Anda di halaman 1dari 3

Arbitrase dan Penyelesaian Konflik

Dalam dunia bisnis, khususnya dalam penentuan harga transfer, tentunya sering terjadi
ketidaksepahaman antara beberapa pihak, oleh karenanya timbul konflik dalam penentuan
tersebut. Di sinilah arbitrase dapat mengambil perannya untuk menyelesaikan konflik
tersebut.
Arbitrase (arbitrage) dalam dunia ekonomi dan keuangan merupakan praktik untuk
memperoleh keuntungan dari perbedaan harga yang terjadi di antara dua pasar keuangan.
Arbitrase merupakan suatu kombinasi penyesuaian transaksi atas dua pasar keuangan di mana
keuntungan yang didapatkan berasal dari selisih antara harga pasar yang satu dengan yang
lainnya. Istilah arbitrase digunakan untuk menjabarkan suatu bentuk tata cara berdamai dalam
menyelesaikan sengketa sehingga mencapai hasil tertentu.
Arbitrase adalah cara penyelesaian sengketa atau konflik di luar peradilan umum yang
didasarkan pada perjanjian arbirase yang dibuat secara tertulis oleh pihak-pihak yang
bersengketa. Prasyarat utama proses arbitrase ialah kewajiban pada para pihak untuk
membuat suatu kesepakatan tertulis atau yang disebut perjanjian arbitrase (arbitration
clause/agreement) dan kemudian menyepakati hukum serta tata cara dalam penyelesaian
konflik tersebut. Unsur perjanjian tertulis tersebut merupakan ciri khas penyelesaian konflik
melalui arbitrase. Tanpa adanya perjanjian tertulis antar apihak yang berkonflik, maka
penyelesaian sengketa tidak dapat dilakukan melalui arbitrase.
Proses penentuan harga transfer dalam perusahaan tentunya bukanlah hal yang mudah
sehingga tidak jarang penentuan harga transfer menyebabkan adanya konflik atau sengketa
antar pihak-pihak yang bertanggungjawab di dalamnya. Untuk menyelesaikan sengketa
tersebut, maka digunakanlah arbitrase sebagai salah satu alternative penyelesaian konflik.
Terdapat tingkat formalitas yang luas dalam proses arbitrase harga transfer, tergantung pada
jenis dan luas dari potensi arbitrase harga transfer tersebut. Salah satu cara penyelesaian
konflik harga transfer melalui arbitrase adalah dengan menyerahkan kasus secara tertulis
kepada pihak menengah atau arbitrator, kemudian akan diputuskan oleh arbitrator mengenai
harga yang ditetapkan.

Selain dengan arbitrase, terdapat cara lain dalama menyelesaikan konflik harga transfer,
yaitu dengan memaksa (forcing), membujuk (smoothing), menawarkan (bargaining), dan
penyelesaian masalah (problem solving)

Klasifikasi Produk
Luas dan formalitas dari sourcing dan peraturan penentuan harga transfer tergantung
pada banyakya jumlah transfer dalam perusahaan dan ketersediaan pasar dan harga pasar.
Semakin besar jumlah transfer harga dan ketersediaan harga pasar, makin formal dan spesifik
peraturan yang ada. Beberapa perusahaan membagi produknya dalam dua kelas:
1) Sourcing untuk produk kelas I dapat diubah hanya dengan izin manajemen pusat.
Produk di kelas I meliputi produk-produk yang bervolume besar, produk-produk yang
tidak memiliki sumber dari luar, dan produk-produk yang diendalikan oleh pihak
manajemen.
2) Sourcing untuk kelas II ditentukan oleh unit-unit usaha yag terlibat. Umumnya,
produk-produk di kelas II ini merupakan prduk yang dapat diproduksi di luar
perusahaan tanpa aanya gangguan terhadap operasi yang sedang berjalan, produkproduknya relative kecil dan diproduksi dengan general purpose equipment.
Dengan perjanjian semacam ini, pihak manajemen dapat berkonsentrasi pada sourcing
dan pricing atas sejumlah kecil produk-produk bervolume besar.

http://chairianwar.blogspot.com/2011/12/penentuan-harga-transfer-transfer.html
http://eddyleks.blog.kontan.co.id/2013/01/07/arbitrase-sebagai-alternatif-penyelesaiansengketa-bisnis/
http://id.wikipedia.org/wiki/Arbitrase
http://strategihukum.net/prosedur-penyelesaian-sengketa-melalui-arbitrase
https://wonkdermayu.wordpress.com/artikel/arbitrase-dan-arbiter/
http://www.slideshare.net/rangerbiru16/makalah-spm-harga-transfer

Anda mungkin juga menyukai