Anda di halaman 1dari 13

LINE CODING

1.

Definisi Line Coding

Line coding adalah suatu proses konversi data digital menjadi sinyal digital,dengan
asumsi bahwa data berisi atau berbentuk fax, angka, gambar,audio, atau video yang disimpan
dalam memori komputer sebagai bit squence. Line coding juga merupakan metode untuk
merubah simbol dari sumber ke dalam bentuk lain untuk ditransmisikan dan dapat merubah
pesan-pesan digital ke dalam deretan simbol baru yang disebut dengan proses encoding.
Tujuan line coding,antara lain :
1. Merekayasa spektrum sinyal digital agar sesuai dengan medium transmisiyang akan
digunakan.
2. Dapat dimanfaatkan untuk proses sinkronisasi antara pengirim dan penerima (sistem tidak
memerlukan jalur terpisah untuk clock).
3. Dapat digunakan untuk menghilangkan komponen DC sinyal (sinyal denganfrekuensi 0)
Komponen DC tidak mengandung informasi apapun tetapimenghamburkan daya pancar.
4. Line coding dapat digunakan untuk menaikkan data rate.
5.
Beberapa teknik line coding dapat digunakan untuk pendeteksian kesalahan.
Berdasarkan level sinyal yang digunakan, line coding dapat dikatagorikan sbb.:
a.
b.
c.

Unipolar : menggunakan level +v, 0


Polar (antipodal) : menggunakan level +v, -v
Bipolar (pseudoternary): menggunakan level +v, 0, -v

2.

Karakteristik Line Coding

Adapun beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengetahui karakteristik line coding
adalah sebagai berikut :
2.1 Elemen data dan elemen sinyal
Pada komunikasi data,elemen data merupakan entity terkecil sedangkanelemen sinyal
merupakan unid terpendek dari sinyal digital,dengan kata lainelemen data adalah apa yang kita
butuhkan untuk dikirim,sedangkan elemensinyal adalah apa yang dapat kita kirim.
2.2

Data rate dan sinyal rate

adalah sejumlah elemen data dalam unid BPS (Bit persecond)sedangkan sinyal rate
adalah sejumlah elemen sinyal dalam satuan unid baud.Rumus yang digunakan untuk
menghitung sinyal rate adalah:
S = C x N x 1/R
dimana ; S = Sinyal rate
C = Nilai konstanta
R = Elemen sinyal
N = Data rate

2.3

Bandwidth (lebar pita)

Bandwidth adalah suatu sistem komunikasi elektronika yangmengirimkan informasi


dengan memancarkan energi elektromagnetik. Energielektromagnetik ini dapat berjalan sebagai
sebuah tegangan atau arus yangmelalui dawai sebagaimana emisi radio melintasi udara dan
cahaya.
Untuk mengirim
informasi,
sistem
komunikasi
harus
menggunakan
spektrumelektromagnetik dalam jumlah atau range tertentu. Bandwidth menunjukkanukuran
kapasitas jalur transmisi yang dinyatakan dalam satuan, yakni:

2.4

Baud (Bd) adalah kecepatan modulasi


Bit perdetik (Bps) adalah kecepatan sinyal
Karakter perdetik (Cps) adalah kecepatan transmisi
Baseline Wandering
Baseline adalah rata rata kekuatan sinyal yang diterima oleh penerima.

2.5
2.6
2.7
2.8

Komponen DC
Sinkronisasi bit
Deteksi bit in error
Mengurangi noise

Noise adalah tambahan sinyal yang tidak diinginkan yang masuk dimana pun diantara
pengirim dan penerima. Noise dibagi dalam 4 kategori ,yaitu:
a. Thermal Noise

Disebabkan oleh agitasi thermal electron dalam suatu konduktor

Sering dinyatakan sebagai white noise

Tidak dapat dilenyapkan

Besar thermal noise (dalam watt) dengan bandwidth W Hz


Dapat dinyatakan sebagai:

N= k TW

Dimana;
N = noise power dencity
k = konstanta Boltzman = 1,38033 x 10 J / K
T = temperature (K)
b. Intermodulation Noise
Disebabkan sinyal pada frekuensi frekuensi yang berbeda tersebar pada mendium pada
transmisi yang sama sehingga menghasilkan sinyal pada suatu frekuensi yang merupakan
penjumlahan atau pengalian dari frekuensi frekuensi asalnya. Misalnya, sinyal dengan
frekuensi f1 dan f2 maka akan menggangu sinyal dengan frekuensi f1 + f2. Hal ini timbul karena
ketidak linearan transmitter, receiver atau sistem transmisi.
c. Crosstalk

Suatu penghubung antar sinyal yang tidak diinginkan

Dapat terjadi oleh hubungan elektrikal antara kabel yang berdekatan dandapat pula
karena energi dari gelombang mikro
d. Impulse Noise

Terdiri dari pulsa pulsa tak beraturan atau spike noise dengan durasi pendek dan dengan
amplitude relative tinggi.

3.

Dihasilkan oleh kilat, kesalahan dan cacat pada sistem komunikasi


Noise ini merupakan sumber utama kesalahan komunikasi data digital danhanya
merupakan gangguan kecil bagi data analog.

MACAM MACAM TEKNIK PENGKODEAN

3.1

Data Digital,Sinyal Digital

Data digital merupakan data yang memiliki deretan data yang


berbedadan memiliki ciri-ciri tersendiri. Salah satu contoh data digital adalah teks, bilangan bulat
dan berbagai karakter lain.tetapi permasalahannya adalah bahwa data dalam bentuk karakter
yang dapat dipahami manusia tersebuttidak dapat langsung ditransmisikandengan mudah dalam
sistem komunikasi.Data terlebih dahulu harus diubah dalam bentuk biner. Jadi suatu data
digitalakan ditransmisikan dalam deretan bit. Sedangkan sinyal digital merupakansinyal untuk
menampilkan data digital .salah satu contohnya adalah rangkaian voltase pulsa yang berbeda dan
tidak terjadi secara terus-menerus yang dapatmemberikan sinyal digital melalui transmitter
digital. Sinyal Digital adalah sinyal yang secara terus menerus bergerak dengan amplitudo yang
mengalami perubahan secara ekstrim, seperti contoh pada gambar di atas.
Istilah-istilah yang berhubungan erat dengan data digital dan sinyal digital adalah sebagai
berikut:
a.
Elemen sinyal adalah tiap pulsa dari sinyal digital. Data biner ditransmisikan dengan
meng-code-kan tiap bit data menjadi elemen-elemen sinyal.
b.
Unipolar adalah semua elemen sinyal yang mempunyai tanda yang sama,yaitu positif
semua atau negative semua.
c.
Sinyal polar adalah elemen-elemen sinyal dimana salah satu logic statenya diwakili oleh
level tegangan positif dan yang lainnya oleh level tegangan negatif.
d.
Durasi atau lebar suatu bit adalah waktu yang diperlukan oleh transmiter untuk
memancarkan bit tersebut.
e.
Modulation rate adalah kecepatan dimana level sinyal berubah, dinyatakan dalam bauds
ataau elemen sinyal perdetik.
f.
Istilah mark dan space menyatakan digit biner 1 dan 0.

3.1A

Non-Return to Zero (NRZ)


Pada sinyal NRZ, pulsa untuk menyatakan bit 1 tidak kembali ke nol (Non Return to
Zero = Tidak Kembali ke Nol)

NRZ bisa unipolar maupun polar

Format ini dibagi menjadi 4 :


a.
Non-Return To Zero (NRZ-L)
yaitu suatu kode dimana tegangan negative dipakai untuk mewakili suatu biner dan
tegangan positif dipakaiuntuk mewakili biner lainnya.
b.

Non-Return To Zero Inverted (NRZ-I)


yaitu suatu kode dimana suatu transisi (rendah ketinggi atau tinggi ke rendah) pada awal
suatu bit time akan dikenal sebagai biner 1 untuk bit time tersebut. Bila tidak ada transisi berarti
biner 0.dengan demikian NRZI merupakan salah satu contoh dari differensial enconding
(penyandian deferensial).
Keuntungan penyandian diferesial : lebih kebal noise,tidak dipengaruhi level tegangan.
Kelemahan dari NRZ-L maupun NRZ-I : keterbatasan dalam komponen dc dan kemampuan
sinkronisasi yang buruk.
c.

Non-Return To Zero (NRZ M) : level berubah bila ada bit 1

Non-Return To Zero (NRZ - S) : level berubah bila ada bit 0

3.1B

Return to zero (RZ)

Pada sinyal RZ, pulsa untuk menyatakan bit 1 kembali ke nol (Return to Zero = Kembali
ke Nol)

3.1C

50% unipolar

AMI (Alternate Mark Inversion)


Bit 1 dinyatakan dengan tegangan yang berganti-ganti (alternate) antara +V dan V

Sandi bipolar

3.1D

ADI (Alternate Digit Inversion)


Sandi ADI menginversikan (membalik) setiap bit yang kedua (genap)

Bit 0 menjadi bit 1


Bit 1 menjadi 0

Tanda X menandai bit yang harus diinversi

3.1E

HDB3 (High Density Bipolar 3)

Sandi HDB3 membatasi adanya deretan bit 0 yang panjang menjadi maksimum 3 bit
saja.
Jika terjadi deretan bit 0 yang lebih dari 3 bit, maka akan dicegah dengan cara mengganti satu
atau dua bit 0 tersebut dengan suatu pulsa menurut aturan yang telah ditentukan.

3.1F

(Coded Mark Inversion)

Pada sandi CMI, bit 1 dinyatakan dengan keadaan positif (+V) dan negatif (-V) secara
berganti-ganti.

Bit 0 dinyatakan dengan keadaan negatif untuk interval bit yang pertama dan keadaan
positif untuk interval bit yang kedua.

3.1G

Multylevel Binary

Format pengkodean ini diarahkan untuk mengatasi ketidak-efesienan kode NRZ. kode ini
menggunakan lebih dari 2 level sinyal. Keunggulan biner multilevel terhadap NRZ adalah
kemampuan sinkronisasi yang baik tidak menangkap komponen dc dan pemakaian bandwidth
yang lebih kecil, dapat menampung bit informasi yang lebih banyak. Kekurangan dibanding
NRZ adalah Diperlukan pesawat penerima yang mampu membedakan 3 level (+A, -A,
0)sehingga membutuhkan 3 db kekuatan sinyal dibanding NRZ untuk probabilitas kesalahan bit
yang sama.
3.1H

Biphase

Biphase merupakan format pengkodean yang mengatasi keterbatasan kode NRZ. Pada
biphase terdapat 2 tehnik , yaitu Manchester dan Diferential Manchester.
Manchester Bit 1 dinyatakan oleh pulsa yang setengah periode pertamanya memiliki level
high dan setengah perioda sisanya memiliki level low
Bit 0 dinyatakan oleh pulsa yang setengah perioda pertamanya memiliki level low dan
setengah perioda sisanya memiliki level high
Jadi setiap bit dinyatakan oleh pulsa-pulsa yang berganti level pada pertengahan bit
Karakteristik Manchester coding:
o Timing recovery mudah
o Bandwidth lebar

Diferential Manchester (D- Manchester)


Setiap bit dinyatakan oleh pulsa-pulsa yang berubah level di pertengahan bit
Bit 1 dikodekan dengan tidak adanya transisi level di awal bit

Bit 0 dikodekan dengan adanya transisi level di awal perioda bit

Keuntungan rancangan biphase :


a.
sinkronisasi : karena adanya transisi selama tiap bit time, pesawat penerima dapat
menyinkronkan transisi tersebut atau dikenal sebagai self clocking codes.
b.
tidak ada komponen Dc.
c.
deteksi terhadap kesalahan : ketiadaan dari transisi yang diharapkan dapat dipakai untuk
mendeteksi kesalahan.

3.1I

B8ZS

Berbasis AMI :
Jika ada 8 nol berurutan dan pulsa sebelumnya merupakan pulsa positif maka semua nol
itu dikodekan menjadi 000+-0-+
Jika ada 8 nol berurutan dan pulsa sebelumnya merupakan pulsa negatif maka semua nol
itu dikodekan menjadi 000-+0+Ada dua pulsa yang melanggar aturan AMI

3.1J

mBnB
Memetakan satu blok informasi yang terdiri dari m bits ke dalam n bits
n > m ; biasanya n = m+1

Manchester code dapat dilihat sebagai kode 1B2B

4B5B digunakan pada FDDI

8B10b digunakan pada Gigabit Ethernet

64B66B digunakan pada 10G Ethernet

3.1K

Modulation Rate

Sewaktu tehnik pengkodean digunakan maka perlu perlu dibuat perbedaan yang jelas
antara kecepatan data (yang dinyatakan dalam bit perdetik) dan kecepatan modulasi (dinyatakan
dalam bauds). kecepatan data ataau kecepatan bit dapat dirumuskan sebagai berikut :
Data Rate = 1/durasi bit
Rate modulation(kecepatan modulasi) adalah kecepatan dimana elemen-elemen sinyal terbentuk.
3.1L

Tehnik Scrambling

Tehnik bifase memerlukan kecepatan persinyalan yang tinggi relatif terhadap kecepatan
data sehingga lebih mahal pada aplikasi jarak jauh. oleh sebab itu digunakan tehnik scrambling
dimana serangkaian level tegangan yang tetap pada line diganti dengan serangkaian pengisi yang
akan melengkapi transisi yang cukup bagi clock receiver untuk mempertahankan sinkronisasi.

3.12

Data Digital,Sinyal Analog

Contoh umum transmisi data digital dengan menggunakan sinyal analog adalah Public
Telephone Network. Perangkat yang dipakai adalah modem yang dapat mengubah data digital ke
sinyal analog, dan sebaliknya. Sinyaldengan bentuk yang bervariasi secara kontinu. Contoh :
Sinyal Electric & Optical. DATA Digital juga dapat dikirim sebagai SINYAL Analog
melalui proses modulasi. Contoh : Komunikasi melalui Modem. SINYAL Analog adalah
SINYAL yang secara terus menerus bergerak dengan amplitudo yang mengalami perubahan
secara kontinu / analog, seperti contoh pada gambar berikut :

Pada transmisi sinyal analog jarak jauh,


digunakan amplifier untuk memperkuat sinyal. Namun hal ini mengakibatkan timbulnya noise
pada sinyal. Untuk data analog hal ini masih dapat ditolerir, tapi untuk data digital hal ini akan
menimbulkan kerusakan pada data.

3.13

Data Analog Sinyal Digital

Proses transformasi data analog ke sinyal digital dikenal sebagaidigitalisasi. 3 hal yang
paling umum terjadi pada setelah proses digitalisasi :
a.
Data digital dapat ditrasmisikan menggunakan NRZ-L.
b.
Data digital dapat disandaikan sebagai sinyal digital yang memakai kodeselain NRZ-L.
c.
Data digital dapat diubah menjadi sinyal analog menggunakan salah satu tehnik modulasi.

3.14

Data Analog Dan Sinyal Analog

Dua alasan proses data analog sinyal analog :


a.

Diperlukan frekuensi yang tinggi untuk transmisi yang efektif

b.

Antena yang diperlukan akan menjadi beberapa kilometer pada diameternya.

4.

Teknik Teknik Penyandian

Ada tiga tehnik dasar penyandian untuk mengubah ata digital menjadi sinyal analog:
a.

Amplitude Shift keying (ASK)

Dua biner diwakilkan dengan dua amplitudo frekuensi pembawa yang berbeda. Salah
satu amplitudo adalah 0; yaitu 1 digit biner yang ditunjukanmelalui keberadaan sinyal pada
amplitudo yang konstan dari suatu sinyal pembawa.
b.

frequency Shift Keying


Dua biner diwakili dua frequenci berbeda yang dekat denagan pembawa frequensi.

c.

Phase - Shift Keying

Biner 0 diwakilkan dengan mengirim suatu sinyal dengan fase yang samaterhadap sinyal
yang dikirim sebelumnya dan biner 1 diwakilkan dengan mengirim suatu sinyal dengan fase
yang berlawanan dengan sinyal yang dikirim sebelumnya.

TUGAS SISTEM KOMUNIKASI DIGITAL

AHMAD ILHAM HABIBI


BRAMANTYA SETYA PERMANA

123224024
123224218

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2015

Anda mungkin juga menyukai