungan dengan penggunaan obat
selama kehamilan, dan bagaimana hal ini dapat berinteraksi dengan pemberian perawatan
gigi. Pemahaman ini membantu pengembangan rencana pengobatan dan pengiriman
perawatan medis, gizi dan gigi yang diperlukan, serta mempersiapkan para profesional untuk
konseling pasien hamil mereka.
A. Obat yang sudah pernah diujikan pada manusia hamil dan terbukti tidak ada risiko
terhadap janin dalam rahim. Obat golongan ini aman untuk dikonsumsi oleh ibu hamil
(vitamin)
B. Obat yang sudah diujikan pada binatang dan terbukti ada atau tidak ada efek terhadap
janin dalam rahim akan tetapi belum pernah terbukti pada manusia. Obat golongan ini bila
diperlukan dapat diberikan pada ibu hamil (Penicillin).
C. Obat yang pernah diujikan pada binatang atau manusia akan tetapi dengan hasil yang
kurang memadai. Meskipun sudah dujikan pada binatang terbukti ada efek terhadap janin
akan tetapi pada manusia belum ada bukti yang kuat. Obat golongan ini boleh diberikan
pada ibu hamil apabila keuntungannya lebih besar disbanding efeknya terhadap janin
(Kloramfenicol, Rifampisin, PAS, INH).
D. Obat yang sudah dibuktikan mempunyai risiko terhadap janin manusia. Obat golongan
ini tidak dianjurkan untuk dikonsumsi ibu hamil. Terpaksa diberikan apabila
dipertimbangkan untuk menyelamatkan jiwa ibu (Streptomisin, Tetrasiklin, Kanamisin).
X. Obat yang sudah jelas terbukti ada risiko pada janin manusia dan kerugian dari obat ini
jauh lebih besar daripada manfaatnya bila diberikan pada ibu hamil, sehingga tidak
dibenarkan untuk diberikan pada ibu hamil atau yang tersangka hamil