S d0451 0606586 Chapter2
S d0451 0606586 Chapter2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
(nyata)
sehingga
diharapkan
mereka
dapat
menyusun
10
disimpulkan
bahwa
PBL
merupakan
model
pembelajaran
menghadapkan siswa pada masalah dunia nyata (real world) untuk memulai
pembelajaran dan merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat
memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa. Problem Based Learning (PBL)
adalah pengembangan kurikulum dan proses pembelajaran. Dalam kurikulumnya,
dirancang masalah-masalah yang menuntut siswa mendapatkan pengetahuan yang
penting, membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki
strategi belajar sendiri serta kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses
pembelajarannya menggunakan pendekatan yang sistemik untuk memecahkan
masalah atau tantangan yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari (Amir,
2009).
Model Problem Based Learning (PBL) bercirikan penggunaan masalah
kehidupan nyata sebagai suatu yang harus dipelajari siswa. Dengan model PBL
diharapkan siswa mendapatkan lebih banyak kecakapan daripada pengetahuan
yang dihafal. Mulai dari kecakapan memecahkan masalah, kecakapan berpikir
kritis, kecakapan bekerja dalam kelompok, kecakapan interpersonal dan
komunikasi, serta kecakapan pencarian dan pengolahan informasi (Amir, 2007).
yang
11
Savery, Duffy, dan Thomas (1995) mengemukakan dua hal yang harus dijadikan
pedoman dalam menyajikan permasalahan. Pertama, permasalahan harus sesuai
dengan konsep dan prinsip yang akan dipelajari. Kedua, permasalahan yang
disajikan adalah permasalahan riil, artinya masalah itu nyata ada dalam kehidupan
sehari-hari siswa.
Dalam PBL pembelajarannya lebih mengutamakan proses belajar, di mana
tugas guru harus memfokuskan diri untuk membantu siswa, mencapai
keterampilan mengarahkan diri. Guru dalam model ini berperan sebagai penyaji
masalah, penanya, mengadakan dialog, membantu menemukan masalah, dan
pemberi fasilitas pembelajaran. Selain itu, guru memberikan dukungan yang dapat
meningkatkan pertumbuhan inkuiri dan intelektual siswa. Model ini hanya dapat
terjadi jika guru dapat menciptakan lingkungan kelas yang terbuka dan
membimbing pertukaran gagasan.
2. Karakteristik Model Problem Based Learning (PBL)
Ciri yang paling utama dari
dimunculkannnya masalah pada
12
c.
dan
meramalkan
hipotesis,
mengumpulkan
e.
Kolaboratif
Pada model pembelajaran ini, tugas-tugas belajar berupa masalah diselesaikan
bersama-sama antar siswa.
dan
13
14
15
adalah teori
16
17
Kegiatan Guru
Tahap 2
Mengorganisasi peserta
didik
Tahap 3
Membimbing
penyelidikan individu
maupun kelompok
Tahap 4
Mengembangkan dan
menyajikan hasil
Tahap 5
Menganalisis dan
mengevaluasi proses dan
hasil pemecahan masalah
18
siswa dalam
mentransfer pengetahuan
siswa untuk
kemampuan
siswa
untuk
berpikir
kritis
dan
kesemnpatan
bagi
siswa
untuk
mengaplikasikan
19
b. Kelemahan
Disamping kebihan di atas, PBL juga memiliki kelemahan, diantaranya:
1. Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan
bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan
merasa enggan untuk mencobanya.
2. Untuk sebagian siswa beranggapan bahwa tanpa pemahaman mengenai
materi yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah mengapa mereka
harus berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka
mereka akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.
(Sanjaya, 2007)
20
21
(Nurhasanah,
2007) menjelaskan
bahwa penguasaan
konsep
22
melalui
proses
pembelajaran
di
kelas.
Dalam
pembelajarannya,
2) Menafsirkan
pengamatan
hasil
3) Meramalkan
23
6) Merencanakan percobaan
7) Berkomunikasi
8) Mengajukan pertanyaan
Dalam penelitian ini, keterampilan proses sains yang digali dari siswa
adalah keterampilan merencanakan percobaan dan keterampilan berkomunikasi.
1.
merancang suatu kegiatan yang akan dilakukan untuk menguji suatu hipotesis,
memeriksa kebenaran atau memperlihatkan konsep-konsep atau fakta-fakta yang
telah
diketahui.
Keterampilan
merencanakan
percobaan
penting
untuk
24
Keterampilan Berkomunikasi
Firman (2000) menjelaskan bahwa mengkomunikasikan merupakan
Judul.
b.
Pendahuluan.
c.
d.
25
e.
f.
Hasil. Data diperoleh sesuai prosedur. Bagian ini disajikan dalam bentuk
tabel, grafik, gambar yang memungkinkan dan sesuai.
g.
h.
i.
maupun tulisan. Secara tulisan, laporan dapat dikemas dalam bentuk makalah,
poster, dan lain-lain. Dalam penelitian ini, laporan hasil percobaan dikemas dalam
bentuk poster. Poster adalah salah satu metode umum yang digunakan dalam
pertemuan atau konferensi untuk mengkomunikasikan hasil penyelidikan ilmiah
terbaru. Poster merupakan satu-satunya di dunia yang melaporkan laporan ilmiah
dengan kata-kata yang minimal, mengutamakan komunikasi visual non verbal
(Wisudawati, 2007)
Kriteria poster efektif menurut Dodd (Wisudawati, 2007) diantaranya
adalah:
a. Masalah penelitian dinyatakan dengan jelas dan sampai pada kesimpulan.
b. Menggunakan kata-kata dan ruang yang minimal.
c. Huruf cetakan dapat terbaca dari jarak jauh.
d. Memberikan keterangan grafik dengan jelas.
26
dan
metode,
didalamnya
dapat
digunakan
gambar
untuk
27
sangat sukar larut dalam air. Larutan kalsium karbonat mudah sekali membentuk
larutan jenuhnya. Kesetimbangan dalam larutan jenuhnya ialah
CaCO3(s)
28
Jika senyawa ionik AxBy dalam larutan jenuhnya larut sebesar s mol/l (s =
kelarutan AxBy), maka dalam larutan akan peroleh :
AxBy (s)
x.s
y.s
y+
[A ] = x.s mol /L
[By-] = y.s mol/L
Dari persamaan kesetimbangan (1.3), dapat menentukan harga Ksp
Ksp = [Ay+]x [Bx-]y
Ksp = (x.s)x (y.s)y = x x.yy.sx.sy
Sehingga kita peroleh rumusan umum untuk menghitung Ksp dari senyawa AxBy
yang sedikit larut dalam air.
Ksp = x x.yy. sx+y
3. Reaksi Pengendapan
Ketika dua larutan dicampurkan, endapan mungkin terbentuk, mungkin
tidak. Untuk menentukan terjadinya endapan, dapat digunakan dua cara. Cara
pertama, menentukan kombinasi yang mungkin dari ion-ion yang dihasilkan
ketika dua larutan dicampurkan. Untuk melihat apakah hasil reaksinya
merupakan senyawa yang tidak larut dapat dilihat berdasarkan tabel kelarutan
yang ditunjukkan pada Tabel 2.3. Kedua menentukan apakah konsentrasi ion-ion
tersebut cukup besar yang menyebabkan kuosien reaksi (Q) lebih besar dari harga
Ksp. Kuosien reaksi (Q) atau disebut juga hasil kali ion (ion product) merupakan
ungkapan lain dari Ksp. Nilai Q merupakan hasil kali konsentrasi ion berpangkat
koefisien reaksi ionisasi senyawa yang bersangkutan. Perbedaan antara Q dan Ksp
yaitu Q adalah nilai hasil kali konsentrasi ion berpangkat koefisien reaski pada
29
^
Karbonat
CaCO3
PbCO3
Li2CO3
NiCO3
Kromat
PbCrO4
<
30
Suhu ( C)
Ksp
-13
7 10
-6
9 10
-5
1.2 10
-29
3 10
-23
6 10
-18
1.4 10
-10
5 10
-11
4 10
-17
9 10
-6
9 10
-16
7 10
-15
2 10
-13
1.7 10
1.5 10
8.5 10
-8
-5
-10
1.1 10
-5
6 10
-7
7 10
-6
5 10
-7
4 10
-30
4 10
-14
3 10
-53
1.5 10
-37
2 10
(Sumber : http://www.science.uwaterloo.ca/~cchieh/cact/tools/ksp/html)