Ischialgia N' Paraparesis Inferior TUTIK
Ischialgia N' Paraparesis Inferior TUTIK
Presentan :
Sepreka Mirly
Pembimbing :
dr. Hardhi Pranata, Sp.S MARS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama / umur
: Ny.S
Jenis kelamin
: Perempuan
Pekerjaan
: Ibu rumah tangga
Agama
: Islam
Status perkawinan
:menikah
Suku bangsa
: Jawa
Tanggal masuk
:1 April 2010
Dirawat yang ke
:Ke-1
Tanggal pemeriksaan
5 April 2010
RIWAYAT PENYAKIT
DAHULU
Hipertensi
: pasien mengakui
mempunyai riwayat hipertensi sejak
6 tahun yang lalu dan tidak
terkontrol..
Diabetes melitus :disangkal
Sakit jantung
:disangkal
Trauma kepala :disangkal
Sakit kepala sebelumnya : disangkal
Kegemukan
:disangkal
Gastritis
:disangkal
KELUARGA
Tidak ada keluarga yang
menderita penyakit stroke.
RIWAYAT KELAHIRAN/PERTUMBUHAN/PERKEMBANGAN:
Tidak ada kelainan
Limfonodi
Jantung
Paru
Hepar
Lien
Ekstremitas
Status Psikiatris
Tingkah laku
Perasaan hati
Orientasi
Jalan pikiran
Daya ingat
: Wajar
: Baik
: Baik
: Baik
: Baik
Status Neurologis
Kesadaran
: CM, E4M6V5
GCS 15
Sikap tubuh
Cara berjalan
kiri
Gerakan ab N
: Berbaring terlentang
: Tertinggal pada kaki
: Tidak ada
Kepala
Bentuk : normocephal
Simetris : simetris
Pulsasi : teraba pulsasi a
Nyeri tekan
: tidak ada
temporalis +/+
Leher
Sikap
: normal
Gerakan : bebas ke segala arah
Vertebra : tidak ditemukan kelainan
Nyeri tekan
: tidak ada
Pulsasi a.carotis : Teraba
Nervi cranialis
N. I.(Olfactorius)
Daya penghidu :Normosmia +/+
-N II (Optikus)
Ketajaman penglihatan :
6/6
Pengenalan warna
normal
6/6
:
normal
tidak dilakukan
Ptosis
:
Strabismus
:
Nistagmus
:
Exoptalmus
:
Enoptalmus
:
Gerakan bola mata
Lateral
:
Medial
:
Atas medial
:
Bawah medial
:
Atas
:
Bawah
:
Pupil
Ukuran
:
Bentuk
:
Isokor/anisokor
:
Posisi
tengah
Reflek cahaya langsung :
(+)
Reflek cahaya tidak langsung :
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
baik
baik
baik
baik
baik
baik
baik
baik
baik
baik
baik
baik
3 mm
bulat
3 mm
bulat
isokor
tengah
(+)
(+)
(+)
N V ( Trigeminus )
Menggigit
Membuka mulut
Sensibilitas atas
Tengah
Bawah
Reflek masseter
Reflek zigomatikus
Reflek kornea
Reflek bersin
:
:
:
:
:
:
:
(+)
simetris
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
:
:
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
Tidak dilakukan
(+)
N VII (Fascialis)
Pasif
Kedipan mata
:
simetris
Lipatan nasolabial
: asimetris ,sisi kiri lebih datar dari kanan
Sudut mulut
: asimetris ,sisi kiri lebih rendah dari
kanan
Aktif
Mengerutkan dahi
:
simetris
Mengerutkan alis
:
simetris
Menutup mata
:
simetris (kekuatan ka=ki)
Meringis
: asimetris ,sisi kiri tertinggal
Gerakan bersiul
: tidak bisa
Daya pengecapan 2/3 depan : Tidak dilakukan
Hiperlakrimasi
: Tidak ada
Lidah kering
: Tidak ada
N VIII (Akustik)
Mendengar suara gesekan jari tangan : (+)
Mendengar detik arloji : tdk dilakukan
Test Rinne : tidak dilakukan
Test Weber : tidak dilakukan
Test Schwabach :
tidak dilakukan
c
(+)
N X (vagus)
Denyut nadi : teraba, Regular
N IX (Glosofaringeus)
Arkus faring : simetris
Posisi uvula
: di tengah
Daya pengecapan 1/3 belakang :
tidak dilakukan
Reflek muntah : tidak dilakukan
N XI (Asesorius)
Memalingkan kepala
Sikap bahu
Mengangkat bahu
N XII (Hipoglosus)
Menjulurkan lidah
Kekuatan lidah
Atrofi lidah
Artikulasi
Tremor lidah
: normal
: simetris
: dapat
dilakukan.
Sistem motorik
Gerakan
Kekuatan
: Bebas
: 5555
5555
Tonus : Normotonus/
Normotonus
Trofi
: Eutrofi
Terbatas
4444
4444
/ Eutrofi
Sistem reflek
Reflek fisiologis
Reflek tendon
Biseps
: (+) normal / (+)
Triseps
: (+) normal / (+)
Patella
: (+) normal/ (+)
Achilles
: (+) normal/ (+)
Reflek periosteum
: tidak dilakukan
Reflek permukaan
Dinding perut
: tidak dilakukan
Kremaster : tidak dilakukan
Sfingter ani : tidak dilakukan
Reflek patologis
Reflek hoffman trommer : (-) / (-)
Reflek babinski
: (-) / (-)
Reflek chaddock
: (-) / (-)
Reflek oppenheim : (-) / (-)
Reflek gordon : (-) / (-)
Reflek schaefer
: (-) / (-)
Reflek rosolimo
: (-) / (-)
Reflek Mendel Bechterev : (-) / (-)
Klonus paha : (-) / (-)
Klonus kaki
: (-) / (-)
Sistim sensibilitas
Eksteroseptif
Nyeri
Suhu
Taktil
Propioseptif
Posisi
Vibrasi
Tekanan dalam :
:
:
:
(+)
(+)
(+)
(+)
:
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
Fungsi otonom
Miksi
Inkontinensi
Retensi
Anuria : (-)
Defekasi
Inkontinensi
Retensi
: (-)
: (-)
: (-)
: (-)
Fungsi luhur
Fungsi bahasa
Fungsi orientasi
Fungsi memori
Fungsi emosi
Fungsi kognisi
: baik
: baik
: baik
: baik
: baik
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Jenis pemeriksaan
Hasil
Nilai rujukan
Hematologi
Darah rutin
1 APRIL 2010
Hemoglobin
11,9
12-16 g/dl
Hematokrit
39
37-47%
Eritrosit
4,9
4,3-6,0 JUTA/UL
Leukosit
6600
4800-10800/UL
Trombosit
391000
150000 - 400000/UL
MCV
78
80 96 FL
MCHC
24
27 32 PG
MCH
31
32 36 G/DL
Ureum
21
20-50 mg/dl
Kreatinin
0.9
0.5-1.5 mg/dl
Natrium
145
135-145 mEq/L
Kalium
41
3.5-5.3 mEq/L
Klorida
104
97-107 mEq/L
Glukosa Sewaktu
154
Kimia
5 APRIL 2010
Jenis pemeriksaan
Hasil
Nilai rujukan
Hematologi
Darah rutin
Hemoglobin
11.9
12-16 g/dl
Hematokrit
39
37-47%
Eritrosit
4.9
4,3-6,0 JUTA/UL
Leukosit
4800
4800-10800/UL
Trombosit
297000
150000 - 400000/UL
MCV
81
80 96 FL
MCHC
25
27 32 PG
MCH
30
32 36 G/DL
Protein total
7.3
6 8,5 G/DL
Albumin
4.1
Globulin
3.2
Cholesterol
219
Trigliserida
106
Bilirubin total
0.8
SGPT
11
< 40 U/L
SGOT
18
< 35 U/L
Glukosa sewaktu
137
Alkali fosfatase
68
< 98 U/L
Protein
Glukosa
Bilirubin
Eritrosit
1-1-1
< 2/LPB
Leukosit
3-3-3
< 5/LPB
Kimia
Urinalisa
Urin lengkap
CT SCAN KEPALA;
KESAN:
INFARK KAPSULA EXTERNA
KANAN KRUS POSTERIOR.
RONTGEN THORAKS:
COR DAN POLMO DALAM
BTS NORMAL
IV. Resume
Anamnesis
. Pasien perempuan usia 43 tahun datang dengan keluhan lengan dan
tungkai kiri tiba-tiba terasa lemah 1hari sebelum masuk Rumah Sakit saat
istirahat.Mulut tertarik ke kanan.di sertai pusing.Pasien tetap sadar.Kejadian
ini baru pertama kali di alami pasien.Pasien mengaku mempunyai riwayat
darah tinggi
PEMERIKSAAN
Status internus
Status neurologis
Kesadaran
Cardiovaskuler
Tekanan darah kanan
Tekanan darah kiri
Nadi kanan
Nadi kiri
Kepala
Pupil
+/+
Nervi Cranialis
:
N.VII (Fascialis)
Pasif:
Lipatan nasolabial : asimetris, kiri lebih mendatar daripada kanan
Sudut mulut
: asimetris, kiri lebih rendah daripada kanan
Aktif
Meringis
: Asimetris , sisi kiri tertinggal
Mengembungkan pipi :
Asimetris, kiri lebih menggembung
Rangsang Meningeal: ( - )
Motorik
Gerakan
Kekuatan
Tonus
Trofi
Reflek fisiologis
Reflek patologis
Kesan
:
:
:
bebas
:
terbatas
normotonus
normotonus
:
eutrofi
eutrofi
:(+)
:(-)
: ada gangguan motorik berupa hemiparesis sinistra
Pemeriksaan Penunjang
CT SCAN KEPALA:
KESAN:Infark kapsula externa
kanan krus posterior.
Algoritma Siriraj
Kesadaran (0 x 2.5) + muntah (0 x 2)
+cephalgia (1 x 2) + tekanan darah
(90x 10%) +
ateroma(0x 3) - 12 = -1 <1
Kesan : Stroke non Hemoragik
6,5
1
1
0
1
1
0
5
- +
Diagnosa
Diagnosa Klinik :Hemiparase sinistra
tipe UMN,Parase N VII Sinistra tipe
sentral,Hipertensi grade I.
Diagnosa Topik : Hemisfer cerebri
dextra
Diagnosa Etiologi Stroke non hemoragik
TERAPI
Penatalaksanan umum stroke dengan 5B
Medikamentosa
IVFD RLIVFDIVFD RL 20 tts/menit
Anti agregasi trombosit:Aspirin 1x80 mg
Proteksi neuronal;CITIKOLIN 3X500 mg
Anti hipertensi: captopril 3x500 mg 20 ttsIVFD / menit
Hemostatik: Injeksi Asam Traneksamat 3x250 mg iv
Proteksi neuronal : Citikolin inj. 2 X 500mg selama 14 hari
NON MEDIKAMENTOSA
Fisioterapi dan konsul penyakit dalam untuk
mengatasi hipertensi.
PEMERIKSAAN ANJURAN
CT SCAN KEPALA
Laboratorium:Darah lengkap,gula darah,
kolesterol,trigliserida,elektrolit,ureum,kreatinin.
Ekg
Foto thoraks
PROGNOSA
Ad vitam
Ad fungsionam
Ad sanam
Ad cosmeticum
: Ad bonam
: Dubia
: Dubia ad bonam
: Dubia ad bonam
ANALISA KASUS
. Pasien Ny.S usia 43 tahun didiagnosa Stroke Non Hemoragik dan terdapat
Hemiparese sinistra tipe UMN, parase N VII sinistra tipe sentral dan
Hipertensi grade I.diagnosis tersebut ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan neurologis dan pemeriksaan penunjang:
Anamnesis
1.Ny.S,43 tahun datang dengan keluhan lengan dan tungkai kiri lemah
mendadak, yang terjadi saat istirahat 1 hari SMRS
. Berdasarkan definisi stroke yaitu keadaan hilangnya sebagian atau seluruh
fungsi neurologis yang terjadi secara mendadak atau tiba-tiba yang
disebabkan adanya gangguan peredaran darah otak karena berkurangnya
suplai darah atau pecahnya pembuluh darah secara spontan. Berdasarkan
etiologinya stroke dibagi menjadi dua yaitu, stroke hemoragik dan stroke non
hemoragik.Stroke non hemoragik dapat terjadi akibat trombosis atau emboli.
Sedangkan stroke hemoragik dapat berupa perdarahan intra serebral dan
perdarahan sub arachnoid. Berdasarkan anamnesa dengan kejadian saat
pasien istirahat, dan tidak ditemukan adanya penurunan kesadaran, mual,
muntah, kejang, maka dapat digolongkan sebagai stroke non hemoragik.
Analisa kasus
Begitu juga jika dicocokkan dengan Algoritma gajah mada dimana jika ada
2 saja dari tanda- tanda penurunan kesadaran, nyeri kepala dan refleks
babinsky, adalah merupakan stroke hemoragik, maka pada kasus ini
dimana tidak ditemukan tanda- tanda tersebut maka merupakan stroke non
hemoragik. Sedangkan menurut Siriraj Stroke Score (SSS),
pasien ini sesuai dengan stroke non hemoragik dengan nilai skor -2.
2. Pasien mengeluh nyeri pada seluruh kepala, tidak hanya pada satu tempat,
dan tidak berputar serta tidak seperti melayang.
Sesuai dengan stroke non hemoragik kadang disertai nyeri kepala kadang
tidak,tetapi tidak hebat.
3.Pasien sempat diukur .tekanan darahnya dan didapatkan hasilnya
200/90.Pasien mengaku kejadian seperti ini baru pertama kali terjadi pada
dirinya,pasien masih dapat mengingat saat sebelum dan sesudah kejadian.
Tetapi pasien mengakui mempunyai tekanan darah tinggi sejak 6 tahun
yang lalu dan tidak kontrol teratur.
:
Analisa kasus
Faktor resiko yang dapat menyebabkan stroke:umur >40 tahun,jenis
kelamin,keturunan berhubungan dengan faktor resiko,ras,hipertensi,penyakit
atau kelainan jantung,diabetes melituss,kadar kolesterol darah yang
tinggi,merokok,alkohol,oral kontrasepsi.
PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGIS
Dari pemeriksaan kesadaran pasien membuka mata secara spontan (E4),
dapat melakukan gerakan yang diperintahkan (M6),dan berorientasi penuh
saat diajak berbicara (V5
Hal ini menunjukkan kesadaran pasien masih dalam tingkat Compos
Mentis .
Pemeriksaan gejala rangsang meningeal negatif ( - ).
Sesuai dengan stroke non hemoragik
Pada pemeriksaan N. Cranialis VII didapatkan paresis sinistra dimana saat
pasif lipatan nasolabialis kiri datar dan sudut mulut kiri lebih rendah dari yang
kanan. Pada saat aktif, seperti meringis dan mengembungkan pipi terlihat
asimetris, dimana terlihat mulut sisi kiri tertinggal dan pasien
menggembungkan pipi sebelah kiri lebih lemah daripada kanan.
Analisa kasus
Keadaan ini menunjukan adanya kelemahan dari muskulus oblikularis
oris sinistra yang dipersarafi oleh N. Cranialis VII.
Tipe lesi sentral dari parese N. VII sinistra ini didapatkan karena
kelemahan M. Orbikularis Oris sinistra tidak diikuti dengan kelemahan
dari M. Orbikularis Okuli sinistra (pasien masih dapat menutup mata
sebelah kiri). Hal ini terjadi karena subdivisi inti nervus fasialis yang
mempersarafi muskulus oblikularis okuli mendapatkan inervasi kortikal
secara bilateral.
Pada pemeriksaan kekuatan motorik didapatkan hemiparesis sinistra dengan
kekuatan motorik untuk lengan (4, 4, 4, 4) dan tungkai (4, 4, 4, 4)
Bisa melawan tahanan ringan.
Terdapat peningkatan refleks fisiologis dari otot-otot pada ekstremitas
sinistra. Keadaan hiperefleksia ini terjadi karena impuls inhibisi dari susunan
piramidal dan ekstrapiramidal untuk lengkung refleks tidak dapat disampaikan
ke motorneuron medulaspinalis.Refleks patologis tidak ada.
Tipe lesi UMN dari hemiparesis sinistra
ANALISA KASUS
Diagnosis Klinis :
Hemiparese sinistra tipe UMN
Didapatkan kelemahan pada tangan dan kaki sebelah kiri dengan
kekuatan otot masing-masing adalah 4. Pasien dapat melawan tahanan
ringan.
Tipe UMN didapatkan peningkatan dari refleks fisiologis dari
refleks biseps, triceps, APR dan KPR sinistra. Keadaan hiperefleksia ini terjadi
karena impuls inhibisi dari susunan piramidal&ekstrapiramidal untuk lengkung
refleks tidak dapat disampaikan ke motorneuron medulaspinalis. Kemudian
didapatkan pula Refleks patologis yang menunjukkan lesi UMN.
Parese N. VII sinistra tipe sentral
Pemeriksaan saraf cranial VII aktif : meringis dan mengembungkan
pipi terlihat asimetris, dimana terlihat mulut sisi kiri tertinggal dan pasien sulit
menggembungkan pipi sebelah kiri. Kelemahan muskulus oblikularis oris
sinistra tidak diikuti dengan kelemahan dari muskulus oblikularis okuli dan
otot-otot dahi.
Hipertensi Grade I
Tekanan darah ketika diperiksa menunjukkan 140/90 mmHg. Sesuai kriteria
hipertensi JNC VII, tekanan darah ini masuk ke grade I.
Analisa kasus
Diagnosis Topik
Pencitraan (Radiologi)
CT Scan :
Stroke Non-Hemoragik
=
Didapatkan area hipodens (hitam)
dengan derajat ringan sampai berat. Pada stroke akut batas tidak jelas, pada
stroke lama berbatas jelas
Didapatkan dari pemeriksaan CT scan kepala, kesannya adalah infark
kapsula externa kanan krus posterior.
Diagnosis Etiologik
Stroke non hemoragik
Bila tanpa melihat CT scan, diagnosis ini dapat ditegakkan dengan sistem
skoring stroke. Ada 3 sistem skoring yang ditampilkan, yaitu:
Algoritma Stroke Gajah Mada
Penurunan kesadaran (-)
Nyeri kepala (+)
Refleks Babinsky (-)
Kesan : Stroke non hemoragik
ANALISA KASUS
Siriraj Stroke Score
Jumlah
= -1
Kesan : Stroke non hemoragik
>>> Stroke yang terjadi adalah tipe non hemoragik. Dimana kriteria menurut
Algoritma Stroke Gadjah Mada ditemukan pada pasien ini yaitu adanya, nyeri
kepala, Serta didukung juga dari hasil penghitungan dari Siriraj Stroke Score
sebesar -1 memberi kesan untuk Stroke non Hemoragik. Didukung juga setelah
adanya hasil dari CT scan yang menunjukkan adanya infark kapsula externa
kanan krus posterior
.Penatalaksanaan
Penatalaksanan stroke harus diawali dengan mempertahankan fungsi vital dengan 5B
( Breathing, Blood, Brain, Bladder, Bowel). atau dengan ABCD. Pada dasarnya
penatalaksanaan umum 5B tetap dilakukan khususnya pada awal kejadian, namun saat
hari diperiksa pada pasien tidak ditemukan adanya kesulitan dalam bernafas (frekwensi
napas normal), tekanan darah cukup stabil (walaupun masih dalam kategori hipertensi),
suhu afebris, tanda-tanda peningkatan TIK tidak ada, tidak ada kesulitan menelan, serta
gangguan miksi dan defekasi tidak ada. Sehingga terapi yang dipilih saat ini adalah:
ANALISA KASUS
Medikamentosa
ANALISA KASUS
Non medikamentosa :
Fisiotherapi
Penatalaksanan fisioterapi berguna untuk memperbaiki fungsi motorik dan
mencegah kontraktur sendi.
Konsul penyakit dalam untuk mengatasi hipertensi
Pengobatan yang cepat dan tepat diharapakan dapat menekan mortalitas dan mengurangi
kecacatan. Tujuan utama pengobatan adalah untuk memperbaiki aliran darah ke otak
secepat mungkin dan melindungi neuron dengan memotong kaskade iskemik.
PEMERIKSAAN ANJURAN
Laboratorium :
>>> Pemeriksaan darah lengkap, kimia darah, dan elektrolit dilakukan untuk mencari
faktor resiko.
EKG
>>> Dilakukan untuk melihat apakah ada kelainan jantung.
Foto thoraks
>>> Untuk mengetahui adanya cardiomegali akibat hipertensi yang sudah diderita pasien
sebelumnya, dan untuk apakah ada komplikasi pada paru-paru akibat berbaring lama.
CT scan kepala
>>> Untuk menentukan etiologi, pedoman terapi, dan prognosis dari penyakit stroke.
ANALISA KASUS
Prognosis
Prognosis ad vitam adalah: ad bonam
>>> karena pemeriksaan tanda vital, keadaan umum, dan kesadaran pasien
dalam keadaan stabil.
Prognosis ad fungsionam : dubia
>>> karena pada pasien ini ditemukan adanya infark yang menyebabkan
adanya sequele dan usia pasien masih muda.
Prognosis ad sanam : dubia ad bonam
>>> karena kelumpuhan yang bersifat mendadak dapat menimbulkan
kegoncangan jiwa sehingga pasien menjadi panik, sedih, cemas dan marah
menjadi satu. Dengan demikian perlu dilakukan pendekatan psikologik..
Prognosis ad cosmeticum : dubia ad bonam
>>> karena melihat perkembangan pada mulut dimana hanya sedikit yang