Anda di halaman 1dari 46

FARMAKOTERA

PI TERAPAN II

KASUS II
APOTEKER ANGKATAN IV 2014

Fakultas Farmasi
Universitas Andalas

ANGGOTA
Kelompok 10
O ATIKAH RIANI

1441012111
O TIWI OCTAVIANTI
1441012125
O M. ARIF RAHMAN
1441012118
O YUHARMILA HARIDAH
1441012129
O ZULHIDAYATI
1441012130

DATA PASIEN
Nama
:F
Ruangan
: IKA
Alamat
: Pasaman, Simpang
Empat
Jenis kelamin
: Laki-laki
Umur
: 6 th 2 bln
No rekam medic : 77 16 25

CATATAN MASUK RUMAH


SAKIT

Tanggal Masuk RS

: 11 Maret 2010

Keluhan utama

: sesak nafas sejak 2 hari yang

lalu

RPS
Batuk sejak 1 minggu yang lalu, berdahak.
Muntah sejak 2 hari yang lalu, frekuensi 4 5 x
/hari, berisi apa yang dimakan dan yang diminum,
biasa di dahului dengan batuk, tidak menyemprot.
Sesak nafas sejak 2 hari yang lalu, hilang timbul,
bertambah sesak nafas jika anak sedang emosi atu
tidur telentang. Sesak nafas tidak dipengaruhi oleh
makanan atau cuaca.
Demam tidak ada.
Nyeri sendi tidak ada, hilang timbul.
Nafsu makan biasa.
BAK jumlah dan warna biasa.
BAB konsistensi dan warna biasa.

RPD

Anak telah dirawat di RS M Djamil bagian IKA 1 bulan yang


lalu dengan diagnose Decompensatio cordis fungsional
grade III, RVH, LVH e.c Penyakit Jantung Rematik +
Kardimiopati.

RPK

Tidak ada anggota keluarga yang menderita infeksi saluran


kemih saat ini.
Diagnosa Kerja: Decompensatio cordis fungsional grade II-III
e.c. Penyakit Jantung Rematik, Gizi Kurang.

DECOMPENSATIO
CORDIS
O Decompensatio cordis adalah suatu

keadaan dimana terjadi penurunan


kemampuan fungsi
kontraktilitas
yang berakibat pada penurunan
fungsi pompa jantung.

Penyakit Jantung Rematik


O Penyakit

Jantung Rematik disebabkan


karena terjadinya kerusakan pada seluruh
jantung dan selaputnya.
O Penyakit Jantung Rematik adalah komplikasi
dari demam rematik dan biasanya terjadi
setelah serangan demam rematik. Demam
rematik adalah suatu penyakit yang
diakibatkan oleh respons imunologis lambat
yang
terjadi
setelah
infeksi
kuman
Streptococcus hemolyticus grup A.

DATA
LABORATORIUM
Haemoblobin (Hb)

:11,7 gr/dL

(Normal 10-16gr/dL )
Leukosit

: 9800 /mm3
(Normal 9000/mm3 -12.000/mm3 )

Trombosit

: 29.400 /mm3
(Normal 150.000/mm3 - 450.000/mm3 )

HASIL PEMERIKSAAN FISIK


Kesadaran
: sadar

BMI anak
Tinggi
: 129 cm
Berat Badan : 21 kg
TD
: 90/60 mmHg (Normal 80-100/60-80 mmHg)
Nadi
: 120 x/menit (Normal 80-90 x/menit)
Temperatur : 36,50 C
(Normal 36,60 C 37,20 C )
Nafas
: 26 x/menit
(Normal 20-30 x/menit)
Sianosis tidak ada. Edema tidak ada, anemis tidak ada,
Ikhterus tidak ada.
Kelenjer Getah Bening : Teraba kelenjer getah bening di
regio cervical
sinistra ukuran 0,5 x 0,5 x 0,5 cm.
diregio
cervical dextra ukuran 1 x 0,5 x 0,5 cm,
kenyal, tidak nyeri tekan.

PERJALANAN
PENYAKIT
HARI
PERTAMA
Diagnosa kerja : Decompensatio cordis grade II
III e.c
Penyakit Jantung Reumatik.
Obat

: Eritromisin 2 x 250 mg,


Lasix IV 1 x 20 mg,
Captopril 3 x 25 mg,
Aldacton 2 x 25 mg.

ANALISIS
HARI
PERTAMA
Diketahui bahwa :
DL Eritromisin untuk anak-anak: 30-50 mg/kg BB/hr,
Berat anak 21 kg, jadi dosis sehari 630 mg-1050 mg/hr.
Dosis yang digunakan dibawah DL,maka disarankan untuk
menaikkan dosis menjadi 3 x 250 mg untuk sehari.
Pada kasus diatas dosis yang digunakan adalah 20 mg,
karena dosis yang terlalu tinggi untuk anak-anak, bisa saja
kemungkinan terjadinya hipokalemia pada pasien.
Captopril tidak cocok digunakan pada kasus ini karena
pasien sudah mengalami batuk selama 1 minggu, dengan
penggunaan captopril bisa memperparah batuk pasien.
Obat ini diganti dengan Losartan 0,7mg/kg sekali sehari =
0,7 mg x 21 kg = 14,7 mg.
Dosis usual Spironolakton untuk anak-anak: 3,3 mg/kg
BB/hari
Berat anak 21 kg, jadi dosis sehari 69,3 mg/hr.

Continue....
HARI
KEDUA
S

: Sesak nafas ada, bertambah bila tidur telentang,


Batuk masih ada, berdahak, muntah tidak ada,
konsul SpA. Nyeri sendi tidak ada. BAK ada.
: Sakit sedang, sadar,
TD = 150 /60 mmHg
HR = 100 x/menit
RR = 32 x/menit
Temperatur = 36,70 C.

Obat

: Eritromisin 2 x 250 mg, Captopril 3 x 25 mg

Continue....
ANALISIS
HARI
KEDUA
Diketahui bahwa :
DL Eritromisin untuk anak-anak: 30-50 mg/kg BB/hr,
Berat anak 21 kg, jadi dosis sehari 630 mg-1050 mg/hr.
Dosis yang digunakan dibawah DL,maka disarankan untuk
menaikkan dosis menjadi 3 x 250 mg untuk sehari.
Captopril tidak cocok digunakan pada kasus ini karena
pasien sudah mengalami batuk selama 1 minggu, dengan
penggunaan captopril bisa memperparah batuk pasien.
Obat ini diganti dengan Losartan 0,7mg/kg sekali sehari =
0,7 mg x 21 kg = 14,7 mg.

Continue....
HARI
KETIGA
S : Muntah 10 kali, sejak tadi malam, batuk ada, demam
tidak ada, sesak nafas tidak ada, nyeri sendi tidak ada,
BAK
ada.
O : sakit sedang, sadar. Nadi = 120 x/menit, nafas = 30
x/menit,
Temperatur = 36,8 0 C.
Kesan : belum ada perbaikan, observasi muntah dengan
dehidrasi
sedang.
Obat
: Eritromisin 2 x 250 mg,
Lasix 1 x 20 mg IV,
Aldacton 2 x 25 mg,
Captopril 3 x 31,25 mg,
IFVD 2A 135 tetes/BB/hari = 28 tetes/menit.
Visite supervesor : anjuran Captopril naikkan 3 x 31,25 mg,
Lasix 1 x 20 mg IV, Aldacton 2 x 25 mg.

ANALISIS
HARI
KETIGA
Diketahui bahwa :
DL Eritromisin untuk anak-anak: 30-50 mg/kg BB/hr,
Berat anak 21 kg, jadi dosis sehari 630 mg-1050 mg/hr.
Dosis yang digunakan dibawah DL,maka disarankan untuk
menaikkan dosis menjadi 3 x 250 mg untuk sehari.

Continue....

Pada kasus diatas dosis yang digunakan adalah 20 mg,


karena dosis yang terlalu tinggi untuk anak-anak, bisa saja
kemungkinan terjadinya hipokalemia pada pasien.
Captopril tidak cocok digunakan pada kasus ini karena
pasien sudah mengalami batuk selama 1 minggu, dengan
penggunaan captopril bisa memperparah batuk pasien.
Obat ini diganti Losartan 0,7mg/kg sekali sehari = 0,7 mg
x 21 kg = 14,7 mg.
Dosis usual Spironolakton untuk anak-anak: 3,3 mg/kg
BB/hari
Berat anak 21 kg, jadi dosis sehari 69,3 mg/hr.

Continue....
HARI
KEEMPAT
S : Muntah masih ada. Frekuensi > 10 x, jumlah 1 2
sendok makan isi apa yang dimakan. Batuk
masih ada, Demam tidak ada, sesak nafas tidak ada.
O : Sakit sedang, sadar, Nadi = 124 x/menit nafas =
28x/menit
Temperatur = 370 C. Kesan : anak muntah
dengan
dehidrasi ringan- sedang.
Obat : Infuse 2A 135 tts/menit. MC 6 x 200 CC.
Eritromisin 2 x 250 mg,
Lasix IV 1 x 20 mg,
Aldacton 2 x 25 mg,
Codein 3 x 10 mg
(Visite supervisor kardiologi : Terapi ditambahkan Codein 3
x 10 mg)

Continue....
ANALISIS
HARI
KEEMPAT
Pada hari keempat pasien masih muntah lebih dari 10 kali
karena batuk.
Diperkirakan bahwa pasien masih muntah disebabkan
karena masih menggunakan captopril, diketahui bahwa
efek samping dari captopril ini adalah batuk. Maka
sebaiknya untuk menghilangkan efek samping ini hentikan
penggunaan captopril dan ganti dengan Losartan
0,7mg/kg sekali sehari = 0,7 mg x 21 kg = 14,7 mg.

ANALISIS
HARI
KEEMPAT
Setelah Visite supervisor kardiologi : Terapi ditambahkan
Codein 3 x 10mg

Continue....

Penambahan Codein disini bertujuan untuk menghilangkan


batuk yang kemungkinan masih ada sekalipun captopril
dihentikan. Namun, penggunaan Codein disini tidak tepat,
karena berdasarkan kasus diatas dikatakan bahwa pasien
mengalami batuk berdahak.
Secara farmakologis diketahui bahwa Codein ini bersifat
sebagai Antitusif, yang mana kerjanya menekan saraf
batuk, biasanya digunakan untuk batuk tidak produktif.
Namun, pada kasus tidak sesuai karena pasien batuk
berdahak/produktif,
jika
tetap
digunakan
akan
menyebabkan turunnya sekresi mukus sehingga mukus
semakin kental akibat viskositas mukus meningkat dan
akibatnya dahak susah untuk dikeluarkan yang juga akan
berakibat terjadinya sesak nafas pada pasien.
Jadi untuk menghilangkan batuk berdahak pasien berikan

HARI
KELIMA
Jam 09.00

Continue....

S
: Anak masih muntah-muntah, anak tampak letih,
tampak
sesak nafas, batuk masih ada, berlendir,
demam tidak ada.
O : Sakit berat, sadar,
TD : 80/60 mmHg
Nadi : cepat
Nafas : 32 x/menit
Temperatur : 36,90 C.
Kesan : Syok. Pasien dipindah ke ruangan Semi
Intensif.
Obat
: Eritromisin 2 x 250 mg,
Lasix 1 x 20 mg ( furosemid),
Aldacton 2 x 25 mg ( spiranolacton )
Vometa 3 x 2,5 mg ( cth, 1 cth = 5 mg
domperidone),
Diazepam 2 x 2 mg,
Codein 3 x 10 mg,
Vectrin syr (erdostein) 3 x 1 cth ( 5 ml ; 175 mg
erdostein)
Konsul SpA : setuju pindah ke ruangan semi intensif, karena

Continue....
HARI
KELIMA
Diruangan SI :
Pasien pindah dari kelas ke Semi Intensif dengan
decompensatio cordis fungsional grade II III e.c Penyakit
Jantung Rematik dan Gizi kurang.
S
: anak sesak, demam tidak ada, muntah masih ada,
batuk
ada berlendir.
O : sakit berat, sadar,
Nadi = 118 x/menit,
nafas = 30 x/menit,
Temperatur = 37 0 C,
TD = 90/60 mmHg.
Jam 12.00

Continue....

ANALISIS
HARI
KELIMA
Setelah dilakukan observasi kembali pada hari kelima,
pasien terlihat syok, denyut nadi cepat berarti terjadi
takikardi karena laju nafas pendek sehingga jantung
bekerja lebih berat dengan kadar O2 yang terbatas dari
paru-paru. Hal ini diperkirakan terjadi akibat penggunaan
Codein yang tidak tepat, sehingga memperparah kondisi
pasien.
Pada hari kelima, ada beberapa obat yang ditambahkan
diantaranya:
Vometa yang mengandung Domperidone bertujuan untuk
menghilangkan gejala muntah pasien yang tidak hilanghilang.
Diazepam diberikan mungkin disebabkan karena pasien
sulit tidur akibat dari muntahnya yang tidak hilang, dan
sesak nafas (Sebagai penenang).
Vectrin syr (erdostein) merupakan agen mukolitik untuk
pengencer lendir pada gangguan saluran pernafasan akut
dan kronik, sudah tepat.
Namun, disini sepertinya terjadi masalah dari obat yang

Continue....
ANALISIS
HARI
KELIMA
Namun, disini sepertinya terjadi masalah dari obat yang
diberikan yaitu Codein dan Vectrin syr, dimana mekanisme
kerjanya yang berlawanan, dimana Codein menekan
sekresi mukus/lendir sedangkan Vectrin syr mengencerkan
mukus/lendir. Maka sebaiknya untuk menghentikan
penggunaan Codein pada pasien.

Continue....
HARI
KEENAM
S
: Anak masih tampak pucat, sesak nafas belum
berkurang,
intake masuk mcc 6 x 200 cc. muntah tidak
ada, telah di
tranfusi PRC 60 cc 12 jam yang lalu.
BAK ada.
O : Sakit berat, sadar,
HR = 116 x/menit.
RR = 36 x/menit. T = 36,90 C
TD = 90/70 mmHg.
Kesan = penurunan tekanan darah, anemia.
Konsul bagian Kardiologi : Dopamin.anjuran :
tunda pemberian dopamine walaupun tekanan darah
mulai turun (20 mmHg) karena anak masih cukup tenang,
kualitas nadi masih bagus. Perbaiki anemisnya.

Continue....
HARI
KEENAM
Jam 12.00
S : hari ini pasien tidak demam, sesak nafas ada, batuk
ada,
muntah 1 x terjadi setelah anak batuk-batuk
berlendir. BAK
dan BAB cukup.
O : sakit berat, sadar,
Nadi 118 x/menit,
Nafas = 46 x/menit
T = 37,5 0 C.
Obat
: Eritromisin 2 x 250 mg,
Ambroxol 3 x 10 mg,
Spironolacton 2 x 25 mg,
Lasix 1 x 20 mg IV
Ranitidin 2 x 75 mg,
Captopril 3 x 12,5 mg,
Vometa 3 x 2,5 mg

Continue....
HARI
KEENAM
Jam 15.00
S
: anak demam, tranfusi telah dilakukan, sesak nafas
masih
ada, BAK dan BAB ada dalam jumlah cukup.
Muntah saat
ini tidak ada.
O : sakit berat, sadar,
Nadi = 130 x/menit
Nafas = 48 x/menit
Temperature = 39 0 C
TD = 100/70 mmHg.
Kesan : anak febris ; anjuran : paracetamol 250 mg,
kompres intensif.
Konsul supervisor : karena demam hilang timbul berikan
Cefotaxim 2 x 1 gram

Continue....

ANALISIS
HARI
KEENAM
Setelah dilakukan observasi pasien kembali, pasien hanya
muntah 1 kali, batuk-batuk berlendir masih ada sudah
diatasi dengan penggunaan Ambroxol, sesak nafas masih
ada ini dimungkinkan karena masih ada mukus yang
menghambat jalan saluran pernafasan.
Pada hari keenam jam 15.00 terjadi demam febris pada
pasien, diperkirakan ini terjadi karena banyaknya obat
yang masuk kedalam tubuh sehingga mengganggu
pengaturan suhu di otak akibat zat toksik yang masuk atau
kemungkinan terjadinya infeksi. Berikan Paracetamol untuk
penurun panas.
Penggunaan Vometa sebaiknya dihentikan karena pasien
sudah tidak muntah lagi, cukup diberikan ranitidin saja.
Melihat tekanan darah yang terlalu rendah, hal ini mungkin
disebabkan terjadinya hipokalemia akibat penggunaan
diuretik spironolakton dan Lasix (Furosemid), maka perlu
penyesuaian dosis kembali untuk anak-anak.

Continue....

HARI
KETUJUH
S : Demam pagi tadi sudah berkurang, sesak nafas masih
ada,
batuk masih ada, muntah ada, berisi air, BAB dan
BAK ada.
O : sakit berat, sadar,
Nadi = 130 x/menit,
RR = 48 x/menit,
TD = 97/65 mmHg.
S O2 = 100 %,
Temperatur = 38 0 C.
Obat
: Cefotaxim 2 x 1 gram IV,
Vometa 3 x 2,5 mg,
Eritromisin 2 x 250 mg,
Captopril 3 x 12,5 mg,
Ranitidin 2 x 75 mg,
Lasix 1 x 20 mg IV,
Aldacton 2 x 25 mg,
Ambroxol 3 x 10 mg.
Visite supervisor : Kontrol tanda vital, Naikkan dosis Lasix 2
x 20 mg IV

Continue....
ANALISIS
HARI
KETUJUH
Hentikan pemakaian eritromisin karena sudah 7 hari
pemakaian dan sudah ada gantinya dengan cefotaxim. Untuk
diuretik dihentikan karena tekanan darah masih rendah yaitu
obat yang dihentikan aldacton, lasix dan captopril.

Continue....

HARI
KEDELAPAN
Hasil Lab :
Hb = 11 g/dL.
Leukosit = 15.000/mm3
Trombosit = 69.000 /mm3 (kesan : Lukositosis dan
trombositopenia)

S : Demam tinggi, batuk, mual, muntah ada, kebiruan


tidak ada,
BAK ada, Intake sesuai porsi. BAB ada.
O : Sakit berat, sadar,
Nadi = 128 x/menit
RR = 40 x/menit
T = 380 C
Sat O2 = 98 %
TD = 90/50 mmHg.
Obat
: Cefotaxim 2 x 1 gr,
Captopril 3 x 12,5 mg,
Eritromisin 2 x 250 mg,
Ranitidin 2 x 75 mg,
Aldacton 2 x 25 mg, Ambroxol 3 x 10 mg
Vometa 3 x 2,5 mg, Paracetamol 250 mg .
Lasix 2 x 20 mg IV,

Continue....
ANALISIS
HARI
KEDELAPAN
Pada hari kedelapan dilakukan kembali observasi pasien :
Dari hasil laboratorium pasien kadar Leukosit pasien tinggi
diatas normal yaitu 15.000/mm3, menandakan bahwa
pasien ada infeksi. Biasanya jika kadar Leukosit sudah
mencapai 15.000 /mm3 harus dilakukan pemeriksaan kultur
bakteri, untuk menyesuaikan terapi antibiotik pasien.
Pasien juga mengalami demam tinggi sehingga diberikan
ibuprofen untuk menurunkan demam, karena paracetamol
bersifat hepatotoksik..

Continue....
HARI
KESEMBILAN
S : demam tidak ada, sesak nafas masih ada, batuk masih
ada,
muntah tidak ada, kebiruan tidak ada, BAB dan
BAK ada.
O : sakit berat, sadar,
Nadi = 103 x/menit,
Nafas = 42 x/menit
T = 36,60 C
Obat
: Cefotaxim 2 x 1 gr,
Eritromisin 2 x 250 mg,
Aldacton 2 x 25 mg,
Vometa 3 x 2,5 mg,
Lasix 2 x 20 mg IV,
Captopril 3 x 12,5 mg,
Ranitidin 2 x 75 mg,
Ambroxol 3 x 10 mg,
Paracetamol 250 mg KP

Continue....
ANALISIS
HARI
KESEMBILAN
Pada hari kesembilan setelah di lakukan kembali observasi
dan hasilnya :
Pasien tidak lagi mengalami demam tinggi sehingga
penggunaan Paracetamol harus di hentikan.
Pasien tidak lagi mengalami muntah, maka penggunaan
vometa juga harus di hentikan.
Pasien
masih
batuk
disebabkan
karena
masih
menggunakan Captopril, sebaiknya Captopril diganti
dengan Losartan 0,7mg/kg sekali sehari = 0,7 mg x 21 kg
= 14,7 mg.

Continue....
HARI
KESEPULUH
S
: demam hilang timbul, nafas tetap masih sesak, tidak
banyak
mengalami perbaikan, mual muntah masih ada.
Terapi tidak
ada perubahan.
Hasil Kultur tanggal 23 April :
Bakteri : Klebsiella
Sensitive
: Chlorampenikol, ciprofloxacin, ceftazidim,
meropenem.

Continue....
ANALISIS
HARI
KESEPULUH
Pasien kembali mengalami demam yang hilang timbul
maka tetap diberikan antipiretik seperti ibuprofen.
Pasien melakukan uji kultur bakteri dan hasilnya pasien
terinfeksi bakteri klabsiella yang dapat mengganggu
saluran pernafasan. Maka berikan antibiotik yang sensitif
terhadap bakteri tersebut.

Continue....
HARI
KESEBELAS
S : demam tidak ada, kejang tidak ada, sesak nafas ada,
Mual
dan muntah ada, Batuk ada berdahak, BAB dan
BAK biasa.
O : sadar,
TD = 110/80 mmHg
Nadi = 112 x /menit
Nafas = 50 x/menit
T = 36,5 0 C. (kesan : hemodinamik stabil),
Obat
: cefotaxim ganti ceftazidim 2 x 1 gram

Continue....
ANALISIS
HARI
KESEBELAS
Cefotaxim diganti menjadi Ceftazidim karena Ceftazidim
sensitif terhadap bakteri Klebsiella

Continue....
HARI KEDUA
BELAS
Hasil
Lab :
Hb = 9,8 g/dL,
Leukosit = 16.300 /mm3
Trombosit = 200.000,
Bilirubin total = 4 mg/dL (normal 0,3 1 mg/dL),
Bilirubin Direct = 0,9 mg/dL (normal sp 0,4 mg/dL),
Bilirubin Indirect = 3,1 mg/dL (normal sp 0,6 mg/dL),
SGOT = 98 mg/dL (normal 0 26 mg/dL),
SGPT = 143 mg/dL (normal 0 32 mg/dL),
Kesan Peningkatan SGOT, SGPT (penurunan fungsi hati ).
Natrium = 115 mmol /L (hiponatremia, normal 135 147
mmol/L), Kalium = 3,2 mmol/L (hipokalemia, normal 3,5
5,5 mmol /L),

Continue....
HARI KEDUA
S BELAS
: demam tidak ada, sesak nafas masih ada, Batuk masih
ada,
muntah tidak ada, BAK banyak, sedang terpasang
NaCl (koreksi
Na)
Obat
: Eritromisin 2 x 250 mg,
Vometa 3 x 2,5 mg,
Lasix IV 2 x 20 mg,
Ceftazidim 2 x 1 gr,
Aldacton 2 x 25 mg,
Ambroxol 3 x 10 mg,
Captopril 3 x 12,5 mg,
Digoxin 2 x 0,1 mg,
Ranitidin 2 x 75 mg,
Urdafalk 3 x 200 mg,
KCl 3 x 500 mg

Continue....
ANALISIS
HARI KEDUA
BELAS
Leukosit tinggi, menandakan pasien masih mengalami
infeksi
Nilai bilirubin total, SGPT, SGOT tinggi, menandakan terjadi
penurunan fungsi hati, terjadi akibat penggunaan antibiotik
eritromisin yang lebih dari 10 hari karena eritromisin
mempunyai efek samping hepatotoksik. Maka perlu
penyesuaian dosis kembali untuk eritromisin.
Kekurangan elektrolit , sehingga membutuhkan infus RL

Continue....

HARI KETIGA
S BELAS
: demam tidak ada, sesak nafas masih ada, Batuk masih
adaberdahak , muntah tidak ada, BAK banyak.
O : TD 90/70 mmHg,
Suhu = 37 0 C
Nafas = 32 x /menit
Nadi = 112 x /menit.
Obat
: Eritromisin 2 x 250 mg,
Lasix IV 2 x 20 mg,
Ceftazidim 2 x 1 gr,
Aldacton 2 x 25 mg
Ambroxol 3 x 10 mg,
Captopril 3 x 12,5 mg,
Digoxin 2 x 0,1 mg,
Ranitidin 2 x 75 mg
Urdafalk 3 x 200 m,
Vometa 3 x 2,5 mg, KCl 3 x 500 mg
Catatan : Visite supervisor SpA : Captopril mulai tanggal 30
April 2011 Stop, Ambroxol 3 x 10 mg Stop, Ceftazidim 2 x 1
stop. ganti Valsartan 1 x 20 mg, Pasien Pindah ke Kelas I.

Continue....
ANALISIS
HARI KETIGA
BELAS
BAK yang banyak kemungkinan karena penggunaan
diuretik
Sudah 2 minggu diberikan ambroxol untuk mengobati
batuk berdahak, namun belum sembuh. menandakan
penggunaan ambroxol tidak mempan, sehingga perlu
diganti dengan mukolitik lain

KESIMPULAN
Pasien

didiagnosa menderita penyakit


jantung rematik yang disebabkan terjadinya
infeksi pada katup jantung oleh bakteri
streptococcus sehingga pasien diberikan
antibiotik Eritromisin, namun disini dosis
yang diberikan dibawah dosis lazim.
Pasien Muntah-muntah yang disebabkan
karena batuk, serta juga disebabkan karena
penggunaan Captoril yang diketahui bahwa
efek sampingnya batuk, jadi diganti dengan
Losartan.

Continue....
Terjadinya drug related problems pada obat yang

diberikan yaitu Codein, dimana penggunaan codein


pada pasien ini tidak tepat dan harus diganti dengan
Ambroxol atau golongan mukolitik lainnya.
Penggunaan diuretik yang dosisnya tidak sesuai untuk
anak-anak sehingga harus dilakukan penyesuaian
dosis terhadap Lasix (Furosemid) dan Aldacton
(Spironolakton) karena jika tidak disesuaikan dapat
menyebabkan terjadinya hipokalemia dan akan
semakin memperparah kondisi pasien.
Penurunan fungsi hati pada pasien disebabkan karena
penggunaan eritromisin yang lebih dari 10 hari.
Paracetamol diganti dengan Ibuprofen, karena juga
dapat menyebabkan terjadinya penurunan fungsi hati.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai