8.1. Pendahuluan
Bagian ini terutama akan membicarakan bentuk-bentuk geomorfologi pantai beserta
cara terjadinya dan penyebabnya. Selain pantai laut juga akan disinggung tentang
pantai danau.
Ada tiga macam gerakan air laut yang menyebabkan proses gradasi pada permukaan
bumi, yaitu gelombang, arus, dan pasang-surut. Pasang surut sebenarnya sangat
sedikit pengaruhnya.
Ada dua macam gelombang yang dikenal yaitu gelombang osilasi (wave of oscillation)
dan gelombang translasi (translation). Yang pertama terjadi di tempat-tempat yang
dalam sehingga dasar lautan tidak berpengaruh terhadap gelombang ini. Sedangkan
yang kedua terjadi di tempat-tempat yang dangkal di tepi pantai. Pada gelombang
pertama tidak terjadi gerakan air secara mendatar, akan tetapi pada gelombang
translasi gerakan air yang dominan adalah gerakan mendatar sehingga terjadi
pengikisan terhadap pantai dan dasar laut dangkal. Perubahan antara kedua jenis
gelombang itu menimbulkan pengosongan dan pengumpulan massa air, karena itu di
sini gelombang menjadi pecah atau rebah (surf).
empat ini menunjukkan perubahan kedalaman dasar laut. Gelombang translasi
mempunyai dua fungsi yaitu pengikisan pantai dan pengendapan kembali di tempat-
tempat yang rendah serta pengikisan dasar pantai yang terletak di atas “dasar
gelombang” (wave base). Dasar gelombang adalah tempat terdalam, yang mana
pengaruh gelombang masih terasa. Pengikisan dasar pantai pada waktu air bergerak ke
arah pantai dinamakan debak (wash), sedangkan pada waktu kembali menjauhi pantai
disebut pencucian balik (backwash) ditampilkan pada Gambar 7.1 di bawah ini.
8-1
Gambar 8.1. Ilustrasi wash dan backwash akibat pergerakan air di pantai (Strahler & Strahler, 1984).
Selain oleh angin gelombang dapat ditimbulkan pula oleh gempa bumi yang terjadi di
dasar laut. Acapkali gelombang itu mempunyai ukuran yang besar dan dapat melanda
pantai serta menimbulkan banjir dan bencana di daerah pantai. Gelombang semacam
ini dinamakan tsunami. Pada 26 Desember 2004 telah terjadi tsunami di lepas pantai
NAD dan Sumatera Utara dengan sumber gempabumi terletak sekitar 149 arah selatan
dari Meulaboh. Ketinggian gelombang tsunami mencapai 2-10 m. Gempabumi
penyebab tsunami diketahui memiliki kedalaman pusat gempa sekitar 20 km di bawah
Samudera Hindia. Beberapa pusat pengukuran gempabumi menaksir kekuatan gempa
mencapai 6,9 – 9,1 R. Wilayah yang terkena bencana meliputi Srilanka, India, dan
Indonesia (Gambar 7.2). Indonesia merupakan wilayah yang mengalami kerusakan
paling parah dengan korban jiwa mencapai lebih dari 200 ribu orang (Gambar 8.3).
Gambar 8.2. Penyebaran pengaruh tsunami yang terjadi pada 26 Desember 2004 di kawasan Asia Selatan
(Sudradjat, 2005).
Arus (current) dibedakan dari gelombang oleh karena di sini terjadi pemindahan massa
air. Penyebabnya bermacam-macam, akan tetapi yang mempunyai arti dalam
geomorfologi adalah yang ditimbulkan karena angin. Apabila arus ini menabrak pantai
dengan posisi miring maka akan timbul arus sepanjang pantai (longshore current) yang
akan mempengaruhi pembentukan pantai. Pantai sedikit demi sedikit bergeser
8-2
sepanjang garis pantai sebagai hasil kerja arus semacam ini (longshore drifting)
ditampilkan pada Gambar 7.4.
Gambar 8.3. Fenomena longshore current dan longshore drifting (Strahler & Strahler, 1984)
Selain oleh angin, arus dapat pula ditimbulkan karena adanya pasangsurut (tidal
current). Oleh karena permukaan air laut yang berlainan antara satu tempat dengan
tempat lainnya maka akan terjadi arus dari tempat pasang ke tempat surut terutama
melalui selat-selat, sebagai contoh selat-selat di antara pulau di Nusa Tenggara. Arus
yang ditimbulkan oleh pasangsurut inipun berpengaruh pula terhadap pembentukan
pantai. Tidal bore adalah bagian muka arus yang terjadi karena pasangsurut. Tidal bore
biasanya berpengaruh dalam pengikisan pantai dan pembentukan endapan laut.
8-3
adalah salah satu jenis bar yang menyudut atau membentuk semacam taji terhadap
pantai, sedangkan tombolo menghubungkan pantai dengan pulau kecil di depan pantai
yang pulau ini juga terbentuk dengan cara pengendapan. “Pematang pantai” adalah
endapan yang terbentuk pada pantai sepanjang garis pantai dari bahan-bahan hasil
pengikisan pantai atau bahan-bahan yang dibawa sungai yang dimuntahkan ke laut.
Gambar 8.5. Pantai turun di Pelabuhan Whangaroa, bagian timur laut Auckland, New Zealand
(Thornburry, 1969)
8-4
(3) Pantai statis (neutral coastline)
Pada pantai statis tidak terjadi pengendapan di muka pantai serta pertumbuhan dan
pemunduran pantai, seperti diuraikan dalam bagian (1) dan (2) di atas. Karakteristik
pantai ini diantaranya terbentuk delta, dataran aluvial, bersifat vulkanik, dan coral reef
tumbuh dengan baik.
8-5
8-6
8-7
8-8
8-9