3.1 Pendahuluan
Sistematika sebuah laporan disusun berdasarkan format yang berlaku secara
konvensional. Secara garis besarnya, laporan terdiri atas tiga bagian, yaitu 1) bagian
pelengkap pendahuluan, 2) bagian isi (tubuh laporan), dan 3) bagian pelengkap
penutup. Ketiga bagian tersebut dirinci berikut ini.
Setelah belajar materi bab ini, mahasiswa diharapkan mampu:
1.
sebuah laporan;
2.
3.
3.1.1
sebelum bagian isi laporan. Bagian ini dipersiapkan sebagai bahan informasi awal
bagi pembaca sebelum memasuki uraian pada bagian isi laporan. Ada ketentuan
tersendiri yang perlu diperhatikan dalam penyusunan bagian pelengkap pendahuluan.
Unsur unsur yang tercakup pada bagian pelengkap pendahuluan ialah halaman
judul, halaman pengesahan, halaman penerimaan, kata pengantar, daftar isi,
daftar simbol dan singkatan, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, dan
18
tinjauan pustaka, metode penelitian, pembahasan (hasil penelitian), dan penutup. Bab
bab tersebut akan dijelaskan secara singkat berikut ini.
1. Pendahuluan
Bab pendahuluan mencakup hal hal berikut.
1.
Latar belakang masalah yang menjelaskan apa dan mengapa judul laporan itu
dipilih.
judul.
3. Pembatasan masalah yaitu menetapkan/membatasi masalah tertentu beserta
argumentasinya.
4. Perumusan masalah yaitu mengembangkan pertanyaan penelitian yang bersumber
ari masalah yang dipilih atau dibatasi.
5. Tujuan dan
19
3.1.3
Tinjauan pustaka
Tinjauan pustaka adalah pembahasan teori yang dapat dijadikan landasan dan
bandingan. Beberapa hal penting yang harus diperhatikan berkaitan dengan rumusan
teori ialah berikut ini.
1.
2.
3.
4.
3.1.4
Metode penelitian
Bab
ini
menjelaskan
metode
penelitian
yang
digunakan
beserta
sebelumnya,
yaitu
menyatakan
kembali
variabel
variabel
penelitian,
20
3.1.6
Penutup
Bab ini berisikan simpulan temuan penelitian dari hasil analisis data,
3.2.1
Daftar pustaka
Pencantuman daftar pustaka dalam laporan merupakan keharusan. Setiap
karya ilmiah selalu dilengkapi dengan daftar pustaka, yaitu sebuah daftar yang
memuat secara lengkap sumber tertulis berupa buku buku , majalah majalah,
jurnal jurnal, surat surat kabar, dan bahan bahan lain yang menjadi rujukan
dalam penulisan karya ilmiah (laporan).
3.2.2
Lampiran
Ada sejumlah bahan informasi yang kadang kadang perlu disertakan dalam
laporan, tetapi tidak perlu dinyatakan dalamn uraian teks. Bahan bahan informasi
21
tersebut dapat ditempatkan sebagai lampiran atau indeks laporan, seperti korpus data,
gambar/peta, daftar informan, dan lain-lain. Jika bahan informasi tambahan itu lebih
dari satu, penempatannya diurut dengan menggunakan angka 1, 2, 3, dan seterusnya.
3.2.3
Indeks
Indeks adalah salah satu bagian pelengkap penutup yang memuat daftar nama
atau istilah yang digunakan dalam uraian pada bab bab dan halaman sebelumnya.
Pencantuman indeks dalam penyusunan laporan tidak merupakan keharusan. Jika
penulis yang bersangkutan menganggap perlu melengkapi karyanya dengan indeks,
maka daftar nama atau istilah yang dimaksud disusun secara berkelompok
berdasarkan abjad awal nama atu istilah. Setiap kelompok dipisahkan dalam jarak
empat spasi dan di belakang setiap kata diberi tanda koma, selanjutnya diikuti dengan
nomor nomor halaman yang memuat kata kata dan istilah yang dimaksud dalam
laporan.
Contoh
adverbia, 2, 4, 17, 28
afiks, 3, 5, 8, 11, 25
afiksasi, 3, 4, 7, 11
ajektiva, 6, 8, 11, 25
anaforis, 15, 17, 23
argumen, 28, 49
aspek, 6, 34, 75
22
Daftar ralat
Penulisan laporan memerlukan kecermatan agar informasi yang disampaikan
penulisnya dapat dipahami dengan tepat oleh pembaca, khususnya para penguji yang
bersangkutan. Kecermatan tersebut mencakup penulisan kata yang tepat menurut
kaidah ejaan yang berlaku, pemilihan kata/istilah yang sesuai dengan makna yang
dimaksud, penyusunan struktur kalimat yang efektif, dan penataan tulisan yang rapi.
Meskipun penulis laporan telah berusaha ke arah tersebut, pemeriksaan yang cermat
terhadap naskah sering menunjukkan adanya kesalahan penulisan yang memerlukan
perbaikan. Jika kesalahan penulisan tersebut tidak sempat diperbaiki pada halaman
masing masing sebelum ujian laporan, perbaikan disusun dalam suatu daftar yang
disebut daftar ralat. Daftar ralat yang dimaksud dapat dilihat pada contoh berikut.
23
Contoh
DAFTAR RALAT
Halaman
1
Baris
12
Tertulis
Dengan
Seharusnya
dengar
2
7
45
56
67
69
78
20
19
22
17
3
4
9
menyolok
Effektif
di padukan
hubungan fungsi
dwibahasa
paduan bunyi
alih kode
mencolok
afektif
dipadukan
hubungan fungsional
kedwibahasaan
paduan leksem
campur kode
3.3 Format
Karya ilmiah harus memenuhi persyaratan tertentu. Persyaratan tersebut
mencakup isi pembahasan dan format penyajiannya. Setiap lembaga pendidikan
tinggi mempunyai aturan aturan tertentu tentang format karya ilmiah yang diajukan
oleh mahasiswa. Ada di antara aturan aturan tersebut yang sama dan ada yang
berbeda. Unsur unsur yang termasuk format karya ilmiah yang perlu diketahui akan
dijelaskan secara singkat pada butir butir berikut.
3.3.1
kuarto (28 X 21,5 cm). Batas ketikan ditata dengan rapi pada batas 4 cm dari atas, 3
24
cm dari bawah untuk penempatan baris terakhir, 4 cm dari batas kiri, dan 3 cm dari
kanan.
Setiap baris baru dan permulaan kutipan langsung yang terdiri atas lima baris
atau lebih dimulai pada jarak lima ketukan dari batas ketikan sebelah kiri. Jarak
antarbaris kalimat pada uraian ialah dua spasi, sedangkan jarak antarbaris kalimat
pada kutipan langsung ialah satu spasi (spasi rapat).
3.3.2
Mesin tulis
Pengetikan laporan dilakukan dengan menggunakan komputer. Penggunaan
Penomoran
Angka yang digunakan dalam penomoran halaman ialah angka Romawi dan
angka Arab. Angka Romawi kecil (i, ii, iii, iv, dan seterusnya) digunakan untuk
menomori halaman halaman yang termasuk bagian pelengkap pendahuluan. Angka
Romawi besar digunakan untuk menomori judul bab pendahuluan, tinjauan pustaka
atau dasar teori, pembahasan, dan penutup. Selanjutnya, angka Arab digunakan untuk
menomori halaman bab pendahuluan sampai dengan halaman terakhir dan untuk
menomori nama tabel, gambar, lampiran, dan sejenisnya.
Penomoran judul judul subbab (anak judul) dilakukan dengan menggunakan
angka Arab sistem digital (1.1, 1.2, 1.3, 1.2.1, 1.2.2, 1.2.3, 2.1.1, 2.1.2, 2.1.3, dan
seterusnya). Angka digital dibatasi hanya sampai pada tiga angka, sedangkan
25
penomoran rincian selanjutnya menggunakan angka Arab dalam kurung, misalnya 1),
2), 3), 4). Nomor halaman ditempatkan di bagian bawah (di tengah).
3.3.4
Penggunaan huruf
Penggunaan huruf dalam penulisan karya ilmiah harus tepat. Rincian aturan
penggunaan huruf dalam bahasa Indonesia dapat dibaca pada buku Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Huruf kapital digunakan dalam
penulisan judul karya ilmiah, judul bab, judul bagian pelengkap pendahuluan, dan
pelengkap penutup tanpa garis bawah. Huruf kapital juga digunakan pada huruf
pertama setiap kata pada judul subbab (kecuali partikel) dan huruf pertama judul
subbab. Istilah istilah tertentu yang lazim ditulis dengan huruf kapital ditulis sesuai
dengan aturan penulisannya. Huruf miring (kursif) digunakan dalam penulisan nama
buku, majalah, surat kabar yang menjadi pustaka acuan untuk menegaskan katakata
tertentu, dan untuk menuliskan istilahistilah ilmiah yang belum disesuaikan
ejaannya. Pada ketikan biasa, bagianbagian yang akan ditulis dengan huruf miring
ditandai dangan garis bawah kata per kata.
TL (dikerjakan di kelas)
26
b.
c.
27