Anda di halaman 1dari 5

ASAL-USUL PENAMAAN BUKIT TAMBASI

Oleh :
FEBRI RAHMAN AMMARULLAH

KELAS VII2 SMPN 5 BATUSANGKAR


2014

ASAL-USUL PENAMAAN BUKIT TAMBASI


Di tempat saya tinggal, yaitu di nagari III Koto, kecamatan Rambatan, kabupaten Tanah Datar terbentang sebuah bukit yang masyarakat di
sekitarnya menamakan bukit tersebut dengan nama Tambasi.
Cerita tentang nama bukit Tambasi sudah ada sebelum bangsa Belanda datang untuk berdagang (VOC-1602 Masehi); pada zaman itu
masyarakat sudah menambang besi untuk diolah (ditempah) menjadi
alat-alat pertanian/alat rumah tangga-yang mana bahan bakunya yaitu
besi ditambang di bukit Tambasi. Karena bukit tersebut mengandung
logam besi (bahan tambang berupa logam besi), maka masyarakat menyebutnya dengan nama bukit Tambasi. Tambasi berasal dari kata Tam
dan Basi. Kata Tam adalah singkatan dari Tambang, sedangkan kata
Basi adalah Bahasa Minang yang arti dalam bahasa Indonesianya adalah
besi. Jadi, Tambasi berarti tambang besi.
Setelah Belanda masuk ke Indonesia, pihak Belanda melihat masyarakat menambang biji besi di bukit tersebut, maka mereka melakukan
eksplorasi dan penelitian tambang di bukit tersebut. Hasil eksplorasi
dan penelitian pihak Belanda menunjukkan bahwa bukit tersebut ternyata mengandung defosit logam besi dengan jumlah besar dan kadar
besi tinggi yang layak untuk dibuka proyek penambangan biji besi.
Pihak Belanda akhirnya membuat Peta Geologi bukit tersebut.
Penggalian biji besi (pada lapisan luar/penambangan luar/ penambangan lapisan dangkal) oleh masyarakat sudah tidak tampak lagi
setelah Indonesia merdeka; mengingat usaha ini sudah tidak efektif dan
efisien karena dilakukan secara manual/tradisional tanpa teknologi

penambangan yang maju.


Pada era tahun 2000 ini ada pihak-pihak swasta yang memanfaatkan
Peta Geologi tersebut untuk melakukan kegiatan usaha di bukit Tambasi
dengan memanfaatkan teknologi maju. Proyek penambangan biji besi
tersebut tidak jadi dilakukan mengingat adanya penolakan yang keras
dari warga masyarakat setempat.
Alasan warga masyarakat nagari III Koto cukup kuat, karena mereka
tidak ingin lingkungan tempat tinggalnya rusak karena adanya penambangan biji besi (polusi udara/bunyi dan pencemaran logam-logam berat
berbahaya sebagai bahan ikutan).

Definisi Umum paragraf 1: Bukit Tambasi terletak di nagari III koto,


kecamatan Rambatan, kabupaten Tanah Datar.
Definisi umum paragraf 2: Cerita tentang nama bukit Tambasi sudah ada sejak bangsa Belanda datang untuk berdagang (VOC ,1602 M;
karena bukit tersebut mengandung logam besi, maka masyarakat menyebutnya dengan bukit Tambasi.
Definisi umum paragraf 3: Pihak Belanda mengeksplorasi dan meneliti bukit Tambasi.
Definisi umum paragraf 4: Penggalian biji besi oleh masyarakat sudah tidak tampak lagi setelah Indonesia merdeka; mengingat usaha ini
sudah tidak efektif dan efisien karena dilakukan secara manual/tradisional tanpa teknologi penambangan yang maju.
Deskripsi bagian paragraf 2 : pada zaman itu masyarakat sudah
menambang besi untuk diolah (ditempah) menjadi alat-alat pertanian/

alat rumah tangga-yang mana bahan bakunya yaitu besi ditambang di


bukit Tambasi.
Deskripsi manfaat : Bukit Tambasi mengandung defosit logam besi
yang sangat besar yang jika diolah akan menambah pendapatan Negara Indonesia.

Soal :
1. Mengapa Jepang membentuk BPUPKI ?
2. Mengapa Panitia Sembilan dibentuk ?
3. Jelaskan tugas Panitia IX !
4. Mengapa Piagam Jakarta dibentuk ?
5. Mengapa Sila Pertama dari Pancasila dirubah ?
Jawaban :
1. Karena pihak Jepang mulai terdesak dalam perang Asia Timur
Raya. Jepang sebenarnya ingin menghasut Indonesia untuk
membantu mereka dalam perang Asia Timur Raya.
2. Akibat perbedaan pandangan sidang Panitia Kecil bersama anggota BPUPKI yang seluruhnya berjumlah 38 orang tidak menemui
kata sepakat, karenanya panitia kecil ini menunjuk Sembilan orang
perumus maka terbentuklah Panitia Sembilan.
3. Untuk menyempurnakan hasil siding BPUPKI ke-2.
4. Karena merupakan persetujuan antara Pihak Islam dan Pihak
Kebangsaan yang non muslim.
5. Karena tidak sesuai dengan agama lain di luar Islam dan ada dua
golongan penting yang berbeda pandangan dalam merumuskan
Pancasila sebagai dasar negara.
FEBRI RAHMAN AMMARULLAH
KELAS VII2 SMPN 5 BATUSANGKAR

Anda mungkin juga menyukai