Anda di halaman 1dari 5

2.

4 Hukum Tertulis tentang HAM


Dalam perundang-undangan RI paling tidak terdapat bentuk hukum tertulis
yang memuat aturan tentang HAM.Pertama, dalam konstitusi (UUD Negara).Kedua,
dalam ketetapan MPR (TAP MPR).Ketiga, dalam Undang-undang.Keempat, dalam
peraturan

pelaksanaan

perundang-undangan

seperti

peraturan

pemerintah,

keputusan presiden dan peraturan pelaksanaan lainnya.


Dalam

UUD 1945 terdapat pasal

pasal yang berkaitan dengan masalah

masalah HAM, pasal pasal tersebut adalah :


a. Pasal 27, tentang kesamaan kedudukan hukum dan pemerintahan, tanpa ada
kecuali serta setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan
b. Pasal 28, tentang kemerdekaan berserikat, berkumpul, mengeluarkan pikiran
dengan lisan dan tulisan
c. Pasal 29, tentang kemerdekaan untuk memeluk agama dan beribadat
menurut agamanya dan kepercayaannya
d. Pasal 30, tentang hak untuk membela bangsa
e. Pasal 31, tentang hak mendapat pengajaran
f. Pasal 33, tentang hak perekonomian atas asas kekeluargaan
g. Pasal 34, tentang fakir miskin dan anak anak terlantar dipelihara oleh
negara.
Jenis-jenis HAM yang diatur dalam UUD 1945 pasal 28A-28J adalah sebagai
berikut :

N
o
1

Pasal

28 B

28 A

28 C

28 D

28 E

28 F

28 G

28 H

28 I

1
0

28 J

Jenis HAM Yang Diatur


Hak untuk hidup dan mempertahankan hidupnya.
Ayat 1 = Hak
Ayat 2
=
berkembang.
Ayat 1
Ayat 2 = Hak

untuk berkeluarga.
Hak
untuk
kelangsungan

hidup,tumbuh,dan

=
Hak
mengembangkan
untuk memajukan diri.

diri.

Ayat 1 = Hak atas pengakuan,jaminan,perlindungan hukum.


Ayat 2
=
Hak
untuk
bekerja
dan
mendapat
upah.
Ayat 3 = Hak untuk memperoleh kesempatan yang dlam
pemerintahan.
Ayat 4 = Hak atas status kewarganegaraan.
Ayat 1 = Hak untuk memeluk agama dan beribadah.
Ayat 2 = Hak untuk kebebasan meyakini kepercayaan,meyatakan
pikiran.
Ayat 3 = Hak untuk bebas berserikat,berkumpul, dan
mengeluarkan pendapat.
Hak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi.
Ayat 1 = Hak untuk perlindung diri
Ayat 2 = Hak untuk bebas dari penyiksaan .

pribadi,keluarga.

Ayat 1 = Hak untuk hidup sejahtera lahir & batin.


Ayat 2 = Hak untuk mendapat kemudahan dalam keadilan.
Ayat 3
=
Hak
atas
jaminan
sosial.
Ayat 4 = Hak untuk memiliki hak milik pribadi.
Ayat 1
=
Hak
untuk
hidup
dan
tidak
disiksa.
Ayat 2 = Hak untk bebas dari pelakuan diskriminatif.
Ayat 3 = Hak untuk masyarakat menghormati identitas budaya.
Ayat 4 = Hak untuk mendpat perlindungan,pemajuan dari
pmerintah.
Ayat 1 = Hak untuk menghormati HAM orang lain.
Ayat 2
=
Hak
untuk
tunduk
terhadap
pembatasan.

Hak Asasi Manusia dalam UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM. Dalam
undang-undang Republik Indonesia no. 39 tahun 1999, dijelaskan pengertian HAM
seperti dalam pasal 1 ayat 1, hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang
melekat pada hakekat keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa
dan merupakan anugrahNya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi

oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia.
Indonesia adalah Negara hukum, yang mana Negara menjamin akan hak-hak
atas rakyatnya. Oleh karena itu, Negara Indonesia mempunyai undang-undang yang
khusus mengatur mengenai hak-hak rakyat. Diantaranya adalah Undang-Undang
Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
Undang-undang Hak Asasi Manusia terdiri dari 106 pasal dan memuat 11
bab, yaitu: ketentuan umum, asas-asas dasar, hak asasi manusia dan kebebasan
dasar manusia, kewajiban dasar manusia, kewajiban dan tanggung jawab
pemerintah, pembatasan dan larangan, komisi nasional hak asasi manusia (komnas
ham), partisipasi masyarakat, pengadilan hak asasi manusia, ketentuan peralihan,
dan ketentuan penutup.
Pada bab I (ketentuan umum), berisi definisi dari Hak Asasi Manusia,
kewajiban dasar manusia, diskriminasi, penyiksaan, anak, pelanggaran hak asasi
manusia, dan komisi nasional hak asasi manusia atau komnas ham.
Kemudian pada bab II (asas-asas dasar), memuat mengenai asas-asas dasar
manusia, seperti hak atas kebebasan, hak atas hidup, hak memperoleh keadilan,
termasuk mengenai adat-istiadat. Namun itu masih berupa asas-asasnya saja.
Selanjutnya pada bab III (hak asasi manusia dan kebebasan dasar manusia)
baru termuat penjelasan dari bab II. Pada bab ini, termuat 10 bagian. Yaitu hak
untuk hidup, hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan, hak mengembangkan
diri, hak memperoleh keadilan, hak atas kebebasan pribadi, hak atas rasa aman,
hak atas kesejahteraan, hak turut serta dalam pemerintahan, hak wanita, dan yang
terakhir adalah hak anak.
Pada bab IV (kewajiban dasar manusia), berisi mengenai kewajiban-kewajiban
yang harus dilakukan warga Negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan,
seperti mematuhi undang-undang , wajib bela Negara, menghormati hak-hak orang
lain, dan sebagainya.
Pada bab V (kewajiban dan tanggung jawab pemerintah), memuat tentang
kewajiban-kewajiban pemerintah dalam menjamin hak-hak warga Negara, misalnya
melindungi, menghormati, menegakkan, dan memajukan hak-hak asasi manusia.
Selanjutnya pada bab VI (pembatasan dan larangan), mengenai batasanbatasan dari hak-hak dan kebebasan individu agar terjamin pengakuan dan
penghormatan terhadap hak-hak asasi manusia dan kebebasan dasar orang lain ,
kesusilaan, ketertiban umum, dan kepentingan bangsa. Juga mengenai aturan
bahwa partai, golongan, pemerintah, atau pihak tidak dapat mengurangi,
menghapuskan, merusak hak asasi seseorang.
Kemudian pada bab VII ( komisi nasional hak asasi manusia), berisi mengenai
tujuan dari komnas ham, kelengkapan dari komnas ham, anggota komnas ham,
tugas dan wewenang komnas ham dalam menjalankan fungsinya, dan sebaginya.

Bab VIII (partisipasi masyarakat), membahas mengenai kebebasan individu,


sekelompok orang, organisasi-organisasi, LSM untuk berpartisipasi dalam
perlindungan, penegakan, dan pemajuan hak asasi manusia. Juga untuk
manyampaikan laporan pelanggaran ham, mengajukan usaha perumusan ham, dan
melakukan penelitian, penyebaran, dan pendidikan mengenai hak asasi manusia.
Selanjutnya pada bab IX (pengadilan hak asasi manusia), mengenai rencana
pembuatan undang-undang pengadilan hak asasi manusia. Sebelum itu terbentuk,
kasus-kasus pelanggaran ham akan diadili oleh pengadilan yang berwenang.
Pada bab X (ketentuan peralihan).
Yang terakhir, bab XI (ketentuan penutup), berisi mulai berlakunya undangundang ham ini.Dalam Undang-undang ini, peraturan mengenai hak asasi manusia
ditentukan dengan berpedoman pada Deklarasi Hak Asasi Manusia, Perserikatan
Bangsa-Bangsa, Konvensi Peserikatan Bangsa-Bangsa tentang Penghapusan Segala
Bentuk Diskriminasi Terhadap Wanita, Konvensi Peserikatan Bangsa-Bangsa tentang
Hak-hak Anak, dan berbagai instrumen internasional lain yang mengatur mengenai
hak asasi manusia. Materi Undang-undang ini disesuaikan juga dengan kebutuhan
hukum masyarakat dan pembangunan hukum nasional yang berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945.
Undang-undang ini secara rinci mengatur mengenai hak untuk hidup dan hak
untuk tidak dihilangkan paksa dan/atau tidak dihilangkan nyawa, hak memperoleh
keadilan, hak atas kebebasan pribadi, hak atas rasa aman,hak atas kesejahteraan,
hak turut serta dalam pemerintahan, hak wanita, hak anak, dan hak atas kebebasan
beragama. Selain mengatur hak asasi manusia, diatur pula mengenai kewajiban
dasar, serta tugas dan tanggung jawab pemerintah dalam penegakan hak asasi
manusia. Disamping itu, Undang-undang ini mengatur mengenai Pembentukan
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia sebagai lembaga mandiri yang mempunyai
fungsi, tugas, wewenang, dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengkajian,
penelitian, penyuluhan, pemantauan, dan mediasi tentang hak asasi manusia.
Dalam Undang-undang ini, diatur pula tentang partisipasi masyarakat berupa
pengaduan dan/atau gugatan atas pelanggaran hak asasi manusia, pengajuan
usulan mengenai perumusan kebijakan yang berkaitan dengan hak asasi manusia
kepada Komnas HAM, penelitian, pendidikan, dan penyebarluasan informasi
mengenai
hak
asasi
manusia.
Undang-undang tentang Hak Asasi Manusia ini adalah merupakan payung dari
seluruh peraturan perundang-undangan tentang hak asasi manusia. Oleh karena
itu, pelanggaran baik langsung maupun tidak langsung atas hak asasi manusia
dikenakan sanksi pidana, perdata, dan atau administrative sesuai dengan ketentuan
peratturan perundang-undangan.

Anda mungkin juga menyukai