Anda di halaman 1dari 4

Abrasi dan Sedimentasi Pantai

Oleh :

Ahmad Ilham Habibi

(123224024)

Sholichatul Amaliya

(123224202)

Laila Mufida

(123224206)

Zakiyatul Karima Marta

(123224219)

Menurut Sutikno (1993) pantai merupakan suatu daerah yang meluas dari titik terendah
air laut pada saat surut hingga ke arah daratan sampai mencapai batas efektif dari gelombang.
Sedangkan garis pantai adalah garis pertemuan antara air laut dengan daratan yang
kedudukannya berubah-ubah karena pengaruh gelombang, arus laut dan pada saat pasangsurut (pasut).
Perubahan garis pantai merupakan salah satu bentuk dinamisasi kawasan pantai yang
terjadi secara terus menerus. Perubahan garis pantai yang terjadi di kawasan pantai berupa
pengikisan badan pantai (abrasi) dan penambahan badan pantai (sedimentasi atau akresi).
Proses-preses tersebut terjadi sebagai akibat dari pergerakan sedimen, arus, dan gelombang
yang berinteraksi dengan kawasan pantai secara langsung.
Abrasi pantai adalah proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut dan arus laut
yang bersifat merusak. Sedangkan sedimentasi merupakan pendangkalan atau penambahan
daratan pantai akibat adanya pengendapan sedimen yang dibawa oleh air laut. Faktor utama
yang mempengaruhi terjadinya kedua proses tersebut adalah faktor hidro-oseanografi, seperti
gelombang, arus, pasang-surut, topografi, meteorologi, dan kondisi geomorfologi sekitarnya.
Selain itu faktor antropogenik seperti pembangunan groin, jetty, dinding laut, dan aktivitasaktifitas manusia di sekitar pantai seperti penambangan juga berpengaruh dalam perubahan
garis pantai.
Gelombang terjadi melalui proses pergerakan massa air yang dibentuk secara umum
oleh hembusan angin secara tegak lurus terhadap garis pantai (Open University, 1993).
Dahuri, et al. (2001) menyatakan bahwa gelombang yang pecah di daerah pantai merupakan
salah satu penyebab utama terjadinya proses erosi dan sedimentasi di pantai.
Berdasarkan sifatnya, gelombang dibagi menjadi dua jenis, yakni yang bersifat
merusak (destructive) dan membangun (constructive). Destructive wave merupakan
gelombang yang menyebabkan terjadinya abrasi pantai karena memiliki tinggi dan kecepatan
rambat gelombang yang sangat besar. Dan pecahnya gelombang akan menimbulkan arus dan
turbulensi yang sangat besar dan dapat menggerakkan sedimen dasar. Laju transport sedimen

sepanjang pantai bergantung pada arah sudut datang gelombang, durasi, dan besar energi
gelombang yang datang. Apabila gelombang yang terjadi membentuk sudut terhadap garis
pantai, maka akan terjadi dua proses angkutan sedimen yang bekerja secara bersama, yakni
komponen tegak lurus (onshore-offshore transport) dan sejajar garis pantai (longshore
transport). Suatu pantai mengalami abrasi atau sedimentasi bergantung pada volume sedimen
yang masuk dan juga keluar dari pantai.

Gambar 1. (a) Abrasi pantai akibar gempuran gelombang (Yudha, 2012).


Hutabarat dan Evans (1985) menyatakan, arus merupakan salah satu faktor yang
berperan dalam pengangkutan sedimen di daerah pantai. Arus berfungsi sebagai media
transpor sedimen dan sebagai agen pengerosi yaitu arus yang dipengaruhi oleh hempasan
gelombang . Gelombang yang datang menuju pantai dapat menimbulkan arus susur pantai
yang berpengaruh terhadap proses sedimentasi atau abrasi di pantai.

Gambar 2. Abrasi pantai akibar gempuran arus. (Yudha, 2012)


Menurut Nontji (2002) pasut adalah gerakan naik turunnya muka laut secara berirama
yang disebabkan oleh gaya tarik bulan dan matahari. Arus pasut ini berperan terhadap
proses-proses di pantai seperti penyebaran sedimen dan abrasi pantai.

Pada saat pasang

naik, arus pasut akan menyebarkan sedimen ke dekat pantai, sedangkan bila surut akan
membawa sedimen manjauhi pantai. Jenis pasut dan kondisi pada saat pasang purnama

adalah dua hal yang perlu diperhatikan dalam tingginya potensi terjadinya abrasi dan
sedimentasi ini.

Anda mungkin juga menyukai