Anda di halaman 1dari 10

Isi

Struktur Saluran Pernafasan


Sistem pernapasan melibatkan rongga hidung, nasofaring, orofaring, dan bagian atas laryngopharynx, larynx, trachea, bronchi, dan cabang-cabang pulmonal bronchi. Secara sistematis sistem
pernafasan dibagi menjadi dua, yaitu saluran pernafasan atas dan saluran pernafasan bawah.
Organ saluran pernafasan atas terletak di luar toraks, atau rongga dada, sementara saluran
pernafasan bawah terletak hampir seluruhnya di dalam toraks. Saluran pernafasan atas terbagi
atas bagian hidung, nasofaring, orofaring, laringofaring, dan laring. Lalu, saluran pernafasan
bagian bawah terbagi atas trakea, semua segmen percabangan bronkus, dan paru-paru.
Sedangkan jika dilihat dari fungsinya, sistem pernafasan juga mencakup beberapa struktur
aksesori, termasuk rongga mulut, sangkar iga, dan diafragma.1
I

Saluran Nafas Bagian Atas

Saluran nafas bagian atas ini berfungsi untuk menghangatkan, menyaring, dan melembabkan
udara yang masuk ke dalam tubuh. Organ saluran nafas bagian atas adalah sebagai berikut:1
Rongga Hidung (Cavum Nasalis)
Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis). Rongga hidung berlapis
selaput lendir, di dalamnya terdapat kelenjar minyak (kelenjar sebasea) dan kelenjar keringat
(kelenjar sudorifera). Selaput lendir berfungsi menangkap benda asing yang masuk lewat saluran
pernapasan. Selain itu, terdapat juga rambut pendek dan tebal didalam cavum nasi yang disebut
vestibulum yang berfungsi menyaring partikel kotoran yang masuk bersama udara. 2 Di dinding
lateralnya terdapat 3 tonjolan tulang yaitu chonca nasalis superior (epitel khusus), choncha
nasalis medius dan chonca nasalis inferior (epitel bertingkat thorak bersilia bersel goblet).
Dimana chonca nasalis inferior terdapat banyak plexus venosus yang disebut sweet bodies, yang
berfungsi untuk menghangatkan udara pernapasan melalui hidung. Disebelah posterior rongga
hidung terhubung dengan nasofaring melalui dua lubang yang disebut choanae. Sedangkan yang
berhubungan dengan lubang hidung anterior atau kearah wajah disebut nares. 3 Penyangga hidung
terdiri dari tulang dan tulang rawan hialin. Rangka bagian tulang terdiri dari os nasale, processus
frontalis os maxillaris dan bagian nasal osfrontalis. Rangka tulang rawan hialinnya terdiri dari
cartilago septum nasi, cartilago lateralisnasi dan cartilago ala nasi major at minor. Otot yang
melapisi hidung merupakan bagian dari otot wajah. Otot hidung tersusun dari musculus nasalis
dan musculus depressor septum nasi.3

Nasofaring
Nasofaring bersama orofaring, dan laringofaring merupakan bagian dari faring. Faring sendiri
merupakan percabangan dua saluran yakni traktus digestivus dan traktus respiratorius. Faring
berperan dalam proses menelan makanan.4 Rongga nasofaring ini tidak pernah tertutup, berbeda
dari orofaring dan laringofaring. Nasofaring berhubungan dengan rongga hidung melalui
choanae. Sedangkan yang berhubungan dengan orofaring melalui isthimus pharingeum. 4 Pada
nasofaring ini terdapat pharyngeal tonsil dan tubaeustachius. Nasofaring ini tersusun atas epitel
bertingkat torak bersilia bersel goblet.2

Orofaring
Orofaring merupakan pertemuan rongga mulut dengan faring, disini terdapat pula pangkal lidah.
Pada dinding lateralnya terdapat tonsilla palatina yang masing-masingnya terletak disinus
tonsillaris. Berhubungan dengan rongga mulut melalui isthmusoropharingeum. Makanan dalam
bentuk bolus dari rongga mulut didorong masuk keorofaring. Bolus menekan uvula (tekak)
sehingga menutup saluran menuju ke hidung. Hal ini menjaga supaya makanan yang masuk tidak
keluar ke hidung. Proses dilanjutkandengan menurunnya epiglotis yang menutup glotis. Bolus
melalui laringofaring danmasuk ke esophagus.4 Orofaring tersusun atas epitel berlapis gepeng
tidak bertanduk.2
Laringofaring
Pada laringofaring ini terjadi persilangan antara aliran udara dan aliran makanan. Laringofaring
terdiri dari epitel bervariasi tetapi sebagian besar terdiri dari epitel berlapis gepeng tidak
bertanduk.2 Laringofaring akan berhubungan dengan laring melalui adituslaringis.5
Laring
Laring sering disebut kotak suara, nama yang menunjukan salah satu fungsinya,yaitu berbicara
adalah saluran pendek yang menghubungkan faring dengan trakea. Laring memungkinkan udara
mengalir di dalam struktur ini, dan mencegah benda padat agar tidak masuk ke dalam trakea.1
Laring merupakan suatu saluran yang dikelilingi oleh tulang rawan. Terdiri atas cartilago
threoidea, cartilago cricoidea dan cartilago arytaenoidyang merupakan tulang rawan hialin dan

cartilago epiglotis, cartilago cuneiformis dan cartilago corniculata yang merupakan tulang rawan
elastis.3 Laring berada diantara orofaring dan trakea, di anterior laringofaring. Tersusun atas
epitel bertingkat thorak bersilia bersel goblet kecuali ujung plika vokalis merupakan epitel
berlapis gepeng tidak bertanduk.2 Laring dapat ditutup oleh katup pangkal tenggorok (epiglotis).
Epiglotis atau kartilago epligotik adalah kartilago yang paling atas, bentuknya seperti lidah dan
keseluruhannya dilapisi oleh membran mukosa. Selama menelan, laring bergerak ke atas dan
epiglotis tertekan ke bawah menutup glotis.1 Gerakan ini mencegah masuknya makanan atau
cairan ke dalam laring. Dibagian bawah epiglotis terdapat dua lipatan mukosa yang menonjol ke
arah lumen laring. Pasangan lipatan mukosa bagian atas menutupi ligamentum ventriculare dan
membentuk plica vestibularis, celah antara kedua plica ventricularis disebut rima vestibuli.
Pasangan lipatan mukosa dibagian bawah menutupi ligamentum vocale dan membentuk plica
vocalis yang berkaitan dengan pembentukan suara. Kedua plica vocalis ini bersama permukaan
medial kedua cartilago arytaenoid membentuk rima glotidis/glotis. Dimana terdapat bagian yang
sejajar dengan ligamnetum vocale terdapat otot skelet yangdisebut musculus vokalis yang
berfungsi untuk mengatur ketengan pita suara dan ligamentum sehingga udara yang melalui pita
suara dpat menimbulkan suara dengan nada yang berbeda-beda.5
Otot pada laring terbagi menjadi dua kelompok yakni kelompok ekstrinsik dan kelompok
intrinsik. Otot-otot ekstrinsik menghubungkan laring dengan sekitarnya dan berperan dalam
proses menelan; termasuk otot-otot tersebut adalah musculus sternothyreoideus, musculus
thyreohyoid dan musculus constrictor pharingis inferior. Sedangkan musculus intrinsik laring
berperan untuk fonasi. Otot yang termasuk dalam musculus intrinsik laring adalah musculus
cricoarytaenoid posterior, musculus cricoarytaenoid lateral, musculus arytaenoid obliquus,
musculus arytaenoid transversus, musculus thyreoarytaenoid, musculus aryepigloticcus dan
sekitarnya.
II.

Saluran Nafas Bagian Bawah

Trakea
Trakea merupakan pipa silinder dengan panjang kurang lebih 11cm, berbentuk cincin tulang
rawan seperti huruf C. Bagian belakang dihubungkan oleh membran fibroelastik yang menempel
pada bagian depan oesofagus. Trakea berjalan dari cartilagocricoidea ke bawah pada bagian
depan leher dan di belakang manubrium sterni, berakhir pada setinggi angulus sternalis (taut

manubrium dengan corpus sterni) tempatnya berakhir, membagi menjadi bronkus kiri dan kanan.
Di dalam leher, trakea disilang di bagian depan oleh isthmus glandula thyroidhea dan beberapa
vena.6 Trakea terdiri dari 16-20 cartilago berbentuk C yang dihubungkan oleh jaringan fibrosa.
Konstruksi trakea sedemikian rupa sehingga tetap terbuka pada semua posisi kepala dan leher. 7
Trakea diperdarahi oleh arteri thyreodea inferior sedangkan ujung thoracalnya didarahi oleh
cabang arteri bronchiales. Persarafan trakea berasal dari cabang trachealnervus vagi, nervus
recurrens dan truncus symphaticus.3

Bronkus
Trakea yang berbifurkasio menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri. Bronkus
kanan lebih lebar, pendek, dan lebih vertikal dari bronkus kiri.Setiap bronkus sekitar setengah
dari diameter trakea dan terdiri dari kartilago yangsama, hanya dengan skala lebih kecil, yang
dihubungkan dengan jaringan fibrosa.6 Dindingnya dilapisi hanya sedikit otot polos dan dilapisi
epitel bersilia yangmengandung kelenjar mukus dan serosa. Struktur bronkus sama dengan
trakea, hanya dindingnya lebih halus, kedudukan bronkus kiri lebih mendatar dibandingkan
bronkuskanan sehingga bronkus kanan lebih mudah terserang penyakit. Kedua bronkus yang
terbentuk dari belahan dua trakea pada ketinggian kira-kira vertebra torakalis kelima mempunyai
struktur serupa dengan trakea dan di lapisioleh jenis sel yang sama. Bronkus-bronkus itu berjalan
ke bawah dan ke samping kearah tampak paru-paru. Bronkus kanan lebih pendek dan lebih lebar
daripada yang kiri, sedikit lebih tinggi dari arteri pulmonalis dan mengeluarkan sebuah cabang
yangdisebut bronkus pulmonaris. Saluran besar yang mempertahankan struktur serupa dengan
yang dari trakea mempunyai dinding fibrosa berotot yahng mengandung bahan tulang rawan dan
dilapisi epitelium bersilia. Makin kecil salurannya, makin berkurang tulang rawannya dan
akhirnya tinggal dinding fibrosa berotot dan lapisan silia.
Bronkioulus
Bronkiolus adalah percabangan dari bronkus. Saluran ini lebih halus dan dindingnya lebih tipis.
Bronkiolus kiri berjumlah dua. Sedangkan bronkiolus kanan berjumlah tiga. Percabangan ini
membentuk cabang yang lebih halus seperti pembuluh. Setelah melalui saluran hidung dan

faring, tempat pernapasan dihangatkan dan dilembabkan dengan uap air, udara inspirasi berjalan
menuruni trakea, melalui bronkiolus terminalis, bronkiolus respiratorius, duktus alveolaris, sakus
alveolaris dan alveolus. Antara trakea dan dan sakus alveolaris terdapat 23 kali percabangan
pertamasaluran udara. 16 percabangan pertama saluran udara merupakan zona konduksi
yangmenyalurkan udara kelingkungan luar. Bagian ini terdiri dari bronkus, bronkiolus
terminanalis. Tujuh percabangan berikutnya merupakan zona peralihan dari zona respirasi,
tempat terjadinya pertukaran gas dan terdiri dari bronkiolus respiratoriusmduktus alveolaris,
sakus alveolaris dan alveoli.3 Dinding bronkus dan bronkiolus dipersarafi oleh susunan saraf
otonom.
Paru-paru
Paru terletak di kedua sisi jantung di dalam rongga dada dan dikelilingi serta dijaga oleh sangkar
iga. Bagian dasar paru terletak di atas diafragma; bagian apeks paru (ujung superior) terletak
setinggi klavikula.1 Paru-paru kanan terdiri dari tiga lobus (superior, medial dan inferior). Paruparu kiri terdiri dari dua lobus (superior daninferior). Selaput pembungkus paru-paru disebut
pleura. Pleura viseralis erat melapisi paru-paru, masuk ke dalam fisura, dan dengan demikian
memisahkan lobus saru dari yang lain. Membran ini kemudian dilipat kembali di sebelah tampak
paru-paru dan membentuk pleura parietalis, dan melapisi bagian dalam dinding dada. Di antara
kedua lapisan pleura itu terdapat sedikit eksudat untuk meminyaki permukaannya dan
menghindarkan gesekan antara paru-paru dan dinding dada yang sewaktu bernapas bergerak.
Mekanisme Pernapasan
Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis walau dalam keadaan tertidur
sekalipun karma sistem pernapasan dipengaruhi oleh susunan saraf otonom. Menurut tempat
terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dapat dibedakan atas 2 jenis,yaitu pernapasan luar
dan pernapasan dalam. Pernapasan luar adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam
alveolus dengan darah dalam kapiler, sedangkan pernapasan dalam adalah pernapasan yang
terjadi antara darah dalam kapiler dengan sel-sel tubuh. Masuk keluarnya udara dalam paru-paru
dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara dalam rongga dada dengan tekanan udara di luar
tubuh. Jika tekanan di luar rongga dada lebih besar maka udara akan masuk. Sebaliknya, apabila

tekanan dalam rongga dada lebih besar maka udara akan keluar. Mekanisme pernafasan dibagi ke
dalam berbagai aspek yaitu:1
1

Kapasitas dan Volume Paru

Jumlah udara yang masuk ke dalam paru setiap inspirasi (atau jumlah udara yangkeluar dari paru
setiap ekspirasi) dinamakan volume alun napas ( tidal volume / TV). Jumlah udara yang masih
dapat masuk ke dalam paru pada inspirasi maximal, setelah inspirasi biasa disebut volume
cadangan inspirasi (inspiratory reserve volume / IRV). Jumlah udara yang dapat dikeluarkan
secara aktif dari dalam paru melalui kontrkasi otot ekspirasi, setelah ekspirasi biasa disebut
volume cadangan ekspirasi (ekspiratory reservevolume / ERV), dan udara yang masih tertinggal
di dalam paru setelah ekspirasi maksimal disebut volme residu (residual volume / RV).
Nilai normal berbagai volume dan istilah yang digunakan untuk kombinasi berbagai volume paru
tersebut. Ruang didalam saluran napas yang tidak ikut serta dalam proses pertukaran gas dengan
darah dalam kapiler paru disebut ruang rugi pernapasan. Pengukuran kapasitas vital, yaitu jumlah
udara terbesar yang dapat dikeluarkan dari paru paru setelah inspirasi maximal, seringkali
digunakan di klinik sebagai indeks fungsi paru. Nilai tersebut bermanfaat dalam memberikan
informasi mengenai kekuatan otot-otot pernapasan serta beberapa aspek fungsi pernapasan lain.
2

Otot-otot Pernafasan

Gerakan diafragma menyebabkan perubahan volume intratorakal sebesar 75 %selama inpirasi


tenang. Diafragma terdiri atas 3 bagian : bagian kostal, dibentuk oleh serat otot yang bermula
dari iga-iga sekeliling bagian dasar rongga toraks, bagian krural, dibentuk oleh serat otot yang
bermula dari ligamentum sepanjang tulang belakang, dan tendon sentral, tempat bergabungnnya
serat-serat kostal dan krural. Serat-serat krural melintasi kedua sisi esophagus. Tendon sentral
juga mencakup bagian inferior pericardium. Bagian kostal dan krural diafragma dipersarafi oleh
bagian lain dari nervbus prenicus dan dapat berkontrkasi secara terpisah. Sebagai contoh, pada
waktu muntah dan bersendawa, tekanan intra abdominal meningkat akibat kontraksi serat kostal
diafragma, sedangkan serat-serat krural tetap lemas, sehingga memungkina bergeraknya berbagai
bahan dari lambung ke dalam esophagus. Otot inspirasi penting lainya adalah muskulus
interkostalis eksternus yang berjalan dari iga ke iga secara miring ke arah bawah dan kedepan.
Iga- iga berputar seolah-olah bersendi di bagian punggung, sehingga ketika otot interkostalis

eksternus berkontraksi, iga-iga dibawahnya akan terangkat. Gerakan ini akan mendorong
sternum ke luar dan memperbesar diameter anteroposterior rongga dada. Masing-masing otot
interkostalis eksternus maupun diafragma dapat mempertahankan interkasi yang kuat pada
keadaan istirahat. Muskulus skalenus dan sternokleidomastoideus di leher merupakan otot-otot
inspirasi tambahan yang ikut membantu mengangkat yang sukar dan dalam. Apabila otot
ekspirasi berkontrakasi, terjadi penurunan volume intratorakal dan ekspirasi paksa. Kemampuan
ini dimiliki oleh otot-otot interkostalis internus karena otot ini berjalan miring ke arah bawah dan
belakang dari iga ke iga, sehingga pada waktu berkontrkasi akan menarik rongga dada ke bawah,
kontrkasi otot dinding abdomenanterior juga ikut membantu proses ekspirasi dengan cara
menarik iga-iga ke bawah dan ke dalam serta dengan meningkatkan tekanan intra abdominal
yang akan mendorong diafragma ke atas.8
3

Pusat pernapasan

Pusat kontrol pernapasan yang terdapat di batang otak menghasilkan pola napas yang berirama.
Pusat control pernapasan primer, pusat respirasi medulla, tridiri dari beberapa agregat badan
saraf ke otot-otot pernapasan. Selain itu, dua pusat pernapasan lain terletak lebih tinggi di batang
otak di pons adalah pusat pneumostatik dan pusat apneustik. Pusat pernapasan medulla terdiri
dari dua kelompok neuron yang dikenal sebagai kelompok repiratorik dorsal dan kelompok
repiratorik ventral.
1

Kelompok respiratorik dorsal (KRD) terutama terdiri dari neuron inpiratorik yang serat-serat
desendens berakhir di neuron motorik yang menyarafi otot inspirasi. Ketika neuron-neuron
KRD ini melepas muatan maka terjadi inspirasi, ketika mereka tidak menghasilkan sinyal
terjadilah ekspirasi. Ekspirasi diakhiri karena neuron-neuron inpiratorik kembalimencapai
ambang dan melepaskan muatan. KRD memiliki hubungan penting dengan kelompok

respiratorik ventral.8
Kelompok respiratorik ventral (KRV) terdiri dari neuron inspiratorik danneuron respiratorik
yang keduanya tetap inaktif selama bernapas normaltenang. Bagian ini diaktifkan oleh KRD
sebagai mekanisme penguatselama periode-periode saat kebutuhan akan ventilasi meningkat.
Hal initerutama penting pada ekspirasi aktif. Selama bernapas tenang tidak adaimpuls yang
dihasilkan di jalur desendens oleh neuron ekspiratorik. Hanyaketika ekspirasi aktif barulah
neuron ekspiratorik merangsang neuronmotorik yang menyarafi otot-otot ekspirasi. Selain itu,

neuron-neuron inspiratorik KRV, ketika dirangsang KRD, memacu aktivitas inspirasi ketika
kebutuhan akan ventilasi tinggi.8
Pengaruh dari Pusat Pneumostatik dan Apneustik
Pusat pernapasan di pons melakukan penyesuain halus terhadap pusat di medula untuk
membantu menghasilkan inspirasi dan ekspirasi yang lancer dan mulus. Pusat pneumostatik
mengirim impuls ke KRD yang membantu memadamkan neuron-neuron inpiratorik sehingga
durasi inspirasi dibatasi. Sebaliknya, Pneumostatik mencegah neuron-neuron inspiratorik
dipadamkan, sehingga dorongan inspirasi meningkat. Dengan sistem check and balance ini, pusat
pneumostatik mendominasi pusat upneustik, membantu menghentikan inspirasi dan membiarkan
ekspirasi terjadi secara normal. Tanpa rem pneumostatik ini, pola bernapas akan berupa tarikan
napas panjang yang terputus mendadak dan singkat oleh ekspirasi.7
4.SInspirasi dan Ekspirasi
Paru-paru dan dinding dada adalah struktur elastis. Pada keadaan normal, hanya ditemukan
selapis tipis cairan diantara paru-paru dan dinding dada. Paru-paru dengan mudah dapat bergeser
sepanjang dinding dada, tetapi sukar untuk dipisahkan. Tekanan di dalam ruang antara paruparu (tekanan intrapleura) bersifat subatmosferik. Pada saat kelahiran jaringan paru
dikembangkan sehingga teregang, dan pada akhir ekspirasi tenang, kecenderungan daya recoil
jaringan paru untuk menjauhi dinding dada diimbangi oleh daya recoil dinding dada kearah yang
berlawanan. Apabila dinding dada dibuka, paru-paru akan kolaps dan apabila paru-paru
kehilangan elastisitasnya, dada akan mengembang menyerupai bentuk gentong. Proses ekspirasi
tenang merupakan proses pasif yang akan menyertai diafragma menjadi relaks dan mengembang,
volume paru mengecil, beda tekanan negative dan udara keluar.7
Inspirasi merupakan proses aktif. Kontrakasi otot-otot inspirasi akan meningkatkan volume
intrakolateral. Tekanan intrapleura di bagian basis paru akan turun dari nilai normal sekitar
2.5mmHg pada awal inspirasi, menjadi 6 mmHg. Jaringan paru semakin teregang. Tekanan di
dalam saluran udara menjadi sedikit lebih negatif, udara mengalir ke dalam paru. Pada akhir
inspirasi, daya recoil paru mulai menarik dinding dada kembali ke kedudukan ekspirasi, sampai
tercapai keseimbangan kembaliantara daya recoil jaringan paru dan dinding dada. Tekanan di
dalam saluran udaramenjadi sedikit lebih positif dan udara mengalir meninggalkan paru-paru.
Selama pernapasan tenang, ekspirasi merupakan proses pasif yang tidak memerlukan kontraksi

otot untuk menurunkan volume intratorakal. Namun pada awal ekspirasi, masih terdapat
kontrakasi ringan otot inspirasi. Kontraksi ini berfungsi sebagai peredam daya recoil paru dan
memperlambat ekspirasi. Pada inspirasi kuat, tekanan intrapleura turun mencapai 30 mmHg,
menimbulkan pengembangan jaringan paru yang lebih besar. Apabila ventilasi meningkat,
derajat pengempisan jaringan paru juga ditingkatkan melalui kontraksi aktif otot-otot
ekspirasiyang menurunkan volume intrakolateral.7
5. Transport O2 & CO2
Oksigen

dapat

ditranspor

dari

pulmo

ke

jaringan

melalui

dua

jalan

(a) secara fisik larut dalam plasma.


(b) secara kimia berikatan dengan hemoglobin sebagai oksihemoglobin (HbO2),ikatan kimia
oksigen dan hemoglobin ini bersifat reversibel.
Jumlah sungguhnya yang diangkut dalam bentuk ini mempunyai hubungan nonlinear dengan PA
O2 (tekanan parsial oksigen dalam darah arteri), yang ditentukan oleh jumlah oksigen yang
secara fisik larut dalam plasma darah. Sebaliknya, jumlah oksigen yang secara fisik larut dalam
plasma mempunyai hubungan langsung dengan tekanan parsial oksigen dalam alveolus (Pal O2).
Dan tergantung dari daya larut oksigen dalam plasma. Jumlah oksigen yang dalam keadaan
normal larut secara fisik sangat kecil karena daya larut oksigen dalam plasma yang rendah.
Hanya sekitar 1% dari jumlah oksigen total ang ditranspor ke jaringan-jaringan ditranspor
dengan cara ini. Cara transpor seperti ini tidak mempertahankan hidup walaupun dalam keadaan
istirahat sekalipun. Sebagian besar oksigen diangkut oleh hemoglobin yang terdapat dalam sel
darah merah.
Transport CO2 dari jaringan kepulmo melalui tiga cara berikut:
(a) Secara fisik larut dalam plasma (10 %).
(b) Berikatan dengan gugus amino pada Hb dalam sel darah merah (20%).
(c) Ditransport sebagai bikarbonat plasma (70%).
Karbon dioksida berikatan dengan air dengan reaksi seperti dibawah ini:
CO2 + H2O = H2CO3 = H+ + HCO3Reaksi ini reversibel dan dikenal dengan nama persamaan dapa asam bikarbonat-asam karbonik.
Hiperventilasi adalah ventilasi alveolus dalam keadaan kebutuhan metabolisme berlebihan

alkalosis sebagai akibat eksresi CO2 berlebihan ke pulmo. Hipoventilasi adalah ventilasi alveoli
yang tak dapat memenuhi kebutuhan metabolisme, sebagai akibat dari retensi CO2 oleh pulmo.9
Kesimpulan
Pernapasan adalah suatu proses untuk memperoleh O2 agar dapat digunakan oleh sel-sel tubuh
dalam proses metabolisme dan mengeliminasi CO 2 yang dihasilkan sebagai sisa metabolisme sel.
Banyak faktor yang berperan dalam proses pernapasan seperti kecepatan transportasi O 2 dan
CO2, Volume dan kapasitas paru, proses inspirasi dan ekspirasi, serta struktur saluran pernapasan
yang terlibat dalam proses pernapasan itu sendiri. Gangguan pada salah satu struktur pernapasan
contohnya Faring yang berperan untuk respirasi, menelan, resonansi suara dan untuk artikulasi.
Sehingga jika terjadi radang atau gangguan pada faring tentunya juga akan membawa gangguan
pada proses-proses yang melibatkan faring dalam mekanisme kerjanya.

Daftar Pustakar
1

Asih NGY, Effendy C. Keperawatan medikal bedah: klien dengan gangguan

2
3

sistem pernafasan. Jakarta: Penerbit EGC; 2004.


Singh I. Teks dan atlas histologi manusia. Jakarta: Binarupa Aksara; 2006; 115-20.3.
Drake RL, Vogl W, Mitchell AWM. Grays anatomy for students. 1st.ed.

Philadelpia:Elsevier Churchill Livingstone; 2005; 102-52.4.


Woodburne RT. Essential of human anatomy. 6th.ed. New York: Oxford Universty;2007;

5
6
7

181-200.5.
Sloane E. Anatomi dan fisiologi. Jakarta: Penerbit EGC; 2004; 266-8.6.
Gibson J. Fisiologi dan anatomi modern untuk perawat. Jakarta: Penerbit EGC; 2003.
Woodson G.E. Upper airway anatomy and function. Philadelphia: Lippincot Williams&

8
9

Wilkins; 2005; 479-86.


Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: Penerbit EGC; 2006;498-9
Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Jakarta: EGC; 2011. ed. 6. h. 497

Anda mungkin juga menyukai