Anda di halaman 1dari 10

KESESUAIAN HASIL PENENTUAN PENYEBAB KEMATIAN

STROKE PADA PASIEN RAWAT INAP BERDASARKAN


ATURAN DALAM ICD-10 DI RUMAH SAKIT
UMUM DR. MOEWARDI SURAKARTA
TAHUN 2010
Faqih Addin Saputra1, Rano Indradi Sudra2
Mahasiswa APIKES Mitra Husada Karanganyar1, Dosen APIKES Mitra Husada Karanganyar2

ABSTRAK
Latar Belakang: Penentuan diagnosis penyebab kematian yang tepat harus sesuai dengan aturan
atau Rules yang ada pada ICD-10. Studi pendahuluan di RSU Dr. Moewardi Surakarta pada
penentuan diagnosis penyebab kematian menunjukkan masih ditemukan adanya ketidaksesuaian
dengan tata cara penentuan kode mortalitas pada ICD-10.Hal ini akan berpengaruh terhadap
laporan mortalitas yang berkenaan dengan penyakit, monitoring survey serta dalam trend
klasifikasi 10 besar penyakit penyebab kematian. Tujuan penelitian untuk mengetahui tingkat
kesesuaian hasil penentuan diagnosis penyebab kematian di Rumah Sakit Umum Dr. Moewardi
Surakarta tahun 2010.
Metode: Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif observasional yaitu
peneliti bermaksud memberikan gambaran tentang sejauh mana tingkat kesesuaian penentuan
penyebab utama kematian dengan ICD-10 di RSU Dr. Moewardi Surakarta tahun 2010. Populasi
yang digunakan adalah 193 dokumen rekam medis, dengan pengambilan sampel Purposive
Sampling dengan 30% dari jumlah populasi, sehingga sampel yang digunakan sejumlah 58
dokumen rekam medis pasien meninggal dengan penyebab kematian Stroke.
Hasil dan Pembahasan: Persentase kesesuaian penentuan diagnosis penyebab kematian penyakit
Stroke dengan ICD-10 di RSU Dr. Moewardi Surakarta tahun 2010 adalah 9 dokumen rekam
medis dengan persentase 15,52. Sedangkan untuk data yang tidak sesuai dengan jumlah 49
dokumen rekam medis dengan persentase 84,48. Hal ini berarti kualitas hasil penentuan diagnosis
penyebab kematian di RSU Dr. Moewardi Surakarta pada tahun 2010 masih kurang (0%-20%).
Cara penentuan diagnosis penyebab kematian di RSU Dr. Moewardi Surakarta berdasarkan
diagnosis yang telah dituliskan oleh dokter tanpa melihat kembali prosedur atau Rules tentang
penentuan penyebab kematian di ICD-10. Hal-hal yang menyebabkan ketidaksesuaian adalah
pemilihan diagnosis yang salah dan kesalahan dalam menempatkan diagnosa pada sertifikat
kematian. Hal ini juga dikarenakan belum terdapat Prosedur Tetap dalam penentuan diagnosis
penyebab kematian.
Simpulan dan Saran: Berdasarkan hasil penelitian, disarankan untuk pembuatan Prosedur Tetap
tentang penentuan diagnosis penyebab kematian, memberikan pelatihan tentang cara penentuan
diagnosis penyebab kematian kepada petugas medis, sosialisasi antara semua pihak medis dengan
teknisi medis dalam prosedur penentuan penyebab kematian sesuai dengan aturan atau Rules pada
ICD-10 sehingga membantu dalam keputusan manajemen.
internasional.

LATAR BELAKANG

Standar

klasifikasi

Pelaksanaan pengodean dilakukan oleh

digunakan

adalah

seorang profesional perekam medis dengan

merupakan

klasifikasi

menggunakan

terdiridari sejumlah kode

26

standar

klasifikasi

ICD-10.
statistik,

yang
ICD-10
yang

Alpha-Numeric

Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL.IV, NO.1, MARET 2010, Hal 26-34

yang satu sama lain berbeda (mutually

Departemen

exclusive)

yang

pola dalam cara pelaporan khusus untuk

menggambarkan konsep seluruh penyakit.

penyebab kematian. Laporan jumlah pasien

Klasifikasi terstruktur

meninggal tergabung dalam format laporan

menurut

kategori,

secara

hierarki

dengan bab, kategori dan karakter spesifik

RL2a

untuk setiap penyakit atau kondisi yang

diagnosis penyebab kematian (Cause Of

mana klasifikasi mencakup panduan yang

Death) pasien terkait. Rekapitulasi hasil

berisi rules atau

informasi yang didapat dan diolah dalam

untuk

peraturan yang spesifik

menggunakannya.

tanpa

Kesehatan belum mengatur

harus

menentukan

kode

Pelaksanaan

RL2a tidak merinci Cause Of Death pasien,

pengodean diagnosis harus lengkap dan

tetapi hanya menghasilkan jumlah pasien

akurat sesuai dengan arahan ICD-10 (WHO,

meninggal akibat penyakit sesuai usia. Maka

2004).

dari itu, laporan tentang penyebab kematian

Bentuk dari tindakan serta diagnosis

sangatlah berguna agar rumah sakit dapat

pemeriksaan yang ada di dalam berkas

membuat

klasifikasi

tentang

penyebab

rekam medis harus diberi kode, selanjutnya

kematian yang utama (Fitriani, K. 2008).

diindeks agar memudahkan pelayanan pada


penyajian informasi untuk menunjang fungsi
perencanaan, manajemen dan riset bidang
kesehatan. Selain memberi kode terhadap
penyakit dan tindakan, petugas coding juga
berperan

dalam

penentuan

penyebab

kematian. Perlakuan penentuan penyebab


kematian tidaklah seperti penyakit biasa.
Petugas Coding harus dapat melakukan
penentuan diagnosis menurut pada Rules
yang ada di ICD-10 volume 2 yaitu dengan
penerapan Prinsip Umum atau Rules 1, 2 dan
3,agar nantinya dapat memberi kode dengan
tepatterhadap

suatu

diagnosis

kematian

METODE PENELITIAN
Rancangan penelitian adalah deskriptif
observasional

dengan

melakukan

pengamatan

secara

langsung

terhadap

pelaksanaan

penentuan penyebab utama

kematian dan wawancara kepada coder.


Obyek penelitian adalah dokumen rekam
medis yang ditetapkan dengan pendekatan
retrospektif. Sedangkan subyek penelitian
adalah coder. Analisis data secara deskriptif
masih menggambarkan keadaan apa adanya,
belum

memberikan

gambaran

makna

daripada keadaan tersebut.

(Depkes, 2008).
ICD-10 digunakan sebagaidasar dalam
mempersiapkan

data

WHOmenyusunMCCD

statistik
atau

kematian.
sertifikat

kematian yang merupakansumber utama


data mortalitas, hal ini dikarenakan yang
mendasari kematian merupakan titik pusat
dari kode mortalitas. Sampai tahun 2006

Kesesuaian Hasil Penentuan Penyebab Kematian... (Faqih Addin Saputra,dkk)

27

HASIL

PENELITIAN

DAN

PEMBAHASAN
1. Persentase

Kesesuaian

Hasil

Penentuan Penyebab Kematian Stroke


pada Pasien Rawat Inap Berdasarkan
Aturan Dalam ICD-10
Persentase dari keseluruhan data hasil

Tabel 1. Rekapitulasi
Kesesuaian
Penentuan Diagnosis Penyebab Kematian
Stroke Dengan ICD-10
Kriteria

Jumlah

Persentase (%)

Sesuai

15,52

Tidak
Sesuai
Jumlah

49

84,48

58

100

analisis kesesuaian penentuan diagnosis


penyebab kematian penyakit stroke dengan

Dapat

dilihat

bahwa

persentase

ICD-10 di RSU Dr. Moewardi Surakarta

kesesuaian penentuan diagnosis penyebab

tahun 2010 dengan jumlah sampel 58

kematian penyakit Stroke dengan ICD-10 di

dokumen rekam medis, dapat dihitung

RSU Dr. Moewardi Surakarta tahun 2010

dengan rumus sebagai berikut :

adalah 9 dokumen rekam medis dengan

Persentase (%) Kesesuaian =

persentase

Jumlah hasil penentuandiagnosisyangsesuai


x100%
Jumlah dokumenyangditeliti

15,52.Sedangkan

ketidaksesuaiannya

dengan

untuk

jumlah

49

dokumen rekam medis dengan persentase


84,48.

9
x 100%
58

Berdasarkan

= 15,52 %

hasil

analisis

kesesuaian

hasil

penentuan

penyebab

kematian

pasien

terhadap
diagnosis

rawat

inap

Persentase (%) Ketidaksesuaian =

penyakit Stroke dengan ICD-10 di Rumah

Jumlah hasil penentuandiagnosisyang tidak sesuai

x100%
Jumlah dokumenyangditeliti

Sakit Umum Dr. Moewardi Surakarta pada


tahun 2010 kita dapat melihat bahwa

49

x 100%
58

persentase

perhitungan

hasil

penentuan

diagnosis penyebab kematian dengan ICD-

= 84,48 %
Hasil

kesesuaian

10 jauh lebih kecil dibandingkan dengan


terhadap

analisis

kesesuaian penentuan diagnosis penyebab


kematian penyakit stroke dengan ICD-10 di
RSU Dr. Moewardi Surakarta tahun 2010,
dapat digambarkan pada tabel berikut :

tingkat

ketidaksesuaiannya.

Hasil

yang

ditunjukkan pada persentase rekapitulasi


kesesuaiannya menunjukkan angka yang
sangat rendah yaitu 15,52 atau dengan
jumlah 9 dari 58 kasus kematian. Sedangkan
persentase ketidaksesuaiannya menunjukkan
angka yang sangat tinggi yaitu 84,48 atau
dengan jumlah 49 dari 58 kasus kematian.
Perbandingan
hasil

28

penentuan

rekapitulasi

kesesuaian

diagnosis

penyebab

Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL.IV, NO.1, MARET 2010, Hal 26-34

kematian dengan ICD-10 tersebut dapat

kematian ini. Faktor ketidaksesuaian ini

digambarkan dengan grafik sebagai berikut :

dipengaruhi oleh tidak diadakannya reseleksi


dalam

penentuan

diagnosis

penyebab

100

kematian yang dituliskan oleh dokter, karena


Prosentase (%)

80

di Rumah Sakit Umum dr. Moewardi belum

60

terdapat Audit Coding.

40

Menurut Arikunto, S. (2005), tentang

20

standar penilaian terhadap hasil penelitian,


angka kesesuaian hasil penentuan penyebab

0
Sesuai

Tidak Sesuai

kematian Stroke pada pasien rawat inap

Kesesuaian

berdasarkan aturan dalam ICD-10 di Rumah

Grafik 1.
Kesesuaian
Penentuan
Diagnosis Penyebab Kematian Penyakit
Stroke Dengan ICD-10

Sakit Umum Dr. Moewardi Surakarta tahun


2010 masih kurang yaitu 15,52 %. Hal ini
jelas

Data yang sesuai dengan persentase

berpengaruh

informasi

yang

terhadap

keakuratan

dihasilkan

mengingat

15,52 ini sudah sesuai dengan aturan atau

diagnosis final

Rules yang ada pada ICD-10. Hal ini

menjadi dasar dalam pembuatan laporan

didukung

penyebab

penting di rumah sakit, seperti tentang

kematian yang dipilih oleh dokter sesuai

klasifikasi penyebab kematian, pengolahan

dengan

data dan penyusunan program preventif

dengan

urutan

kematian

diagnosis

penyakit

serta

yang

kesesuaian

menuju

penggunaan

tersebut nantinya

akan

primer.

MMDS (Medical Mortality Data System)

2. Cara penentuan diagnosis penyebab

Decision Table. Dimana tabel tersebut

kematian di Rumah Sakit Umum Dr.

digunakan

Moewardi Surakarta

untuk

pemilihan

diagnosis

penyebab kematian yang ada pada US


National

Center

of

Health

Statistics

(NCHS).

a. Penentuan penyebab kematian yang


sesuai.
Pada nomor rekam medis 01015758

Data yang tidak sesuai dengan persentase

dengan urutan kejadian penyakit

84,48 ini disebabkan oleh ketidaksesuaian

sebagai berikut :

antara diagnosis penyebab kematian yang

I. Herniasi Cerebral (G93.5)

dituliskan oleh dokter dengan aturan atau

StrokeHaemorrhage (I61.9)

rules yang ada pada ICD-10. Petugas coding

II.

menetapkan diagnosis yang ditulis oleh

Pada

dokter tersebut sebagai diagnosis penyebab

menjadikandiagnosisStrokeHaemorrh

kematian. Padahal dalam penelitian yang

age

telah dilakukan, masih tingginya angka

kematian.

Dengan

ketidaksesuaian

reseleksi

penentuan

penentuan

penyebab

urutan

(I61.9)

ini,

sebagai

Kesesuaian Hasil Penentuan Penyebab Kematian... (Faqih Addin Saputra,dkk)

dokter

penyebab

dilakukannya
diagnosis

29

penyebab kematian yang ditulis oleh

Oleh

dokter dengan menggunakan aturan

Haemorrhage

pada

penerapan

menyebabkan Herniasi Cerebral

bantuan

(G93.5). Dari langkah tersebut,

Decision TableD pada MMDS dan

kita memilih StrokeHaemorrhage

melihat

(I61.9)

ICD-10

Prinsip

dengan

Umum

dengan

riwayat

penyakit

pemeriksaan-pemeriksaan

dan
yang

karena

kematian

dokumen

maka

StrokeHaemorrhage
dijadikan

apakah

(I61.9)

sebagai

(I61.9)

dapat

penyebab

(UCoD)

menggunakan

medis,

Stroke

sebagai

dilakukan pasien yang tertulis pada


rekam

itu

Prinsip

diagnosis

Umum,
penyebab

dapat

kematian yang ditulis oleh dokter

penyebab

tadi sudah sesuai dengan aturan

kematian?.

atau Rules yang ada pada ICD-10.

1) Penerapan Prinsip Umum dengan

b. Melihat

riwayat

penyakit

bantuan Decision TableD

pemeriksaan-pemeriksaan

Dapatkah

dokumen rekam medis

(I61.9)

dengan

StrokeHaemorrhage
menyebabkan

Herniasi

dan
pada

Dalam melihat riwayat penyakit dan

Cerebral (G93.5)?

pemeriksaan yang dilakukan oleh

Lihatlah G93.5 sebagai Addres

pasien,

dalam Tabel D. Kita melihat

berikut:

bahwa Addres untuk kode G93.5

a) Pada lembar anamnesis : pasien

termasuk dalam rentang Addres

merasa lemas dan langsung tidak

Code ICD-10 (G93.4-G93.6). Hal

bisa bicara. Pada kondisi tersebut

ini berarti bahwa semua kode

merupakan tanda-tanda penyakit

ICD-10

Stroke yaitu tidak bisa bicara.

yang

tercantum

dibawahnya dapat menyebabkan

dapat

b) Pada

diketahui

lembar

sebagai

pemeriksaan

semua kode dalam rentang G93.4-

radiologik, CT Scan kepala

G93.6.

StrokeHaemorrhage .

--- G93.4 G93.6 ---

pemeriksaan

radiologik

A000 F199

menunjukkan

bahwa

M F200 F99

positif

G000 G98

mengalami

Pada
ini
pasien
Stroke

Haemorrhage.

H600 H749

c) Pada formulir Askep :

H950 J80 < (I61.9)


########

(1) Tidak efektif perfusi jaringan


cerebral karena perdarahan

I61.9 (rentang kode H950-J80)

(2) Kesulitan komunikasi (pelo)

tercantum dibawah G93.4-G93.6

(3) Kelemahan pada kaki kanan


dan kiri

30

Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL.IV, NO.1, MARET 2010, Hal 26-34

(4) Gangguan mobilitas fisik

penyebab kematian tidak boleh diisi

(5) Gangguan komunikasi verbal

untuk cara meninggal (Mode of

(6) Penurunan sirkulasi ke otak

Dying)

(7) Kelemahan

Respiratory

sistem

muskuloskeletal

seperti

penyebab

Heart

Failure.
kematian

Failure,
Seharusnya

diisi

dengan

Dari 2 reseleksi tadi maka dapat

penyakit, cedera atau komplikasi

disimpulkan

diagnosis

yang menyebabkan kematian. Karena

penyebab kematian yang ditulis oleh

aturan ini, maka diagnosis penyebab

dokter

StrokeHaemorrhage

kematian yang ditulis oleh dokter

(I61.9) sudah sesuai dengan aturan

tidak sesuai dengan aturan yang ada

atau Rules yang ada pada ICD-10.

pada ICD-10. Oleh sebab itu, kita

c. Penentuan penyebab kematian yang

memilih StrokeHaemorrhage (I61.9)

tidak sesuai pada nomor rekam medis

sebagai acuan diagnosis penyebab

01019435 dengan urutan kejadian

kematian,

karena

seperti

penyakit sebagai berikut :

dinyatakan

dalam

aturan

I. Gagal Nafas (J96.9)

penyebab kematian haruslah penyakit

bahwa

yaitu

dalam

sertifikat

yang
bahwa

Herniasi Cerebri (G93.5)

dan

kematian,

StrokeHaemorrhage (I61.9)

penyebab kematian adalah kondisi

II.

yang dituliskan pada baris terbawah

Pada urutan ini dokter menetapkan

dalam sertifikat kematian, jadi pada

Gagal

sebagai

kasus ini apakah StrokeHaemorrhage

kematian.

Dengan

(I61.9)

reseleksi

penentuan

Nafas

penyebab
dilakukannya

(J96.9)

diagnosis penyebab kematian yang


ditulis

oleh

dokter

dengan

dapat

dijadikan

sebagai

penyebab kematian?
1) Penerapan Prinsip Umum dengan
bantuan Decision TableD

menggunakan aturan pada ICD-10

Langkah I

dengan penerapan Prinsip Umum

Dapatkah

dengan bantuan Decision TableD

StrokeHaemorrhage(I61.9)

pada MMDS dan melihat riwayat

menyebabkan Herniasi Cerebri

penyakit

(G93.5)?

dan

pemeriksaan-

pemeriksaan yang dilakukan pasien

Lihatlah G93.5 sebagai Addres

yang tertulis pada dokumen rekam

dalam Tabel D. Kita melihat

medis. Dalam sertifikat kematian

bahwa Addres untuk kode G93.5

Gagal

tidak

termasuk dalam rentang Addres

penyebab

Code ICD-10 (G93.4-G93.6). Hal

kematian karena dalam sertifikat

ini berarti bahwa semua kode

kematian

ICD-10

Nafas

diperbolehkan

(J96.9)
menjadi

menyebutkan

untuk

yang

Kesesuaian Hasil Penentuan Penyebab Kematian... (Faqih Addin Saputra,dkk)

tercantum

31

dibawahnya dapat menyebabkan

Oleh

semua kode dalam rentang G93.4-

StrokeHaemorrhage (I61.9) dapat

G93.6.

menyebabkan

--- G93.4 G93.6 ---

(J96.9).

A000 F199

Dari

M F200 F99

karena

Gagal

kedua

Nafas

langkah

maka

tersebut,

kita

memilih

G000 G98

StrokeHaemorrhage

H600 H749

sebagai

H950 J80 < (I61.9)

(UCoD)

########

Prinsip Umum.

I61.9 (rentang kode H950-J80)

itu

(I61.9)

penyebab
dengan

kematian

menggunakan

2) Melihat riwayat penyakit dan

tercantum di bawah G93.4-G93.6

pemeriksaan-pemeriksaan

Oleh

itu

dokumen rekam medis. Dalam

StrokeHaemorrhage (I61.9) dapat

melihat riwayat penyakit dan

menyebabkan Herniasi Cerebral

pemeriksaan yang dilakukan oleh

(G93.5).

pasien, dapat diketahui sebagai

Langkah 2

berikut :

Dapatkah Stroke Haemorrhage

a) Pada lembar anamnesis :

karena

(I61.9) menyebabkan Gagal Nafas

(1) Pasien

(J96.9)?

pada

datang

dengan

penurunan kesadaran

Lihatlah J96.9 sebagai Addres

(2) Kelumpuhan

dalam Tabel D. Kita melihat


bahwa Addres untuk kode J96.9

gerabagian kanan
(3) Pada

kondisi

termasuk dalam rentang Addres

merupakan

Code ICD-10 (J96.0-J96.9). Hal

penyakit

ini berarti bahwa semua kode

Kelumpuhan

ICD-10

gerak

yang

tercantum

dibawahnya dapat menyebabkan

anggota

b) Pada

tersebut

tanda-tanda
Stroke

lembar

yaitu
anggota

pemeriksaan

semua kode dalam rentang J96.0-

radiologik, CT - Scan kepala :

J96.9.

StrokeHaemorrhage

--- J96.0 J96.9 ---

dengan volume perdarahan

A000 R825< (I61.9)

40 cc.

########

Pada pemeriksaan radiologik

I61.9 (rentang kode A000

ini

R825) tercantum di bawah J96.0-

pasien

J96.9

StrokeHaemorrhage

menunjukkan
positif

bahwa

mengalami
dengan

volume perdarahan 40 cc.

32

Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL.IV, NO.1, MARET 2010, Hal 26-34

c) Pada formulir Askep :

SIMPULAN DAN SARAN

(1) Kelumpuhan pada tangan


dan kaki sebelah kanan
(2) Tidak

efektif

Kesesuaian Hasil Penentuan Penyebab


Kematian Stroke pada Pasien Rawat Inap

perfusi

Berdasarkan Aturan Dalam ICD-10 di

jaringan cerebral karena

Rumah

perdarahan

Surakarta pada tahun 2010 berada pada

Sakit

Umum

Dr.

Moewardi

Dapat disimpulkan bahwa hal-hal

kategori kurang sekali dengan persentase

yang menyebabkan kesalahan atau

15,52.

ketidaksesuaian

pemilihan

ketidaksesuaiannya yaitu dengan persentase

diagnosis yang salah yaitu diagnosis

84,48. Disarankan Pelatihan tentang cara

yang

penentuan diagnosis penyebab kematian

adalah

seharusnya

tidak

boleh

Berbanding

terbalik

dijadikan sebagai penyebab kematian

perlu diberikan kepada

pada

terutama

sertifikat

kematian

tetapi

dijadikan sebagai penyebab kematian

dokter,

dengan

petugas

mengingat

medis

pentingnya

diagnosis utama dalam penyebab kematian.

dan kesalahan dalam menempatkan


diagnosis pada sertifikat kematian.
Hal ini juga dikarenakan belum
terdapat
penentuan

Prosedur

Tetap

diagnosis

dalam

penyebab

kematian. Oleh sebab itu, dengan

KEPUSTAKAAN
___________2004.
Morbidity
ICD-10
Volume 2. Training of Trainers
(TOT)
ICD-10.
PORMIKI.
Yogyakarta. (Tidak dipublikasikan).
Hal : 1-3

adanya prosedur atau Rules yang


menuntun
diagnosis

kita

dalam

penyebab

penentuan
kematian,

seharusnya petugas rekam medis


(Coding)

dapat

menerapkannya

Anggraini, Mayang. 2004. Single or


Multiple Condition Coding. Training
of
Trainers
(TOT)
ICD-10.
PORMIKI.
Yogyakarta.
(Tidak
dipublikasikan). Hal : 1-3

dalam proses penentuan penyebab


kematian di rumah sakit. Hal ini
penting,

agar

dalam

penentuan

Arikunto, S. 2005. Manajemen Penelitian.


Jakarta : PT. Rineka Cipta. Hal 57125.

diagnosis kita tidak menemukan lagi


pemilihan diagnosis yang salah serta
mempermudah

pengolahan

data

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian


Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :
PT. Rineka Cipta. Hal 183.

khususnya tentang data mortalitas


menjadi akurat serta mempermudah
dalam pengambilan keputusan.

Departemen Kesehatan RI bekerja sama


dengan
WHO.
2008.
Buku
PanduanPenentuan Kode Penyebab
Kematian Menurut ICD-10. Jakarta :
Direktorat Jenderal Pelayanan Medik
Depkes RI. Hal 19-109

Kesesuaian Hasil Penentuan Penyebab Kematian... (Faqih Addin Saputra,dkk)

33

Departemen Kesehatan RI , 1997.


Pengelolaan Rekam Medis Rumah
Sakit Di Indonesia Revisi I, Jakarta.
Hal 6-7.

Dr.

Soetomo, K.P.R.I. RSUD. 1998.


Klasifikasi Statistik Internasional
tentang Penyakit dan Masalah
Kesehatan (ICD-10). Surabaya : Hal
27-33.

Kasim, F & Erkadius. 2010. Sistem


Klasifikasi Utama Morbiditas dan
Mortalitas yang Digunakan di
Indonesia
dalam
Pedoman
Manajemen Informasi Kesehatan di
Sarana
Pelayanan
Kesehatan,
Gemala R. Hatta (Ed). Jakarta : UIPRESS. 143-5.

Mansjoer, A, dkk. 2000. Kapita Selekta


Kedokteran.
Jakarta
:
Media
Aesculapius. Fakultas Kedokteran
UI. Hal 17-9.

Notoadmodjo,
S.
2005.
Metodologi
Penelitian Kesehatan.
Jakarta:
Rineka Cipta. Hal 70.

Instalasi Kesehatan Anak (INSKA)


di Rumah Sakit Umum Pusat Dr.
Sardjito Yogyakarta, Karya Tulis
Ilmiah
(Tidak
Dipublikasikan).
Yogyakarta : Diploma 3 Rekam
Medis dan Informasi Kesehatan
Universitas Gadjah Mada. Hal 1- 46.

Sugiyono.
2008.
Metode
Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Bandung : Penerbit Alfabeta. Hal
184-193.

Suryabrata, S. 2009. Metodologi Penelitian.


Jakarta : Rajawali Pers. Hal 154.

WHO. 2004. International


Statistical
Classification of Diseases and
Related Health Problems, Tenth
Revision, Volume 1, 2 dan 3. WHO :
Geneva.

WHO. 2009. Vital Statistics ICD-10 ACME


Decision Tables for Classifying

Underlying Causes of Death (Medical


Mortality Data System). United
States. National Center for Health
Statistics.

PerMenKes
RI
No
269/MENKES/PER/III/2008.
Tentang Rekam Medis, Jakarta. Hal
3.

Shofari, B. 2002. PSRK 01 Buku 1 Modul


Pembelajaran Rekam Medis Dan
Dokumentasi
Rekam
Medis.
Semarang : PORMIKI. (Tidak
dipublikasikan) Hal 67.

Sitepoe, Mangkoe, dr. 1996. Penyakit.


Jakarta : PT Gramedia Widiasarana.
Hal 181-3.

Sudirman. 2007. Pelaksanaan Kodifikasi


Penyebab Kematian Pasien di

34

Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL.IV, NO.1, MARET 2010, Hal 26-34

Anda mungkin juga menyukai