Anda di halaman 1dari 8

BAB IV

UNDANG-UNDANG TENTANG HAKASASI MANUSIA


4.1 Hukum Tertulis tentang HAM
Dalam perundang-undangan RI paling tidak terdapat bentuk hukum
tertulis yang memuat aturan tentang HAM. Pertama, dalam konstitusi
(UUD Negara). Kedua, dalam ketetapan MPR (TAP MPR). Ketiga, dalam
Undang-undang. Keempat, dalam peraturan pelaksanaan perundangundangan

seperti

peraturan

pemerintah,

keputusan

presiden

dan

peraturan pelaksanaan lainnya.


Undang-Undang Dasar
Dalam

UUD 1945 terdapat pasal

pasal yang berkaitan dengan

masalahmasalah HAM, pasal pasal tersebut adalah :


a. Pasal 27, tentang kesamaan kedudukan hukum dan pemerintahan,
tanpa ada kecuali serta setiap warga negara berhak atas pekerjaan
dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan
b. Pasal
28,
tentang
kemerdekaan
berserikat,

berkumpul,

mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan


c. Pasal 29, tentang kemerdekaan untuk memeluk agama dan
d.
e.
f.
g.

beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya


Pasal 30, tentang hak untuk membela bangsa
Pasal 31, tentang hak mendapat pengajaran
Pasal 33, tentang hak perekonomian atas asas kekeluargaan
Pasal 34, tentang fakir miskin dan anak anak terlantar dipelihara
oleh negara.
Jenis-jenis HAM yang diatur dalam UUD 1945 pasal 28A-28J adalah
sebagai berikut :

No
1

Pasal
28 A

28 B

Jenis HAM Yang Diatur


Hak untuk hidup dan mempertahankan hidupnya.
Ayat 1 = Hak untuk berkeluarga.
Ayat 2

berkembang.

Hak

untuk

kelangsungan

hidup,tumbuh,dan

3
4

28 C

Ayat 1

28 D

Ayat 2 = Hak untuk memajukan diri.


Ayat 1 = Hak atas pengakuan,jaminan,perlindungan hukum.
Ayat 2

Hak

Hak

untuk

mengembangkan

bekerja

dan

diri.

mendapat

upah.

Ayat 3 = Hak untuk memperoleh kesempatan yang dlam


pemerintahan.
5

28 E

Ayat 4 = Hak atas status kewarganegaraan.


Ayat 1 = Hak untuk memeluk agama
Ayat 2

Hak

untuk

dan

beribadah.

kebebasan

meyakini

kepercayaan,meyatakan
Ayat 3

Hak

pikiran.

untuk

bebas

berserikat,berkumpul,

mengeluarkan pendapat.
Hak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi.

28 F

28 G

Ayat 1

28 H

Ayat 2 = Hak untuk bebas dari penyiksaan .


Ayat 1 = Hak untuk hidup sejahtera

dan

Hak

untuk

perlindung

diri

pribadi,keluarga.
lahir

&

batin.

Ayat 2 = Hak untuk mendapat kemudahan dalam keadilan.


Ayat 3
9

28 I

Hak

atas

jaminan

Ayat 4 = Hak untuk memiliki hak milik pribadi.


Ayat 1
=
Hak
untuk
hidup
dan
Ayat 2

Hak

untk

bebas

dari

sosial.

tidak

pelakuan

disiksa.

diskriminatif.

Ayat 3 = Hak untuk masyarakat menghormati identitas budaya.


Ayat 4 = Hak untuk mendpat perlindungan,pemajuan dari
10

28 J

pmerintah.
Ayat 1 =
Ayat 2

Hak
Hak

untuk
untuk

menghormati
tunduk

Ketetapan MPR (TAP MPR nomor XVII / MPR / 1998)

HAM

terhadap

orang

lain.

pembatasan.

Berikut beberapa pasal pada ketetapan MPR nomor XVII / MPR / 1998 tentang hak

asasi manusia
Pasal 1
Menugaskan kepada Lembaga-lembaga Tinggi Negara dan seluruh Aparatur Pemerintah,
untuk menghormati, menegakkan dan menyebarluaskan pemahaman mengenai hak asasi
manusia kepada seluruh masyarakat.
Pasal 2
Menugaskan kepada Presiden Republik Indonesia dan Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia untuk meratifikasi berbagai instrumen Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hak
asasi Manusia, sepanjang tidak bertentangan dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945.
Pasal 3
Penghormatan, penegakan, dan penyebarluasan hak asasi manusia oleh masyarakat
dilaksanakan melalui gerakan kemasyarakatan atas dasar kesadaran dan tanggung
jawabnya sebagai warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.

Undang-Undang
Hak Asasi Manusia dalam UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM.
Dalam undang-undang Republik Indonesia no. 39 tahun 1999, dijelaskan
pengertian HAM seperti dalam pasal 1 ayat 1, hak asasi manusia adalah
seperangkat hak yang melekat pada hakekat keberadaan manusia
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugrahNya yang
wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum,
pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat
dan martabat manusia.
Indonesia adalah Negara hukum, yang mana Negara menjamin
akan hak-hak atas rakyatnya. Oleh karena itu, Negara Indonesia
mempunyai undang-undang yang khusus mengatur mengenai hak-hak
rakyat. Diantaranya adalah Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999
tentang Hak Asasi Manusia.
Undang-undang Hak Asasi Manusia terdiri dari 106 pasal dan
memuat 11 bab, yaitu: ketentuan umum, asas-asas dasar, hak asasi

manusia dan kebebasan dasar manusia, kewajiban dasar manusia,


kewajiban dan tanggung jawab pemerintah, pembatasan dan larangan,
komisi nasional hak asasi manusia (komnas ham), partisipasi masyarakat,
pengadilan hak asasi manusia, ketentuan peralihan, dan ketentuan
penutup.
Pada bab I (ketentuan umum), berisi definisi dari Hak Asasi
Manusia, kewajiban dasar manusia, diskriminasi, penyiksaan, anak,
pelanggaran hak asasi manusia, dan komisi nasional hak asasi manusia
atau komnas ham.
Kemudian pada bab II (asas-asas dasar), memuat mengenai asasasas dasar manusia, seperti hak atas kebebasan, hak atas hidup, hak
memperoleh keadilan, termasuk mengenai adat-istiadat. Namun itu masih
berupa asas-asasnya saja.
Selanjutnya pada bab III (hak asasi manusia dan kebebasan dasar
manusia) baru termuat penjelasan dari bab II. Pada bab ini, termuat 10
bagian. Yaitu hak untuk hidup, hak berkeluarga dan melanjutkan
keturunan, hak mengembangkan diri, hak memperoleh keadilan, hak atas
kebebasan pribadi, hak atas rasa aman, hak atas kesejahteraan, hak turut
serta dalam pemerintahan, hak wanita, dan yang terakhir adalah hak
anak.
Pada bab IV (kewajiban dasar manusia), berisi mengenai kewajibankewajiban yang harus dilakukan warga Negara sesuai dengan peraturan
perundang-undangan, seperti mematuhi undang-undang , wajib bela
Negara, menghormati hak-hak orang lain, dan sebagainya.
Pada bab V (kewajiban dan tanggung jawab pemerintah), memuat
tentang kewajiban-kewajiban pemerintah dalam menjamin hak-hak warga
Negara,

misalnya

melindungi,

menghormati,

menegakkan,

dan

memajukan hak-hak asasi manusia.


Selanjutnya pada bab VI (pembatasan dan larangan), mengenai
batasan-batasan dari hak-hak dan kebebasan individu agar terjamin
pengakuan dan penghormatan terhadap hak-hak asasi manusia dan
kebebasan

dasar

orang

lain

kesusilaan,

ketertiban

umum,

dan

kepentingan bangsa. Juga mengenai aturan bahwa partai, golongan,


pemerintah,

atau

pihak

tidak

dapat

mengurangi,

menghapuskan,

merusak hak asasi seseorang.


Kemudian pada bab VII ( komisi nasional hak asasi manusia), berisi
mengenai tujuan dari komnas ham, kelengkapan dari komnas ham,
anggota komnas ham, tugas dan wewenang komnas ham dalam
menjalankan fungsinya, dan sebaginya.
Bab VIII (partisipasi masyarakat), membahas mengenai kebebasan
individu,

sekelompok

orang,

organisasi-organisasi,

LSM

untuk

berpartisipasi dalam perlindungan, penegakan, dan pemajuan hak asasi


manusia.

Juga

mengajukan

untuk

usaha

manyampaikan

perumusan

ham,

laporan
dan

pelanggaran

melakukan

ham,

penelitian,

penyebaran, dan pendidikan mengenai hak asasi manusia.


Selanjutnya pada bab IX (pengadilan hak asasi manusia), mengenai
rencana pembuatan undang-undang pengadilan hak asasi manusia.
Sebelum itu terbentuk, kasus-kasus pelanggaran ham akan diadili oleh
pengadilan yang berwenang.
Pada bab X (ketentuan peralihan).
Yang terakhir, bab XI (ketentuan penutup), berisi mulai berlakunya
undang-undang ham ini.Dalam Undang-undang ini, peraturan mengenai
hak asasi manusia ditentukan dengan berpedoman pada Deklarasi Hak
Asasi

Manusia,

Bangsa-Bangsa

Perserikatan
tentang

Bangsa-Bangsa,

Penghapusan

Segala

Konvensi

Peserikatan

Bentuk

Diskriminasi

Terhadap Wanita, Konvensi Peserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hak-hak


Anak, dan berbagai instrumen internasional lain yang mengatur mengenai
hak asasi manusia. Materi Undang-undang ini disesuaikan juga dengan
kebutuhan hukum masyarakat dan pembangunan hukum nasional yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Undang-undang ini secara rinci mengatur mengenai hak untuk
hidup dan hak untuk tidak dihilangkan paksa dan/atau tidak dihilangkan
nyawa, hak memperoleh keadilan, hak atas kebebasan pribadi, hak atas

rasa aman,hak atas kesejahteraan, hak turut serta dalam pemerintahan,


hak wanita, hak anak, dan hak atas kebebasan beragama. Selain
mengatur hak asasi manusia, diatur pula mengenai kewajiban dasar, serta
tugas dan tanggung jawab pemerintah dalam penegakan hak asasi
manusia.

Disamping

itu,

Undang-undang

ini

mengatur

mengenai

Pembentukan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia sebagai lembaga


mandiri yang mempunyai fungsi, tugas, wewenang, dan tanggung jawab
untuk melaksanakan pengkajian, penelitian, penyuluhan, pemantauan,
dan mediasi tentang hak asasi manusia.
Dalam

Undang-undang

ini,

diatur

pula

tentang

partisipasi

masyarakat berupa pengaduan dan/atau gugatan atas pelanggaran hak


asasi manusia, pengajuan usulan mengenai perumusan kebijakan yang
berkaitan dengan hak asasi manusia kepada Komnas HAM, penelitian,
pendidikan, dan penyebarluasan informasi mengenai hak asasi manusia.
Undang-undang tentang Hak Asasi Manusia ini adalah merupakan payung
dari seluruh peraturan perundang-undangan tentang hak asasi manusia.
Oleh karena itu, pelanggaran baik langsung maupun tidak langsung atas
hak

asasi

manusia

dikenakan

sanksi

pidana,

perdata,

dan

atau

administrative sesuai dengan ketentuan peratturan perundang-undangan.

4.2 Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia


Deklarasi Universal ini diterima dan diumumkan oleh Majelis Umum PBB
pada tanggal 10 Desember 1948 melalui resolusi 217 A (III)yang terdiri dari 30
pasal didalamnya.
Majelis Umum,
Memproklamasikan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia sebagai
suatu standar umum untuk keberhasilan bagi semua bangsa dan semua negara,
dengan tujuan agar setiap orang dan setiap badan di dalam masyarakat, dengan
senantiasa mengingat Deklarasi ini, akan berusaha dengan cara mengajarkan

dan memberikan pendidikan guna menggalakkan penghargaan terhadap hakhak dan kebebasan-kebebasan tersebut, dan dengan jalan tindakan-tindakan
yang progresif yang bersifat nasional maupun internasional, menjamin
pengakuan dan penghormatannnya yang universal dan efektif, baik oleh bangsabangsa dari Negara-negara Anggota sendiri maupun oleh bangsa-bangsa dari
wilayah-wilayah yang ada di bawah kekuasaan hukum mereka
Pasal 1
Semua orang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak-hak
yang sama. Mereka dikaruniai akal dan hati nurani dan hendaknya bergaul satu
sama lain dalam persaudaraan.
Pasal 2
Setiap orang berhak atas semua hak dan kebebasan-kebebasan yang
tercantum di dalam Deklarasi ini dengan tidak ada pengecualian apa pun,
seperti pembedaan ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, politik atau
pandangan lain, asal-usul kebangsaan atau kemasyarakatan, hak milik,
kelahiran ataupun kedudukan lain.
Selanjutnya, tidak akan diadakan pembedaan atas dasar kedudukan
politik, hukum atau kedudukan internasional dari negara atau daerah dari mana
seseorang berasal, baik dari negara yang merdeka, yang berbentuk wilyahwilayah perwalian, jajahan atau yang berada di bawah batasan kedaulatan yang
lain.
Artinya dalam deklarasi universal ini semua orang mempunyai hak asaasi
manusia atas dirinya tidak peduli apapun keadaan yang sedang dialaminya baik
pribadi maupun masalah atas negaranya. Setiap orang dijunjung tinggi atas hak dan
martabatnya mulai sejak dia dilahirkan.
Piagam Hak Asasi Manusia
Bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1948 telah mengeluarkan Deklarasi
Universal Hak Asasi Manusia (Universal Declaration of Human Rights). Oleh karena itu
bangsa Indonesia sebagai anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa mempunyai tanggung
jawab untuk menghormati ketentuan yang tercantum dalam deklarasi tersebut.

Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, demi terwujudnya masyarakat Indonesia
yang menjunjung tinggi hak asasi manusia, maka bangsa Indonesia menyatakan Piagam
Hak Asasi Manusia.
Bab 1
Hak Untuk Hidup
Pasal 1
Setiap orang berhak untuk hidup, mempertahankan hidup dan kehidupannya.
Bab 2
Hak Berkeluarga dan Melanjutkan Keturunan
Pasal 2
Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan
yang sah.
Bab 3
Hak Mengembangkan Diri
Pasal 3
Setiap orang berhak atas pemenuhan kebutuhan dasarnya untuk tumbuh dan berkembang
secara layak.

Anda mungkin juga menyukai