Anda di halaman 1dari 9

1.

Gunung Bromo

Letak Geografis Gunung Bromo : Letak dan lokasi Geografis Gunung


Bromo tepatnya di Provinsi Jawa Timur, tepatnya di kelilingi oleh 4 wilayah
pemerintahan Kabupaten, yaitu Kapupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan,
Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang, berada di 4 wilayah kabupaten
tersebut karena memang Gunung Bromo memang terletak di perbatasan
Kabupaten tersebut.

Dari ke empat kabupaten tersebut mempunyai jalur sendiri untuk menuju


wisata Gunung Bromo Namun, jalur terbaik bagi wisatawan yang berasal dari
luar kota adalah melalui rute dari Kabupaten Probolinggo, selain aksesnya
mudah dekat dengan Terminal Bayu Angga Probolinggo dan Stasiun Kereta
Api Probolinggo juga sangat mudah sekali untuk mendapatkan tempat tinggal
ketika berada di kawasan wisata gunung bromo.

Sejarah Pembentukan Gunungapi Bromo : Pegunungan Tengger


mempunyai sejarah gunungapi yang panjang, dimulai dari 1,4 juta tahun yang
lalu (Mulyadi, 1992). Para ahli gunungapi menamakan pegunungan ini
dengan Komplek Bromo - Tengger, terdiri dari beberapa tubuh gunungapi
dengan pusat erupsi utamanya membentuk busur. Pada masa pertumbuhannya
kegiatan eksplosif dan efusif telah membentuk kerucut Nongkojajar (1,4 0,2
juta tahun yang lalu), Kerucut Ngadisari (822 90 ribu tahun yang lalu),
Kerucut Tengger Tua (265 40 ribu tahun yang lalu), Kerucut Keciri (tidak
diketahui umurnya) dan Kerucut Cemoro Lawang (144 - 135 30 ribu tahun
yang lalu). 

Pada kegiatan eksplosif yang besar, kerucut-kerucut tersebut


sebahagian terhancurkan dan terbentuklah kaldera dengan urutan tertua ke
muda sebagai berikut:

1.KalderaNongkojajar

2.KalderaNgadisari

3.KalderaKeciri,dan

4.KalderaLautanPasir

Kerucut Gunungapi Bromo merupakan satu-satunya pusat kegiatan


post-kaldera Lautan Pasir yang masih menunjukkan aktifitas vulkanik sampai
sekarang. Beberapa kerucut yang berada di dalam kaldera Lautan Pasir
namun sudah tidak aktif lagi

Peta Geologi G. Bromo


Jalur ke Bromo dari Kab Probolinggo:
Tongas – Lumbang – Sukapura –  Ngadisari- Cemoro Lawang – Gunung
Bromo.
Ketapang – Patalan – Sukapura – Ngadisari- Cemoro Lawang – Gunung
Bromo.
Jalur ke Bromo dari Kab. Malang:  Tumpang – Gubuk Klakah – Jemplang
-Penanjakan –  Gunung Bromo.
Jalur ke Bromo dari Kab. Pasuruan:  Wonorejo – Warungdowo –  Tosari –
Wonokitri – Pananjakan – Gunung Bromo
Jalur ke Bromo dari Kab. Lumajang: Senduro – Bumo – Ranu Pane –
Gunung Bromo.

Status Pengelolaan : Pengelolaan wisata gunung Bromo di kelola oleh


pemerintah kabupaten Malang

2. Kepulauan Raja Ampat

Letak Goegrafis Kepulauan Raja Ampat : Secara geografis, Raja Ampat


berada pada koordinat 01º15°LU-2º15°LS & 120º10 121º10°BT. Luas
wilayah Kepulauan Raja Ampat adalah 46.108 km2, terbagi menjadi 10
distrik, 86 kampung, dan 4 dusun
Keadaan Geologinya : Raja Ampat tidak asing bagi saya, justru merupakan
tempat-tempat pertama saya melakukan aktivitas pekerjaan geologi. Saat
masih mahasiswa saya sudah ikut mengerjakan pemetaan geologi Waigeo
melalui foto udara, tahun 1988. Masuk Pertamina, saya diikutkan ke tim studi
lapangan Pulau Misool pada November-Desember 1990 bergabung dengan
perusahaan minyak Amoseas. Lalu tahun 1997-2000 selama empat tahun saya
adalah geologist Cekungan Salawati untuk sebuah kerja sama perusahaan
antara Pertamina dan Santa Fe, maka saya pun cukup sering ke Pulau
Salawati untuk mengebor sumur-sumur eksplorasi mencari minyak. Dan
Batanta-Salawati-Misool pun sering saya tulis dalam publikasi-publikasi
Cekungan Salawati.

Dari keempat pulau besar penyusun Raja Ampat itu kiranya Pulau
Misool merupakan pulau terbaik dalam hal keberadaan singkapan-singkapan
geologi yang sangat baik berupa aneka jenis batuan dan struktur atau
tektoniknya. Tetapi adalah Pulau Salawati yang terkaya kalau untuk
kandungan hidrokarbonnya (minyak dan gas). Sementara Batanta
kekhasannya disusun oleh batuan yang sangat “kacau” karena sebagian
disusun melange (kompleks campur aduk batuan akibat deformasi sesar besar
Sesar Sorong), dan Waigeo yang jauh ke utara di Samudera Pasifik, dominan
disusun kerak samudera (ofiolit).

Pulau Misool telah dari awal 1900-an diteliti geologinya untuk


keperluan sains, tahun 1930-an penelitian lebih detail untuk keperluan
pencarian minyak oleh perusahaan Belanda BPM, yang dilanjutkan pada
tahun 1950-1960-an oleh NNGPM. Penelitian lebih modern dilakukan oleh
perusahaan Phillips Petroleum pada 1970-an, kemudian Pertamina pada
1980-an, Amoseas pada awal 1990-an (yang sebagian penelitiannya saya
ikuti), dan belakangan (2009) dilakukan oleh Niko Petroleum secara
setempat-setempat. Penelitian untuk keperluan akademik atau pemetaan
bersistem telah dilakukan pada awal 1980-an.oleh Puslitbang Geologi
(sekarang Pusat Survei Geologi) bekerja sama dengan Australia.
Singkapan-singkapan terbaik Pulau Misool ada di sekitar sepertiga
bagian pulau sebelah selatan. Singkapan-singkapannya banyak tersebar di
pantai-pantai selatan dan tenggara, juga di banyak pulau-pulau besar dan kecil
di sebelah tenggara.

Batuan-batuan sedimennya umumnya semua miring ke utara,


sehingga semakin ke utara batuan sedimennya semakin muda. Maka mudah
ditebak bahwa bagian selatan Pulau Misool mengalami pengangkatan.
Banyak peneliti menduga bahwa Pulau Misool merupakan sayap utara dari
sebuah antiklin besar berarah barat-timur, sehingga makin ke utara makin
muda.

Batuan sedimen di Misool didominasi oleh sedimen-sedimen laut


dangkal, itu juga yang menyebabkan mengapa Misool kaya akan fosil-fosil,
sehingga dapat menjadi acuan untuk pengetahuan biostratigrafi Mesozoikum
(240-65 juta tahun yang lalu) di Indonesia Timur.

Jalur Menuju ke Kepulauan Raja Ampat : Untuk akses menuju Misool


yang termudah bisa anda lalui dengan menggunakan pesawat menuju Sorong.
Dari Sorong, anda hanya perlu menyebrang dengan menggunakan kapal yang
selalu tersedia setiap hari. Jika anda ingin lebih cepat untuk sampai ke
Misool, anda bisa menggunakan Kapal Cantika Lestari yang memiliki tarif
Rp 250.000/orang dengan waaktu perjalanan 4-5 jam. Namun jika anda ingin
merasakan sensasi menjadi warga lokal, anda bisa memilih Kapal KM. Fajar
Indah, KM. Kurisi, atau Fajar Mulia yang tarifnya lebih murah yaitu Rp
70.000/orang. Namun kapal-kapal ini membutuhkan waktu tempuh yang
lebih lama sekitar 10 jam perjalanan.

Status Pengelolaan : Kabupaten Raja Ampat merupakan salah satu


kabupaten yang relatif baru di Provinsi Papua Barat yang dibentuk melalui
UU Nomor 26 Tahun 2002. Dalam rangka memacu kemajuan wilayah Papua
pada umumnya, baik dalam peningkatan pelayanan di bidang pemerintahan,
pembangunan dan kemasyarakatan, serta memberikan kemampuan dalam
pemanfaatan potensi daerah, kabupaten ini resmi menjadi daerah otonom
pada tanggal 12 April 2003 hasil pemekaran dari Kabupaten Sorong.

Dasar hukum penetapan perairan Kawasan Konservasi Laut Raja Ampat


adalah Peraturan Bupati Raja Ampat No. 66 Tahun 2007 yang ditandatangani
tanggal 14 Juni 2007 dan Peraturan Bupati No. 05 Tahun 2009 tanggal 16
April 2009.

3. Gunung Rinjani

Posisi Geografis : Taman Nasional Gunung Rinjani secara geografis terletak


di antara 8 derajat 18 menit 18 detik sampai dengan 8 derajat 32 menit 30
detik Lintang Selatan dan 116 derajat 21 menit 30 detik sampai dengan 116
derajat 34 menit 15 detik Bujur Timur.

Riwayat Geologi : Sejarah letusan yang membentuk morfologi Gunung


Rinjani seperti sekarang ini, dimulai pada kala Plistosen atau sekitar satu juta
tahun lalu. Jauh sebelumnya, pada Zaman Tersier, Kala Miosen (kl. 11 juta
tahun lalu), secara bertahap terbentuk Formasi Gunung Api Tua akibat
adanya pergerakan Lempeng Australia ke arah utara dan bertumbukan dengan
Lempeng Eurasia. Formasi batuan ini dikenal dengan istilah Old Andesite
Formation (OAF) yang kini terdapat berderet di bagian selatan Pulau
Lombok, menempati kawasan wisata Pantai Kute (Mandalika).

Pergerakan Lempeng Australia yang merupakan lempeng samudra tersebut


terus berlanjut pada Zaman Kuarter tepatnya Kala Plistosen sampai sekarang,
menabrak dan menyusup di bawah Lempeng Eurasia yang merupakan
lempeng benua, menghasilkan deretan gunungapi Kuarter. Kompleks Gunung
Rinjani Tua yang tingginya sebelum membentuk kaldera, mencapai lebih dari
4.000 m di atas muka laut. Inilah satu-satunya kompleks gunungapi aktif
Kuarter yang tumbuh di bagian utara Pulau Lombok.

Gunung Rinjani Tua – yang kelak dikenal dengan nama Samalas – secara
berangsur terus aktif tumbuh membentuk gunung api strato, sejalan dengan
pergerakan lempeng yang mempengaruhinya. Selanjutnya, dikarenakan
lubang kawah Rinjani Tua tersumbat oleh hasil aktivitas magma berupa lava,
maka secara bertahap aktivitasnya berpindah ke bagian yang paling lemah,
yaitu ke arah lereng timur Rinjani Tua. Proses ini akhirnya membentuk
gunung api baru yang dikenal dengan nama Rinjani yang tingginya hampir
menyamai tinggi Gunung Rinjani Tua. Tahap berikutnya, aktivitas magma
berhenti sementara dan kedua lubang kaldera Rinjani mengalami
penyumbatan oleh aliran lava sebelumnyayang membeku. Pada saat kedua
lubang kaldera tersebut tersumbat, terjadi peningkatan kegiatan magma
menghasilkan akumulasi gas yang besar serta dorongan magma yang kuat.
Karena dorongan magma dan gas melebihi kekuatan sumbatan, maka
terjadilah letusan dahsyat dari Rinjani Tua (Samalas) membentuk kaldera
yang disebut Kaldera Rinjani. Kaldera ini – yang juga dapat disebut sebagai
Kaldera Samalas – memiliki diameter sekitar 7,5 x 6 km dengan kedalaman
rata-rata dari bibir sampai dasar kaldera mencapai 750 m.

Jalur kesampaian : Jalur darat menggunakan mobil,kemudian melakukan


pendakian untuk sampai pada puncak gunung rinjani

Status pengelola : Geopark


4. Karst Rammang Rammang

Posisi Geografis : Pegunungan Karst Rammang-rammang secara geografis


terletak di Desa Salendrang, Bontolempangan, Bontoa Kab. Maros, Sulawesi
Selatan.
Riwayat Geologi : Beberapa yang lain berupa gambar cadas yang lebih
bervariasi, cap tangan dan gambar binatang atau perahu, misalnya dapat
ditemui pada gua tinggi di Bulu Barakka (Bukit Berkah) dan beberapa gua
lainnya. Aspek yang lebih bersifat geologi justru lebih berragam di wilayah
karst Rammangrammang yang merupakan bagian kecil dari sistem karst
menara (tower karst) Maros Pangkep. Beberapa singkapan dan aspek geologi
bahkan patut digolongkan menjadi warisan geologi (geoheritage) karena
keunikan dan kelangkaannya. Dari sekian keragaman geologi (geodiveristas),
beberapa yang sungguh luar biasa adalah kenampakan karst menara (tower
karst atau mogote) dan  pinnacle karst dengan morfologinya yang runcing di
Dusun Bontopuru. Di antara sawah-sawah yang luas, genangan sisa rawa,
atau kolam-kolam berhias tumbuhan teratai, latar belakang menara karst
dan pinnacle karst yang berdiri kokoh menjadi sangat kontras dengan
lingkungan sekitarnya. Permukaannya yang mengalami proses pelarutan
minor (minor karst) membentuk tekstur garis-garis tegak yang bagaikan
diukir dengan baji pada permukaan pinnacle.

Jalur kesampaian : Sekiar 36 Km jika start dari bandara Sultan Hasanuddin


Makassar.

Status pengelola : Geopark

Anda mungkin juga menyukai