Anda di halaman 1dari 17

UNIVERSITAS INDONESIA

LOCK-IN AMPLIFIER

TULISAN ILMIAH

BHAKTI PRIO SEJATI (1206239056)


RANA BOUZIDA (1206242675)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


DEPARTEMEN FISIKA
DEPOK
2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan tulisan ilmiah ini. Penulisan
tulisan ilmiah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah tugas mata kuliah
Instrumentasi Fisika II. Kami menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan tulisan ilmiah
ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada:
(1) Adhi Harmoko Saputro S.Si., M.Kom, Ph.D., selaku dosen mata kuliah
Instrumentasi Fisika II;
(2) penulis jurnal dari berbagai media yang menjadi referensi kami untuk menulis
tulisan ilmiah ini;
(3) orang tua dan keluarga kami yang telah memberikan bantuan dukungan
material dan moral; dan
(4) sahabat yang telah banyak membantu kami dalam menyelesaikan tulisan
ilmiah ini.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga tulisan ilmiah ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu.
Depok, 24 Februari 2015
Penulis

ABSTRAK
Nama
Program Studi
Judul

: Bhakti Prio Sejati (1206239056)


Rana Bouzida (1206242675)
: Fisika
: Lock-in Amplifier

Tulisan ilmiah ini membahas tentang lock-in amplifier, alat yang dapat mengukur
sinyal berskala nano dengan noise yang memiliki orde yang jauh lebih besar.
Dalam tulisan ilmiah ini, kami akan membahas rancangan instrumentasi dari lockin amplifier, metode, dan aplikasi serta keuntungan dan kerugian dari alat ini.
Aplikasi yang kami bahas pada tulisan ini adalah penggunaan lock-in amplifier
untuk karakterisasi komponen dengan laser lock-in thermography.
Kata kunci:
Lock-in amplifier, sinyal sangat kecil, noise, laser lock-in thermography

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................2
ABSTRAK.........................................................................................................................3
DAFTAR ISI......................................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................5
1.1.

LATAR BELAKANG........................................................................................5

1.2.

TUJUAN............................................................................................................5

1.3.

MANFAAT.........................................................................................................5

1.4.

RUMUSAN MASALAH...................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................6
2.1.

PRINSIP DASAR...............................................................................................6

2.1.1.

Filter...........................................................................................................6

2.1.2.

Rancangan Instrumentasi............................................................................9

2.1.3.

Metode......................................................................................................12

2.2.

APLIKASI........................................................................................................13

2.3.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN.............................................................14

2.3.1.

Kelebihan.................................................................................................14

2.3.2.

Kekurangan..............................................................................................15

BAB III KESIMPULAN..................................................................................................16


DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................17

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

LATAR BELAKANG
Eksperimen fisika banyak yang membutuhkan pengukuran yang akurat,

dalam hal ini tegaengan yang sangat kecil (Small Voltage) akan lebih banyak
digunakan. Akan tetapi pengukuran yang dilakukan mengalami kendala karena
tegangan kecil berada dalam noise yang lebih besar dibandingkan dengan
tegangan kecil itu sendiri. Apabila dilakukan pengukuran secara biasa (multimeter
atau osiloskop), yang didapatkan bukanlah sinyal aslinya, tetapi senyal noiseyang
memiliki amplitodo lebih besar dibandingkan dengan sinyal itu sendiri. Sistem
instrumentasi yang ada saat ini dapat mendukung dengan baik pengukuran
tersebut seperti sistem pengukuran dengan menggunakan lock-in-amplifier.

1.2.
1.
2.
3.

TUJUAN
Mengetahui prinsip dasar lock-in amplifier.
Mengetahui aplikasi lock-in amplifier di dunia instrumentasi.
Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari lock-in amplifier.

1.3.
1.
2.
3.

MANFAAT
Penulis dapat memahami prinsip dasar lock-in amplifier.
Penulis dapat mengetahui aplikasi lock-in amplifier di dunia instrumentasi.
Penulis dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan dari lock-in amplifier.

1.4.
1.
2.
3.

RUMUSAN MASALAH
Bagaimana prinsip dasar lock-in amplifier?
Bagaimana aplikasi lock-in amplifier dalam dunia instrumentasi?
Apa saja kelebihan dan kekurangan dari lock-in amplifier?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1.

PRINSIP DASAR

2.1.1. Filter
Filter adalah suatu rangkaian yang berfungsi untuk melewatkan sinyalsinyal yang diperlukan dan menahan sinyal-sinyal yang tidak dikehendaki serta
untuk memperkecil pengaruh noise dan interferensi pada sinyal yang dikehendaki.
Rangkaian filter dapat bersifat pasif maupun aktif menggunakan operasional
amplifier (op amp) dengan komponen resistor dan kapasitor. Sedangkan filter
pasif yaitu filter yang hanya tersusun dari resistor dan kapasitor, atau resistor dan
induktor maupun kombinasi ketiga komponen tersebut.
Filter aktif mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan filter
pasif seperti ukurannya yang lebih kecil, ringan dan murah serta memberikan
banyak keleluasaan dalam hal perancangannya. Adapun kekurangan filter aktif ini
adalah adanya kebutuhan akan catu daya dan kepekaan terhadap perubahan
keadaan sekitarnya seperti perubahan suhu.
2.1.1.1. Low Pass Filter
Low Pass Filter adalah filter yang akan meloloskan frekuensi yang berada
dibawah frekuensi cut off (fc) dan meredam frekuensi diatas fc. Frekuensi cut off
dari low pass filter RC dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

fc

1
2RC

(2.1)

Rangkaian low pass filter RC dan karakteristiknya dapat dilihat pada gambar 2.1.
berikut ini :

V1

Vo

Gambar 2.1. Rangkaian dan karakteristik frekuensi dari LPF


Rangkaian low pass filter RC memiliki penguatan yang konstan hingga
pada frekuensi pole tertentu. Penguatan mulai menurun seiring dengan naiknya
frekuensi.
Pada saat penguatan menurun, rangkaian ini memiliki karakteristik sebagai
integrator. Pada gambar berikut ini memperlihatkan frekuensi responnya dan
kurva fasa naik.
Persamaan fungsi transfer untuk respon frekuensi low pass filter adalah :

1 RC
2
VO
Vi 1 2RC if
(2.2)
Fungsi transfer ini terbagi atas tiga bagian:

1. Bila

f 1 RC
2

, Vo/Vi = 1 atau 0 dB dan sudut phasa 0o

f 1 RC
2

, Vo/Vi = 0,707 -450 atau -3 dB


1
1 RC
f
RC
2
2
3. Bila
, Vo/Vi = (
) (1/1) -900, dimana penguatan
2. Bila

menurun bersamaan dengan kenaikan frekuensi, pada bagian ini low pass
filter ini berindak sebagai integrator.
2.1.1.2. Operasional Amplifier (Op-Amp)
Penguat operasional atau op-amp adalah suatu rangkaian yang menerima
sebuah isyarat dan mengeluarkan sebentuk isyarat tak berubah yang lebih besar
dikeluarkannya. Terdapat dua jenis penguat operasional yaitu penguat tak
membalik (non inverting) dan penguat membalik (inverting).
TAK MEMBALIK

V1

MEMBALIK

+
A

V out

V2

Gambar 2.2. Lambang operasional amplifier

Gambar 2.2. adalah simbol dari penguat operasional, A adalah penguat tegangan
(volt gain), Vi merupakan masukan tak membalik dan fasa tegangan masukan
sama dengan fasa tegangan keluaran, sedangkan V2 merupakan masukan
membalik dan fasa tegangan masukan berbeda 1800 dengan tegangan keluaran.
Tegangan masukan differensial-nya adalah:
(2.3)

Vin = V1 V

Tegangan masukan diffrensial ada karena perbedaan tegangan antara


masukan tak membalik dengan masukan membalik. Selama penguat operasional
bekerja pada daerah pada daerah linier maka tegangan output dinyatakan dalam
persamaan:
Vout = A Vin

(2.4)

Cara termudah untuk menggunakan suatu penguat operasional adalah loop terbuka
(tidak ada resistor umpan balik), seperti ditunjukkan dalam gambar 2.3. Karena
penguatan yang tinggi dari penguat operasional tegangan kesalahan yang sedikit
(secara tipikal dalam mikrovolt) menimbulkan ayunan (swing) output maksimum.
Misalnya, jika V1 lebih besar dari pada V2 maka tegangan kesalahan adalah positif
dan tegangan output menuju ke harga positif maksimumnya secara tipikal 1
sampai 2V kurang dari tegangan catu. Dipihak lain jika V1 kurang dari V2 maka
tegangan output berayun keharga negatif maksimum. (Robert G., Operational
Amplifier, 1994).
+VCC Vout
+V

sat

V in
Vout
+V EE

(a)

-V

sat

(b)

Gambar 2.3. (a) Op-amp sebagai komparator, (b) Karakteristik komparator

Gambar 2.3. (b) memperlihatkan respon dari komparator. Tegangan kesalahan


Positif mendorong output ke + Vsat. Harga positif maksimum dari tegangan output.
Tegangan kesalahan negatif menimbulkan tegangan output Vsat. Jika sebuah
penguat operasional digunakan seperti ini, maka disebut komparator karena semua
yang dapat dilakukannya adalah membandingkan V1 dengan V2 yang
menghasilkan output positif atau negatif jenuh tergantung pada V1 lebih besar atau
lebih kecil dari pada V2. (Robert G, 1994, h:125)
2.1.2. Rancangan Instrumentasi
Pada Lock-In Amplifier pada dasarnya menggunakan amplifier untuk
membesarkan pembacaan dan terdapat komponen penting pada alat ini yaitu PSD
dan akhirnya outputnya akan tampilkan pada display.

Gambar 2.4. Rancangan Instrumentasi dari Lock-In Amplifier


2.1.2.1.

AC Amplifier
AC Amplifier merupakan sebuah tegangan ampifier simpel yang
dikombinasikan dengan variabel filter. Pada beberapa Lock-In Amplifier ada yang
dapat diubah ubah nilai filternya dan ada juga yang tidak dapat diubah nilai
filternya. Dan pada beberapa alat ini ada yang menampilkan nilai output tegangan
dari penguatan AC Amplifier.

2.1.2.2.

Voltage Control Oscillator


VCO adalah osilator, namun pada komponen ini dapat menyinkronkan
dengan sebuah sinyal referensi, termasuk frekuensi dan fase. Lock-in Amplifier
memiliki metode yang berbeda beda pada VCO-nya, ada yang yang sudah
lengkap dengan osilator dan tidak perlu menambahkan referensi eksternal. Pada
kasus tersebut pengguna hanya tinggal mengatur frekuensi dan amplitudo, dan

harus menggunakan output dari osilator pada percobaan untuk mengendalikan


sinyal yang ingin diukur. Dan pada VCO juga terdapat pengubah fase, yang
berguna untuk mengubah sinyal dari sudut 0-360 derajat dengan tergantung pada
referensi.
2.1.2.3.

Phase Sensitive Detector


Lock-in Amplifier membutuhkan sinuyal referensi, biasanya sewaktu
percobaan terjadi pada frekuensi tertentu (dari osilator atau generator fungsi) dan
Lock-in Amplifier mendeteksi respon dari percobaan pada frekuensi referensi.
Pada diagram dibawah ini, sinyal referensi adalah sinyal kotak pada frekusi r.
Jika sinyal output dari hasil percobaan adalah Vsig sin(rt +qsig) dimana Vsig adalah
amplitudo sinyal, r frekuensi sinyal, dan qsig adalah fase sinyal.

Gambar 2.5. Perbandingan sinyal pada lock-in amplifier


Lock-in Amplifier menghasilkan sinyal referensi internal, sinyal tersebut
dihasilkan oleh phase-looked-loop yang di kunci pada sinyal referensi. Pada
diagram diatas tampak sinyal referensi eksternal, referensi Lock-in internal dan
sinyal. Persamaan sinyal referensinya adalah VL sin(Lt+).
SR850 menguatkan sinyal dan mengalikannya dengan Log-In Referensi
menggunakan PSD atau multiplier. Output dari PSD ini membentuk 2 gelombang
sinus.

V psd VsigV L sin r t sig sin L t ref

V psd 1 VsigVL cos r L t sig ref 1 VsigV L cos r L t sig ref


2
2

10

Output PSD adalah 2 sinyal AC, yakni penjumlahan dan pengurangan


frekuensi referesi dengan sinyal input. Jika output PSD melalui low pass filter
maka sinyal AC akan terhapus karena yang dilewatkan hanyalah sinyal yang
frekuensinya rendah sehingga komponen penjumlahannya menghilang. Namun
bila r = L maka, beda frekuensi pada komponen tersebut akan menjadi sinyal
DC. Pada kasus ini, output PSD yang terfilter akan menjadi :
V psd 1 VsigV L cos sig ref
2
Vpsd sebanding dengan VsigCos dimana = sig ref. Dengan mengatur ref
maka kita dapat membuat = 0 sehingga kita dapat mengukur V sig. Sebaliknya,
jika = 90o maka tidak akan ada output. Sehingga diperlukan PSD kedua, jika
PSD kedua mengalikan sinyal dengan osilator referensi yang memiliki beda fase
90o. Maka persamaannya VLSin(Lt+ref+90o), output Low Pass filter akan
menjadi

V psd 2 1 VsigV L sin sig reg


2
V psd 2 ~ Vsig sin

Sekarang terdapat dua output yang sebanding dengan cos dan sin . Bila output
perta X dan yang kedua adalah Y, maka didapat:
X Vsig cos
X Vsig sin
Dengan menghitung besar R dari sinyal vektor maka kebergantungan fase akan
hilang.

X 2 Y 2 Vsig

R mengukur amplitudo sinyal dan tidak tergantung pada beda fase antara sinyal
dan referensi Log-in.
2.1.2.4.

Low Pass Filter


Low pass filter adalah RC filter yang memiliki time constant yang dapat
dipilih. Pada penggunaannya kita dapat menggunakan satu RC filter (single pole
filter) atau dua RC filter yang diseri (2-pole filter). Pada lock-in amplifier terbaru,
yakni amplifier digital pengukurannya menggunakan attenuation dari banyak
pole.

11

2.1.2.5.

DC Amplifier
DC Amplifier merupakan low-frequency amplifier yang mirip dengan
sebelumnya ditambah op-amp. Berbeda dengan AC amplifier, DC amplifier tidak
dapat bekerja pada frekuensi tinggi, di bawah 10kHz.
2.1.3. Metode

2.1.3.1.

Lock-in Amplifier Phase Shifter


Pada lock-in amplifier phase shifter, kita dapat mengubah-ubah fase dari
sinyal referensi sesuai dengan sinyal aslinya. Pada lock-in amplifier yang lain, kita
hanya dapat mengubah beda fase menjadi 0o atau 180o agar mendapatkan output
yang maksimum.

Gambar 2.6. Lock-in amplifier with phase shifter

2.1.3.2.

Lock-in Amplifier Double Generator


Pada lock-in amplifier double generator, terdapat generator eksternal
yang menjadi external reference.

12

Gambar 2.7. Lock-in amplifier double generator


2.1.3.3.

Lock-in Amplifier 2f
Pada lock-in amplifier

2f,

terdapat

frequency

doubler

yang

menggandakan output dari sine generator.

Gambar 2.8. Lock-in Amplifier 2f

2.2.

APLIKASI
Lock-in amplifier merupakan alat yang digunakan untuk mengukur sinyal
yang noise-nya jauh lebih besar daripada sinyal aslinya. Salah satu contoh
penggunaan lock-in amplifier adalah pada karakterisasi permukaan. Alat yang

13

digunakan untuk proses karakterisasi permukaan salah satunya adalah laser lockin thermography.
Laser lock-in thermography digunakan untuk memodulasi laser pada
karakterisasi permukaan tokamak Plasma Facing Components (PFC). Diagram
kerja alat ini dapat dilihat dari gambar 2.9. di bawah ini.

Gambar 2.9. Skematik kerja laser lock-in thermography


Pada gambar 2.9., signal generator men-drive sinyal untuk CW Ytterbium
fiber laser, sehingga sinyal yang keluar dari output collimator adalah sinyal
periodik dengan frekuensi 1Hz 10kHz. Sinar laser yang mengenai sampel yang
dipanaskan ada yang diserap dan ada pula yang dipantulkan menuju ke sensor
yang berupa photodiode dan IR detector. Kedua sensor tersebut kemudian
meneruskan sinyal yang didapat ke lock-in amplifier untuk diolah. Pada kasus ini
signal generator merupakan external refference untuk lock-in amplifier. Jadi,
lock-in amplifier hanya akan mengukur sinyal yang frekuensinya sama dengan
frekuensi signal generator.

2.3.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

2.3.1. Kelebihan
1. Dapat mengukur sinyal yang noise-nya lebih besar daripada sinyal aslinya.
2. Hasil pengukuran lebih akurat, dapat mengukur hingga skala pico (10-12).

14

2.3.2. Kekurangan
1. Kecepatan terbatas, karena pada satu waktu kita hanya bisa mengukur
pada satu range frekuensi tertentu, jadi alat ini tidak cocok untuk
pengukuran yang measurand-nya memiliki frekuensi yang berubah-ubah
dengan cepat.
2. Limit frekuensi rendah hanya sampai 100 kHz.
3. Harganya mahal, berkisar antara $ 40.000 sd $ 100.000.
4. Slow respond time

15

BAB III
KESIMPULAN
1. Lock-in amplifier hanya mengukur sinyal yang frekuensinya sama dengan
sinyal referensi.
2. Lock-in amplifier salah satunya digunakan untuk proses karakterisasi suatu
permukaan dengan menggunakan laser lock-in thermography.
3. Kelebihan lock-in amplifier diantaranya adalah:
- Dapat mengukur sinyal yang lebih kecil daripada noise-nya.
- Akurasi tinggi
Sedangkan kekurangannya diantaranya:
- Kecepatan terbatas
- Limit frekuensi rendah, maksimal 10 kHz
- Harganya mahal
- Slow respond time.

16

DAFTAR PUSTAKA
Lock - in Amplifier and Applications. Lehigh University, UK.
Application Note #3: About Lock-In Amplifiers. Bloomington: Indiana University.
Courtois, X, dkk. (2008). Development of Laser Lock-In Thermography for
Plasma Facing Component Surface Characterisation. Abingdon: JET-EFDA,
Culham Science Centre.

17

Anda mungkin juga menyukai