OLEH :
(103 12 11 001)
(103 12 11 002)
(103 12 11 003)
ALEO SAPUTRA
(103 12 11 005)
BAB I
PENDAHULUAN
bidang
mata
pencaharian
yang
menggunakan
alat-alat
di
bidang
pengolahan
hasil-hasil
bumi
dan
menandingi
perusahaan
Amerika,
pemerintah
Belanda
berikutnya setelah perang dunia ke-2, perusahaan ini berubah menjadi P.T.
Permindo dan pada tahun 1968 menjadi P.T. Pertamina.
Pada tahun 1920 masuk dua perusahaan Amerika baru yaituStandard
Oil of California dan Texaco. Kemudian, pada tahun 1930 dua perusahaan ini
membentuk N.V.N.P.P.M (Nederlandsche Pasific Petroleum Mij) dan
menjelma menjadi P.T. Caltex Pasific Indonesia,sekarang P.T. Chevron
Pasific Indonesia. Perusahaan ini mengadakan eksplorasi besar-besaran di
Sumatera bagian tengah dan pada tahun 1940 menemukan lapangan Sebangga
disusul pada tahun berikutnya 1941 menemukan lapangan Duri. Di daerah
konsesi perusahaan ini, pada tahun 1944 tentara Jepang menemukan lapangan
raksasa Minas yang kemudian dibor kembali oleh Caltex pada tahun 1950.
Pada tahun 1935 untuk mengeksplorasi minyak bumi di daerah Irian
Jaya dibentuk perusahaan gabungan antara B.P.M., N.P.P.M., dan N.K.P.M.
yang bernama N.N.G.P.M. (Nederlandsche Nieuw Guinea Petroleum Mij)
dengan hak eksplorasi selama 25 tahun. Hasilnya pada tahun 1938 berhasil
ditemukan lapangan minyak Klamono dan disusul dengan lapangan Wasian,
Mogoi, dan Sele. Namun, karena hasilnya dianggap tidak berarti akhirnya
diseraterimakan kepada perusahaan SPCO dan kemudian diambil alih oleh
Pertamina tahun 1965.
Setelah perang kemerdekaan di era revolusi fisik tahun 1945-1950
terjadi pengambilalihan semua instalasi minyak oleh pemerintah Republik
Indonesia. Pada tahun 1945 didirikan P.T. Minyak Nasional Rakyat yang pada
tahun 1954 menjadi perusahaan Tambang Minyak Sumatera Utara. Pada tahun
1957 didirikan P.T. Permina oleh Kolonel Ibnu Sutowo yang kemudian
menjadi P.N. Permina pada tahun 1960. Pada tahun 1959, N.I.A.M. menjelma
menjadi P.T. Permindo yang kemudian pada tahun 1961 berubah lagi menjadi
P.N. Pertamin. Pada waktu itu juga telah berdiri di Jawa Tengah dan Jawa
Timur P.T.M.R.I (Perusahaan Tambang Minyak Republik Indonesia) yang
menjadi P.N. Permigan dan setelah tahun1965 diambil alih oleh P.N. Permina.
Pada tahun 1961 sistem konsesi perusahaan asing dihapuskan diganti
dengan sistem kontrak karya. Tahun 1964 perusahaan SPCO diserahkan
kepada P.M. Permina. Tahun 1965 menjadi momen penting karena menjadi
sejarah baru dalam perkembangan industri perminyakan Indonesia dengan
dibelinya seluruh kekayaan B.P.M. Shell Indonesia oleh P.N. Permina. Pada
tahun itu diterapkan kontrak bagi hasil (production sharing) yang menyatakan
bahwa seluruh wilayah Indonesia merupakan daerah konsesi P.N. Permina dan
P.N. Pertamin. Perusahaan asing hanya bisa bergerak sebagai kontraktor
dengan hasil produksi minyak dibagikan bukan lagi membayar royalty.
Sejak tahun 1967 eksplorasi besar-besaran dilakukan baik di darat
maupun di laut oleh P.N. Pertamin dan P.N. Permina bersama dengan
kontraktor asing. Tahun 1968 P.N. Pertamin dan P.N. Permina digabung
menjadi P.N. Pertamina dan menjadi satu-satunya perusahaan minyak
nasional. Di tahun 1969 ditemukan lapangan minyak lepas pantai yang diberi
nama lapangan Arjuna di dekat Pemanukan, Jabar. Tidak lama setelah itu
ditemukan lapangan minyak Jatibarang oleh Pertamina. Kini perusahaan
minyak kebanggaan kita ini tengah berbenah diri menuju perusahaan
bertarafinternasional.
BAB II
PENGENALAN KEGIATAN MIGAS
Natural Flow
Bila tekanan reservoir cukup besar, sehingga mampu mendorong fluida
reservoir sampai ke permukaan disebut sebagai sumur sembur alam.
Sumur sembur alam dapat diproduksikan dengan atau tanpa jepitan
(choke)
di
permukaan.
Sebagian
besar
sumur
sembur
alam
2.
Artificial Lift
Artificial lift, yaitu metode dimana sumur-sumur yang dipasangi
peralatan pengangkatan buatan. Salah satu pertimbangan untuk
memasang alat bantu tersebut adalah karena faktor kecilnya tekanan
reservoir. Reservoir yang telah diproduksikan akan mengalami
penurunan tekanan reservoir, dimana akan tercapai suatu harga dimana
perbedaan tekanan reservoir dengan tekanan hidrostatik sumur tidak
dapat mengangkat fluida ke permukaan secara alami. Untuk itulah
metode artificial lift digunakan. Tetapi selain itu, bisa juga karena
alasan untuk meningkatkan target produksi, sehingga sumur-sumur
yang memiliki tekanan bagus pun bisa di pasang peralatan artificial.
Jenis-jenis artificial lift method antara lain:
a.
b.
Gas Lift
Metode ini merupakan salah satu cara pengangkatan buatan dengan
bantuan injeksi gas bertekanan tinggi (850 psi) yang ditujukan
untuk mengangkat cairan ke atas permukaan. Gas di injeksikan
melalui lubang anulus tubing-casing pada kondisi tekanan dan
temperatur tertentu.
Prinsip Kerja Gas Lift:
Cairan yang berada di dalam anulus antara tubing dan casing diberi
tekanan dengan injeksi gas, sehingga permukaan cairan akan turun
ke bawah valve, selanjutnya akan terbuka dan injeksi gas akan
memasuki tubing, dengan adanya pencampuran gas dengan fluida
resorvoir maka densitas minyak akan menurun sehingga akan
mengkibatkan
tekanan
gradien
pada
fluida
menurun
dan
c.
Jet Pump
Pompa ini dikenal sebagai pompa yang memiliki kecepatan tinggi
untuk mengangkat minyak bumi ke atas permukaan, penggunaan
jenis pompa ini biasanya diperuntuhkan untuk sumur yang baru
diproduksi, setelah sumur bersih dari padatan-padatan maka akan
diganti dengan pompa piston hidrolik. Jet pump digolongkan
sebgai free pump (bongkar pasang) sehingga mudah untuk di
angkat jika akan mengalami perbaikan maupun pembersihan.
Prinsip Kerja Jet Pump :
Cara kerja dari alat ini berdasarkan dengan transfer momentum
antar kedua fluida, dimana fluida yang betekanan tinggi akan
dipompakan dengan menggunakan pompa di atas permukaan
melewati nozzle dan selanjutnya akan bercampur dengan fluida
produksi di pipa pencampur. Perubahan tekanan pada nozzle akan
menghasilkan kecepatan yang tinggi untuk membawa cairan ke atas
permukaan.
d.
e.
menghasilkan
efesiensi
mekanik
yang
tinggi.
2.2
10
Gambar 1. Manifold
3. Header
Header merupakan pipa berukuran lebih besar dari flowline yang
berfungsi
untuk
menyatakan
fluida
produksi.
Secara
11
telah
mengalami
proses
12
PPP
agar sesuai
dengan suhu
saat trucking. Suhu di Tangki PPP adalah 1400F dan suhu pada
saat trucking adalah 1800F.
9. Boiler
Boiler merupakan alat yang mempunyai cara kerja sama dengan
karburator. Di boiler di operasikan menggunakan campuran minyak
mentah yang
disemprotkan
dengan
udara
untuk
menghasilkan
disemprotkan
dengan
udara
untuk
menghasilkan
13
12. Trucking
Minyak dari storage tank yang telah disampling terlebih dahulu untuk
mengetahui kadar WOC kemudian akan di trucking ke dalam mobil
tangki. Minyak yang akan di trucking ke mobil tangki harus minyak
yang mempunyai kadar WOC tidak lebih dari 0,5%.
2.3
2.
Surface Facility:
Wellhead(Kepala sumur)
Gathering system
Manifold system
Separator
Oil storage
Pompa
Tubular Product
Tabular Product dalam industri oil and gas adalah pipa-pipa baja yang
diperlukan untuk dipasang pada sumur-sumur minyak dan gas sebagai
penghubung ke reservoir.
14
Drill Pipe
Drill Pipe adalah suatu pipa berat dimana mata bor (bit) berputar dan
fluida pemboran serta lumpur disirkulasikan.
Drill Pipe digunakan untuk mengebor dan membuat lubang dari
surface hingga reservoir.
Drill Pipe mempunyai sambungan 30 ft setiap sambungannya dan
tidak dipasang secara permanen.
Casing
Casing adalah pipa selubung dengan panjang antara 16ft (5m)
sampai dengan 40 ft (13m) dengan diameter bervariasi dari 4
inci sampai 30 inci.
Melindungi lubang bor dari pengaruh fluida formasi dan tekanan
di sekitarnya.
Memisahkan formasi produktif satu dengan yang lainnya.
Bersama-sama
semen
memperkuat
dinding
lubang
serta
15
Gambar 5. Casing
3.
Tubing
Pipa baja dengan panjang antara 20ft (6m) sampai 34ft (10m)
Dan berdiameter antara 11/4inci smapai 41/2 inci.rangkaian ini
adalah rangkaian pipa terakhir yang dimasukkan ke dalam sumur
produksi.
Fluida yang berasal dari formasi yang berupa minyak dan gas,
mengalir dari dasar lubang ke permukaan melalui tubing yang
pada umumnya disebut rangkaian pipa produksi (string).
Gambar 6. Tubing
16
b.
Packer
Packer adalah penyekat antara casing dengan dinding casing/annulus
selain itu juga menjaga casing dari fluida formasi.
Packer juga berfungsi untuk mempertahankan efisiensi kinerja
produksi minyak dan gas bumi dari suatu formasi.
Gambar 7. Packer
c.
Sliding Sleeve
Merupakan suatu alat yang dipasang pada rangkaian tubing dengan
tujuan untuk dapat dibuka dan ditutup yang memungkinkan adanya
komunikasi atau menutup komunikasi antara tubing dengan annulus atau
formasi.
B.
Surface Facility
Surface Facility berfungsi:
1.
Media Pengangkut
2.
Pemisah
3.
Penimbun (penampung)
17
a.
juga
dirancang
agar
dapat
mengakomodasi
dan
Gambar 8. Wellhead
b.
Gathering System
Berfungsi mengatur jalannya minyak dari masing-masing sumur, agar
mendapatkan laju produksi yang optimum, karena masing-masing
mempunyai karakter (laju, tekanan, GOR, dsb) yang berbeda-beda.
18
Manifold System
Manifold adalah sekumpulan pipa salur atau choke yang bertujuan
untuk mengatur jalannya laju produksi dan pengetesan dari masingmasing sumur ke separator.
Macam-macam sumur (kapasitas produksi, tekanan, GOR, ada tidaknya
kandungan material, sifat fisik dan kimia fluida pada sumur) berbedabeda.
Separator
Separator adalah alat yang mempunyai fungsi memisahkan gas dari
cairan yang ikut terproduksi dari sumur.
Komponen separator:
19
20
e.
Oil Storage
Setelah fluida reservoir dipisahkan, minyak hasil pemisahan diharapkan
hanya mengandung air / solid sangat kecil ( < 0,2 %) dialirkan ke
penampungan sementara di dalam kompleks block station kemudian
melalui sistem pipa dialirkan ke pusat penampungan/penimbum (PPM)
untuk kemudian dipersiapkan akan dikirim ke refenery unit,gas plant
pada jadwal yang sudah ditentukan melalui sale-line.
Adapun test tank yang berfungsi sebagai tangki pengukur jumlah
produksi dari satu atau beberapa sumur.
Tangki penimbum adalah tangki penyimpan gas dan minyak mentah.
Pompa
Pompa adalah alat yang berfungsi untuk meningkatkan kinerja aliran
sumur agar mendapat jumlah produksi pada suatu sumur
Macam-macam pompa terdiri dari:
pengoperasiannya.
Prinsip
kerjanya
adalah
dengan
21
22
2.3
23
3.
Kebakaran
Bila akumulasi gas-gas yang tertahan dalam eksplorasi lepas pantai
mengalami suatu getaran hebat, yang diakibatkan oleh berbagai hal,
seperti gerakan roda-roda mesin, tiupan angin dari kompresor dan
sejenisnya, sehingga gas itu terangkat ke udara (beterbangan) dan
kemudian membentuk awan gas dalam kondisi batas ledak (explosive
limit) dan ketika itu ada sulutan api, maka akan terjadi ledakan yang
diiringi oleh kebakaran
4.
utamanya
adalah
kecelakaan
pada
kapal
tanker
yang
24
BAB III
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari pembuatan makalah ini antara lain :
1.
2.
3.
Secara garis besar alur proses produksi minyak mentah adalah mulai dari
sumur produksi sampai produk minyak mentah yang telah terpisahkan
dengan air yang terkandung pada minyak mentah tersebut.
4.
5.
6.
25
DAFTAR PUSTAKA
Sukandarrumidi . 2013 . Geologi Minyak dan Gas Bumi . Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press
Fasya Ismail, Ali . 1998 . Teknologi Minyak dan Gas Bumi . Plaju: Universitas
Sriwijaya
26