I. IDENTITAS
Nama
Tempat/Tanggal Lahir
Umur
: 74 tahun
Status Pernikahan
: Menikah
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Bahasa
: Indonesia
Agama
: Katholik
Suku/Bangsa
: Betawi
Pendidikan Terakhir
: Akademi Publisistik
Pekerjaan Terakhir
Tanggal Masuk
A. Keluhan Utama
Batuk berdahak lebih kurang 3 hari.
B. Keluhan Tambahan
Penglihatan kabur saat membaca dari jarak dekat.
Sering berkemih dan merasa tidak tuntas
dengan
dokter
penyakit
dalam.
Dokter
Kadang-kadang
berkemih
tidak
lancar,
sedikit
misalnya
membaca
koran,
terlihat
buram.
Jika
tidak
3
merasakan
gatal-gatal
pada
: disangkal
Jantung
: ibu (+)
Ginjal
: disangkal
disangkal
Asma
: disangkal
Alergi
: disangkal
F. Riwayat Kebiasaan
Opa
sejak
SMA
sudah
merokok.
Opa
juga
kadang-kadang
H. Riwayat BAK
BAK kuning jernih, tidak ada darah maupun nyeri saat berkemih.
Terkadang BAK sering, namun pancaran lemah dan hanya sedikit,
sering merasa tidak tuntas.
I. Riwayat BAB
BAB lancar, setiap hari
konsistensi sedikit lembek. Tidak ada nyeri, tidak ada darah, tidak
ada lendir.
2. Riwayat Keluarga
Ayah dan Ibu berasal dari suku Jawa. Merupakan anak kedua
dari 6 bersaudara (4 laki-laki dan 2 perempuan). Hubungan
kedua orang tua opa, kemudian hubungan opa dengan orang
tua dan semua saudara kandungnya juga baik.
Adik laki-laki pertama opa sudah meninggal saat berusia 4
tahun karena menderita malaria.
Laki-laki
Laki-laki meninggal
Perempuan
Perempuan meninggal
Opa
3. Riwayat Pendidikan
Opa melanjutkan pendidikan formalnya ke Akademi Publisistik
di Menteng pada tahun 1964 hingga tingkat 2, kemudian
melanjutkan lagi pendidikannya pada tahun 1966 di Fakultas
Hukum
Universitas
Indonesia
sampai
tingkat
dan
tahun.
Setelah
melanjutkan
pendidikan
di
bidang
dikaruniai
orang
anak
perempuan.
Istri
opa
Tekanan darah
:
150/80 mmHg
Nadi
: 80x, regular, isi cukup.
Pernapasan : 18x/menit, reguler, abdomino-thoracal
Kesan
: Hipertensi Grade I
III.Status Gizi
Berat badan : 60 kg
Tinggi badan: 164 cm
IMT
: 60 kg = 22.3 ( BB normoweight )
(1,64)2
BMI berdasarkan kriteria WHO Asia Pasifik:
- Underweight
: < 18,5
- Normoweight
: 18,5 22,9
- BB lebih
: 23,00
Kesan
o Obesitas grade I
: 25 29,9
o Obesitas grade II
: 30
: BB normoweight
Visus
Lapang
OD
Edema (-)
Xantelasma (-)
Anemis (-)
Hiperemis (-)
Ikterik (-)
Jernih
Arcus senilis (+)
Refleks kornea (+)
Bulat, isokor, 3 mm
RCL (+), RCTL (+)
Lensa jernih
PP = 25 cm (+3D)
VOD = 6/12
Normal
OS
Edema (-)
Xantelasma (-)
Anemis (-)
Hiperemis (-)
Ikterik (-)
Jernih
Arcus senilis (+)
Refleks kornea (+)
Bulat, isokor, 3 mm
RCL (+), RCTL (+)
Lensa jernih
PP = 25 cm (+3D)
VOS 6/12
Normal
pandang
Retina
Palpebra
Konjungtiva
Sklera
Kornea
Pupil
Lensa
Telinga :
Kepaniteraan Ilmu Geriatri Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Tresna Werdha Karya Bhakti, Cibubur
Periode 2 Februari 2015 7 Maret 2015
10
Membran
AD
Normotia
Fistel preaurikuler (-)
Fistel retroaurikuler (-)
Abses mastoiditis (-)
Nyeri tekan tragus (-)
Nyeri tarik aurikuler (-)
Lapang
Serumen (+)
Hiperemis (-)
Sekret (-)
Corpus alienum (-)
Tidak
dilakukan
AS
Normotia
Fistel preaurikuler (-)
Fistel retroaurikuler (-)
Abses mastoiditis (-)
Nyeri tekan tragus (-)
Nyeri tarik aurikuler (-)
Lapang
Serumen (+)
Hiperemis (-)
Sekret (-)
Corpus alienum (-)
Tidak
dilakukan
timpani
Tes
pemeriksaan
6 m (normal)
pemeriksaan
6 m (normal)
Bentuk
Daun
telinga
Liang
telinga
berbisik
Hidung :
tengah,
bentuk
tidak
ada
normal,
septum
deviasi,
nasi
mukosa
simetris,
di
tidak
perioral
tidak
hiperemis,
tonsil
T1-T1
tidak
11
Inferior
Edema
Clubbing
r
-/-/-
-/-/-
finger
Akral dingin
Akral
-/-/-
-/-/-
sianosis
CRT
<
2 <
detik
Kulit
detik
kulit normal, sedikit keriput, warna
V. Status Neurologis
Kesadaran: compos mentis
Fungsi luhur :
baik
Rangsang meningeal
- Brudzinky I
- Brudzinky II
- Brudzinky III
(-)
: (-)
: (-)
: (-)
12
- Brudzinky IV
- Tes Laseque
- Tes Kernig
: (-)
: -/: -/ Peningkatan TIK
(-)
Nn. cranialis
-
N. olfaktorius
: dalam
N. optikus
: dalam
N. occulomotorius
: dalam
V. trochlearis
: dalam
N. trigeminus
: dalam
N. abducens
: dalam
N. fasialis
: dalam
N. vestibuler troklearis
:
N. glosofaringeus
: dalam
N. vagus
: dalam
N. asesorius
: dalam
N. hipoglosus
: dalam
batas normal
batas normal
batas normal
batas normal
batas normal
batas normal
batas normal
dalam batas normal
batas normal
batas normal
batas normal
batas normal
Motorik
- Postur baik, tidak ada gerakan involunter
Kekuatan
Kanan
5555
Kiri
5555
Tonus
Trofi
5555
Normotoni
Eutrofi
5555
Normotoni
Eutrofi
- Refleks fisiologis
Refleks
Refleks
Refleks
Refleks
:
Superior
+/+
+/+
+/+
+/+
bisep
trisep
patella
achilles
- Refleks patologis
Inferior
+/+
+/+
+/+
+/+
: -/ Sensorik
- Tajam
: +/+
13
Tulang belakang
- Inspeksi
- Tes Patrick
- Tes Kontra-Patrick
: normal
: -/: -/ Sistem otonom
baik
baik
Tanda regresi & demensia
(-)
Kesan
: normal
IV. PEMERIKSAAN
STATUS
MENTAL
&
KOGNITIF
- Hasil pemeriksaan Short Portable Mental Status Questioner
(SPMSQ), Mini Mental State Examination (MMSE), Clock
Drawing Test, Geriatric Depression Scale (GDS), Deteksi
Terhadap Depresi, Indeks ADL Barthel, dan Instrumental
Activities Of Daily Living (IADL) terlampir.
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Pria, berpenampilan sesuai dengan usianya, tampak sehat.
Tinggi sekitar 164 cm, kulit cokelat. Sering memakai kaos dan
celana jeans panjang serta sendal jepit. Rambut pendek putih
beruban dan memakai kacamata.
2. Pembicaraan
Opa mengunakan bahasa Indonesia. Dapat berbicara spontan,
lancar, dan jelas. Kecepatan bicara normal, intonasi baik,
artikulasi jelas, volume suara cukup. Opa dapat menjawab
sesuai pertanyaan.
Kepaniteraan Ilmu Geriatri Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Tresna Werdha Karya Bhakti, Cibubur
Periode 2 Februari 2015 7 Maret 2015
14
tidak ada
:
tidak ada
tidak ada
ada
ada
ada
D. Pikiran
1. Arus Pikiran
a. Produktivitas :
baik,
bicara
spontan.
b. Kontinuitas
:
c. Hendaya bahasa
baik.
:
tidak
ditemukan.
2. Bentuk pikiran
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Asosiasi longgar
Ambivalensi :
Flight of ideas :
Inkoherensi
:
Verbigerasi
:
Perseverasi
:
:
tidak
tidak
tidak
tidak
tidak
tidak ada
ada
ada
ada
ada
ada
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Preokupasi
:
Fobia
:
tidak
Obsesi :
tidak
Kompulsi
:
Ideas of reference
Waham :
tidak
tidak ada
ada
ada
tidak ada
:
tidak ada
ada
3. Isi Pikiran
E. Pengendalian Impuls
Kepaniteraan Ilmu Geriatri Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Tresna Werdha Karya Bhakti, Cibubur
Periode 2 Februari 2015 7 Maret 2015
15
tahun
dengan
tepat.
Opa
juga
dirinya
16
G. Daya Nilai
1. Daya nilai sosial
:
baik
2. Discriminative insight
:
baik
3. Discriminative judgement :
baik
H. Tilikan
Derajat 6. Tilikan emosional sejati.
Menyadari bahwa dirinya sakit, membutuhkan pengobatan, dan
menerapkannya.
I. Reabilitas
Opa secara umum dapat dipercaya.
Kesan
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Hasil pemeriksaan International Prostate Scoring System
(IPSS) terlampir
B. Pemeriksaan Laboratorium (01/03/2012)
JENIS PEMERIKSAAN
HEMATOLOGI
Hemoglobin
Hematokrit
Eritrosit
Lekosit
Trombosit
MCV
MCH
MCHC
KIMIA DARAH
FUNGSI HATI
HASI
L
13.9
42
4,5
8.800
26100
0
95,5
34,3
36
SATUAN
NORMAL
DEWASA
g/dl
%
jt/l
l
13.2-17.3
40-52
4.4-5.9
3800-10600
150000-440000
Fl
Pg
g/dl
80-100
26-34
32-36
17
SGPT
SGOT
DIABETES
Glukosa darah puasa
Glukosa darah 2 jam PP
10
17
U/l
U/l
0-50
0-50
118
201
mg/dl
mg/dl
70-125
<140
LEMAK
Kolesterol Total
213
mg/dl
Trigliserida
139
mg/dl
Kolesterol HDL
60
mg/dl
Kolesterol LDL
122
mg/dl
FUNGSI GINJAL
Ureum
38
mg/dl
Kreatinin Darah
1.3
mg/dl
Asam Urat
3,6
mg/dl
C. Pemeriksaan Laboratorium (14/09/2012)
JENIS PEMERIKSAAN
HEMATOLOGI
Hemoglobin
Hematokrit
Eritrosit
Lekosit
Trombosit
MCV
MCH
MCHC
KIMIA DARAH
FUNGSI HATI
SGPT
SGOT
DIABETES
Glukosa darah puasa
Glukosa darah 2 jam PP
HASI
L
<200
40-155
30-63
<130
20-40
0.17-1.5
2-7
SATUAN
NORMAL
DEWASA
12.8
38
5.0
7080
32400
0
98
33
32
g/dl
%
jt/l
l
13.2-17.3
40-52
4.4-5.9
3800-10600
150000-440000
Fl
Pg
g/dl
80-100
26-34
32-36
18
17
U/l
U/l
0-50
0-50
89
108
mg/dl
mg/dl
70-125
<140
212
157
36
145
mg/dl
mg/dl
mg/dl
mg/dl
<200
40-155
30-63
<130
28.6
1.6
7.7
mg/dl
mg/dl
mg/dl
20-40
0.17-1.5
2-7
LEMAK
Kolesterol Total
Trigliserida
Kolesterol HDL
Kolesterol LDL
FUNGSI GINJAL
Ureum
Kreatinin Darah
Asam Urat
18
D. Pemeriksaan Radiologi
1. Thorax PA(12/12/2011)
- Cor slight cardiomegal dengan CTR 53%. Elongatio aorta
- Hilus dan mediatinum tidak melebar
- Tidak tampak kesuraman pada perihiler/paracardial D et
paracardial
- Tak tampak gambaran edema
- Tak tampak gambaran efusi atau pneumotoraks
- Sinus dan diafragma dalam batas normal
Kesan:Cor slight cardiomegali
Elongatio aorta.
1
2
PERTANYAAN
Tanggal berapa hari ini?
Hari apa sekarang?
JAWABAN
Benar
Benar
19
3
4
5
6
7
8
9
10
Benar
Benar
Benar
Benar
Benar
Benar
Benar
Benar
INTERPRETASI HASIL
Salah
Salah
Salah
Salah
0-3
4-5
6-8
9-10
:
:
:
:
Nila Nila
i
i
Max
ORIENTASI
Sekarang (tahun), (musim), (bulan), (tanggal), (hari) 5
apa?
Kita berada di mana? (negara), (provinsi), (kota), (rumah
5
sakit), (lantai/ kamar) ?
REGISTRASI
3
Sebutkan 3 buah nama benda (meja, kursi, pintu) tiap
benda 1 detik, pasien disuruh mengulangi ketiga nama
5
5
3
20
4.
5.
6.
7.
8.
9.
1
0.
1
1.
JUMLAH
30
30
NILAI MMSE
24-30
: normal
17-23 :
0-16 :
KESIMPULAN : normal
21
PERTANYAAN
Ya
Apakah anda puas dengan kehidupan anda?
baru?
Apakah anda mempunyai banyak masalah dengan
Tidak
1
1
orang?
Apakah anda pikir bahwa hidup anda sekarang ini
menyenangkan?
Apakah anda merasa tidak berharga seperti
2
1
3
1
4
1
ada harapan?
Apakah anda
berpikir
orang
lain
lebih
baik
22
ap
saat
ng
perna
h
terakhir
ini
anda
terakhir
ini
anda
terakhir
ini
anda
merasa sedih?
Seberapa sering dalam 1
bulan
Tidak
Jaran
Kada
Serin
terakhir
ini
anda
merasa bahagia?
Seberapa sering dalam 1
bulan
terakhir
ini
anda
anda?
Seberapa sering dalam 1
bulan
merasa
terakhir
ini
anda
hidup
ini
tidak
berarti lagi?
Jawaban seperti setiap saat atau sering mengindikasikan
kecurigaan adanya depresi (kecuali untuk pertanyaan B dan D)
KESIMPULAN
: tidak depresi
23
ACTIVITIES
OF
DAILY
LIVING
(INDEKS
ADL
BARTHEL)
FUNGSI
NILA
I
Mengontrol BAB
0
1
2
Mengontrol BAK
0
1
2
Membersihkan diri (lap
0
muka, sisir
rambut,
1
sikat gigi)
Toileting
0
1
2
Makan
0
1
2
0
1
2
3
0
1
2
3
Berpakaian
0
1
2
0
1
2
0
1
20
20
KETERANGAN
Inkontinensia
Kadang2 inkontinensia
Kontinen teratur
Inkontinensia
Kadang2 inkontinensia
Kontinen teratur
Butuh pertolongan orang lain
Mandiri
Tergantung pertolongan orang lain
Perlu
pertolongan
pada
beberapa
aktivitas tetapi dapat mengerjakan
sendiri beberapa aktivitas
Mandiri
Tidak mampu
Perlu seseorang menolong memotong
makanan
Mandiri
Tidak mampu
Perlu banyak bantuan untuk bisa duduk
(2 orang)
Bantuan minimal 1 orang
Mandiri
Tidak mampu
Bisa berjalan dengan kursi roda
Berjalan dengan bantuan orang lain
atau walker
Mandiri
Tergantung orang lain
Sebagian dibantu
Mandiri
Tidak mampu
Butuh pertolongan
Mandiri (naik turun)
Tergantung orang lain
Mandiri
Mandiri
: mandiri
24
12-19
9-11
5-8
0-4
: ketergantungan
: ketergantungan
: ketergantungan
: ketergantungan
ringan
sedang
berat
total
KESIMPULAN : Mandiri
INSTRUMENTAL
(IADL)
FUNGSI
Menggunakan
telepon
NILAI
0
1
2
Berbelanja
0
1
2
Menyiapkan
makanan
0
1
Mengurus
rumah
2
0
1
Mencuci
pakaian
2
0
1
2
Mengadakan
transportasi
0
1
2
Tanggung
jawab
pengobatan
0
1
2
ACTIVITIES
OF
DAILY
LIVING
KETERANGAN
Tidak mampu(termasuk yang tidak atau
memiliki telepon)
Sebagian dibantu (mampu menjawab telepon,
tetapi tidak dapat mengoperasikannya)
Mampu mengoperasikan telepon
Tidak mampu
Mampu berbelanja sendiri untuk sejumlah
kemampuan terbatas ( 3 buah), selebihnya
perlu bantuan orang lain
Mandiri
Tidak mampu
Mampu menyiapkan makanan bila telah
disediakan
bahan-bahannya
atau
menghangatkan makanan yang telah dimasak.
Mandiri
Tidak mampu
Mampu mengerjakan tugas harian yang ringan
dengan hasil kurang rapi atau tidak bersih
Mandiri
Tidak mampu
Mampu mencuci atau menyetrika pakaian yang
ringan, lainnya perlu bantuan orang lain
Mandiri (termasuk menggunakan mesin
cuci)
Tidak mampu berpergian dengan sarana
transportasi apapun
Berpergian dengan transportasi umum
atau taksi atau mobil
Mampu mengatur perjalananya dengan sarana
transportasi umum atau menyetir sendiri
Butuh
perolongan
orang
lain
untuk
mengkonsumsi obat- obatan
Mampu, bila obat obatnya sudah dipersiapkan
sebelumnya
Mandiri
25
Mengatur
keuangan
0
1
Tidak mampu
Mampu mengatur belanja harian, tapi butuh
pertolongan
dalam
urusan
bank
atau
pembelian jumlah besar
Mampu mengatur masalah keuangan
(anggaran rumah tangga, membayar
sewa, kwitansi, urusan bank) atau
memantau penghasilan.
Total nilai
15
KESIMPULAN : ketergantungan
ringan
dalam
penggunaan
transportasi
bulan Tidak
terakhir
<1
<50
50
>50
Hamp
pern
dala
ir
ah
m 5x
Skor
selalu
masih
ada
sulit
kencing?
Seberapa
sering
pancaran
kencing
anda lemah?
Seberapa sering anda
harus mengejan untuk
mulai kencing?
Seberapa sering anda
harus bangun malam
hari
untuk
kencing?
Seandainya
bangun
anda Senan
Sena
Pua
Pua
Tida
Tidak
Buru
26
harus
menghabiskan g
sisa
hidup
ng
anda sekali
bahagi k
dan
puas
tida
k
4
perasaan anda?
NILAI:
0-7 :
8-19 :
20-35 :
KESIMPULAN
seka
li
gejala ringan
gejala sedang
gejala berat
VI. RESUME
Telah diperiksa seorang laki-laki berusia 73 tahun, beragama Katholik,
suku
Betawi,
sudah
menikah,
pendidikan
terakhir
Akademi
obat
batuk
apapun
dan
lebih
memilih
untuk
27
juga
memiliki
keluhan
dalam
berkemih.
Opa
terkadang
misalnya
membaca
koran,
terlihat
buram.
Jika
tidak
menggunakan kacamata, tulisan yang dibaca oleh opa lebih jelas jika
opa memakai kaca pembesar atau menjauhkan jarak bacanya.
Apabila tulisannya besar, opa bisa membaca walaupun dari jarak
dekat. Jika sudah memakai kacamata opa dapat membaca hingga
berjam-jam lamanya. Opa memakai kacamata dengan lensa bifokus
(+3)
kiri
dan
kanan.
Opa
masih
dapat
beraktivitas
dengan
28
kemudian membaik.
Opa mengatakan pernah menjalani operasi pengangkatan
Pemeriksaan Fisik
Tanda Vital
- Tekanan darah
:
150/80 mmHg
- Nadi
: 80x, regular, isi cukup.
- Pernapasan : 18x/menit, reguler, abdomino-thoraco
Status Gizi
: IMT = 22,3 (normoweight)
Status Internus
- Mata: arcus senilis +/+, VOD = 6/12 VOS = 6/12
- Jantung : batas kiri di ICS VI linea midclavicula sinistra, 2 cm ke
arah lateral
Status NeurologisNormal
Status Mental
Penampilan sesuai dengan usianya, pembicaraan baik, tidak ada
gerakan psikomotor tidak bertujuan, mood eutimik dan afek luas.
Tidak ada gangguan persepsi. Arus, bentuk, dan isi pikiran tidak ada
gangguan. Fungsi intelektual dan kognitif masih baik. Tilikan 6
terhadap penyakitnya.
29
Skor 15
ketergantungan
ringan
dalam
penggunaan transportasi
International Prostate Scoring System (IPPS)
Skor 6: gejala ringan dengan nilai QoL = 3
Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan laboratorium terakhir (14/09/2012) menunjukkan
peningkatan kolesterol total, trigliserida, dan kolesterol LDL.
- Ronsen thorax PA (12/12/11) kesan: cor slightly cardiomegali dan
elongasi aorta.
VIII. DIAGNOSIS
A. Diagnosis utama
- Diagnosis klinis
ISPA (Infeksi Saluran Nafas Atas)
B. Diagnosis tambahan
- Hipertensi Grade I Terkontrol
- Polakisuria e.c suspect BPH (Benign Prostate Hyperplasia)
DD/ Ca prostate
- Penglihatan kabur e.c Presbiopia ODS
30
Spesifik Antigen)
USG abdomen bawah.
Rujuk ke Sp. U, Sp. Rad, Sp. JP
X. RENCANA PENGELOLAAN
A. ISPA
Terapi Non-Farmakologis
Edukasi : jaga stamina tubuh agar tetap fit, banyak minum
air hangat, hindari makanan pedas dan berminyak, pakai
masker untuk mencegah penularan, pelihara lingkungan
dietary Association)
14gr/1000 kalori (Department of Health and Human
Service, USA)
- Obat harus rutin diminum
- Berhenti merokok, minum kopi dan alkohol
31
XI. PROGNOSA
A. ISPA (Infeksi Saluran Nafas Atas)
Ad vitam
: bonam
Ad functionam
: bonam
Ad sanationam
: dubia ad bonam
B. Hipertensi grade I terkontrol
Ad vitam
: dubia
Ad functionam :
dubia
Ad sanationam :
malam
: dubia
32
Ad functionam :
dubia
Ad sanationam :
malam
: bonam
Ad functionam :
dubia ad malam
Ad sanationam :
malam
33
HIPERTENSI
Tekanan darah sistolik meningkat sesuai dengan peningkatan usia,
kekakuan arteri akan tetapi tekanan darah diastolik meningkat seiring
dengan tekanan darah sistolik sampai sekitar usia 55 tahun, setelah itu
menurun
oleh
karena
terjadinya
kekakuan
arteri
akibat
proses
34
Klasifikasi
35
Faktor Resiko
Laki-laki
Umur (laki-laki >55 th, perempuan >65th)
Merokok
Dislipidemia
Kolesterol total >190 mg/dl, dan atau
Kolesterol LDL >115 mg/dl, dan atau
Kolesterol HDL: lai-laki < 40 mg/dl; perempuan <46 mg/dl
Trigliserida >150 mg/dl
KV
dini
laki-laki
(laki-laki
usia
>90
<55
cm,
th,
36
mengandung
buah-buahan,
sayuran,
serta
produk
37
Rekomendasi
Menurunkan BB
IMT
normal
Perkiraan penurunan
(18,5- 5-20
22,9)
penurunan BB
mmHg/10kg
sayuran,
rendah
8-14 mmHg
makanan
lemak,
dan
saturasi
rendah
2.4 gr natrium/ 6 gr 2-8 mmHg
Olah raga
garam
Aerobik fisik teratur 4-9 mmHg
spt jalan cepat (min
30 menit per hari
dalam seminggu)
2. Medikamentosa
38
Diuretik-Thiazide
Tabel
81-3
meringkas
keuntungan
dan
kerugian
untuk
masing-
pilihanagen
39
diuretik
Nonthiazide
telah
diteliti
kurang
baik.
dengan
diuretik
hemat
kalium
(misalnya,
amilorid
atau
receptor
blockers
(Spironolactone
atau
eplerenone)
40
efek
farmakokinetik
obat
ini
berkaitan
dengan
41
Lowering
Treatment
to
Prevent
Heart
Attack
Trial(ALLHAT)
ditemukan memiliki risiko dua kali lipat lebih tinggi dirawat di rumah
sakit untuk CHF pada studi penelitian. Berdasarkan pengamatan ini,
terapi
antagonis
alpha1-reseptor
harus
dipertimbangkan
untuk
hipertrofi
prostat
jinak,
atau
kombinasi
dengan
agen
antihipertensi lain.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sudoyo, Aru W. dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III Edisi
V.Jakarta: Interna Publishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam.
2. Perhimpunan
Dokter
hipertensi
Indonesia.
Konsensus
Penatalaksanaan Hipertensi 2014. Jakarta 2014.
42
BENIGN
PROSTATE
HYPERTROPHY
(BPH)
I.
DEFINISI
43
mengandung
banyak
jaringan
kelenjar,
tetapi
tidak
(lobus
posterior)
yang
merupakan
bagian
tersering
anterior
kurang
mengalami
hiperplasi
karena
sedikit
II.
EPIDEMIOLOGI
Hipertrofi prostat merupakan penyakit pada pria tua dan
jarang ditemukan sebelum usia 40 tahun. Prostat normal pada pria
mengalami peningkatan ukuran yang lambat dari lahir sampai
pubertas, waktu itu ada peningkatan cepat dalam ukuran, yang
kontinyu sampai usia akhir 30-an. Pertengahan dasawarsa ke-5,
prostat bisa mengalami perubahan hiperplasi.
Prevalensi yang pasti di Indonesia belum diketahui tetapi
berdasarkan kepustakaan luar negeri diperkirakan semenjak umur
50 tahun 20-30% penderita akan memerlukan pengobatan untuk
prostat hipertrofi. Yang jelas prevalensi sangat tergantung pada
golongan
umur.
Sebenarnya
perubahan-perubahan
kearah
perubahan-perubahan
mikroskopoik
yang
kemudian
44
mikroskopik
ini
terus
berkembang
akan
terjadi
(SHBG),
dihidrotestoteron
reduktase
dan
yang
2%
sisanya
diubah
bebas.
dengan
Testoteron
bantuan
bebas,
enzim
5-
usia
akan
terjadi
perubahan
45
menghambat
kematian
sel
ketika
diberikan
dengan
reseptor
sitoplasma
menjadi
hormone
46
6. Teori Reawakening
Mc Neal tahun 1978 menulis bahwa lesi pertama bukan
pembesaran stroma pada kelenjar periuretral (zone transisi)
melainkan suatu mekanisme glandular budding kemudian
bercabang yang menyebabkan timbulnya alveoli pada zona
preprostatik. Persamaan epiteleal budding dan glandular
morphogenesis
yang
terjadi
pada
embrio
dengan
penambahan
volume
prostat
dan
penekananuretra
teraktivasi
maka
terjadi
kontraksi
otot
polos
dan
bentuk
scoring,
yang
sering
dipakai
adalah
scoring
berkemih
ketika
akan
berkemih (urgency)
- Bekemih malam hari > 1x
(nokturia)
Gejala obstruktif
- Pancaran lemah
- Tidak puas setelah berkemih
- Menunggu
lama
untuk
berkemih (hesitancy)
- Mengedan (straining)
- Urin keluar tanpa dapat
dikontrol akibat volume urin
47
- Sulit
menahan
kencing
melebihi
kapasitas
urinaria
(urge incontinence)
vesica
(overflow
incontinence)
Tabel 1. Gejala iritatif dan obstruktif
Gejala iritatif
- Instabilitas detrusor
- Karsinoma in situ buli
- Infeksi saluran kemih
- Prostatitis
- Batu ureter distal
- Batu buli
Gejala obstruktif
- Striktur uretra
- Kontraktur leher vesika
- Batu buli
- Karsinoma prostat
- Kelemahan detrusor
Tidak
sama
sekali
< 1x
< 50%
50%
>50%
Hampir
selalu
48
Senan
g
Puas
Puas
&
tidak
4
Tidak
puas
5
Tidak
bahag
ia
6
Buruk
sekali
7
V.
DIAGNOSIS
1. Anamnesis & Pemeriksaan Fisik
Dalam mendiganosis BPH perlu dilakukan anamnesia dan
pemeriksaan fisik yang teliti. Pada anamnesis, keluhan utama
serta
munculnya
gejala
iritatif
dan
obstruktif
penting
49
keganasan
dengan
memperlihatkan
adanya
50
prostat,
namun
kelompok
usia
BPH
beresiko
lain
yang
memilki
kemiripan
dengan
BPH
VI. PENATALAKSANAAN
Terapi intervensi
Observasi Medikamentosa
Pembedahan
- Watchful - -blocker
- Protektomi
waiting - Inhibitor
terbuka
- Endoneurologi:
reduktase-5
- Kombinasi
- - TURP
blocker
+ - TUIP
- TULIP
inhibitor
- Elektropovarisas
reduktase-5
i
- -blocker
+
antimuscarinic
- Fitoterapi
Table 4. Pilihan Terapi pada BPH
Minimal
invasive
- TUMT
- HIFU
- Stent uretra
- TUNA
51
adrenergic-
dalam
resistensi
tonus
leher
buli-buli
dan
uretra
menimbulkan
keluhan
pusing,
lelah,
sumbatan
hidung, serta rasa lemah terutama pada golongan nonselektif. Preparat super spesifik, seperti tamsulosin yang
hanya bekerja pada reseptor adrenergic- 1a, kini banyak
digunakan karena tidak membutuhkan titrasi, aman, dan
efektif hingga pemberian 6 tahun, serta efek samping
sistemik yang muncul lebih jarang dibandingkan -blocker
non-spesifik. Namun, tamsulosin memiliki efek samping
ejakulasi retrograde yang dilaporkan terjadi pada 4,5-10%
pasien.
Kepaniteraan Ilmu Geriatri Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Tresna Werdha Karya Bhakti, Cibubur
Periode 2 Februari 2015 7 Maret 2015
52
b. Inhibitor Reduktase-5
Obat ini menghambat kerja enzim 5 reduktase di dalm selsel prostat sehingga testoteron tidak dibuah menjadi DHT.
Akibatnya, konsentrasi DHT di prostat menurun dan tidak
terjadi sintesis protein serta terjadi atrofi epitel sehingga
volume prostat berkurang. Obat-obatan golongan 5-ARI,
seperti
finasteridedan
dutasteride,
dapat
menurunkan
menahan
laju
pembesaran
prostat,
mencegah
terus-menerus.
Finasteride
terutama
dipilih
bila
bila
dibandingkan
dengan
golongan
antagonis
dan
Inhibitor
Reduktase 5-
Sebuah studi yang dilakukan McConnel, dkk memperlihatkan
efektivitas terapi kombinasi antagonis adrenergik- dan
inhibitor reduktase 5-. Kombinasi ini secara signifikan dapat
mengurangi
resiko
progresivitas
BPH
secara
klinis
53
mengandung
bahan
dari
tumbuhan
seperti
3. Intervensi Bedah
a. Open simple prostatectomy
Jika prostat terlalu besar untuk
dikeluarkan
dengan
yang
berakibat
hipervolemi,
hiponatremi
karena
sindrom
TUR
adalah
mual,
muntah,
konfusi,
54
minimal,
jarang
terjadi
sindroma
TUR,
dapat
pemeriksaan
patologi,
pemasangan
kateter
resektoskop.
menyebabkan
penguapan
menghasilkan
cekungan
Arus
tegangan
tinggi
jaringan
karena
panas,
pada
uretra
pars
prostatika.
gelombang
ultarasonik
atau
gelombang
radio
probe
55
56
DAFTAR PUSTAKA
Farmakologis
Pada
Benign
Prostatic
57
KANKER PROSTAT
I.
KANKER PROSTAT
Kanker prostat adalah keganasan pada prostat yang diderita
pria berusia lanjut dengan kejadian puncak pada usai 65-75 tahun.
Penyebab kanker prostat tidak diketahui secara tepat, meskipun
beberapa penelitian telah menunjukkan adanya hubungan antara
diet tinggi lemak dan peningkatan kadar hormon testosteron. Pada
bagian lain, Rindiastuti (2007) menyimpulkan bahwa usia lanjut
mengalami penurunan beberapa unsur esensial tubuh seperti
kalsium dan vitamin D. Penurunan kandungan kalsium tubuh
mengakibatkan
osteoporosis,
pada
berbagai
penyakit,
diantaranya
adalah
sehingga
usia
untuk
lanjut
mengkonsumsi
adenokarsinoma.
jari
(Digital
Rectal
Examination).
Nodul- nodul
ini
II.
58
kanker
prostat,
bila dibandingkan
dengan
8%
itu,
juga
penderita prostat,
DHT
pada
59
5. Pola makan
Pola makan diduga memiliki pengaruh dalam perkembangan
berbagai jenis kanker atau keganasan. Pengaruh makanan
dalam terjadinya kanker prostat belum dapat dijelaskan secara
rinci karena adanya perbedaan konsumsi makanan pada rasa
atau suku yang berbeda, bangsa, tempat tinggal, status
ekonomi dan lain sebagainya.
III.
serta
rasa
nyeri
saat
berkemih.
Pada
tahap
lanjut
IV.
saat
pemeriksaan
dapat dilakukan
colok
dubur
atas
yang
kecurigaan
abnormal
atau
60
ultrasoundscanning (TRUSS).
pada saat colok dubur yang terbukti suatu kanker prostat. Nilai
prediksi colok dubur untuk mendeteksi
pada
colok
dubur
maka
hampir
semua
kasus
rutin
pemeriksaan
rektum
prostat
yang
dengan
di
jari
perlukan
atau
digital
adalah
rectal
25
kasus
yang
mengarah
ke
kanker
prostat
(Moul,J.W.,etal,2005).
b. PemeriksaankadarProstatSpesifikAntigen
Prostat Spesifik Antigen (PSA) adalah enzim proteolitik yang
dihasilkan oleh epitel prostat dan dikeluarkan bersamaan
dengan cairan semen dalam jumlah yang banyak. Prostat
Spesifik Antigen memiliki nilai normal 4 ng/ml. Pemeriksaan
PSA sangat baik digunakan bersamaan dengan pemeriksaan
DRE dan TRUSS dengan biopsy. Peningkatan kadar PSA bisa
terjadi pada keadaan Benign Prostate Hyperplasya (BPH),
infeksi saluran kemih dan kanker prostat sehingga dilakukan
penyempurnaan dalam interpretasi nilai PSA yaitu PSA velocity
atau perubahan laju nilai PSA, densitas PSA dan nilai ratarata
PSA, yang nilainya bergantung kepada umur penderita
Tabel 1. Rata-rata nilai normal Prostat Spesifik Antigen
menurut umur
Umur(tahun)
4049
0.02.5
61
5059
0.03.5
6069
0.045
7079
0.06.5
biopsi
prostat
menggunakan
panduan
biopsi
prostat
dilakukan
apabila
ditemukan
pemeriksaan
DRE
atau
kombinasi
keduanya
yaitu
Pada pemeriksaan
mikroskopis
ini
sebagian
diferensiasi
berbedabeda.
70%
adenokarsinoma
62
Ultrasound
Scanning
(TRUSS)
adalah
panduan
klinisi
untuk
namun
Based
Guideline
Transrectal
Ultrasound
63
pencitraan
ini
cukup
memakan
biaya
dan
64
IV.
osteoblastik
(membentuk
tulang).
gambaran
yang
diberikan
mikroskopik
yang
paling
jarang
skor
dalam kategori
65
Gambaran mikroskopi
Kelenjar kecil dan uniform, menyatu dekat
dengan sedikit stroma
Cribiform pattern
Tidak
ada
kelenjar
terbentuk
atau
penampakan lumen
Sedangkan Staging TNM digunakan untuk melihat hasil dari
DRE dan TRUS bukan dari hasil biopsy.
Tabel 3. Luas Tumor Primer (T)
Klasifikasi TNM
Temuan anatomi
T1
T1a
5%
jaringan
yang
direseksi
untuk
BPH
T1c
T2
T2a
T2b
T2c
T3
T3a
Unilateral
T3b
Bilateral
T3c
66
T4
T4a
sfingtereksternal
T4b
Klasifikasi TNM
Temuan anatomi
N0
N1
N2
N3
Temuananatomik
M0
M1
M1a
M1b
Metastasis ke tulang
M1c
VI.
yaitu faktor
67
prostat. Faktor klinis ini sangat penting karena akan menjadi acuan
untuk mengidentifikasi karakteristik kanker sebelum dilakukan
pengobatan yang sesuai. Sedangkan faktor patologis adalah faktor
faktor
yang
memerlukan
pemeriksaan,
pengangkatan
dan
kanker
prostat
tersebut
terlokalisasi,
penyakit
terlokalisasi langkah
pertama yang
atau
memantau
kurun
waktu 10
tetapi
tetap
dilakukan
monitoring.
Menurut
Dr.
68
prostatektomi
adalah
prosedur
bedah
standar
yang
VII.
BIOPSI PROSTAT
Di seluruh dunia, biopsi jarum prostat dengan panduan ultrasound
sudah banyak dipakai oleh urologis dan sitopatologis. Setiap pasien
biasa diambil sebanyak 12-18 biopsi jaringan. Biopsi jarum halus
lebih murah, lebih dan lebih ekonomis dibandingkan dengan
metode yang lain. Biopsi jarum halus lebih sensitive, spesifik, dan
dipercaya sebagai modalitas utama.
Sebelum biopsy pasien biasa dianastesi lokal. Kemudian dengan
panduan biopsy digunakan ultrasound. Biopsy diambil dari daerah
posterior dan lateral zona perifer. Pada volume prostat 30-40ml
diperlukan paling sedikit 8 sediaan (bisa sampai 12 sediaan). Pada
prostat >50ml dapat diambil sampai 18 sediaan. Biopsy tambahan
dapat diambil jika ditemukan kelainan pada DRE atau TRUS. Biopsy
pada zona transisi memiliki nilai diagnostic yang lebih rendah.
69
VIII.
PET-SCAN
Penggunaan PET Scan tidak digunakan untuk diagnosis awal PET.
Biasa digunakan untuk menentukan kanker prostat dengan hasil
biopsy negative. Staging kelenjar limfe pelvis kanker prostat
preoperative sulit dilakukan. Pasien dengan kelainan histopatologi
dapat dilakukan pemeriksan C-choline PET dengan spesifisitas 96%
dan sensitivitas 93%.
Sel-sel kanker memiliki tingkat metabolisme yang lebih tinggi
dari sel-sel lain. Salah satu karakteristik adalah bahwa sel-sel kanker
memerlukan tingkat yang lebih tinggi glukosa untuk energi. Ini
adalah langkah-langkah proses biologis PET. Positron emisi tomografi
(PET) membangun sistem pencitraan medis gambar 3D dengan
mendeteksi gamma sinar radioaktif yang dikeluarkan saat glukosa
(bahan radioaktif) tertentu disuntikkan ke pasien. Setelah dicerna,
gula tersebut diolah diserap oleh jaringan dengan tingkat aktivitas
yang lebih tinggi / metabolisme (misalnya, tumor aktif) daripada
bagian tubuh.
PET-scan dimulai dengan memberikan suntikan FDG (suatu
radionuklida glukosa-based) dari jarum suntik ke pasien. Sebagai
FDG perjalanan melalui tubuh pasien itu memancarkan radiasi
gamma yang terdeteksi oleh kamera gamma, dari mana aktivitas
70
kimia dalam sel dan organ dapat dilihat. Setiap aktivitas kimia
abnormal mungkin merupakan tanda bahwa tumor yang hadir.
Sinar
Gamma
yang
dihasilkan
ketika
sebuah
positron
DAFTAR PUSTAKA
biopsy
of
the
prostate
gland. Diagnostic
71
derivates.
In Urologic
Oncology:
Seminars
and
Original
PRESBIOPI
Gangguan akomodasi pada usia lanjut dapat terjadi akibat :
72
Akibat gangguan akomodasi ini maka pada pasien berusia lebih dari 40
tahun, akan memberikan keluhan setelah membaca yaitu berupa mata
lelah, berair dan sering terassa pedas.
Pada pasien presbiopia kacamata atau adisi diperlukan untuk membaca
dekat yang berkekuatan tertentu, biasanya :
Karena jarak baca biasanya 33 cm, maka adisi + 3.0 dioptri adalah lensa
positif terkuat yang dapat diberikan pada seseorang. Pada keadaan ini
mata tidak melakukan akomodasi bila membaca pada jarak 33 cm,
karena benda yang dibaca terletak pada titik api lensa + 3.00 dioptri
sehingga sinar yang keluar akan sejajar.
Pemeriksaan adisi untuk membaca perlu disesuaikan dengan kebutuhan
jarak kerja pasien pada waktu membaca. Pemeriksaan sangat subjektif
sehingga angka-angka di atas tidak merupakan angka yang tetap.
DAFTAR PUSTAKA
1.
73