PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan dasar yang amat penting di indonesia.
Puskesmas merupakan unit yang strategis dalam mendukung terwujudnya perubahan
status kesehatan masyarakat menuju peningkatan derajat kesehatan yang optimal.
Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal tentu diperlukan upaya
pembangunan sistem pelayanan kesehatan dasar yang mampu memenuhi kebutuhankebutuhan masyarakat selaku konsumen dari pelayanan kesehatan dasar tersebut (Profil
kesehatan indonesia, 2007).
Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan tingkat pertama dan terdepan dalam
sistem pelayanan kesehatan, harus melakukan upaya kesehatan wajib (basic six) dan
beberapa upaya kesehatan pilihan yang disesuaikan dengan kondisi, kebutuhan,
tuntutan, kemampuan dan inovasi serta kebijakan pemerintah daerah setempat.
Puskesmas dalam menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh dan
terpadu dilaksanakan melalui upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan, dan
pemulihan disertai dengan upaya penunjang yang diperlukan. Ketersediaan sumber
daya baik dari segi kualitas maupun kuantitas, sangat mempengaruhi pelayanan
kesehatan (Profil kesehatan indonesia, 2009).
Perawat (nurse) berasal dari bahasa latin yaitu kata nutrix yang berarti merawat atau
memelihara. Menurut Kusnanto (2003), perawat adalah seseorang (seorang profesional)
yang mempunyai kemampuan, tanggung jawab dan kewenangan melaksanakan
pelayanan/asuhan keperawatan pada berbagai jenjang pelayanan keperawatan.
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan,
berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial spriritual yang komprehensif, ditujukan pada
individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh
proses kehidupan manusia. (Kusnanto, 2003)
Menurut The American Public Health Association perawat kesehatan masyarakat
adalah praktek dari promosi dan perlindungan populasi dengan menggunakan
pengetahuan keperawatan, ilmu sosial dan kesehatan masyarakat (Stanhope &
Lancaster, 2000).
1
Puskesmas sebagai unit pelayanan strata pertama sebenarnya merupakan tempat yang
paling ideal bagi perawat khususnya untuk aplikasi perawatan kesehatan keluarga dan
komunitas. Apalagi sejak dulu perawat mendapat predikat sebagai ujung tombak
pembangunan kesehatan. Jadi agar ujung tombak bisa berfungsi dengan baik, maka
perawat yang berada di puskesmas harus mampu meningkatkan mutu kinerjanya.
Tidak bisa dipungkiri bahwa tugas perawat di Puskesmas tidak sama dengan di Rumah
Sakit atau klinik. perawat seringkali melakukan tindakan yang sebenarnya merupakan
fungsi dependent dari tenaga keperawatan. perawat di Puskesmas yang semestinya
memiliki lahan garap yang lebih luas malah terjebak dalam rutinitas yang sebagian
besar bukan merupakan tugas pokok dan fungsi seorang perawat.
Maka dari itu perawat di Puskesmas perlu mengembangkan fungsi dan peran perawat
sebagai suatu bentuk pelayanan yang profesional yang mencakup bio-psiko-sosial dan
spiritual yang komperhesif pada masyarakat, dalam memberikan pelayanan asuhan
keperawatan.
Nurcing Center sebagai tempat dalam inovasi untuk memberikan pelayanan kesehatan
dan pendidikan kesehatan bagi pasien di dalam gedung maupun di luar gedung beserta
keluarga yang mencakup kelompok keluarga rawan dan resti di wilayah kerja
puskesmas, sehingga dapat tercapai kemandirian pada masyarakat di wilayah kerja
puskesmas. Selain pelayanan dalam nurcing center pendokumentasian keperawatan pun
perlu di perhatikan secara khusus, sampai saat ini pendokumentasian dan pelaporan
asuhan keperawatan di puskesmas belum berjalan dengan optimal, padahal kegiatan
pelayanan keperawatan mungkin saja telah dilakukan secara adekuat di puskesmas,
namun kegiatan keperawatan yang telah dilakukan tidak dapat memberikan konntribusi
informasi yang optimal terhadap sistem kesehatan yang ada, termasuk pembuat
kebijakan.
Pemerintah telah melakukan beberapa strategi untuk meningkatan efisiensi sistem
informasi kesehatan di tingkat puskesmas yang salah satunya berupa pembentukan
Sistem Informasi Puskesmas atau dikenal dengan SIMPUS. SIMPUS adalah salah satu
bentuk inovasi sistem pencatatan dan pelaporan berbasis komputer. Namun, secara
mendasar SIMPUS yang dikembangkan belum merangkum pendokumentasian asuhan
keperawatan terutama kegiatan asuhan keperawatan di luar gedung atau dikenal dengan
kunjungan rumah. Pendokumentasian yang berkembang saat ini ternyata belum dapat
mengintegrasikan data dan informasi dari kegiatan pelayanan kunjungan rumah secara
real time.
2
tersebut
pendokumentasian
memberikan
aktifias
suatu
kunjungan
pemikiran
rumah
tentang
berbasis
suatu
teknologi.
inovasi
Tentunya
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Nursing Center
Nursing center merupakan pengelolaan terpadu dalam pelayanan, pendidikan dan
penelitian keperawatan melalui pemberdayaan seluruh potensi yang ada secara
optimal. Dalam nursing center selalu diupayakan untuk memandang keperawatan
sebagai suatu kesatuan yang utuh sehingga nursing center memiliki karakteristik
tertentu. (suhayati, 2002)
Berdasarkan surat keputusan Mentri Kesehatan RI no 279/Menkes/SK/IV/2006
tanggal 21 April 2006 tentang pedoman penyelenggaran upaya keperawatan kesehatan
masyarakat di puskesmas, perawat mempunyai peran minimal dan ideal yang meliputi:
1. Peran Minimal Perawat
a. Penemu Kasus/ Case Finder
b. Pemberi Pelayanan/ Care giver
c. Pendidik/Penyuluh kesehatan
d. Koordinator dan kolaborator
e. Pemberi Nasihat
f. Panutan
2. Peran Ideal Perawat
a. Peran sebagai manajer kasus
b. Konsultan
c. Pemodifikasi lingkungan
d. Peneliti
e. Advokat
f. Pemimpin/ Pembeharu
Nurcing center sebagai model keperawatan komunitas beranjak dari berbagai asumsi
dasar yang berkaitan dengan peran perawat sebagai pelayanan, pendidik dan penelitian
sampai dengan pengembangan keperawatan komunitas.
Dalam tahapan ini dilakukan sosialisasi tentang konsep nursing center ke semua
pihak terkait untuk memperoleh komitmen dan dukungan
2. Tahap Begining/ Awal
Tahapan ini mulai mengidentifikasi dan mempersiapkan berbagai faktor
pendukung, baik perangkat keras maupun perangkat lunak sesuai dengan
kebutuhan pelayanan, pendidikan dan penelitian keperawatan.
Pada tahapan ini mulai dilakukan sosialisasi mengenai nursing center serta
menjelaskan tujuan dari terbentuknya nurcing center kepada pihak-pihak yang
terkait di masyarakat sepertia lurah, ketua Rw, ketua RT dan kader PKK sebagai
penggerak masyarakat untuk melibatkan masyarakat dalam partisifasi aktif.
3. Tahap Kerja
Pada tahapan ini meliputi tiga bidang yakni, bidang pelayanan, pendidikan,
latihan dan penelitian pengembangan.
Pelayanan Nurcing Center dilakukan di dalam gedung dan luar gedung dengan
menggunakan proses keperawatan sebagai pendekatan.
a. Tahapan di dalam gedung
Pelayanan dalam gedung puskesmas meliputi:
1) Pelayanan keperawatan langsung (direct care) serta penemuan kasus baru
(deteksi dini)
2) Penyuluhan dan konseling sesuai kebutuhan
Dilihat dari cakupan kunjungan yang datang ke Puskesmas, klien
Puskesmas bukan hanya orang-orang sakit yang datang untuk berkunjung
berobat akan tetapi mencakup orang sehat yang memerlukan konsultasi
kesehatan (konseling) sesuai dengan kebutuhannya.
Promosi kesehatan bagi pasien di pelayanan medis (pengobatan)
berpegang kepada stategi dasar promosi kesehatan yaitu pemberdayaan
yang di dukung oleh bina suasana dan advokasi. Dalam pelayanan medis
yang diberikan oleh dokter atau perawat seharusnya menyediakan waktu
untuk memberi informasi kesehatan dan menjawab pertanyaan pasien
berkaitan dengan penyakitnya, akan tetapi hal tersebut mugkin sulit untuk
dilakukan dikarenakan banyaknya kunjungan pasien di tempat pelayanan.
Maka dari itu agar puskesmas dapat melaksanakan promosi kesehatan di
sediakan nursing center sebagai tempat khusus untuk pasien yang ingin
mendapatkan informasi atau berkonsultasi tentang penyakitnya guna
mencapai kemandirian pasien.
3) Rujukan khusus secara timbal balik dari dan ke upaya kesehatan lain di
Puskesmas setempat atau kolaborasi
bukti
dari
pelaksanaan
melalui
telepon
dengan
memasukan
kode
untuk
melakukan
pendokumentasian
keperawatan
yang
telah
karena
tidak
terkesan
sebagai
perangkat
yang
terhadap
peningkatan
sistem
informasi
pelayanan
rutinitas yang sebagian besar bukan merupakan tugas pokok dan fungsi seorang
perawat.
3) Terciptanya kolaborasi lintas sektor anatar pelayanan kesehatan yang satu
dengan yang lain sehingga dilaksanakan sangat mendukung dalam pelaksanaan
nurcing center.
b. Kelebihan setelah berjalannya pendokumentasian luar gedung berbasis komputer
melalui telepon:
1) Dapat meningkatkan efisiensi pelaporan yang cepet dan tepat.
2) Dapat memberikan alternatif solusi entry data pelaporan yang lebih praktis dan
mudah dalam memvalidasi pembenaran aktfitas kunjungan yang dilakukan
2. Kekurangan
Kekurangan atau hambatan yang dapat mungkin terjadi:
a. Kekurangan atau hambatan yang mungkin ditemukan setelah berjalannya nursing
center di puskesmas ialah:
1) Kurangnya SDM atau tenaga kerja di puskesmas yang dapat memungkinkan
tidak berjalannya nursing center.
2) Manajemen puskesmas yang kurang baik dapat mempengaruhi barjalannya
nursing center.
3) Kolaborasi antar tenaga kesehatan di puskesmas yang kurang berjalan baik
sehingga dapat menjadi hambatan dalam berjalanya nursing center di
puskesmas.
b. Kekurangan atau hambatan yang mungkin ditemukan dalam menciptakan
tercapainya pendokumentasian luar gedung berbasis komputer melalui telepon:
1) Kurangnya pengetahuan perawat dalam pengembangan teknologi dan informasi
berbasis komputer di puskesmas sehingga dapat menghambat terciptanya
pendokumentasian berbasis komputer.
2) Sarana dan pra sarana yang tidak mencukupi.
3) Kolaborasi dengan dinas kesehatan dan operator teknologi informatika yang
kurang.
4) Pendidikan masyarakat di wilayah kerja yang rendah yang tidak dapat
mengimbangi teknologi.
10
BAB III
KESIMPULAN
Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan dasar yang amat penting di indonesia.
Puskesmas merupakan unit yang strategis dalam mendukung terwujudnya perubahan status
kesehatan masyarakat menuju peningkatan derajat kesehatan yang optimal.
Puskesmas sebagai unit pelayanan strata pertama sebenarnya merupakan tempat yang
paling ideal bagi perawat khususnya untuk aplikasi perawatan kesehatan keluarga dan
komunitas.
Nurcing Center sebagai tempat dalam inovasi untuk memberikan pelayanan kesehatan
dan pendidikan kesehatan bagi pasien di dalam gedung maupun di luar gedung beserta
keluarga yang mencakup kelompok keluarga rawan dan resti di wilayah kerja puskesmas,
sehingga dapat tercapai kemandirian pada masyarakat di wilayah kerja puskesmas.
Dokumentasi keperawatan merupakan bukti dari pelaksanaan keperawatan yang
menggunakan metode pendekatan proses keperawatan. Pendokumentasian adalah bagian dari
kegiatan yang harus dikerjakan oleh perawat setelah memberikan asuhan kepada klien/pasien.
Dari berbagai asuhan keperawatan yang dilakukan di luar gedung, dapat dilakukan
pengembangan teknologi dalam hal pendokumentasian asuhan keperawatan di luar gedung
dengan berbasis komputer melalui telephon.
Penggunaan teknologi dalam pendokumentasian keperawatan dapat meningkatkan
efisiensi pelaporan yang cepat dan tepat. Namun teknologi informasi yang dikembangkan
11
hendaknya sesuai dengan kesiapan sumber daya yang ada, baik kompentensi perawat di
bidang teknologi informasi, pembiayaan dan akses internet.
DAFTAR PUSTAKA
Dwi, Budi, Fallen. (2010). Catatan kuliah Perawatan Komunitas.Yogyakarta : Nuha medika
Fitriani, dianita. Telephon Home. Diambil 23 September 2014 dari HTTP /www. Pkko. Fik.
Ui.ac.id
Hartono, Bambang. (2010). Promosi Kesehatan di Puskesmas & Rumah Sakit. Jakarta :
Rineka Cipta
Hayes, Blais, dkk. (2007). Edisi 4 Praktik Keperawatan Profesional Konsep dan Persfektif.
Jakarta : EGC
Kusnanto. (2004). Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan.Jakarta : EGC
Perry, Potter. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4 Volume 1. Jakarta :
EGC
Samba, Suharyati. (2007). Nursing Center Konsep dan Aplikasi. Bandung: Yayasan
Nursentra
12