m Wr.Wb
PAPER OBSTETRI
PREEKLAMPSIA BERAT
Disusun oleh:
Riska Febria Afrila
Pembimbing:
dr. Ahmad khuwailid, Sp.OG
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
ILMU PENYAKIT KANDUNGAN DAN KEBIDANAN
RSU HAJI MEDAN
2015
DEFINISI
Preeklampsia ialah timbulnya hipertensi disertai proteinuria
dan/atau edema akibat dari kehamilan setelah umur kehamilan
20 minggu atau segera setelah persalinan, bahkan setelah 24
jam post partum.
FAKTOR RESIKO
Primigravida
Umur yang ekstrim
Riwayat keluarga pernah preeklampsia/eklampsia
Penyakit-penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada
sebelum hamil
Obesitas
Hiperplasentosis misalnya: hidrops fetalis, diabetes mellitus,
mola hidatidosa, kehamilan multiple dan bayi besar
ETIOLOGI
Penyebab preeklampsia sampai saat ini masih belum diketahui
secara pasti, sehingga penyakit ini disebut dengan The
Diseases of Theories. Beberapa faktor yang berkaitan dengan
terjadinya preeklampsia adalah :
Faktor Trofoblast
Faktor Imunologik
Faktor Hormonal
Faktor Genetik
Faktor Gizi
Peran Prostasiklin dan Tromboksan
PATOFISIOLOGI
GEJALA KLINIS
Dikatakan preeklampsia berat bila dijumpai satu atau lebih tanda/gejala berikut:
1. TD 160 / 110 mmHg
2. Proteinuria > 5 gr / 24 jamatau kualitatif 3+ / 4+
3. Oliguria 500 ml / 24 jam
4. Peningkatan kadar enzim hati dan / atau ikterus
5. Nyeri kepala frontal atau gangguan penglihatan
6. Nyeri epigastrium
7. Edema paru atau sianosis
8. Pertumbuhan janin intra uterin yang terhambat (IUFGR)
9. HELLP Syndrom (H = Hemolysis, E = Elevated, L = Liver enzyme, LP = Low
Platelet Counts)
10. Koma
Diagnosis preeklampsia bisa ditegakkan jika terdapat minimal gejala hipertensi dan
proteinuria.
PEMERIKSAAN FISIK
Tekanan darah harus diukur dalam setiap ANC
Tinggi fundus harus diukur dalam setiap ANC
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan
laboratorium
dasar
harus
dilakukan di awal kehamilan pada wanita
dengan faktor resiko menderita preeklampsia,
yang terdiri dari pemeriksaan kadar enzim
hati, hitung trombosit, kadar kreatinin serum,
dan protein total pada urin 24 jam.
PENATALAKSANAAN
Penanganan umum
Jika tekanan diastolik > 110 mmHg, berikan
antihipertensi, sampai tekanan diastolik diantara 90100 mmHg.
Pasang infus RL ( Ringer Laktat )
Ukur keseimbangan cairan, jangan sampai terjadi
overload
Kateterisasi urin untuk pengeluaran volume dan
proteinuria
Jika jumlah urin < 30 ml perjam: Infus cairan
dipertahankan 1 1/8 jam,
antikonvulsan
Pada kasus preeklampsia yang berat dan
antihipertensi
Obat pilihan adalah hidralazin, yang diberikan
5 mg intravena pelan-pelan selama 5 menit
sampai tekanan darah turun.
Jika perlu, pemberian hidralazin dapat diulang
setiap jam, atau 12,5 intramuskular setiap 2
jam.
KOMPLIKASI
Solusio plasenta
Hipofibrinogenemia
Hemolisis
Perdarahan otak
Kelainan mata
Edema paru
Nekrosis hati
Sindrom HELLP (hemolisis, elevated liver enzymes,
PROGNOSIS
Kematian ibu antara 9.8% - 25.5%, kematian
bayi 42.2% -48.9%.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/54128496/Makalah-Preeklamsia-D
an-Eklamsia
http://www.scribd.com/doc/6502651/BAB-1-Eklampsia
http://www.scribd.com/doc/899951/laporan kasus
preeklampsia nas.
Khumaira Marsha. 2012.Ilmu kebidanan. Yogyakarta: Citra
Pustaka
Mochtar, MPH.Prof. Dr. Rustam. Synopsis Obstetri. Jilid I. Edisi
kedua EGC. Jakarta; 1998.
IDENTITAS
Nama : Ny. H
Usia : 40 Tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Jl. Pasar VII dusun XVI Tembung
Pendidikan: SMK
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Suami : Tn. I
Usia : 40 Tahun
Agama
: Islam
Suku : Minang
Alamat : Jl. Pasar VII dusun XVI Tembung
Pendidikan: SMP
Pekerjaan : Pegawai swasta
MRS : 14/01/2015
Pukul: 19.50 WIB
No. RM : 22-69-38
ANAMNESIS
KU
Telaah
Riwayat persalinan
Laki-laki, aterm, 3200 gr, cara persalinan spontan pervaginam
, ditolong oleh bidan, umur sekarang 9 tahun, hidup.
Perempuan, aterm, 4200 gr, cara persalinan spontan
pervaginam , ditolong oleh bidan, umur sekarang 4 tahun,
hidup.
Hamil ini
Riwayat ANC ke dr.Sp.OG 2x
Riwayat Perkawinan
Suami ke-1, menikah 1 kali, usia perkawinan 37 tahun.
Riwayat Kontrasepsi
Pemakaian Kb suntik selama tahun dari tahun 2010-2013.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Present
Sens : compos mentis
TD: 130/70 mmHg
HR : 84x/i
RR : 20x/i
T : 36,C
Anemis : (-/-)
Ikterik : (-/-)
Dyspnoe : (-)
Sianosis: (-)
Oedem : (-)
SL : Abdomen: soepel, peristaltic (+)
TFU
: TTB
P/V
: (+) bercak darah pada doek
BAB : (+)
BAK : (+)
Status Generalisata
Kepala : dalam batas normal
Mata
: anemis -/-, ikterik -/Leher : KGB tidak teraba, TVJ normal
Thorax : Cor : Bunyi Jantung normal, reguler, bunyi jantung tambahan (-)
Pulmo : suara pernapasan vesikuler, suara tambahan (-)
Abdomen : distensi (-), peristaltik (+) normal.
Ekstremitas : akral hangat, edema (-).
Status Ginekologi
Pemeriksaan Dalam (VT) : cervix tertutup
Pemeriksaan Inspekulo : tampak darah di introitus vagina lalu dibersihkan
darah tidak menembus
Diagnosa
Abortus komplit
Penatalaksanaan
Lapor supervisor dr. H.m. Haidir SP.OG dan anjurannya USG
pada tanggal 15 januari 2015 di poli obgyn.
Hasil USG tanggal 15 januari 2015
Kk terisi baik
UT AF BB uk P 10,2 cm
Kedua adneva dalam batas normal
GS (-)
E line (+)
Kesimpulan: abortus komplit.
Laporan kuretase
Ibu dibaringkan di meja operasi dengan posisi litotomi
Dilakukan tindakan aseptik dan pasang doek steril
Dalam GA tiva dilakukan pemasangan inspekulo atas dan
bawah tampak jaringan di OUE
Portio dijepit dengan tenakulum arah jam 11, jaringan
dibersihkan dilakukan sonde uterus, uterus AF 11 cm
Dilakukan pembersihan dengan abortus tang dilanjutkan
dengan sendok kuret tumpul dan dibersihkan hingga bersih
Didapatkan jaringan kesan lengkap, darah 60 cc berwarna
merah kontraksi uterus baik.
Keadaan ibu post kuretase stabil.
Status present
BAB: (+)
BAK: (+)
Flatus : (-)
Terapi: - IVFD RL 20 gtt/i
- Metergin tab 3x1
- Cefotaxin 1 gr/8 jam
- Asam mefenamat tab 3x500 mg
Diagnosis post kuretase a/i abortus komplit +H2
R/ PBJ tanggal 16 januari 2015
TERIMA KASIH