Anda di halaman 1dari 13

PEMBAHASAN

1. Menerjemahkan QS al-Baqarah: 168-169 : QS al-Baqarah 172-173


dan hadis tentang makanan yang halal dan baik.



)















(
()



Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah
syaitan; Karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata
bagimu. Sesungguhnya syaitan itu Hanya menyuruh kamu berbuat
jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu
ketahui. QS. Al-Baqarah: 168-169

2. Menjelaskan

kandungan

QS

al-Baqarah:

168-169

tentang

makanan yang halal dan baik.


Datanglah seruan Allah kepada seluruh manusia agar mengatur
makanan:
"Wahai manusia! Makanlah dari apa yang ada di bumi ini barang yang
halal !agi baik dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah syaitan."
(pangkal ayat 168).
Penting sekali peringatan ini dan ada hubungannya dengan ayat
yang sebelumnya. Kecurangan-kecurangan, penipuan dan mengelabui
mata yang bodoh, banyak ataupun sedikit adalah hubungannya
dengan perut asal berisi: Berapa perbuatan Yang curang terjadi di atas
dunia ini oleh karena mempertahankan syahwat perut.

Maka apabila manusia telah mengatur makan minumnya, mencari


dari sumber yang halal, bukan dari penipuan, bukan dari apa yang di
zaman moden ini dinamai korupsi, maka jiwa akan terpelihara dari
pada kekasarannya. Dalam ayat ini tersebut yang halal lagi baik.
Makanan yang halal ialah lawan dari yang haram; yang haram telah
pula disebutkan dalam al-Quran, yaitu yang tidak disembelih, daging
babi, darah, dan yang disembelih untuk berhala. Kalau tidak ada
pantang yang demikian, halal dia dimakan. Tetapi hendaklah pula
yang baik meskipun halal.
Batas-batas yang baik itu tentu dapat dipertimbangkan oleh
manusia. Misalnya daging lembu yang sudah disembelih, lalu dimakan
saja mentah-mentah. Meskipun halal tetapi tidaklah baik. Atau
kepunyaan orang lain yang diambil dengan tipu daya halus atau
paksaan atau karena segan menyegan. Karena segan diberikan orang
juga, padahal hatinya merasa tertekan. Atau bergabung keduanya,
yaitu tidak halal dan tidak baik; yaitu harta dicuri, atau seumpamanya.
Ada juga umpama yang lain dari harta yang tidak baik; yaitu menjual
azimat kepada murid, ditulis di sana ayat-ayat, katanya untuk tangkal
penyakit dan kalau dipakai akan terlepas dari marabahaya. Murid tadi
membelinya atau bersedekah pembayar harga: meskipun tidak najis
namun itu adalah penghasilan yang tidak baik.
Supaya lebih kita ketahui betapa besarnya pengaruh makanan
halal itu bagi rohani manusia, maka tersebutlah dalam suatu riwayat
yang disampaikan oleh Ibnu' Mardawaihi daripada lbnu Abbas, bahwa
tatkala ayat ini dibaca orang di hadapan Nabi s.a.w., yaitu ayat:
"Wahai seluruh manusia, makanlah dari apa yang di bumi ini, yang
halal lagi baik," maka berdirilah sahabat Rasulullah yang terkenal,
yaitu Sa'ad bin Abu Waqash. Dia memohon kepada Rasulullah supaya
beliau memohon kepada Allah agar apa saja permohonan doa yang
disampaikannya kepada Tuhan, supaya dikabulkan oleh Tuhan. Maka
berkatalah Rasulullah s.a w : Wahai Sa'ad! Perbaikilah makanan
engkau, niscaya engkau akan dijadikan Allah seorang yang makbul

doanya. Demi Tuhan yang jiwa Muhammad ada dalam tanganNya,


sesungguhnya seorang laki-laki yang melemparkan suatu suapan
yang haram ke dalam perutnya, maka tidaklah akan diterima amalnya
selama empat puluh hari. Dan barangsiapa di antara hamba Allah
yang bertumbuh dagingnya dari harta haram dan riba, maka api lebih
baik baginya. "
Artinya, Lebih baik makan api dari pada makan harta haram. Sebab
api dunia belum apa-apa jika dibandingkan dengan api neraka. biar
hangus perut lantaran lapar daripada makan harta yang haram.
Kemudian diperingatkan pula pada lanjutan ayat supaya jangan
menuruti langkah-langkah yang digariskan oleh syaitan. Sebab syaitan
adalah musuh yang nyata bagi manusia. Kalau syaitan mengajakkan
satu langkah, pastilah itu langkah membawa ke dalam kesesatan. Dia
akan mengajarkan berbagai tipudaya, mengicuh dan asal perut berisi ,
tidaklah perduli dari mana saja sumbernya syaitan akan bersedia
menjadi pokrol mengajarkan bermacam jawaban membela diri karena
berbuat jahat. Keinginan syaitan ialah bahwa engkau jatuh , jiwamu
menjadi kasar, dan makanan yang masuk perutmu penambah darah
dagingmu, dari yang tidak halal dan tidak baik. Dengan demikian
maka rusaklah hidupmu.
Tentang langkah-langkah syaitan itu, menurut riwayat dari Ibnu Abi
Hatim dan tafsiran ibnu Abbas:
"Apa saja pun yang menyalahi isi al-Quran itu adalah langkah-langkah
syaitan."
Menurut tafsiran dari Ikrimah, langkah-langkah syaitan ialah segaia
rayuan syaitan. Menurut Qatadah: "Segala maksiat yang dikerjakan
adalah itu dari langkah langkah yang ditunjukkan syaitan. Menurut
Said bin Jubair ialah segala perbuatan buruk yang dibagus-baguskan
oleh syaitan.
Menurut riwayat Abd bin Humaid dari Ibnu Abbas: "Bahkan segala
sumpah-sumpah yang timbul karena sedang marah, adalah termasuk

langkahlangkah syaitan juga. Kaffarah (denda) sumpah karena marah


itu ialah denda sumpah biasa." Malahan menurut Ibnu Mas'ud,
misalnya kita haramkan untuk diri kita sendiri suatu makanan yang
dihalalkan Allah, itupun termasuk menuruti langkah-langkah syaitan.
Dan menurut suatu riwayat dari Abd bin Humaid dari Usman bin
Ghayyast, bahwa dia ini bertanya kepada Jabir bin Zaid (sahabat Nabi)
tentang seseorang yang bernazar akan menghiasi hidungnya dengan
subang emas, maka menurut fatwa Jabir bin Zaid, nazar orang itu
adalah satu di antara langkah-langkah syaitan. Dia akan tetap
dipandang durhaka kepada Allah selama subang emas yang dipakai di
hidung itu masih dipakainya, dan dia wajib menebus (kaffarah)
sumpah. Menurut Hasan alBishri, orang bersumpah hendak naik haji
ke Makkah dengan merangkak, itupun termasuk menuruti langkahlangkah syaitan. Sebab dengan merangkak. tidaklah haji dapat
dilaksanakan.
Maka datanglah lanjutan ayat
"Yang disuruhkannya (Yakni yang disuruhkan oleh syaitan) kepada
kamu hanyalah hal yang jahat dan yang keji."
Yang

jahat

ialah

segala

macam

maksiat,

pelanggaran

dan

kedurhakaan, baik merugikan sesama manusia, atau merugikan diri


sendiri, apatah lagi merugikan hubungan Allah. Yang keji ialah segala
perbuatan yang membawa kepada zina. Kalau disambungkan kembali
dengan suku ayat yang sebelumnya, ialah bahwa loba serakah kepada
harta benda, menyebabkan kesempatan yang seluas-luasnya akan
berbuat segala macam kedurhakaan; segala macam kejahatan , yang
diakhiri dengan segala macam kemesuman hubungan laki-laki dengan
perempuan , yang menyebabkan kacaunya kehidupan dan keturunan.
Semua termasuk mengikuti langkah-langkah syaitan-syaitan.
Dan ujung ayat menerangkan lagi:
"Dan supaya kamu katakan terhadap Allah hal-hal yang tidak kamu
ketahui."(ujung ayat 169)

Sampai ke sanalah syaitan akan membawa larat. Asalnya ialah


karena tidak menjaga diri dalam hal makan, dalam hal syahwat perut.
Akhirnya berlarut-Iarut menjadi kafir. Ketika telah gagal, karena tentu
satu waktu akan gagal, maka keluarlah perkataan terhadap Allah
dengan tidak berketentuan, sehingga ada yang mengatakan Allah
tidak adil. Dan kalau orang telah kaya-raya karena harta tidak halal,
lalu ada orang yang memberikan nasihat, namun karena petunjuk
syaitan, dia akan berkata pula tentang Allah: "Apa Allah ! Apa agama !
Mana dia Tuhan itu belum pernah aku melihatnya, aku tidak percaya
bahwa Dia ada."
Syaitan masuk ke dalam segala pintu menuruf tingkat orang yang
dimasuki. Dan kebanyakannya ialah karena mencari makanan pengisi
perut. Paling akhir syaitan berusaha supaya orang mengatakan
terhadap Allah apa yang tidak mereka ketahui. Kalau orang yang dia
sesatkan sampai tidak mengakui lagi adanya Allah, karena telah
mabuk dengan maksiat maka syaitanpun dapat menyelundup ke
dalam suasana keagamaan, sehingga lama kelamaan bukan dari Allah.
Mengatakan agama, padahal bukan agama. Lama lama orangpun
telah merasa itulah dia agama. Asalnya soal makanan juga.
Satu misal; baru saja seorang mati, orang di dalam rumah
keluarganya telah repot. Bukan repot hendak segera menguburkan si
mati; tetapi berbelanja ke pasar, membeli sayur-mayur, membeli lada
garam, mencari kambing yang agak besar, bahkan kadang-kadang
lembu atau kerbau untuk makan besar. Kata guru yang ada di
kampung itu wajiblah si mati itu sebelum diangkat ke kubur - didoakan
terlebih dahulu, agar selamat dia berpulang ke akhiraL Untuk berdoa
mereka itu makan besar! Kadang-kadang makan besar sebelum
berangkat, atau makan besar pulang dari kubur. Apakah ini dari
agama?
Terang-terang Hadits menerangkan bahwa perbuatan ini adalah
haram, sama dengan meratap. Tetapi kalau di kampung itu juga ada
orang

kematian

.tidak

mengadakan

jamuan

makan

besar

itu

dituduhlah dia menyalahi peraturan agama. Dikatakan bahwa arang


yang telah mati itu tidak diselamatkan, sebagai mati anjing saja.
Kemudian tidaklah putus makan-makan itu di hari ketiga, keempat,
kelima, keenam, ketujuh, hari memarit (menembok) kubur, hari
keempatpuluh setelah matinya, hari keseratus dan penutup hari yang
keseribu.
Dan ketika jenazah masih terbujur tadi juga, seketika orang di
dekat

jenazah

orang

memperkatakan

beberapa

tahun

si

mati

meninggalkan shalat: Shalat yang dia tinggalkan selama hidup itu bisa
dibayar fidyahnya kepadi "pengurus-pengurus agama" yang hadir
ketika itu. Kadang-kadang terjadi tawar-menawar.
Sejak bila mereka menerima perwakilan Allah buat menerima
beras yang dinamai fidyah itu ? Padaha! tidaklah masuk akal bahwa
shalat sebagai tiang aqama dapat dibayar dengan beras, dengan
tawar-menawar. Bukan saja tidak masuk akal, tetapi tidak ada sama
sekali dalam syara'. Demikian pintarnya syaitan, sehingga kalau ada
orang yang berani menegur, mereka yang menegur itulah yang akan
dituduh kaum muda yang mengubah-ubah agama dan membongkarbongkar masalah khilafiyah.
Belum cukup hingga itu saja:seketika jenazah itu telah diantarkan
bersama-sama ke kubur, orang membaca salawat atau bacaan-bacaan
yang lain dengan suara keras mengiringi jenazah itu , di hadapan
terbanglah payung, di samping itu ada pula pedupaan yang asap
kemenyan menjulang ke langit. Padahal semuanya itu bukan agama.
Tetapi siapa yang menegur akan disalahkan mengubah-ngubah
agama.
Belum cukup hingga itu saja, sesampai di kubur terjadilah apa
yang dinamai talqin mayat. Tentang talqin itu sendiri memang ada
khilafiyahnya. Tetapi di beberapa tempat telah membawa bahaya
besar jika hal itu dibuka-buka. Sebab ada orang yang mengharapkan
makan dan pakaian dari talqin itu. Di dekat kuburan setelah kubur itu
ditimbun dibentangkanlafi kasur kecil, beralaskan tikar indah. Di situ

duduk tukang membaca taiqin clan membacakannya dengan suara


yang merdu:
Disediakan pula satu cerek yang mahal untuk penyiram kubur
kelaknya, dan disediakan pula sehelai kain sarung untuk dipakai
tukang talqin seketika membacakannya. Sehabis upacara talqin itu
semua barang tadi adalah untuk si pembaca talqin. Dan atas rayuan
syaitan orang berkeras mengatakan bahwa itu adalah agama Siapa
yang tidak mengatakan dari agama , dia akan dituduh memecah
persatuan ! .
Bukan itu saja. Bahkan pada kubur-kubur orang yang dianggap
keramat, kubur ulama atau kuburan keturunan Saiyid yang tertentu
diadakan haul sekali setahun; makan besar di sana sambil membaca
berbagai

bacaan.

Rakyat

yang

awam

dikerahkan

menyediakan

makanan , bergotong-royong menyediakan segala perbekalan. Kalau


kita katakan ini bukanlah agama, ini adalah menambah-nambah dan
mengatakan atas Allah barang yang tidak diketahui , maka kitalah
yang akan dituduh merusak agama .
Bukan itu saja. malahan ada orang yang digajikan buat membaca
Surat Yasin di satu kubur tiap-tiap pagi hari Jum'at. Kalau kita katakan
bahwa ini bukan agama, akan mendapatlah kita tuduhan merusak
agama
Inilah beberapa contoh kita kemukakan bahwa penambahan
terhadap agama, yang kadang-kadang dimasukkan oleh syaitan
kerapkali rapat hubungannya dengan soal makan.
Penulis "Tafsir" ini pernah berpengalaman; pada satu kota besar di
Indonesia ini meninggal dunia seorang sahabat penulis. Maka pergilah
saya ta'ziah dan akan mengiringkan jenazah bersama-sama ke
kuburan. Ketika akan menyembahyangkan mayat, sayapun segera
mengambil

wudhu'

hendak

turut

menyembahyangkan. Tiba-tiba

tangan saya ditarik oleh seorang teman seraya katanya: "Saudara tak
usah ikut menyembahyangkan. Karena sudah disediakan orang-orang
yang akan menyembahyangkan."

Kemudian fahamlah saya bahwa teman !tu memandang tidak


layak saya turut menyembahyangkan. Sebab sudah teradat bahwa
yang menyembahyangkan itu kelak akan diberi sedekah kain, uang,
beras dan lain lain.
Hal-hal yang diterangkan di atas adalah nasib dari orang yang
telah memperturutkan langkah-langkah syaitan yang asalnya daripada
makanan, sehingga agamapun telah dikorupsikan.
Dalam surat Al-Baqarah ayat 168 dijelaskan bahwa manusia harus
mencari makanan yang halal lagi baik. Makanan yang halal ialah
lawan dari yang haram; yang haram telah pula disebutkan dalam alQuran, yaitu yang tidak disembelih, daging babi, darah, dan yang
disembelih untuk berhala. Kalau tidak ada pantang yang demikian,
halal dia dimakan. Tetapi hendaklah pula yang baik meskipun halal.
Batas-batas yang baik itu tentu dapat dipertimbangkan oleh manusia.
Misalnya daging lembu yang sudah disembelih, lalu dimakan saja
mentah-mentah. Meskipun halal tetapi tidaklah baik. Atau kepunyaan
orang lain yang diambil dengan tipu daya halus atau paksaan atau
karena segan-menyegan. Karena segan diberikan orang juga, padahal
hatinya merasa tertekan. Atau bergabung keduanya, yaitu tidak halal
dan tidak baik; yaitu harta dicuri, atau seumpamanya. Ada juga
umpama yang lain dari harta yang tidak baik; yaitu menjual azimat
kepada murid, ditulis di sana ayat-ayat, katanya untuk tangkal
penyakit dan kalau dipakai akan terlepas dari marabahaya. Murid tadi
membelinya atau bersedekah membayar harga, meskipun tidak najis
namun itu adalah penghasilan yang tidak baik.
Supaya lebih kita ketahui betapa besarnya pengaruh makanan
halal itu bagi rohani manusia, maka tersebutlah dalam suatu riwayat
yang disampaikan oleh Ibnu Mardawaihi daripada Ibnu Abbas, bahwa
tatkala ayat ini dibaca orang dihadapan Nabi SAW, yaitu ayat: Wahai
seluruh manusia, makanlah dari apa yang di bumi ini, yang halal lagi
baik, maka berdirilah sahabat Rasulullah yang terkenal, yaitu Saad
bin Abu Waqash. Dia memohon kepada Rasulullah supaya beliau

memohon kepada Allah agar apa saja permohonan doa yang


disampaikannya kepada Allah, supaya dikabulkan oleh Allah. Maka
berkatalah Rasulullah SAW : Wahai Saad ! Perbaikilah makanan
engkau, niscaya engkau akan dijadikan Allah seorang yang makbul
doanya. Demi Allah, yang jiwa Muhammad ada dalam tanganNya,
sesungguhnya seorang laki-laki yang melemparkan suatu suapan
yang haram ke dalam perutnya, maka tidaklah akan diterima amalnya
selama empatpuluh hari. Dan barangsiapa di antara hamba Allah yang
bertumbuh dagingnya dari harta haram dan riba, maka api lebih baik
baginya.
Artinya, lebih baik makan api daripada makan harta haram. Sebab
api dunia belum apa-apa juka dibandingkan dengan apai neraka. Biar
hangus perut lantaran lapar daripada makan harta yang haram.
Penting sekali peringatan ini, kecurangan-kecurangan, penipuan
dan mengelabui mata yang bodoh, banyak ataupun sedikit adalah
hubunganya dengan perut asal berisi. Berapa perbuatan curang
terjadi di atas dunia ini oleh karena mempertahankan syahwat perut.
Maka apabila manusia telah mengatur makan minumnya, mencari dari
sumber yang halal, bukan dari penipuan, bukan dari apa yang di
zaman modern ini dinamai korupsi, maka jiwa akan terpelihara
daripada kekasarannya.
Kemudian diperingatkan pula pada lanjutan surat Al-Baqarah ayat
169 supaya jangan menuruti langkah-langkah yang digariskan oleh
syaitan. Sebab syaitan adalah musuh yang nyata bagi manusia. Kalau
syaitan mengajakkan satu langkah, pastilah itu langkah membawa ke
dalam

kesesatan.

Dia

akan

mengajarkan

berbagai

tipu

daya,

mengicuh dan asal perut berisi, tidaklah peduli dari mana saja
sumbernya. Syaitan akan bersedia menjadi pokrol mengajarkan
bermacam jawaban membela diri karena berbuat jahat. Keinginan
syaitan ialah bahwa engkau jatuh, jiwamu menjadi kasar, dan
makanan yang masuk perutmu penambah darah dagingmu, dari yang
tidak halal dan tidak baik. Dengan demikian rusaklah hidupmu.

Dalam

al

baqarah

168-169

di

katakan

makanan

yang

diperbolehkan atau yang halal dari apa-apa yang terdapat di bumi


kecuali yang sedikit yang di larang karena berkaitan dengan hal-hal
yang membahayakan dan telah ditegaskan dalam nash syara adalah
terkait dengan akidah, sekaligus bersesuaian dengan fitrah alam dan
fitrah manusia. Allah menciptakan apa-apa yang ada dibumi bagi
manusia. Oleh sebab itu, Allah menghalalkan apa yang ada dibumi,
tanpa ada pembatasan tentang yang halal ini, kecuali masalah khusus
yang berbahaya. Dan apabila yang dibumi ini tidak dihalalkan maka
hal ini melampaui daerah keseimbangan dan tujuan di ciptakannya
bumi untuk manusia.
Jadi, umumnya keterangan tentang penghalalan dari Allah ini,
yang manusia bisa menikmati dari apa-apa yang baik dan sesuai
dengan fitrah manusia, tanpa harus menerima kesulitan dan sesak
napas;maka semua itu dengan satu syarat yakni agar manusia
menerima apa yang halal dan menjauhi apa yang haram dari apa-apa
yang direzekikan Allah.

3. Menunjukkan perilaku orang yang mengamalkan QS al-Baqarah


168-169 tentang makanan yang halal dan baik.
Naluri manusia yang sehat pasti tidak akan makan bangkai dan dia
pun akan menganggapnya kotor. Para cerdik pandai di kalangan
mereka pasti akan beranggapan, bahwa makan bangkai itu adalah
suatu perbuatan yang rendah yang dapat menurunkan harga diri
manusia. Oleh karena itu seluruh agama Samawi memandangnya
bangkai itu suatu makanan yang haram. Mereka tidak boleh makan

kecuali yang disembelih, sekalipun berbeda cara menyembelihnya.


Semua manusia wajib selalu memperhatikan binatang-binatang
yang dimilikinya, tidak membiarkan begitu saja binatangnya itu
diserang oleh sakit dan kelemahan sehingga mati dan hancur.
Tetapi

dia

harus

segera

memberikan

pengobatan

atau

mengistirahatkan. Supaya nanti jika akan dimakan tidak menjadi


haram untuk kita.

4. Mengidentifikasi makanan yang halal dan baik seperti terkandung


dalam QS al-Baqarah 168-169 tentang makanan yang halal
dan baik.
Pada prinsipnya semua makanan dan minuman yang ada di dunia ini
halal semua untuk dimakan dan diminum kecuali ada larangan dari
Allah yaitu yang terdapat dalam Al Quran dan yang terdapat dalam
hadist Nabi Muhammad SAW.
Tiap benda di permukaan bumi menurut hukum asalnya adalah halal
kecuali kalau ada larangan secara syari. Dalam sebuah hadist
Rosulullah SAW pernah ditanyapara sahabat tentang hukum minyak
sapi (samin), keju, kulit binatangbeserta bulunya untuk perhiasan
maupun untuk tempat duduk.

1)

Makanan Yang Dihalalkan Allah SWT


Segala jenis makanan apa saja yang ada di dunia halal untuk
dimakan kecuali ada

larangan

dari Allah SWT dan Nabi

Muhammad SAW untuk dimakan. Agama Islam

menganjurkan

kepada pemeluknya untuk memakan makanan yang halal dan


baik. Makanan halal maksudnya makanan yang diperoleh dari
usaha yang diridhai Allah. Sedangkan makanan yang baik adalah
yang bermanfaat bagi tubuh, atau makanan bergizi.
Makanan yang enak dan lezat belum tentu baik untuk tubuh,
dan boleh jadi makanan
Selanjutnya

makanan

tersebut berbahaya bagi kesehatan.

yang

tidak

halal

bisa

mengganggu

kesehatan rohani. Daging yang tumbuh dari makanan haram,


akan dibakar di hari kiamat dengan api neraka.
Secara garis besarnya dapat dikategorikan kepada beberapa
kriteria atau cirri-ciri sebagai berikut:

1.
2.
3.

Bermanfaat bagi tubuh.


Baik, bergizi, dan tidak mengandung penyakit.
Tidak mengganggu sistem kesehatan pada tubuh, baik fisik

4.

maupun psikis.
Tidak mengandung bagian dari binatang yang dilarang oleh

5.
6.

ajaran Islam untuk memakannya.


Yang tidak disembelih menurut ajaran Islam.
Tidak mengandung sesuatu yang najis menurut ajaran Islam,

7.

maksutnya tidak kotor, tidak basi, dan tidak najis.


Tidak mengandung bahan yang diharamkan menurut ajaran

Islam atau tercemar dengan barang yang haram.


8. Tidak memabukkan dan tidak merusak akal.
9. Diperoleh cara yang halal.
10. Dalam menyimpan dan menghidangkan tidak bersentuhan
dan berdekatan dengan makanan yang memiliki kriteria
terlarang.
Makanan halal dari segi jenis ada tiga :

2)

Berupa hewan yang ada di darat maupun di laut, seperti

kelinci, ayam, kambing, sapi, burung, ikan.


Berupa nabati (tumbuhan)
seperti padi, buah-buahan,

sayur-sayuran dan lain-lain.


Berupa hasil bumi yang lain seperti garam semua.

Minuman Yang Dihalalkan


Segala jenis minuman apa saja yang ada di dunia ini halal
untuk diminum kecuali ada

larangan yang mengharamkan dari

Allah dan Nabi Muhammad SAW.


Minuman yang halal pada dasarnya dapat dibagi menjadi 4
bagian :
1)

Semua jenis aiar atau cairan yang tidak membahayakan bagi


kehidupan manusia, baik membahayakan dari segi jasmani,

2)

akal, jiwa, maupun aqidah.


Air atau cairan yang tidak

memabukkan

walaupun

sebelumnya pernah memabukkan seperti arak yang berubah


menjadi cuka.

3)

Air atau cairan itu bukan berupa benda najis atau benda suci
yang terkena najis.

Anda mungkin juga menyukai