Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

KLIEN
ARTRITIS REUMATOID

Oleh :

Kelompok 1
Aan Sunarko
Alfi liana Yuni Hartik
Binti Zaamatul Khofifah
Dwianawati
Ema Ratna Vuri
Laylia Handayani
Nurcholis
Ratno setyobudi
Sri Rahmawati
Triana Virga Nita Sari

POLITEKNIK KESEHATAN DEPARTEMEN KESEHATAN MALANG


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN BLITAR

2004
Artritis Reumatoid (AR)
I. Pengertian
Suatu penyakit inflamasi sistemik kronik dengan manifestasi utama poliartritis
progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh, terutama pada jaringan sinovial.
II. Etologi
Pembentukan Ig yang berupa IgM dalam jumlah besar yang spesifik terhadap fraksi
Fc molekul IgG. Kompleks Rheumatoid faktor (Rf) dan 196 ditimbun di sinovial
sendi dan mengaktifkan komplemen yang melepas mediator dengan sifat
kemotaksis dan lisis jaringan setempat.
IV. Pemeriksaan Diagnostik
a) Pemeriksaan Laboratorium
Tes faktor reuma (+)
Protein C Reaktif (+)
LED meningkat
Leukosit normal atau meningkat sedikit
Anemia normositik hipoksom akibat adanya inflamasi yang kronik
Trombosit meningkat
Kadar albumin dalam serum turun dan globulin naik
b) Pemeriksaan Rontgen
Semua sendi dapat terkena, tapi yang tersering adalah sendi
metatarsofalang dan biasanya simetris. Sendi sakrolliaka juga sering
terkena. Pada awalnya terjadi pembengkakan jaringan lunak dan
demineralisasi juksta artikular, kemudian terjadi penyempitan ruang
sendi dan erosi.
V. Penatalaksanaan
c) Pendidikan pada Px mengenai penyakitnya dan penatalaksanaan yang akan
dilakukan sehingga terjadi hubungan yang baik dan terjamin ketaatan Px
untuk tetap berobat dalam jangka waktu yang lama.
d) OAINS
Diberikan sejak dini untuk mengatasi nyeri sendi akibat inflamasi, dapat
diberikan :

Aspirin
Pasien dibawah 65 tahun dapat dimulai dengan dosis 3 4 x 1gr /
hari, kemudian dinaikkan 0,3 0,6 gr / minggu sampai terjadi
perbaikan atau gejala toksik, dosis terapi 20 30 mg / dl.
Ibuprofen, naproksen, piroksikam, diklofenak, dll.
e) DMARD
Obat ini untuk melindungi rawan sendi dan tulang dari proses destroksi
akibat artritis reumatoid. Mula khasiatnya terlihat setelah 3 12 bulan
kemudian. Setelah 2 5 tahun, maka efektivitasnya dalam menekan proses
reumatoid akan berkurang.
Klorokuin
Dosis anjuran klorokuin fosfat 250 mg / hari atau hidroksi
klorokuin 400 mg / hari. Efek samping bergantung pada dosis
harian, berupa penurunan ketajaman penglihatan, dermatitis
makulopapular, nausea, diare dan anemia hemolitik.
Sulfasalazin
Berbentuk tablet bersalut enterik digunakan dalam dosis 1 x 500
mg. Setelah remisi tercapai, dosis dapat diturunkan hingga 1 gr /
hari untuk dipakai dalam jangka waktu panjang sampai tercapai
remisi sempurna. Jika dalam waktu 3 bulan tidak terlihat
khasiatnya, obat ini dihentikan dan diganti dengan yang lain, atau
dikombinasi. Efek sampingnya nausea, muntah, dan dispepsia.
D Penisilamin
Digunakan dalam dosis 250 300 mg / hari, kemudian dosis
ditingkatkan setiap 2 4 minggu sebesar 250 300 mg / hari untuk
mencapai dosis total 4 x 250 300 mg / hari. Efek sampingnya
ruam kulit urtikaria atau mobiliformis, stomatitis dan pemfigus.
Garam emas
Auro sodium tiomalat (AST) diberikan IM, dimulai dengan dosis
percobaan pertama sebesar 10 mg, seminggu kemudian disusul
dosis kedua sebesar 20 mg. Seminggu kemudian diberikan dosis
penuh 50 mg / minggu selama 20 minggu. Dapat dilanjutkan
dengan dosis tambahan sebesar 50 mg / 2 minggu 3 bulan, jika

diperlukan dapat diberikan dosis 50 mg / 3 minggu sampai keadaan


remisi tercapai. Efek sampingnya : pruritus, stomatitis, proteinuria,
trombositopenia, dan aplasia sumsum tulang. Auronofin diberikan
dalam dosis 2 x 3 mg. Efek sampingnya diare yang diatasi dengan
penurunan dosis.
Obat imunosupressif / imunoregulator
Metotreksat mudah digunakan dan waktu mula kerjanya relatif
pendek, dosis dimulai 5 7,5 mg / minggu. Bila dalam 4 bulan
tidak menunjukkan perbaikan, dosis harus ditingkatkan. Dosis
tidak lebih 20 mg / minggu. Penggunaan siklosporin untuk artritis
reumatoid masih dalam penelitian.
Kortikosteroid
Dipakai bila ada komplikasi berat dan mengancam seperti
vaskulitis karena obat ini memiliki efek samping yang berat.
Dalam dosis rendah (seperti prednison 5 7,5 mg / 1x/ hari)
bermanfaat sebagai bridging therapy dalam mengatasi sinovitis
sebelum DMARD mulai bekerja, yang kemudian dihentikan secara
bertahap. Dapat diberikan suntikan kortikosteroid intraartikular jika
terdapat peradangan berat. Sebelumnya infeksi harus disingkirkan
terlebih dahulu.
f) Rehabilitasi
Dengan cara mengistirahatkan sendi yang terlibat, latihan, pemanasan, dsb.
Fisioterapi dimulai segera setelah rasa sakit pada sendi berkurang atau
minimal. Pengertian tentang rehabilitasi termasuk :
Pemakaian alat bidai, tongkat penyangga, walking machine, kursi
roda.
Alat ortotik protetik
Terapi mekanik
Pemanasan baik hidroterapi maupun elektro terapi
Occupational therapy
g) Pembedahan
Jenis pengobatan umumnya bersifat ortopedik, misalnya sinovektomi,
artrodesis, total hip replacement, memperbaiki deviasi ulnar, dsb.

Patofisiologi
Antigen penyebab AR pada membran sinovial
Diproses oleh antigen presenting cells (APC)
Dikenali dan diikat oleh sel CD4+ dan determinan
HLA DR pada permukaan membran APC
Monosit / makrofag membebaskan
interleukin 1 (IL 1)
Kompleks Antigen trimolekular
Aktivasi sel CD4+

Mengekspresi
reseptor
Interleukin 2 (IL 2)
Mengikatkan diri pada
reseptor spesifik
Mitosis dan proliferasi
sel CD4+

Mensekresikan berbagai limfokin lain


seperti gamma-interferon, tumor necrosis
factor (TNF-), interleukin 3 (IL-3),
interleukin
4
(IL-4),
granulocyte
macrophage colony stimulating factor
(GM CSF)
Merangsang Makrofag
Meningkatkan aktivasi fagositosisnya dan
merangsang proliferasi dan aktivasi sel
Produksi antibodi oleh sel dibantu oleh
IL-1, IL-2, IL-4
Berikatan dengan antigen yang sesuai
Kompleks imun
Berdifusi kedalam ruang sendi
Mengendap
Mengaktivasi sistem komplemen
Membebaskan komponen komplemen C5a

Membebaskan komponen komplemen C5a

Terbentuk
Pannus

Kerusakan jaringan
kolagen dan
proteoglikan

Degranulasi
mast cell

Auto
antibodi
terhadap epitop fraksi
Fc
IgG
(faktor
reumatoid)

Pembebasan histamin
dan enzim proteolitik,
aktivasi jalur asam
arakidonat

Berikatan
komplemen
mengalami
sendiri

Menghancurkan
struktur persendian
ankilosis

Fagositosis
kompleks imun oleh
sel radang

Menarik lebih banyak sel polimorfonuklear PMN


dan monosit kearah lokasi, meningkatkan
permeabilitas mikrovaskuler membran sinovial,
pengendapan fibrin pada membran sinovial.

dengan Pembentukan
dan
atau pembebasan radikal O2
agregasi bebas,
leukotrien,
prostaglandin, protease
neutral.

Lesi

peradangan
Prostaglandin E2
(P6E2)

Merusak kolagen
dan proteoglikon
rawan sendi

Efek vasodilator
Merangsang
reabsorbsi
tulang osteoklastik

Depolimerisas
i hialuronat
Penurunan
viskositas cairan
sendi

Erosi
rawan
sendi dan tulang
Permukaan sendi
tidak rata
Immobilitas

Fusi tulang tulang yang


membentuk persendian

.
V. Pengkajian
1) Aktivitas / istirahat
Gejala

Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stress pada

sendi, kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi secara bilateral dan simetris.
Limitasi fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang,
pekerjaan, keletihan.
Tanda

Malaise
Keterbatasan rentang gerak, atrofi otot, kulit, kontraktur / kelainan pada
sendi dan otot.

2) Kardiovaskuler
Gejala

Foramen Raynaud jari tangan / kaki (misal, pucat intermitten, sianosis,


kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal).

3) Integritas ego
Gejala

faktor faktor stress akut / kronis, misal : finansial, pekerjaan,


ketidakmampuan
Faktor faktor hubungan
Keputusan dan ketidakberdayaan (situasi ketidakmampuan)
Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi (misal,
ketergantungan pada orang lain)

4) Makanan / cairan
Gejala

ketidakmampuan untuk menghasilkan / mengkonsumsi makanan / cairan


adekuat, mual anoreksia.
Kesulitan untuk mengunyah

Tanda

Penurunan berat badan


Kekeringan pada membran mukosa

5) Hygiene
Gejala

Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi


Ketergantungan pada orang lain

6) Neurosensori
Gejala

kebas / kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari
tangan
Pembengkakan sendi simetris

7) Nyeri / kenyamanan
Gejala

Fase akut dari nyeri (mungkin tidak disertai oleh pembengkakan jaringan
lunak pada sendi)
Rasa nyeri kronis dan kekakuan (terutama pada pagi hari)

8) Keamanan
Gejala

Kulit mengkilat, tegang, nodul subtaneus, lesi kulit, ulkus kaki.


Kesulitan dalam menangani tugas / pemeliharan rumah tangga
Demam ringan menetap
Kekeringan pada mata dan membran mukosa

9) Interaksi sosial
Gejala

Kerusakan interaksi dengan keluarga / orang lain


Perubahan peran
Isolasi

10) Penyuluhan / pembelajaran


Gejala

Riwayat AR pada keluarga (pada awitan remaja)


Penggunaan makanan kesehatan, Vitamin, penyembuhan atritis tanpa
pengujian.
Riwayat perikarditis, lesi katub, fibrosis pulmonal, pleuritis.

VI. Diagnosa Keperawatan


1. Nyeri akut / kronis berhubungan dengan agen pencedera, distensi jaringan oleh
akumulasi cairan / proses inflamasi, distensi sendi.
2. Mobilitas fisik, kerusakan berhubungan dengan deformitas skeletal, nyeri
ketidaknyamanan, intoleransi terhadap aktivitas, penurunan kekuatan otot.
3. Gangguan citra tubuh / perubahan penampilan peran berhubungan dengan
perubahan kemampuan untuk melakukan tugas tugas umum, peningkatan
penggunaan energi, ketidak seimbangan mobilitas.
4. Kurang perawatan diri berhubungan dengan kerusakan muskuloskeletal,
penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu bergerak.
5. Penatalaksanaan pemeliharaan rumah, kerusakan resting terhadap proses penyakit
degeneratif jangka panjang. Sistem pendukung tidak adekuat.

VII. Rencana Asuhan Keperawatan


Dx.
N
Kriteria hasil dan
Rencana
Rasional
Keperawa
o
tujuan
Tindakan
tan
1. Nyeri akut / Menunjukkan nyeri Catat lokasi Membantu dalam
kronis
hilang/
terkontrol
dan intensitas
menentukan
berhubungan
dengan
kriteria
(skala 0 10)
kebutuhan
dengan
agen
hasil :
catat faktor
managemen
pencedera,
Terlihat rileks,
faktor yang
nyeri
dan
distensi jaringan
mempercepat
keefektifan
dapat
tidur/
oleh akumulasi
dan tanda
program.
beristirahat dan
cairan / proses
tanda
rasa
berpartisipasi
inflamasi,
sakit
non
dalam aktivitas
distensi sendi
verbal.
Matras
yang
sesuai
Berikan
lembut/ empuk,
kemampuan.
matras/ kasur
bantal yang besar
Mengikuti
keras,
bantal
akan mencegah
program
kecil,
pemeliharaan
farmakologis
tinggikan
tubuh yang tepat,
yang diresepkan.
linen tempat
menempatkan
Menggabungkan
tidur
sesuai
matras
pada
ketrampilan
kebutuhan.
sendi yang sakit.
relaksasi
dan
Peninggian linen
aktivitas hiburan
tempat
tidur
kedalam program
menurunkan
kontrol nyeri.
tekanan
pada
sendi
yang
Biarkan Px
terinflamasi/
nyeri.
mengambil
penyakit
posisi yang Pada
nyaman pada
berat/
waktu tidur/
eksaserbasi, tirah
duduk
baring mungkin
dikursi,
diperlukan
tingkatkan
(sampai
istirahat
perbaikan
ditempat tidur
obyektif
dan
sesuai
subyektif
indikasi.
didapat) untuk
membatasi nyeri/
Tempatlan/
cedera sndi.
2.
Mengistirahatkan
pantau
penggunaan
sendi sendi
bantal,
yang sakit dan
karung pasir,
mempertahankan
Mobilitas fisik,
gulungan
posisi
netral.
kerusakan
Trokhanter,
Catatan
:
berhubungan
bebat, brace.
penggunaan
dengan
brace
dapat
deformitas
menurunkan
Mempertahankan

skeletal,
nyeri
ketidaknyamanan
,
intoleransi
terhadap
aktivitas,
penurunan
kekuatan otot.

3.

fungsi
posisi
nyeri
dan
dengan
tidak
memungkinkan
hadirnya/
dapat
pembatasan
mengurangi
kontraktur.
kerusakan pada
Mempertahankan
sendi meskipun
Libatkan
demikian,
ataupun
ketidakaktivan
dalam
meningkatkan
lama
dapat
aktivitas
kekuatan
dan
mengakibatkan
hiburan
yang
fungsi
dari
hilangnya
sesuai untuk
kompensasi bagian
mobilitas/ fungsi
situasi
tubuh.
sendi.
individu.
Mendemonstrasika
n teknik/ perilaku
Memfokuskan
yang
kembali
memungkinkan

Evaluasi/
perhatian,
melakukan
memberikan
lanjutkan
aktivitas.
stimulasi
dan
pemantauan
meningkatkan
tingkat
rasa percaya diri
inflamasi/
dan
perasaan
rasa
sakit
sehat.
pada sendi.
Pertahankan
istirahat tirah Tingkat aktivitas/
latihan
baring/ duduk
tergantung dari
jika
perkembangan/
diperlukan.
resolusi
dari
Jadwal
proses inflamasi.
aktivitas
Istirahat sistemik
untuk
memberikan
dianjurkan
periode
selama
istirahat yang
eksaserbasi akut
terus

dan seluruh fase


menerus dan
penyakit
yang
tidur malam
penting
untuk
hari
yang
mencegah
tidak
kelelahan,
terganggu.
mempertahankan
Bantu dengan
kekuatan.
Gangguan citra
rentang gerak Mempertahankan
tubuh
/
aktif/ pasif,
/ meningkatkan
perubahan
demikian
fungsi
sendi,
penampilan
juga latihan
kekuatan
otot
peran
resistif dan
dan
stamnina
berhubungan
isometrik jika
umum. Catatan :
dengan
memungkink
latihan
tidak
perubahan
an.
adekuat
kemampuan
menimbulkan
Setelah
dilakukan

untuk melakukan
tugas tugas
umum,
peningkatan
penggunaan
energi, ketidak
seimbangan
mobilitas.

tindakan perawatan,
kekuatan sendi,
klien menjadi lebih
karenanya
percaya
diri
aktivitas
yang
menghadapi keadaan Ubah posisi
berlebihan dapat
dirinya.
Dengan
merusak sendi.
dengan sering
kriteria hasil :
Menghilangkan
dengan
Mengungkapkan
jumlah
tekanan
pada
personel
jaringan
dan
peningkatan rasa
cukup.
meningkatkan
percaya diri dalam
Demonstrasik
sirkulasi,
kemampuan untuk
an/
bantu
mempermudah
menghadapi
teknik
perawatan dini
penyakit,
pemindahan
dan kemandirian
perubahan
pada
dengan
Px.
teknik
gaya hidup, dan
penggunakan
pemindahan
kemungkinan
bantuan
yang tepat dapat
keterbatasan.
mobilitas
mencegah
Menyusun tujuan /
misal trapeze.
robekan abrasi
rencana
realistis
kulit.
untuk masa depan.

4.

Kurang
perawatan
diri
berhubungan
dengan
kerusakan
muskuloskeletal, Setelah
penurunan
tindakan

Meningkatkan
Posisikan
stabilitas
dengan
jaringan
bantal,
(mengurangi
kantung pasir,
resiko
cedera)
gulungan
dan
trokhanter,
mempertahankan
bebat, brace.
posisi sendi yang
diperlukan dan
kesejajaran
tubuh,
Gunakan
mengurangi
kontraktur.
bantal kecil/
tipis dibawah Mencegah fleksi
leher.
leher.
Dorong
Px
mempertahan Memaksimalkan
kan
postur
fungsi
sendi,
tegak
dan
mempertahankan
duduk tinggi,
mobilitas.
berdiri,
berjalan.
Menghindari
Berikan
cedera
akibat
lingkungan
kecelakaan/
yang aman.
jatuh.

Dorong
Berikan
pengungkapa
kesempatan
n mengenai
untuk
dilakukan
masalah
mengidentifikasi

5.

kekuatan, daya
tahan, nyeri pada
waktu bergerak.

Penatalaksanaan
pemeliharaan
rumah,
kerusakan resting
terhadap proses
penyakit
degeneratif
jangka panjang.
Sistem
pendukung tidak
adekuat.

keperawatan, klien
tentang
rasa
takt/
dapat
melakukan
proses
kesalahan konsep
aktivitas perawatan
penyakit,
dan
diri sesuai dengan
harapan masa
menghadapinya
kemampuan. Dengan
depan.
secara langsung.
kriteria hasil :
Mengidentifikasi
Melaksanakan
Diskusikan
bagaimana
arti
dari
penyakit
aktivitas perawatan
kehilangan/
mempengaruhi
diri pada tingkat
perubahan
persepsi diri dan
yang
konsisten
pada pasien/
interaksi dengan
dengan
orang
orang lain akan
kemampuan
terdekat.
menentukan
individual.
kebutuhan
Mendemonstrasika
terhadap
n
perubahan
intervensi lebih
teknik/ gaya hidup
lanjut.
untuk memenuhi
Diskusikan
Isyarat
verbal/
kebutuhan
persepsi
Px
non
verbal
orang
perawatan diri.
mengenai
dekat
dapat
Mengidentifikasi
bagaimana
mempunyai
sumber sumber
orang
pengaruh mayor
pribadi/ komunitas
terdekat
pada bagaimana
yang
dapat
menerima
Px memandang
memenuhi
keterbatasan.
dirinya sendiri.
kebutuhan
perawatn diri.

Setelah
dilakukan
tindakan perawatan,
klien mendapatkan
lingkungan
yang
aman serta terpenuhi
kebutuhannya.
Dengan kriteria hasil
;
Mempertahankan
keamanan,
lingkungan yang
meningkatkan
pertumbuhan.
Mendemonstrasika
n
penggunaan
sumber sumber

Akui
dan
terima
perasaan
berduka,
bermusuhan,
ketergantunga
n.
Perhatikan
Perilaku
menarik diri,
penggunaan
menyangkal/
terlalu
memperhatik
an
tubuh/
perubahan.
Susun
batasan pada
perilaku
maladaptif.

Nyeri
kontan
akan melelahkan
dan
perasaan
marah
dan
bermusuhan
umum terjadi.
Dapat
menunjukkan
emosional/
metode koping
mal
adaptif,
membutuhkan
dukungan
psikologis.
Membantu
Px
untuk
mempertahankan
kontrol diri, yang
dapat
meningkatkan
perasaan harga
diri.
Meningkatkan

yang efektif dan Ikut sertakan


tepat.
Px
dalam
merencakan
perawatan
dan membuat
jadwal
aktivitas.

perasaan
kompetensi/
harga
diri,
mendorong
kemandirian dan
partisipasi dalam
terapi.
Mempertahankan
Bantu dengan
penampilan yang
dapat
kebutuhan
meningkatkan
perawatan
citra diri.
yang
Memungkinkan
diperlukan.
Px untuk merasa
Berikan
senang terhadap
dirinya sendiri.
bantuan
Meningkatkan
positif
bila
perilaku positif,
perlu.
meningkatkan
rasa percaya diri.
Mungkin dapat
Diskusikan
melanjutkan
aktivitas umum
tingkat fungsi
dengan
(0

4)
melakukan
sebelum
adaptasi
yang
timbul
diperlukan pada
awitan/
keterbatasan saat
eksaserbasi
ini.
penyakit dan
Mendukung
potensial
perubahan
kemandirian
yang
fisik/ emosional.
sekarang
diantisipasi.
Pertahankan Menyiapkan
mobilitas,
untuk
kontrol
meningkatkan
terhadap
kemandirian,
nyeri
dan
yang
akan
program
meningkatkan
latihan.
harga diri.
Berguna untuk
Kaji
menentukan alat
hambatan
bantu
untuk
terhadap
memenuhi
partisipasi
kebutuhan
dalam
individual.
perawatan
Mengidentifikasi
diri.
masalah

Identifikasi/
masalah
yang
rencana untuk
mungkin
modifikasi
dihadapi karena
lingkungan.
tingkat
Konsul
ketidakmampuan
aktual.
dengan ahli
Mungkin
terapi
okupasi.
membutuhkan
berbagai bantuan
Atur evaluasi
tambahan untuk
persiapan situasi
kesehatan
dirumah.
dirumah
sebelum
pemulangan Mengidentifikasi
dengan
tingkat bantuan/
evaluasi
dukungan yang
setelahnya.
diperlukan.
Menentukan
Atur konsul
kemungkinan
dengan
susunan
yang
lembaga
ada/ perubahan
lainnya, misal
susunan rumah
: pelayanan
untuk memenuhi
perawatn
kebutuhan
rumah, ahli
individu.
nutrisi.
Menjamin bahwa
kebutuhan akan
dipenuhi secara
Kaji tingkat
terus menerus.
fungsi fisik.
Evaluasi
lingkungan
untuk
Memberikan
mengkaji
kemampuan
kesempatan
dalam
untuk
perawatan
mendapatkan
untuk
diri
peralatan
sendiri.
sebelum pulang.
Bermanfaat
Tentukan
untuk
sumber

mengidentifikasi
sumber
peralatan, cara
finansial
cara
untuk
untuk
mengubah tugas
memenuhi
tugas untuk
kebutuhan
mempertahankan

situasi
kemandirian.
individual.
Memberikan
Identifikasi
kemudahan
sistem
berpindah
Px
pendukung
atau mendukung
yang tersedia
kontinuitas
untuk pasien,
dalam
situasi
misal
:
dirumah.
membagi
tugas rumah
tangga antara
anggota
keluarga.
Identifikasi
untuk
peralatan
yang
diperlukan,
misal : lift,
peninggian
dudukan
toilet, kursi
roda.
Koordinasika
n
evaluasi
dirumah
dengan ahli
terapi
okupasi.
Identifikasi/
temui sumber

sumber
komunitas,
misal
:
pelayanan
pembantu
rumah
tangga.

DAFTAR PUSTAKA

Doengus, Moorhouse, Geisler. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan (edisi 3). Jakarta :
EGC.

Noer, sjaifoellah. Prof. Dr. 1996. Ilmu Penyakit Dalam (jilid 1). Jakarta : Balai
PenerbitFKUI.

Anda mungkin juga menyukai