Anda di halaman 1dari 9

PERJANJIAN SEWA MENYEWA

Pada hari ini, Rabu, tanggal 23 Februari 2011, dibuat perjanjian antara :
I.

1. Nona ANANDA BUDIMAN, lahir tanggal 6 Juni 1990, WNI, mahasiswa,


bertempat tinngal di Salatiga (Jalan Hasanudin Nomor 50)
2. Tuan CHANDRANAYA BUDIMAN, WNI, pengusaha, bertempat tinggal di
Salatiga (Jalan Diponegoro Nomor 44)
- dalam hal ini bertindak berdasarkan Penetapan Pengadilan Negeri Salatiga
No. 8/Pen.Pdt.P/2002/PN.Sal, tanggal 9 September 2002, selaku walu
untukdan karena itu telah mengangkat sumpah di muka Pengadilan Negeri
Salatiga pada tanggal 11 September 2002, dan demikian itu untukdan atas
nama serta sah mewakili anak laki-laki belum dewasa, yaitu :
Tuan BAGUS BUDIMAN, lahir tanggal 17 Juli 1993, WNI,
mahasiswa, bertempat tinggal di Jakarta (Jalan Kelapa Hijau VIII F
5, Kelurahan Kelapa Gading Timur, Kecamatan Kelapa Gading,
Jakarta Utara)
- selanjutnya disebut Yang Menyewakan, atau Pihak Pertama, dan :

II.

1. Tuan Doktorandus ERASMUS, WNI, pengusaha, bertempat tinggal di


Surakarta (Jalan Margoyudan Nomor 38)
2. Nona FADILAH, Sarjana Farmasi, WNI, pengusaha, bertempat tinggal di
Surakarta (Jalan Margoyudan Nomor 38)
- dalam hal ini bertindak dalam jabatannya selaku Direktur Utama dan
Direktur dari perseroan yang akan disebut, dan karena itu sesuai dengan
Pasal 5 ayat (1) dan (2) perjanjian dasarnya, yang dimuat dalam akta No. 10
tanggal 5 Februari 1990, yang dibuat di hadapan Tuan DODY EKA
SULAIMAN, Sarjana Hukum, notaris di Salatiga, untuk-dan atas nama
serta sah mewakili persekutuan komanditer CV AESCULAP, berkedudukan
di Salatiga (berkantor di Jalan Progo Nomor 3)
- selanjutnya disebut Penyewa, atau Pihak Kedua.

Kedua pihak dengan ini menyatakan bermaksud membuat perjanjian sewa menyewa
bangunan, dengan terlebih dahulu menerangkan hal-hal tersebut di bawah ini :
- bahwa Pihak Pertama adalah satu-satunya pemilik yang sah atas sebuah
bangunan rumah tinggal berikut semua dan segala turutannya, yang berdiri di
atas :
sebidang tanah Hak Milik, seluas 1200 m2, terletak di Kelurahan
Mangunsari, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga, milik Pihak Pertama
menurut Sertifikat Hak Milik No. 345 yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor
Agraria Kotamadya Salatiga tanggal 12 Juli 1983,
yang setempat terkenal sebagai rumah Jalan Hasanudin Nomor 50 A Salatiga
(selanjutnya cukup disebut bangunan rumah);

- bahwa bidang tanah tersebut di atas berikut semua bangunan rumah yang
berdiri di atasnya, pada waktu ini sedang menjadi jaminan kredit (agunan) untuk
perseroan terbatas PT BANK LIMPAHAN HARTA, berkedudukan di Jakarta
(selanjutnya cukup disebut Bank);
- bahwa Pihak Pertama bermaksud menyewakan kepada-dan sebagaimana Pihak
Kedua bermaksud menyewa dari Pihak Pertama, bangunan rumah tersebut
di atas;
- bahwa untuk penyewaan bangunan rumah tersebut di atas, Pihak Pertama
telah memperoleh persetujuan dari-dan sebagaimana ternyata dari Surat
Keterangan yang dikeluarkan oleh Bank tanggal 15 Februari 2005
No.14/U/BLH/11/05;
- bahwa keadaan bangunan rumah tersebut telah diketahui satu persatunya
dengan saksama oleh kedua pihak, dan oleh karena itu dianggap tidak perlu
dijelaskan lebih lanjut secara rinci dalam surat perjanjian ini;
- bahwa harga sewa untuk seluruh waktu sewa selama 2 (dua) tahun akan
dibayarkan oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama secara bertahap dengna
rincian sebagaimana disebut di bawah ini.
Berhubung dengan segala yang telah diterangkan terlebih dahulu tersebut,
selanjutnya kedua pihak dengan ini menyatakan telah bersepakat membuat
perjanjian sewa menyewa bangunan rumah (selanjutnya cukup disebut Perjanjian)
yang diatur dan dengan memakai ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat sebagai
berikut.
Pasal 1
(1) Sewa menyewa ini berlaku untuk waktu 2 (dua) tahun terhitung mulai tanggal 23
(duapuluh tiga) Februari 2011 (dua ribu sebelas), dan karena itu menjadi
berakhir pada tanggal 23 (duapuluh tiga) Februari 2013 (dua ribu tiga belas).
(2) Setelah waktu sewa sebagaimana tersebut dalam ayat (1) berakhir, maka atas
kesepakatan kedua pihak, sewa menyewa ini dapat diperpanjang untuk waktu
dan dengan memakai ketentuan-ketentuan serta syarat-syarat yang akan
ditentukan dalam suatu perjanjian tersendiri; satu dan lainnya itu dengan
ketentuan lebih lanjut, bahwa bilamana sampai dengan 30 (tigapuluh) hari
sebelum berakhirnya waktu sewa tersebut belum ada kesepakatan antara kedua
pihak, maka karena demikian sewa menyewa ini menjadi tidak dapat
diperpanjang lagi.
Pasal 2
(1) Jumlah uang sewa untuk seluruh waktu sewa telah disepakati oleh kedua pihak
sebesar Rp 25.000.000, 00 (duapuluh lima juta rupiah) tiap-tiap tahun atau
seluruhnya berjumlah Rp 50.000.000, 00 (limapuluh lima juta rupiah), yang akan
dibayar oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama dalam 2 (dua) tahap sebagai
berikut :

a. Tahap Pertama :
Sebesar Rp 37.500.000, 00 (tigapuluh tujuh juta lima ratus ribu
rupiah), yang jumlah uang tersebut telah dibayar dengan tunai dan
sekaligus lunas oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama sebagaimana
Pihak Pertama mengakui telah menerima dari Pihak Kedua uang
sejumlah tersebut di atas sebelum penandatanganan Perjanjian ini; dan
untuk penerimaan jumlah uang mana surat Perjanjian ini oleh kedua
pihak dinyatakan berlaku pula sebagai tanda penerimaan (kuitansi) nya
yang sah.
b. Tahap Kedua :
Sebesar Rp 12.500.000, 00 (dua belas juta lima ratus ribu rupiah),
dibayar dalam waktu 30 (tigapuluh) hatri setelah penandatangan
Perjanjian ini, atau paling lambat pada tangga 23 (duapuluh tiga) Maret
2011 (dua ribu sebelas), tunai dan lunas sekaligus di tempat tinggal
Pihak Pertama, dalam hal ini di Jalan Hasanudi Nomor 50 Salatiga,
dengan memakai kuitansi tersendiri.
(2) Apabila Pihak Kedua lalai membayar uang sewa tahap kedua pada waktu
sebagaimana ditentukan dalam ayat (1) huruf (b), maka lewatnya waktu itu saja
sudah merupakan bukti yang cukup akan kelalaiannya itu, dan karena demikian
Pihak Pertama berhak untuk secara sepihak mengakhiri Perjanjian ini, yaitu
dengan cara menyampaikan surat tercatat kepada Pihak Kedua, sehingga
Perjanjian ini akan berakhir pada tanggal sebagaimana tercantum dalam surat
itu.
Pasal 3
Bangunan rumah telah diserahkan oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua pada
hari ini sebelum Perjanjian ini ditandatangani dalam keadaan kosong serta
terpelihara dengan baik, sehingga Pihak Kedua pada waktunya wajib
mengembalikan apa yang disewanya itu dalam keadaan kosong dan terpelihara
dengan baik pula kepada Pihak Pertama.
Pasal 4
Pihak Kedua wajib memelihara bangunan rumah berikut tanah di atas mana
bangunan rumah tersebut berdiri dengan sebaik-baiknya seperti seorang bapa
rumah tangga yang baik, dan hanya boleh mempergunakan bangunan rumah yang
disewanya itu untuk-dan sebagaimana lazimnya mempergunakan bangunan rumah
sebagai tempat usaha toko obat atau apotek.
Pasal 5
(1) Pihak Kedua wajib memperbaiki semua dansegala kerusakan pada bangunan
rumah yang disewanya itu, baik kerusakan-kerusakan kecil yang bersifat biasa
dan sehari-hari maupun kerusakan-kerusakan lainbaik kesalahan besar maupun
kecilyang disebabkan oleh karena kesalahan, baik berupa kesengajaan atau

kelalaian Pihak Kedua: dan/atau orang(-orang_ yang menjadi tanggungan atau


tanggung jawab Pihak Kedua, satu dan lain dengan memakai biaya yang menjadi
tanggungan dan pembayaran Pihak Kedua sendiri.
(2) Untuk perbaikan atas kerusakan-kerusakan lain daripada yang tersebut dalam
ayat (1), antara lain tetapi tidak terbatas sebagai akibat dari kesalahan
konstruksi, baik konstruksi saluran arus listrik, pelebaran jalan, perubahan
bentuk bangunan yang diwajibkan oleh pemerintah daerah setempat, dan dalam
arti luas kerusakan-kerusakan yang disebabkan bukan karena kesalahan Pihak
Kedua, semua itu menjadi tanggungan, harus dipikul dan dibayar oleh Pihak
Pertama sendiri sepenuhnya.
(3) Apabila bangunan rumah menjadi musnah atau hancur sebagia akibat dari
bencana alam atau dari sebab-sebab lain di luar kesalahan kedua pihak, maka
selaku yang menyewakan, Pihak Pertama dibebaskan dari kewajiban untuk
semata-mata demi penikmatan penyewamembangun (kembali) bangunan
rumah, dan karena itu Perjanjian ini menjadi berakhir atau putus karena
adanya overmacht (daya paksa), serta Pihak Pertama dibebaskan pula dari
kewajiban untuk membayar kembali besar uang sewa yang telah diterimanya,
membayar uang pesangon atau apapun namanya kepada Pihak Kedua, serta
untuk mencarikan atau menyediakan bangunan/akomodasi hunian pengganti.
Pasal 6
(1) Guna lebih menjamin keamanan usaha Pihak Kedua yang diselenggarkan dalam
bangunan rumah yang disewanya itu, maka Pihak Kedua, atas biaya yang
menjadi tanggungan dan pembayaran kedua pihak dalam bagian dan jumlah yang
sama besarnya, mengikatkan diri, sanggup, dan diwajibkan untuk membangun
pagar pembatas antara bangunan rumah yang disewanya dengan rumah induk,
menurut dan sesuai dengan petunjuk Pihak Pertama.
(2) Setelah Perjanjian ini berakhir/putus, maka seluruh bangunan pagar tersebut
dalam ayat (1) menjadi milik Pihak Pertama, sedang atas besarnya bagian biaya
dan ongkos yang menjadi tanggungan dari-dan yang telah dibayarkan Pihak
Kedua untuk keperluan itu, Pihak Kedua tidka berhak untuk meminta
penggantian dari Pihak Pertama karena kesemuanya itu dilakukan atas risiko
Pihak Kedua sendiri.
Pasal 7
(1) Dengan persetujuan tertulis lebih dahulu dari Pihak Pertama, tanpa mengubah
konstruksi bangunan, Pihak Kedua berhak untuk mengadakan tambahantambahan dan/atau perubahan-perubahan, baik mengenai bentuk maupun
susunan tata ruang, serta secara khusus dengan ini Pihak Pertama menyatakan
telah memberi persetujuan/izin kepada Pihak Kedua untuk mengajukan
permohonan tambahan daya listrikhingga menjadi sesuai dengan kebutuhannya

dari Perusahaan Listrik Negara (PLN), pada bangunan rumah yang disewanya
tersebut.
(2) Semua dan segala tambahan dan/atau perubahan yang disetujui oleh Pihak
Pertama sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), baik yang bersifat tidak
melekat maupun yang bersifat melekat menjadi satu dengan bangunan rumah,
yang menurut sifatnya, peruntukannya atau menurut perundang-undangan atau
hukum yang berlaku termasuk sebagai benda tak bergerak, seluruhnya itu
setelah Perjanjian ini berakhir/putus dilarang untuk dibongkar oleh Pihak
Kedua, karena semuanya itu menjadi milik Pihak Pertama, sedang mengenai
biaya-biaya dan ongkos-ongkos yang telah dikeluarkan oleh Pihak Kedua untuk
keperluan itu tetap menjadi tanggunan, dipikul, dan dibayar oleh Pihak Kedua
sendiri sepenuhnya, dan Pihak Kedua tidak berhak untuk meminta penggantian
biaya-biaya dan ongkos-ongkos tersebut kepada Pihak Pertama karena
kesemuanya itu dilakukan atas risiko Pihak Kedua sendiri.
Pasal 8
(1) Pihak Kedua dengan memakai biaya-biaya dan ongkos-ongkos yang menjadi
tanggungan dan pembayaran serta risiko Pihak Kedua sendiri, berkewajiban
untuk memenuhi semua dan segala peraturan yang berlaku dari yang
berwajib/berwenang, yaitu pemerintah, baik daerah atau atau pusat, antara lain
peraturan tentang kesehatan, kebersihan, tata ruan, keamanan, dan tentang
ketertiban lingkungan.
(2) Pihak Kedua menjamin bahwa Pihak Pertama kelak tidak akan mendpat
gugatan atau tuntutan atau dakwaan dari siapapun mengenai hal-hal yang
tersebut dalam ayat (1).
Pasal 9
Pihak Kedua dilarang menyewakan lagi bangunan rumah yang disewanya itu atau
menyerahkan hak sewanya kepada orang atau badan lain, baik secara langsung
maupun secara tidak langsung, demikianpun baik untuk sebagian(-sebagian) atau
untuk seluruhnya.
Pasal 10
(1) Seluruh besar tagihan Pajak Penghasilan (PPh) yang timbul karena Perjanjian ini,
menjadi tanggungan dan wajib dibayar oleh Pihak Pertama sendiri sepenuhnya.
(2) Selain daripada pajak yang tersebut dalam ayat (1), semua pajak dan pungutan
lain yang berupa atau dengan nama apapun yang berkaitan dengan bangunan
rumah ataupun yang timbul sebagai akibat dari Perjanjian ini, antara lain tetapi
tidak terbatas Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan Pajak Penerangan Jalan
untuk waktu selama Perjanjian ini berlaku, menjadi tanggungan dan harus
dibayar oleh Pihak Kedua.

Pasal 11
(1) Pada waktu perjanjian ini berakhir, paling lambat pada hari ke-7 setelah waktu
sewa berakhir, Pihak Kedua harus mengembalikan bangunan rumah uang
disewanya itu dalam keadaan kosong dari setiap barang dan penghuni kepada
Pihak Pertama serta dalam keadaan terpelihara dengan baik.
(2) Apabila Pihak Kedua lalai melakukan kewajiban sebagaimana disebut dalam
ayat (1), yaitu tidak mengembalikan bangunan rumah dalam keadaan kosong
dari setiap barang dan penghuni kepada Pihak Pertama, maka lewatnya waktu
itu saja sudah merupakan bukti yang cukup untuk adanya kelalaian Pihak
Kedua, sehingga dengan tanpa pembuktian lebih lanjut dengan surat jurusita
atau akta lain semacam itu, dan untuk kepentingan Pihak Pertama, Pihak
Kedua wajib dan diharuskan untuk membayar uang paksa atau denda, yang
ditetapkan oleh kedua pihak sebesar Rp 150.000, 00 (seratus limapuluh ribu
rupiah) untuk tiap-tiap hari atas keterlambatan mengembalikan sebagaimana
dimaksud di atas, dan kesemuanya itu harus dibayar dengan seketika, tunai, dan
sekaligus lunas pada waktu ditagih oleh Pihak Pertama.
Pasal 12
(1) Selama Perjanjian ini berlaku, Pihak Kedua berhak dengan bebas menikmati
dan/atau mempergunakan semua fasilitas yang tersedia pada bangunan rumah
yang disewanya, yaitu langganan aliran listrik dari PLN, langganan air bersih dari
PDAM, dan langganan saluran telepon nomor (0298) 326123, akan tetapi dengan
ketentuan, bahwa semua rekening dari langganan-langganan tersebut atas
pemakaian Pihak Kedua dan orang-orang yang menjadi tanggung jawab Pihak
Kedua tiap bulan, menjadi tanggungan dan harus dibayar oleh Pihak Kedua
tepat pada waktunya; sehubungan dengan hal tersebut Pihak Kedua dengan ini
menjamin Pihak Pertama kelak tidak akan mendapat gugatan atau perigatan
yang berdasarkan pada keterlambatan pembayaran rekening-rekening tersebut.
(2) Selama semua dan seluruh rekening tersebut dalam ayat (1) belum dibayar lunas
oleh Pihak Kedua, maka seberapa perlu dengan mengesampingkan ketentuan
dalam Pasal 10 ayat (1), Pihak Kedua dilarang mengosongkan atau setidaktidaknya memindahkan atau mengalihkan barang milik Pihak Kedua dari
bangunan rumah, karena seluruh barang tersebut menjadi jamunan bagi Pihak
Pertama guna pembayaran lunas tiap-tiap tagihan rekening tersebut.
(3) Untuk menjamin lebih kuat dan pasti pembayaran lunas oleh Pihak Kedua atas
rekening (-rekening) sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), maka dengan ini
sekarang ini juga akan tetapi untuk nanti pada waktunya Pihak Pertama diberi
kewenangan dan untuk itu kuasa oleh Pihak Kedua,
khusus:
untuk-dan atas nama Pihak Pertama :

a. Mengambil sendiri setiap barang jaminan yang dimaksud dalam ayat (2)
dari bangunan rumah, dan bilamana perlu dengan bantuan dari yang
berwajib, termasuk akan tetapi tidak terbatas pada Pihak Kepolisian;
b. Menjual setiap barang jaminan yang disebut dalam sub a di atas, baik
secara di bawah tangan dengan harga menurut kesepakatan yang terjadi
antara Pihak Pertama dengan pembeli yang bersangkutan atau di hadapan
umum secara lelang, dan selanjutnya :
- Menerima uang harga penjualan dari-dan memberikan tanda
penerimaan (kuitansi) nya kepada pembeli;
- Menyerahkan barang yang dijual itu kepada pembeli yang
bersangkutan; dan
c. Setelah Pihak Pertama menerima uang harga penjualan barang tersebut,
membayar tiap tagihan rekening yang belum dibayar lunas kepada masingmasing perusahaan penyedia fasilitas yang bersangkutan, dengan
ketentuan bahwa apabila hasil penjualan tersebut, setelah dikurangi
dengan pembayaran lunas semua tagihan rekening tersebut masih ada
kelebihannya, maka Pihak Pertama wajib, dalam waktu 3 (tiga) hari
setelah penjualan terjadi, menyerahkan kelebihan itu kepada Pihak
Kedua.
(4) Berhubung dengan kewenangan Pihak Pertama sebagaimana ditentukan dalam
ayat (3), dengan ini Pihak Kedua berjanji mengikatkan diri, sanggup, dan
diwajibkan untuk tidak melakukan perbuatan apapun untuk menghalang-halangi
Pihak Pertama dalam melaksanakan kewenangannya tersebut.
Pasal 13
(1) Pihak Pertama menjamin Pihak Kedua bahwa selama sewa menyewa ini
berjalan dan Pihak Kedua memenuhi semua dan segala kewajibannya dalam
Perjanjian ini, maka Pihak Kedua tidak akan mendapat gangguan dari Pihak
Pertama dan/atau dari pihak lain yang menyatakan mempunyai hak atau turut
mempunyai hak atas bangunan rumah yang disewanya itu.
(2) Pihak Pertama juga menjamin Pihak Kedua bahwa selain Pihak Pertama
tidak ada orang lain yang dapat menyatakan mempunyai hak atau turut
mempunyai hak atas bangunan rumah yang disewakannya, terkecual perseroan
terbatas PT BANK LIMPAHAN HARTA, berkedudukan di Jakarta, yang
dimaksud di atas.
Pasal 14
Apabila Pihak Kedua melanggar ketentuan dalam Pasal 6 atau Pasal 8 Perjanjian
ini, maka Pihak Pertama berhak untuk secara sepihak mengakhiri atau memutuskan
Perjanjian ini, yaitu dengan cara menyampaikan surat tercatat kepada Pihak
Kedua, sehingga dengan demikin Perjanjian ini akan berakhir pada tanggal
sebagaimana tercantum dalam surat itu, dengan ketentuan lebih lanjut dengan

membebaskan Pihak Pertama dari kewajiban untuk membayar kembali besarnya


uang sewa yang telah diterimanya, membayar uang pesangon atau apaapun namanya
kepada Pihak Kedua.
Pasal 15
Apabila Perjanjian ini karena sebab-sebab atau sesuai dengan ketentuan dalam
Pasal 13 secara sepihak diakhiri atau diputuskan oleh Pihak Pertama, maka kedua
pihak menegaskan untuk seperlunya menyimpang dari ketentuan-ketentuan
sebagaimana tercantum dalam Pasal 1266 dan Pasal 1267 KUHPerdata.
Pasal 16
(1) Apabila peristiwa yang dimaksud dalam Pasal 14 terjadi, maka Pihak Kedua
harus, demikian mengikatkan diri, berjanji sanggup dan diwajibkan untuk
mengembalikan bangunan rumah yang disewanya itu dalam keadaan kosong dari
setiap barang dan penghuni kepada Pihak Pertama, paling lambat pada hari ke7 setelah tanggal Perjanjian berakhir menurut ketentuan dalam Pasal 13.
(2) Apabila Pihak Kedua lalai melakukan kewajiban sebagaimana disebut dalam
ayat (1), maka lewatnya waktu itu saja sudah merupakan bukti yang cukup untuk
adanya kelalaian Pihak Kedua, sehingga dengan tanpa pembuktian lebih lanjut
dengan surat jurusita atau akta lain semacam itu, dan untuk kepentingan Pihak
Pertama, Pihak Kedua wajib dan diharuskan untuk membayar uang paksa atau
denda sebagaimana dimaksud dan ditetapkan dalam Pasal 11.
Pasal 17
Dengan tanpa mengesampingkan kewajiban Pihak Kedua untuk membayar uang
paksa atau denda sebagaimana ditetnukan dalam Pasal 11 atau Pasal 16, untuk
kepentingan dimaksud dalam pasal-pasal tersebut, maka Pihak Pertama dengan ini,
sekarang akan tetapi untuk nanti pada waktunya, diberi kewenangan dan untuk itu
kuasa oleh Pihak Kedua untuk-dan atas biaya serta tisiko yang menjadi tanggungan
dan pembayaran Pihak Kedua sendiri, mengosongkan sendir bangunan rumah dari
setiap barang dan penghuni, serta bilamana perlu dengan bantuan dari pihak yang
berwajib atau berwenang.
Pasal 18
Kuasa yang diberikan oleh Pihak Kedua pada Pihak Pertama tersebut dalam
Perjanjian ini adalah mutlak, tidak dapat dicabut kembali atau berakhir karena
sebab-sebab yang tercantum dalam Pasal 1813 KUHPerdata tentang sebab-sebab
mengakhiri kuasa, serta merupakan bagian yang penting dan tidak terpisahkan dari
Perjanjian ini, yang niscaya tidak akan dibuat tanpa adanya pemberian kuasa-kuasa
tersebut.

Pasal 19
Sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku, Perjanjian ini berlaku pula bagi (para)
ahli waris dan/atau (para) penerima hak dari pihak yang meninggal dunia atau bubar.
Pasal 20
Hal-hal yang belum atau belum cukup diatur dalam Perjanjian ini akan diatur dan
ditetapkan oleh kedua pihak dalam surat perjanjian tersendiri (addendum)
berdasarkan atas asas musyawarah untuk mufakat.
Pasal 21
Segala pemberitahuan dan/atau pembayaran antar kedua pihak harus dikirimkan
kepada-atau dilakukan di tempat tinggal menurut hukum (domsili) yang umum dan
tetap sebagaimana telah dipilih oleh kedua pihak, yaitu di Kantor Panitera
Pengadilan Negeri Salatiga, atau di rumah tempat tinggal dari masing-masing pihak
seperti tersebut di bawah ini :
Yang Menyewakan

: Nona ANANDA BUDIMAN


Jalan Hasanudin Nomor 50 Salatiga

Penyewa

: CV AESCULAP
Jalan Progo Nomor 3 Salatiga
U.P : Direktur Utama

Demikianlah Perjanjian ini dibuat dna ditandatangi di Salatiga pada hari dan tanggal
tersebut di atas dalam rangkap 2 (dua) yang sama bunyinya danmasing-masing
ermeterai cukupmemiliki kekuatan yang sama untuk Pihak Pertama dan Pihak
Kedua, dengan disaksikan oleh :
1. Tuan HARTONO, S.E, karyawan swasta, bertempat tinggal di Salatiga (Jalan
Sudirman Nomor 149)
2. Nyonya INTAN PERMATA, S.Pd, M.M., guru, bertempat tinggal di Salatiga
(Jalan Monginsidi Nomor 12)

Pihak Kedua

Pihak Pertama

Drs. ERASMUS

ANANDA BUDIMAN

FADILAH, S.F, M.M.Apt

CHANDRANAYA BUDIMAN

Saksi-saksi
1. HARTONO, S.E.
2. INTAN PERMATA, S.Pd, M.M.

Anda mungkin juga menyukai