I. PENDAHULUAN
Kehidupan masyarakat modern tergantung pada
ketersediaan sumber energi terutama energi listrik.
Kebutuhan terhadap listrik sama seperti kebutuhan
pokok manusia lainnya. Pemanfaatan energi listrik
telah mempengaruhi dan membentuk peradaban
manusia didekade ini, sebab kualitas kehidupan
manusia memiliki korelasi terhadap pemanfaatan
energi listrik dalam kehidupan sehari-hari. Krisis
energi akibat dari berkurangnya ketersediaan sumber
energi primer dunia, yang ditandai dengan
melambungnya harga minyak di pasaran dunia
menjadi 130 dolar Amerika setiap barel telah memicu
krisis ekonomi dan sosial di berbagai negara termasuk
di Indonesia.
Kebijakan pemerintah Indonesia untuk menaikan
harga bahan bakan minyak (BBM) dengan alasan
penyelamatan anggaran pendapatan dan belanja
negara (APBN) memicu kenaikan harga hampir semua
EECCIS2008
56%, bayangkan kalau rasio elektrifikasi terus
meningkat sedangkan ketergantungan pembangkit
listrik masih pada bahan bakar fosil. Sebagai ilustrasi
setiap kWh energi listrik yang diproduksi oleh
penggunaan energi fosil menghasilkan gas rumah kaca
sebesar 974 gr CO2, 962 mg SO2 dan 700 mg Nox. [3]
II. METODOLOGI
Metode yang dipakai dalam kajian ini adalah
menggunakan kajian pustaka yakni mengumpulkan
berbagai informasi yang terkait dengan persolan energi
khususnya energi listrik dikaitkan dengan faktor
ligkungan hidup atau ekologi. Data-data yang
diperoleh dari berbagai sumber seperti buku referensi,
jurnal ilmiah, tulisan ilmiah populer, dan lain
sebagainya akan dianalisa menggunakan pendekatan
teknis, ekonomis dan ekologis atau lingkungan.
Analisis hanya dibatasi untuk pembangkit listrik
berskala besar.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Potensi Energi di Indonesia
Faktor
alamiah
Negara
Indonesia
sangat
mendukung pengembangan sektor energi di Indonesia
terutama di sektor kelistrikan. Secara geografis
Indoneia kaya akan sumber daya energi. Sumber daya
tersebut antara lain yang dapat diperbaharui dan yang
tidak dapat diperbaharui. Keberadaan potensi energi
tersebut tersebar merata di seluruh wilayah Nusantara.
Potensi energi fosil minyak mumi 86,9 miliar barel
sedangkan yang dicadangan hanya sebesar 9 miliar
barel atau 10,36% sedangkan kemampuan untuk
dimanfaatkan masih tergolong rendah yakni hanya
5.56% setiapa tahun (tabel 1).[3].
Hal yang perlu diperhatikan bahwa potensi tersebut
tidak bertahan lama atau akan habis setelah
diekploitasi tanpa upaya ekplorasi seperti minyak bumi
akan habis 18 tahun kemudian, hal yang sama untuk
gas 61 tahun dan batu bara 147 tahun. Kelangkaan ini
sudah terasa saat ini yakni Indonesia sudah tidak
memenuhi kuota sebagai negara pengeksport minyak
yang ditentukan oleh organisasi negara-negara
pengeksport minyak (OPEK). Fakta ini menunjukan
bahwa ketergantungan terhadap bahan bakar fosil
perlu segera dikurangi secara bertahap memandang
keberadaannya yang terbatas, karena dapat habis kalau
diekploitasi terus-menerus.
Krisis BBM yang dialami Indonesia saat ini
merupakan bukti ketidakmampuan pemerintah untuk
memprediksi kebutuhan BBM akibatnya saat ini
Negara Indonesia yang dulunya pengesport saat ini
menjadi pengimport. Konsekuensinya kenaikan harga
minyak
dunia
mempengaruhi
ketahanan
perekonomian negara dan sektor tenaga listrik
mengalami
dampak
ekonomis
yang
cukup
memprihatinkan karena sebagian besar pembangkit
listrik adalah menggunakan BBM.
EECCIS2008
Prediksi Kebutuhan Listrik Nasional
Rasio elektrifikasi di Indonesia masih tergolong
rendah yakni sebesar 56%, karena kelemahan dari
negara untuk mengembangkan sistem kelistrikan
secara nasional yang mampu memenuhi kebutuhan
seluruh rakyat. Perkembangan pembangunan yang
pesat dibidang industri dan konstruksi memicu
permintaan akan pasokan tenaga listrik dan sampai
sekarang PLN belum mampu memenuhi semua. Hal
ini terlihat dari krisis listrik yang terjadi di berbagai
daerah yang harus melakukan pemadaman bergilir.
Pertumbuhan permintaan tenaga litrik cukup besar
yakni sekitar 7% setiap tahun (tabel-3).[4].
Tabel 3. Kebutuhan Energi Listrik di Indonesia
EECCIS2008
Panas Bumi Sebagai Alternative
Enegi panas bumi merupakan energi panas yang
keluar dari perut bumi yang dapat dimanfaatkan untuk
memutar turbin generator pembangkit. Penggunaan
energi panas bumi di Indonesia sudah berlangsung
lama, namun perkembangannya relatif lambat.
Potensi energi panas bumi di Indonesia relatif besar
karena merupakan potensi terbesar di dunia, yakni
40% cadangan panas bumi di seluruh dunia terdapat di
Indonesia. Penyebaran energi ini relatiif merata di
seluruh Indonesia, karena negara Indonesia secara
geografis berada di wilayah lintasan gunung berapi
(ring of fire)
Total potensi energi panas bumi di Indonesia
mencapai 27.487 MW yang terdapat dihampir seluruh
kawasan di Indonesia yakni pulau Sumatra, pulau
Jawa, pulau Sulawesi, Nusa Tenggara, Pulau
Kalimantan dan Papua (tabel-3). Hal yang menarik
dari potensi energi panas bumi dari segi penyebaran
geografis adalah 18.183 MW atau 66,15% terdapat
diluar pulau Jawa. Namun demikian pemanfaatannya
justru terkonsentrasi di pulau Jawa, padahal di luar
pulau Jawa ketergantungan terhadap bahan bakar fosil
sangat tinggi.
EECCIS2008
2006,http://www1.esdm.go.id/files/publikasi/buku/Han
dbook%20Statistik%20Ekonomi%20Energi
%202006.pdf
2.
3.
4.
5.
[1.]
[2.]
Slamet, Agus
[3.]
[4.]
[5.]
[6.]
[7.]
[8.]
[9.]