Anda di halaman 1dari 2

Halaman 15-20 (Alief Hadi)

Theory of Justice atau teori keadilan terbagi menjadi 3 bagian : teori, institusi, dan
akhir., setiap bagian tersebut terbagi lagi menjadi 3. Bagian 1 berfokus pada kegunaan dari
teori tersebut. Di bagian ini kita mendiskusikan struktur dasarnya, yanga ntara lain : 2 prinsip
keadilan, posisi awal, dan argumen pilihan dari prinsip tersebut. Namun, argumen pilihan
tersebut bergantung pada asumsi bahwa suatu prinsip dapat diimplementasikan dalam
struktur institusi yang baik. Bagian 2 ditujukan untuk membentuk suatu kasus dengan
mempertimbangkan implementasi dari prinsip yang pertama, lalu prinsip kedua, dan beberapa
implikasi dari perbuatan individu. Pada dasarnya ialah, bukan hanya satu institusi saja yang
dapat memenuhi prinsip-prinsip tersebut. Institusi mana yang cocok untuk memenuhi prinsipprinsip tersebut sendiri bergantung pada masyarakat. Bagian 3, merupakan stabilitas dari
prinsip-prinsip tersebut. Dengan mengasumsikan bahwa prinsip-prinsip tersebut telah
diterima masyarakat dan struktur dasar telah terpenuhi, mungkinkah masyarakat dapat terus
stabil? Untuk menjawabnya, yang bisa dilakukan hanyalah mengidentifikasi pertimbanganpertimbangan yang dapat memimpin masyarakat untuk terus mendukung institusi yang
mereka percayai. Rawls berpendapat bahwa keadilan yang benar-benar adil akan seimbang
dengan lawannya. Namun, dapat kita lihat bahwa pandangan tersebut mendukung
berkembangnya liberalisme politik.
Keadilan yang benar-benar adil tidak ditujukan untuk meyakinkan mereka yang
skeptis dengan keadilan. Kekeliruan dalam masalah ini didasari atas ketidakpahaman atas apa
yang Rawls sebut sebagai keadilan. Keadilan yang benar-benar adil mewakili posisi awal
yang kita tentukan sebaik mungkin, setelah menentukan posisi awal kita tentukan prinsip
yang akan digunakan. Alasan perlunya kita menentukan posisi awal adalah untuk
berkontribusi untuk mencapai titik tengah yang efektif. Pertimbangan atas posisi awal dan
titik tengah tidaklah bertentangan dengan nilai keadilan, justru akan membantu dikemudian
hari.
Sayangnya, ada beberapa kekeliruan terhadap pandangan Rawl dimana ada pendapat
bahwa dalam posisi awal, mereka justru memilih 2 prinsip. Salah satunya adalah Jon Elster
yang berpendapat bahwa pandangan Rawl salah. Kesalahpahaman orang lain atas pandangan
Rawls pada umumnya dikarenakan mereka berfokus pada posisi yang kurang yang
menguntungkan, Rawls menggarisbawahi bahwa Sangatlah berguna untuk memikirkan 2
prinsip sebagai solusi maksimal atas masalah keadilan sosial.. Terkadang dapat diasumsikan

jika Rawl mendalilkan bahwa para pihak dapat memilih atas dasar alasan maksimal, ini
karena Rawls yakin bahwa hal tersebut adalah hal yang standar untuk dilakukan ketika
dihadapi semacam ketidakyakinan. Rawls kemudian menolah formulasi tersebut karena
dianggap menyesatkan, dimana prinsip keadilan dapat ditentukan atas konsep rasionalitas
semata. Rawls menjelaskan bahwa yang harus ditunjukkan dalam keadaan tersebut adalah
untuk menyetujui 2 prinsip tersebut alih-alih menyetujui prinsip kegunaan.
Hal utama yang menyebabkan kesalahpahaman tersebut adalah model orang yang
mereka percayai. Orang tersebut bukanlah manusia utuh, melainkan sosok yang memiliki
tekad tertentu. Contohnya adalah orang tersebut memiliki keinginan yang fundamental seperti
keinginan beragama dan integritas, walaupun mereka tidak tahu pasti spesifiknya. Ketika
prinsip keadilan yang pertama melindungi keinginan tersebut, utilitarianisme hanya dapat
melakukan hal tersebut apabila mereka berfokus hanya pada hal tersebut pula.
Para pihak memilih dengan alasan maksimal merupakan salah satu keunggulan dari
posisi awal dan syarat-syarat yang mereka lindungi sejak awal sebaik mungkin.
Ada persamaan yang jelas antara prinsip pemilihan maksimal dan prinsip
perbedaan. Kesamaan tersebut dapat menjelaskan secara luas, namun juga dapat
menyesatkan. Rawls berpendapat bahwa para pihak dalam posisi awal dapat memilih
perbedaan atas dasar alasan maksimal. Hal tersebut berfokus pada keinginan dasar kita, yang
terlindungi oleh prinsip keadilan yang pertama. Namun, konsepsi lain dapat juga membantu
kita melindungi keinginan dasar kita. Contohnya adalah, dengan menerima prinsip pertama
keadilan yang melindungi kebebasan, selagi membagi prinsip lain ke nilai keadilan pula.
Konsepsi yang bercampur-aduk yang dipandang Rawls menjelaskan bahwa Teori
Keadilan melindungi keinginan dasar kita. Dengan demikian, argumen untuk pilihan yang
beresiko tidak dapat menjadikan 2 prinsip tersebut superior. Atau dengan kata lain, Rawls
tidak menggunakan alasan maksimal dalam berargumen untuk prinsip perbedaan.

Anda mungkin juga menyukai