Referat Neuro
Referat Neuro
otak
sebenarnya
mempunyai
insidensi
yang
rendah
Pembahasan
Histologi Otak
Jaringan saraf terdiri dari neuroglia dan sel Schwann (sel-sel
penyokong) serta neuron (sel-sel saraf). Keduanya berkaitan erat dan
terintegrasi satu sama lain sehingga bersama-sama berfungsi sebagai
satu unit. Sel saraf atau neuron adalah unit struktural dan fungsional dari
sistem saraf. Neuron menghasilkan dan mengkonduksikan hantaran listrik
dalam bentuk impuls saraf. Sel sel ini berkomunikasi satu dengan lainnya
secara kimiawi melalui sinaps.
Neuron dapat dibagi secara umum menjadi beberapa bagian yaitu:
11
neuron
dapat
menjadi
eksitatori
ataupun
inhibitori
Ada 4 jenis sel neuroglia yang ditemukan di sistem saraf pusat yaitu:
1. Oligodendroglia
Sel ini berfungsi untuk membentuk dan mempertahankan selubung
myelin pada sistem saraf pusat dan sangat penting untuk transmisi
rapid aksi potensial melalui mekanisme salutatory conduction. Sel ini
mempunyai lapisan dengan substansi lemak mengelilingi penonjolan
atau sepanjang sel saraf sehingga terbentuk selubung myelin.
2. Ependima
Ependima adalah neuroglia yang membatasi sistem ventrikel otal
yang berperan dalam produksi cairan serebrospinal. Sel-sel inilah yang
merupakan epitel dari plexus coroideus ventrikel otak. Silia dalam
permukaan sel ini membantu propulsi likuor serebrospinalis melalui
ventrikel ventrikel.
3. Mikroglia
Mikroglia merupakan monosit/ makrofag sistem saraf pusat (sumber
dari sel mesodermal) dan mempunyai sifat fagosit yang memakan
debris yang dapat berasal dari sel-sel otak yang mati, bakteri, dan
lain-lain. Sel ini ditemukan di seluruh sistem saraf pusat dan dianggap
penting dalam proses melawan infeksi.
4. Astrosit / Astroglia
Astrosit merupakan sel yang terbanyak ditemukan di sistem saraf
pusat yang berfungsi memberikan nutrisi pada neuron. Badan selnya
berbentuk bintang dan mempunyai granul glikogen yang dapat
disalurkan dengan cepat kepada neuron disekitarnya sebagai sumber
glukosa segera.
Astrosit juga mempunyai banyak tonjolan (prosesus). Beberapa
prosesus ini membentuk glial limiting membranes pada bagian dalam
otak (ventrikel) dan luar otak (dengan pia mater). Beberapa prosesus
penyembuhan
pasca
suatu
cedera
sistem
saraf
pusat,
Anatomi Otak
Susunan saraf pusat terdiri dari otak dan medulla spinalis. Otak
terletak di dalam ruang intrakranial dengan berat pada orang dewasa
sekitar 1200 1500 gram atau kurang lebih 2% dari berat badan. Otak
terdiri dari serebrum, diencephalon, cerebellum, dan batang otak.
Otak Besar
Otak besar (serebrum) terdiri dari 2 hemisfer, yaitu hemisfer kiri
dan kanan yang dihubungkan oleh korpus kalosum. Tiap-tiap hemisfer
meluas dari tulang frontal sampai ke tulang oksipital, dan mempunyai 4
lobus, yaitu lobus frontalis, lobus parietalis, lobus temporalis, dan lobus
oksipitalis.5
Korteks serebri
Korteks serebri tampak berlipat-lipat (gyrus) dan terdapat celah
yang dalam diantara dua lekukan (sulkus/fisura). Korteks serebri terdiri
4
dari lapisan terluar tipis yang berasal dari badan sel, dendrit, dan sel glial
yang tersusun padat dalam gray matter serta lapisan dalam tebal yang
berasal dari axon yang tergabung dalam white matter.
Pembagian area pada korteks selebri dapat didasarkan pada
letaknya sesuai dengan tulang tengkorak yang melindunginya atau
berdasarkan pembagian menurut Broadman yang memetakan fungsi
korteks, yang dinamakan sebagai Brodmanns area.
a. Lobus Frontalis
Lobus frontalis bertanggung jawab atas fungsi eksekutif berpikir,
gerakan motor volunter dan kapabilitas berbicara. Selain merupakan
tempat terdapatnya motor korteks primer dan supplementatif, terdapat
juga area yang dikhususkan untuk kontrol gerak mata, pembicaraan
(brocas area), dan mikturisi.
Menurut Broadman pada lobus frontalis ini terdapat beberapa area,
yaitu :
Area 4: merupakan area motorik primer
Area 6: merupakan area premotorik
Area 8: berperan dalam mengatur gerakan mata
Area 9,10, 11, 12 : merupakan area asosiasi frontalis, sangat
berpengaruh dalam proses kognitif dan fungsi eksekutif
- Pada lobus yang dominan, area 44 dan 45 adalah Brocas area, yang
membentuk kata kata.
b. Lobus Parietal
Lobus parietalis berhubungan dengan integrasi dari persepsi
sensoris. Korteks sensorium primer (primary sensory cortex) terletak
pada pada post central gyrus dari lobus parietalis, sisanya adalah
tempat
asosiasi/
association
cortex,
yang
berfungsi
untuk
untuk
c. Lobus Temporal
Pada lobus temporalis, terdapat pusat auditori dan vestibular
primer. Pada bagian medial terletak korteks olfaktorius (olfactory
crotex) dan korteks parahippokampal (parahipppocampal cortex) yang
terlibat dalam fungsi memori. Lobus temporalis mempunyai banyak
struktur
yang
berkenaan
dengan
sistem
limbik,
yang
meliputi:
d. Lobus Oksipital
Lobus
oksipital
terutama
berkenaan
dengan
proses
visual.
Diencephalon
Thalamus
Thalamus adalah bagian yang memproses semua input sensoris,
menyingkirkan sinyal insignifikan dan meneruskan impuls sensoris yang
penting ke area yang tepat di korteks somatosensoris. Bersama dengan
batang otak dan area asosiasi kortikal, talamus membantu memusatkan
atensi ke stimulus yang lebih diminati, contohnya orangtua dapat tidur
dengan suara berisik lalu lintas tapi langsung terbangun dengan suara
tangiasan anaknya. Thalamus bisa membuat kita sadar akan sensasi
tertentu, seperti panas atau dingin, namun tidak bisa membedakan lokasi
dan intensitasnya, yang baru bisa dibedakan setelah sensasi diproses di
area sensoris primer di lobus parietal.
Hypothalamus
Hipothalamus adalah sekelompok nucleus yang terletak dibawah
talamus dan merupakan pusat integrasi atas banyak fungsi homeostasis
dan menghubungkan antara sistem syaraf dan sistem endokrin. Fungsi
dari hipotalamus adalah:
-
Merupakan
pusat
koordinasi
sistem
syaraf
otonom,
yang
seluruh tubuh
Mempunyai peran dalam emosi dan tingkah laku
Mempunyai peran dalam siklus tidur-bangun
Cerebellum
Gambar 3. Serebellum
mempertahankan
keseimbangan
dan
mengambil
pensil.
Sementara
area
motor
krotikal
Batang otak terdiri dari: midbrain, pons dan medulla oblongata, dan
merupakan tempat berlalunya serabut sensorik dan motorik yang masuk
ataupun meninggalkan hemisfer serebri. Selain merupakan tempat
terkumpulnya seluruh serabut saraf, batang otak juga merupakan tempat
dimana terdapat nukleus dari saraf kranial, dan nukleus yang berproyeksi
ke serebrum dan serebelum, juga sejumlah neuron di daerah reticular
formation. Reticular formation terutama terlibat dalam mempertahankan
rangsang kesadaran (arousal), dan merupakan tempat teradaptnya pusat
kardiorespirasi.
distribusi
tingkat
insidensi
tumor
otak
primer
berdasarkan
dari
histologisnya.
Insidensi
tumor
otak
primer
bervariasi
sehubungan
dengan
10
terjadinya
diketahui.
lingkungan
diduga
memiliki
peran
dalam
terjadinya
tumor
otak.
Perkembangan
neoplastik
bermula
dari
mutasi
pada
DNA
yang
dapat
disebabkan
oleh
untuk
memperbaiki
kerusakan
DNA
Sel
dan
mempunyai
mempunyai
gangguan memori (1,1%), dan gangguan visual (1.0%) yang dapat kita
lihat dalam tabel dibawah.
Gejala Umum
Gejala
yang
adalah
manifestasi
dari
tingginya
tekanan
intrakranial
adanya
massa
hasil
akibat
penambahan
otak
dalam
Sesuai
hipotesis
adalah
14
adanya
VEGF
yang
dikeluarkan
oleh
sel
tumor
yang
proyektil atau muntah yang menyemprot, bisa disertai mual atau tidak,
terjadi akibat rangsangan langsung pada pusat muntah di medulla
oblongata.
Kejang, baik fokal maupun generalized, bisa juga merupakan gejala
awal dari tumor otak. Kejang bisa terjadi pada 15 95% dari kasus tumor
otak, tergantung dari tipe tumor otaknya. Neoplasma yang terdapat di
daerah substantia alba dan infratentorial jarang menyebabkan bangkitan
kejang dibandingkan tumor yang terletak kortikal atau subkortikal
hemisfer serebri.
Perubahan mental juga sering ditemukan pada tumor intrakranial.
Biasanya perubahan mental terjadi perlahan dan bisa tidak disadari oleh
pasien maupun keluarga pasien. Gejala awal yang baisanya dikeluhkan
adalah lemah, capek, dan ingin tidur terus menerus, kemudian pada
stadium lanjut menjadi psikomotor retardasi yang dapat berupa bingung,
demensia, masa bodoh terhadap keadaan sosial, serta inisiatif dan
spontanitas berkurang. Perubahan mental ini umumnya bukan berasal dari
kelainan fokal otak, tetapi oleh karena kerusakan yang luas dari
substansia alba, lobus frontal, lobus temporal, dan korpus kallosum.
Gejala Fokal
Massa tumor akan melakukan penekanan dan infiltrasi pada
jaringan otak pada area yang ditempatnya menimbulkan gejala fokal
akibat iskemia dan disfungsi jaringan otak. Gejala ini bisa reversibel bila
tekanan dihilangkan sebelum terjadi infark.
Tumor supratentorial biasanya datang dengan keluhan defisit
neurologis fokal sesuai dengan tempat yang ditempatinya, seperti
kelemahan ekstrimitas kontralateral, defisit lapang pandang, nyeri kepala,
ataupun kejang. Tumor infratentorial biasanya menyebabkan tingginya
tekanan intrakranial akibat hidrosefalus yang dikarenakan kompresi
ventrikel keempat, sehingga terdapat keluhan nyeri kepala, mual, atau
muntah proyektil. Disfungsi serebelum atau batang otak biasanya
menimbulkan gejala ataksia, nistagmus, atau palsi syaraf kranial.
Posisi Tumor
Lobus Frontalis
16
Gejala
Gangguan fungsi intelektual, seperti demensia
Perubahan kepribadian
Hemiparesis kontralateral
Hilangnya pembau
Pada lobus dominan: aphasia motorik
Inkontinensia urin
Lobus Parietalis
Lobus Temporalis
Kesulitan berbicara
Gangguan mental atau perubahan personalitas
Halusinasi auditorik maupun olfaktori
Perubahan mental seperti pikiran bizarre/aneh serta
emosi tingkah laku yang labil
Gangguan memori
Lobus Oksipitalis
Serebelum
Gangguan keseimbangan
Gerakan otot yang tidak terkoordinasi
Gejala hidrosefalus, bila mengobstruksi likour di
aqueduct
Batang otak
Kelenjar Pituitary
Pemeriksaan Fisik
Pada pasien dengan kecurigaan tumor otak primer, kita harus
melakukan pemeriksaan status neurologis secara komprehensif. Secara
umum presentasi klinis pada kebanyakan kasus tumor otak merupakan
manifestasi
dari
peninggian
tekanan
intrakranial
ataupun
defisit
terdapat
menyebabkan
pada
herniasi.
perubahan
Penekanan
otonom
seperti
ke
hipotalamus
hipotermi,
hipertermi,
akan
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
-
o
-
Antidiuretic
Hormone
Secretion)
ataupun
hiperkalsemia
Profil pembekuan darah yang tidak normal juga sering
Pencitraan
- Foto polos kepala
Foto
polos
kepala
sudah
sangat
jarang
digunakan
dalam
mendorong
struktur
otak
disekitarnya.
Biasanya
tumor
otak
kontras
neoplasma
atau
membantu
karena
untuk
suatu
menunjukkan
proses
infeksius,
suatu
lesi
karena
karena
pada
lesi
lebih
superior
dibandingkan
dengan
CT
scan
karena
20
o
o
o
dan
korelasi
dengan
malignansi
Lactate
tumor,
yang
gambaran
sehingga
menunjukkan
semakin
lesi
tersebut
pasti
ditegakkan
dengan
biopsi
baik
sebelum
progresif.
Adapun
space-occupying
lesions
pada
otak
bisa
22
hampir seluruh jenis tumor, terutama pada tumor otak yang berlokasi di
daerah yang mudah diakses.
Khusus pada kasus dengan gejala peninggian tekanan intrakranial,
ahli bedah harus waspada terhadap terjadi herniasi otak pada waktu
induksi anestesi sehingga terkadang diperlukan pemberian steroid atau
mannitol 15 30 menit sebelum tindakan operasi.
Radioterapi
Radioterapi
menggunakan
sinar
dan
sinar
Gamma
untuk
Theraphy).Pasien
yang
mendapatkan
WBRT
(Whole
Brain
akhir
terapi
kortikosteroid.
radiasi
Karena
dan
radioterapi
dapat
tidak
teratasi
dengan
pemberian
pernah
bersifat
emergensi,
Stereotactic
Radiosurgery
(SRS)
merupakan
radioterapi
yang
meduloblastoma,
ependimoma,
adenoma
pituitary,dan
Terapi Suportif
Antikonvulsan
American Academy of Neurology sangat tidak menganjurkan
penggunaan antikonvulsan profilaksis pada pasien yang baru didiagnosa
tumor otak dan menyarankan untuk perlahan mengurangi dosis dan
menghentikan penggunaan antikonvulsan pada pasien post operatif yang
sudah tidak kejang.
Antikonvulsan hanya diberikan pada pasien dengan keluhan kejang.
Perlu diperhatikan bahwa banyak obat antiepilepsi mempunyai jalur
metabolisme yang sama dengan agen kemoterapi, yaitu melalui hepatik
isoenzim CYP450 sehingga dapat terjadi interaksi obat. Penggunaan
24 REFERAT NEURO TUMOR PRIMER OTAK VIONA -
07120090013
mengatasi
nyeri
pada
pasien
malignansi,
kita
dapat
obat analgesik ini diberikan seumur hidup, maka perlu kita perhatikan efek
samping dari obat analgesik ini secara jangka panjang. Efek jangka
panjang NSAID adalah komplikasi gastrointestinal baik nyeri perut sampai
ulserasi traktus gastrointestinal. Penggunaan acetaminophen jangka
panjang atau dosis terlalu tinggi akan menyebabkan kerusakan liver,
sehingga perlu diperhatikan adanya gejala mata atau kulit kuning, nyeri
perut kanan atas, serta mual dan muntah.
Efek samping dari opioid yang tersering adalah sedasi, pusing,
mual, muntah, konstipasi, dan depresi pernafasan. Efek samping opioid
tersering adalah konstipasi dan mual, terkadang efek samping ini sulit
diatasi
dan
bahkan
bisa
begitu
buruknya
sampai
membutuhkan
Dexamethasone
merupakan
obat
pilihan
karena
efek
26
Secara umum tumor otak primer dibagi menjadi dua kelompok yaitu:
glioma dan non-glioma.
Non glioma
o Medulloblastoma
o Tumor syaraf cranial dan paraspinal (Schwannoma)
o Tumor meninges (Meningioma)
o Primary Central Nervous System Lymphoma (PCNSL)
o Tumor sellar region (Craniopharyngoma)
o Adenoma Pituitary
(grading). Upaya grading ini penting dan merupakan faktor utama yang
mempengaruhi pilihan terapi, terutama dalam mengambil keputusan
untuk melakukan radioterapi ataupun kemoterapi spesifik. Usaha usaha
awal untuk mengembangkan klasifikasi atau grading yang berbasis TNM
(Tumor-lymph nodes metastases) tidak aplikabel karena: ukuran tumor
(T) tidak serelevan histologi dan lokasi tumornya, status keterlibatan
kelenjar getah bening (N) tidak aplikabel karena otak dan medulla spinalis
tidak mempunyai sistem limfatik, dan metastasis (M) jarang aplikabel
karena hampir semua pasien dengan neoplasma sistem saraf pusat tidak
akan hidup cukup lama sampai terjadinya tahap metastasis tumor. 3
Konsep
pembagian
otak
menurut
grading
dikemukakan
oleh
Grade
Grade
Grade
Grade
Penjelasan
potensi proliferasi rendah dan sangat mungkin untuk terapi
kuratif dengan tindakan reseksi surgikal
-
Grade II
Grade III
Grade IV
Glioma
Glioma adalah tumor yang berasal dari sel sel neuroglia, atau
jaringan penyokong di sistem saraf pusat. Hampir 50% dari seluruh tumor
otak primer adalah glioma. Istilah intra-axial ataupun extra-axial adalah
jargon radiologi yang digunakan untuk menjelaskan apakah lokasi tumor
berada dalam jaringan otak, medulla spinalis atau tidak. Contohnya:
astrositoma
dan
oligodendroglioma
adalah
intra
aksial
sedangkan
40
tahun.
Pada
orang
dewasa,
biasanya
lokasinya
adalah
07120090013
Survival rate adalah 8 tahun untuk low grade tumour, dan 2 3 tahun
untuk
astrositoma
anaplastik,
serta
tahun
untuk
glioblastoma
multiforme. 2/3 dari seluruh astrositoma yang ditemukan adalah jenis GBM
(Glioblastoma Multiforme). Glioma Batang Otak merupakan 20% dari
seluruh tumor otak pada anak, dan biasanya didapatkan pada anak usia 310 tahun. Tumor ini hanya ditemukan pada 5% dari kasus tumor otak
dewasa.
Astrositoma mempunyai densitas yang lebih padat dibanding otak
normal, nukleusnya sedikit lebih bear dan iregular serta hiperkromatik
ringan. Menurut Scherer, tampilannya disebut pilositik karena sel tumor
astrositoma menginfiltrasi sel serabut traktus dengan tersusun searah
dengan serabut traktus seperti gambaran sel bipolar yang memanjang. 1
Gejala
awal
manifestasi
astrositoma
biasanya
adalah
kejang
lainnya
seperti
gangguan
penglihatan,
diplopia,
vertigo,
sering
tidak
memperlihatkan
enhancement
sehingga
sulit
Gambar 8.
terapi terhadap
dapat
diklasifikasikan
menurut
gradingnya
vaskularisasinya
yang
sangat
rapuh
sehingga
sering
Tumor
ini
dalam
perkembangannya
akan
menyebabkan
CSF
atau
hidrosefalus
simtomatis.
Sebanyak
80%
pasien
dapat
dilakukan
dengan
memperlihatkan
berasal
adanya
masa
yang
dari
ventrikel
yang
mungkin
menyebabkan
obstruksi
CSF
sehingga
mengakibatkan
samping
hidrosefalus.
merupakan
Gambar
gambaran
di
MRI
07120090013
pria dan wanita. Sebanyak 50% dari seluruh tumor pleksus koroid berada
didalam ventrikel IV. Pada kasus dewasa, predileksi lokasinya di ventrikel
III dan IV, sementara pada usia anak cenderung melibatkan ventrikel
lateral.
Tumor ini memiliki kecenderungan untuk berbentuk sesuai kontour
ventrikel yang ditempatinya dan berekstensi melalui foramen kedalam
ventrikel lain yang berdekatan atau ke dalam rongga subarachnoid.
Biasanya tumbuh mendesak jaringan otak, tetapi tidak menginvasinya.
Sama
ependimoma,
halnya
dengan
tumor
ini
sering
neurologis
diakibatkan
produksi
fokal,
adanya
likuor,
yang
hipersekresi
dapat
mencapai
1656 ml/hari.
Papiloma biasanyan berbatas
tegas dan mengalami enhancement
yang sangat jelas karena tumor ini
mempunyai vaskularisasi yang ekstensif. Dapat kita lihat pada gambar di
samping, hasil MRI menunjukkan adanya masa interventrikuler yang
hiperintes
bila
dibangingkan
dengan
korteks
serebri
Non Glioma
Tumor
otak
non
glioma
biasanya
bersifat
benign
seperti
meningioma dan adenoma pituitari, namun ada juga yang bersifat ganas
contohnya: PNET (primitive neuroectodermal tumors) / medulloblastoma,
limfoma sistem saraf pusat primer (primary CNS lymphoma), dan CNS
germ cell tumours (jarang).
Meningioma
lambat
vaskularisasi
dan
tulang
mempunyai
yang
berdekatan,
kecenderungan
hiperostosis
meningkatnya
tengkorak
serta
36
tumors)
berasal
dari
sel
bipotensial,
yang
dapat
Gambar
disamping
merupakan
IV
adanya
yang
massa
invasi
ke
dari
tonsil
serebelum.
Tatalaksana
tumor
dengan
operasi
dengan
radioterapi
Tumor
ini
ini
reseksi
sangat
dan
adalah
dilanjutkan
kemoterapi.
sensitif
terhadap
radiasi
dan
juga
kemoterapi.
apabila
terjadi
hidrosefalus
akibat
masa
tumor
yang
38
diabetes
insipidus,
dan
sebagainya.
Radioterapi
corak
herediter
(5%
kasus),
dan
sering
ditemukan
pada
dalam
menunjukkan
lesi
akustik
akan
ter
enhanced
dengan
adalah
dengan
tindakan
mikroreseksi.
Pituitary adenoma
Adenoma pituitari merupakan tumor yang berasal dari parenkim
adenohipofise.
Tumor
dengan
ukuran
<1cm
disebut
sebagai
ini
dapat
mendesak
parenkim
sekitarnya
sehingga
fungsi
kelenjar
lainnya
yang
distimulasi
adenohipofise.
40
oleh
adenoma
dengan
pituitary
analisis
hormon
bisa
(hanya
oleh
functioning
adenoma)
imaging
adenoma;
seperti
hanya
serta
CT
atau
untuk
pemeriksaan
MRI
yang
struktur
saraf,
terutama
pituitari
biasanya
dengan
tujuan
traktus
dilakukan
utama
penglihatan
untuk
dan
pembedahan
dekompresi
restorasi
sekresi
07120090013
Kesimpulan
Tumor otak primer adalah neoplasma yang timbul dalam rongga
tengkorak yang merupakan hasil dari pertumbuhan sel rongga intrakranial
sendiri. Insidensi tumor intrakranial primer adalah 8,2 per 100.000
populasi per tahun dan angka tersebut cenderung meningkat seiring
bertambahnya umur.
Tumor otak primer diakibatkan dari adanya mutas DNA. Hal ini bisa
terjadi karena adanya faktor genetik, yaitu mutasi pada gen yang
memfasilitasi DNA repair atau apoptosis dan karena adanya faktor
environmental yang bisa merusak DNA, seperti radiasi, kimia, ataupun
virus. Mutasi DNA kemudian akan terakumulasi dan mencapai hallmarks of
cancer.
Pendekatan
diagnosis
tumor
otak
dapat
dilakukan
dengan
progresif, lebih buruk pada pagi hari, dan memburuk dengan posisi
berbaring, batuk, bersin, mengedan, membungkuk. Gejala fokal tumor
tergantung dari lokasi tumor tersebut.
Pemeriksaan penunjuang dapat dilakukan dengan pemeriksaan
laboratorium (CBC, tes koagulasi, elektrolit, hormon, D dimer), pencitraan
(foto polos kepala, CT, MRI, MRS, PET scan), dan biopsi otak.
Tatalaksana tumor otak primer bisa dengan terapi defintif seperti
pembedahan, radioterapi dan kemoterapi, ataupun dengan terapi suportif
seperti antikonvulsan, analgesik, dan kortikosteroid.
Prognosis tumor otak primer dipengaruhi oleh faktor faktor seperti
tipe histologis tumor, grading tumor, umur pasien, lokasi tumor, respon
terhadap terapi, dan Karnofsky Performance scale.
Klasifikasi tumor otak bisa dibedakan menjadi glioma (astrocytoma,
oligodendroglioma, ependimoma, tumor pleksus koroid), dan non glioma
(meduloblastoma, meningioma, schwannoma, PCNSL, craniofaringioma,
dan adenoma pituitary).
Daftar Pustaka
1. Prof. DR. Dr. Satyanegara, S. (2010). Ilmu Bedah Saraf Satyanegara.
Jakarta: Gramedia.
2. World Health Organization (2007). WHO Classification of Tumours of
the Central Nervous System. 4th ed. Geneva: WHO.
44 REFERAT NEURO TUMOR PRIMER OTAK VIONA -
07120090013
Primary
Adults.
Website:
http://health.nytimes.com/health/guides/disease/brain-tumoradults/prognosis.html
11.Vecht, Charles J, G. Louis Wagner, Erik B Wilms. 2003. Treating
Seizures in Patiens with Brain Tumors: Drug Interactions Between
Antiepileptic
and
Chemotherapeutic
Agents.
Website:
http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S009377540300598
0
12.Benyamin R, et al. 2008. Opioid Complications and Side Effects.
Website: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18443635