PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Sumber energi utama yang digunakan di berbagai negara adalah minyak
Biodiesel merupakan sumber energi alternatif yang diperoleh dari minyak nabati,
seperti minyak sawit, minyak jagung, minyak jatropa, dan minyak hewani sebagai
pengganti minyak fosil. Kriteria bahan baku yang dibutuhkan untuk pembuatan
biodiesel diantaranya adalah mudah tumbuh, mudah dikembangkan secara luas,
dan mengandung minyak nabati yang cukup besar (Purwaningrum, 2011).
Kebutuhan biodiesel Indonesia terus meningkat tiap tahunnya.
Peningkatan kebutuhan biodiesel Indonesia tiap tahun dan proyeksi kebutuhan
biodiesel indonesia hingga tahun 2014 dapat dilihat pada tabel berikut :
Kebutuhan biodiesel
(juta kiloliter)
2005
0
2006
0,22
2007
0,88
2008
1,06
2009
1,25
2010
1,44
2011
1,63
2012
1,82
2013
2,01
2014
2,20
(Handbook Of Energy and Economic Statistis Of Indonesia, ESDM, 2007)
Berikut ini adalah tabel produksi, impor, ekspor dan konsumsi biodiesel di
Indonesia :
Tabel 1.2 Produksi Biodiesel di Indonesia (Dalam Juta Liter)
2006
2007
2008
2009
Produksi 24
35
110
350
(USDA Foreign Agricultural Service, 2010)
2010
400
2011
400
40-50% minyak nabati yang sangat potensial untuk dikembangkan menjadi bahan
baku pembuatan biodiesel (Santoso, dkk., 2013).
Tabel 1.3 Luas Areal dan Produksi Tanaman Karet Indonesia, 2008-2012
Tahun
Luas Tanaman
Produksi Tanaman
Karet (Ha)
Karet (Ton)
2008
3.424.217
2.751.286
2009
3.435.270
2.440.347
2010
3.445.415
2.734.854
2011
3.456.128
2.990.184
2012
3.484.073
3.040.376
(Kementerian Pertanian, 2013)
Tabel 1.4 Ekspor dan Impor Karet Indonesia, 2008-2012
Tahun
Ekspor Karet
(ton)
2008
2.283.200
2009
1.991.500
2010
2.351.900
2011
2.556.200
2012
2.444.300
(Badan Pusat Statistik, 2013)
Impor Karet
(ton)
12.600
12.700
17.100
15.900
26.900
Biji karet sampai saat ini belum dimanfaatkan dengan baik, umumnya
masih dibuang di setiap perkebunan. Biji karet berpotensi dijadikan biodiesel
melihat luasnya perkebunan karet dan jumlah biji karet di perkebunan biji karet
mencapai 1 kg/m2 serta kandungan minyak yang terdapat pada biji karet yang
mencapai 45,63% (Syahrir, 2011).
Tingginya potensi biji karet sebagai sumber minyak nabati ditunjukkan
dengan data bahwa satu hektar tanaman karet (populasi sekitar 500 pohon), umur
lebih dari 10 tahun, dapat menghasilkan lebih dari 5 ton biji. Jika kadar lemak biji
karet sebesar 32%, maka dapat dihasilkan sekitar 1,5 ton minyak per hektar.
Minyak biji karet yang dihasilkan kemudian diproses menjadi biodiesel
(Soemargono dan Mulyadi, 2001). Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan
Pusat Statistik tahun 2013, Sumatera Utara merupakan areal perkebunan karet
terluas kedua setelah Sumatera Selatan dengan luas areal 481.800 Hektar. Dengan
demikian, Sumatera Utara sebagai daerah penghasil karet yang cukup besar,
memungkinkan untuk dijadikan lokasi pengembangan pabrik biodiesel.
dari
perancangan
pabrik
biodiesel
ini
adalah
untuk
Manfaat atau kontribusi yang dapat diberikan oleh Pra Rancangan Pabrik
Pembuatan Biodiesel dari Biji Karet adalah sebagai berikut:
1. Manfaat bagi pemerintah
a. Untuk memenuhi kebutuhan energy alternatif di Indonesia
b. Menambah pendapatan bagi daerah/Negara, misalnya dari pajak,
ekspor, bea cukai dan lain sebagainya
2. Manfaat bagi Perguruan Tinggi
a. Sebagai bahan acuan untuk penelitian-penelitian dan perancangan
selanjutnya tentang proses pembuatan biodiesel
b. Sebagai aplikasi bagi mahasiswa dari teori-teori yang didapat
dalam perkuliahan
3. Manfaat bagi masyarakat
a. Meningkatkan kesempatan kerja, yang berartienurunkan jumlah
pengangguran di Indonesia
b. Membuka pemikiran masyarakat terhadap perkembangan sains dan
teknologi