Anda di halaman 1dari 4

Asbestosis

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Belum Diperiksa

Langsung ke: navigasi, cari

Asbestosis
Klasifikasi dan bahan-bahan eksternal
ICD-10

J61

ICD-9

501

Asbestosis ditunjukkan dengan plak di atas diafragma (pencitraan dengan sinar-x)


Asbestosis adalah suatu penyakit saluran pernapasan yang terjadi akibat
menghirup serat-serat asbes, dimana pada paru-paru terbentuk jaringan parut yang
luas.
Asbestos terdiri dari serat silikat mineral dengan komposisi kimiawi yang berbeda.
Jika terhisap, serat asbes mengendap di dalam dalam paru-paru, menyebabkan
parut. Menghirup asbes juga dapat menyebabkan penebalan pleura (selaput yang
melapisi paru-paru).

Daftar isi
[sembunyikan]

1 Penyebab

2 Gejala

3 Diagnosa

4 Penyembuhan

5 Pencegahan

6 Pranala luar

[sunting] Penyebab
Menghirup serat asbes bisa menyebabkan terbentuknya jaringan parut (fibrosis) di
dalam paru-paru. Jaringan paru-paru yang membentuk fibrosis tidak dapat
mengembang dan mengempis sebagaimana mestinya. Beratnya penyakit
tergantung kepada lamanya pemaparan dan jumlah serat yang terhirup.
Pemaparan asbes bisa ditemukan di industri pertambangan dan penggilingan,
konstruksi dan industri lainnya. Pemaparan pada keluarga pekerja asbes juga bisa
terjadi dari partikel yang terbawa ke rumah di dalam pakaian pekerja.
Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh asbes diantaranya:
Plak pleura (klasifikasi)
Mesotelioma maligna
Efusi pleura.

[sunting] Gejala
Gejala asbestosis muncul secara bertahap dan baru muncul hanya setelah
terbentuknya jaringan parut dalam jumlah banyak dan paru-paru kehilangan
elastisitasnya.
Gejala pertama adalah sesak napas ringan dan berkurangnya kemampuan untuk
melakukan gerak badan. Sekitar 15% penderita, akan mengalami sesak napas yang
berat dan mengalami kegagalan pernapasan.
Perokok berat dengan bronkitis kronis dan asbestosis, akan menderita batuk-batuk
dan bengek. Menghirup serat asbes kadang-kadang dapat menyebabkan
terkumpulnya cairan pada ruang antara kedua selaput yang melapisi paru-paru.
Meskipun jarang, asbes juga bisa menyebabkan tumo pada pleura yang disebut
mesotelioma atau pada selaput perut yang disebut mesotelioma peritoneal.

Mesotelioma yang disebabkan oleh asbes bersifat ganas dan tidak dapat
disembuhkan. Mesotelioma umumnya muncul setelah terpapar krokidolit, satu dari
4 jenis asbes. Amosit, jenis yang lainnya, juga menyebabkan mesotelioma.Krisotil
mungkin tidak menyebabkan mesotelioma tetapi kadang tercemar oleh tremolit
yang dapat menyebabkan mesotelioma. Mesotelioma biasanya terjadi setelah
pemaparan selama 30-40 tahun.
Kanker paru-paru akan terjadi pada penderita asbestosis yang juga merokok,
terutama mereka yang merokok lebih dari satu bungkus sehari.
Gejala lainnya yang mungkin ditemukan:
batuk
rasa sesak di dada
nyeri dada
kelainan kuku atau clubbing of fingers (bentuk jari-jari tangan yang
menyerupai tabuh genderang).

[sunting] Diagnosa
Pada pemeriksaan fisik dengan menggunakan stetoskop, akan terdengar suara
ronki. Untuk memperkuat diagnosis, biasanya dilakukan pemeriksaan berikut:
Rontgen dada
Tes fungsi paru-paru
CT scan paru.

[sunting] Penyembuhan
Pengobatan suportif untuk mengatasi gejala yang timbul adalah membuang
lendir/dahak dari paru-paru melalui prosedur postural drainase, perkusi dada dan
vibrasi. Diberikan obat semprot untuk mengencerkan lendir. Mungkin perlu
diberikan oksigen, baik melalui sungkup muka (masker) maupun melalui selang
plastik yang dipasang di lubang hidung. Kadang dilakukan pencangkokan paruparu. Mesotelioma berakibat fatal, kemoterapi tidak banyak bermanfaat dan
pengangkatan tumor tidak menyembuhkan kanker.

[sunting] Pencegahan

Asbestosis dapat dicegah dengan mengurangi kadar serat dan debu asbes di
lingkungan kerja. Karena industri yang menggunakan asbes sudah melakukan
kontrol debu, sekarang ini lebih sedikit yang menderita asbestosis, tetapi
mesotelioma masih terjadi pada orang yang pernah terpapar 40 tahun lalu.
Untuk mengurangi risiko terjadinya kanker paru-paru, kepada para pekerja yang
berhubungan dengan asbes, dianjurkan untuk berhenti merokok. Sementara itu
guna menghindari sumber penyakit yang akan tersebar pada pihak keluarga,
disarankan setiap pekerja untuk mencuci pakaian kerjanya di pabrik, dan
menggantinya dengan pakaian bersih untuk kembali ke rumah. Sehingga semua
pakaian kerja tidak ada yang dibawa pulang, dan pekerja membersihkan diri atau
mandi sebelum kembali kerumah masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai