TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Skizofrenia
Skizofrenia merupakan suatu sindroma klinis yang bervariasi, tetapi
IV Text
Revised (DSM-IV-TR)
Neurokimiawi otak
Hipotesis
degeneratif
saraf
(neurodegenerative
hypothesis)
Sejumlah proses degeneratif saraf dihipotesiskan, berkisar
dari
Hipotesis
perkembangan
saraf
(neurodevelopmental
hypothesis)
Banyak teori-teori tentang skizofrenia menyatakan gangguan ini
berasal
dari
abnormalitas
dalam
perkembangan
otak.
Sebagian
proses
autoimun
dan
masalah-masalah
lain
yang
dapat
mengurangi
faktor-faktor
pertumbuhan
saraf
dan
Elektrofisiologi
Psikoneuroimunologi
abnormalitas
berkaitan
dengan
skizofrenia,
mencakup
Psikoneuroendokrinologi
Teori psikoanalitik
Dinamika keluarga
Dinamika
keluarga
tersebut
berupa
double
bind
communication,
schisms
and
skewed
family,
pseudomutual
dan
Gambaran klinis
Tidak ada gejala dan tanda klinis yang patognomonis untuk
skizofrenia; setiap gejala atau tanda yang terlihat pada skizofrenia juga
ada di gangguan neurologik dan psikiatrik lainnya. Gejala-gejala seorang
pasien dapat berubah sejalan dengan waktu. Misalnya seorang pasien
mungkin mengalami halusinasi intermiten atau kemampuan yang
bervariasi dalam menghadapi situasi sosial secara adekuat, atau gejalagejala gangguan mood yang bermakna dapat datang dan pergi selama
perjalanan penyakit skizofrenia. Klinisi juga harus mempertimbangkan
tingkat pendidikan, kemampuan intelektual, kultural dan sub kultural.
tubuh
atau
pergerakan
anggota
gerak,
atau
super
(misalnya
mampu
mengendalikan
cuaca,atau
Genetika Skizofrenia
Minat yang besar dalam genetika dari gangguan psikiatrik berasal
memberikan
informasi
berharga
mengenai
penyakit
dan
mengambil
kesimpulan
oleh
karena
peningkatan
dalam
perkembangan
otak,
hubungan
sinaptik
dan
gen-gen
kunci
yang
mengatur
konektivitas
dan
Neuregulin 1
secara
proteolitik
terhadap
fragmen
terminal
yang
bahwa
perubahan
dalam
NRG1-ErbB
signalling
SNP8NRG221533,
SNP8NRG
241930,
SNP8NRG243177, SNP8NRG433E1006) dan dua mikrosatelit (478B14848, 420M91395) ditemukan berhubungan dengan skizofrenia pada
populasi Icelandic, dan populasi Scottish (Thomson et al., 2007; Li, Collier
dan He, 2006; Hanninen et al., 2008; Stefansson et al., 2003; Naz, Riaz
dan Saleem, 2011). Bukti yang kuat untuk hubungan dengan haplotype
yang sama, dikenal dengan HAP ICE ditemukan pada sampel yang besar
dari Scotland, dan didukung lebih jauh lagi dengan sampel dari United
Kingdom (Owen, Craddock dan Jablensky, 2010). SNP8NRG433E1006
merupakan salah satu dari kelima SNP dari HAP ICE . Hal ini mengubah
residu asam amino dari Arginin menjadi Glisin pada exon 1 dari gen NRG1
(Javitt, 2007). Secara keseluruhan terdapat bukti yang kuat dari beberapa
studi bahwa variasi genetik pada NRG1 memberikan risiko terhadap
skizofrenia, tetapi tidak semua studi menemukan haplotype terkait yang
sama, pengaruh spesifik dan varian protektif belum ditemukan (Owen,
Craddock dan Jablensky, 2010; Corvin et al., 2004)..
2.4.
Suku Batak
Suku Batak adalah kelompok masyarakat yang dikenal sebagai
Usia
Durasi Penyakit
Awitan
Dosis Antipsikotika
Jenis Kelamin
Faktor Endogen
Stresor Psikososial
LH
FSH
Gambar 2. 1.
Kerangka Teoritis
VARIABEL DEPENDEN
menderita skizofrenia
paranoid
VARIABEL INDEPENDEN
SNP8NRG433E1006
Suku
Batak
Imunoreaktivitas NRG1
Serum
tidak menderita
gangguan jiwa
Karakteristik Subjek:
A. Usia
B. Durasi Penyakit
C. Awitan
D. Dosis Antipsikotika
E. Jenis Kelamin
F. Faktor Endogen
G. Stresor Psikososial
Gambar 2. 2.
Kerangka Konsep