Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH SENSUS DAN SURVEY STATISTIK

SOSIAL KEPENDUDUKAN INDONESIA


Dosen Pembimbing : Ir. Jeffry Raja Hamonangan Sitorus, M.Si

Disusun oleh Kelompok 8 Kelas 2KS1


Anggota : Gede Ananda Nartapradnyana

(13.7635)

Hakiki Sandhika Raja

(13.7641)

Muhammad Rizky

(13.7760)

Retno Dwi Cahyaningsih

(13.7830)

SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK


TAHUN AKADEMIK 2014/2015
Jl. Otto Iskandar Dinata No. 64C, Jakarta Timur

1.SENSUS PENDUDUK
Definisi Sensus Penduduk menurut Peraturan Pemerintah No. 51 tahun
1999 tentang penyelenggaraan statistik pasal 1 ayat 1 yaitu sebagai berikut :
Sensus Penduduk adalah cara pengumpulan data yang dilakukan melalui
pencacahan seluruh penduduk yang bertempat tinggal atau berada di wilayah
Republik Indonesia untuk memperoleh karakteristik penduduk pada saat tertentu.
Karakteristik pokok dan rinci yang dikumpulkan mencakup karakteristik
tentang penduduk, perumahan dan lingkungannya, dan karakteristik lain yang
termasuk dalam lingkup standar bidang kependudukan.
Ada beberapa hal yang menjadi urgensi atau hal penting dari sensus
penduduk terutama sensus penduduk 2010 yang tidak bisa tergantikan oleh
kegiatan statistic lainnya seperti survey yaitu:
1. Memperbaharui data dasar kependudukan.
2. Memantau kinerja pencapaian Millenium Developments Goals (MDGs)
atau Target Pembanguna Millenium sampai wilayah kecil.
3. Sebagai dasar pengembangan kerangka sampel untuk berbagai survey
yang akan dilaksakan pada periode 2010-2020.
4. Sebagai sumber data untuk pengembangan Program Targetting seperti
Beasiswa Sekolah, lansia,Bantuan Perumahan Kecacatan, dsb.
5. Basis utama proyeksi penduduk dekade 2010-2020.
6. Basis pengembangan statistic wilayah kecil (small area statistik).
7. Menjadi sarana untuk membangun citra bangsa yang melaksanakan
program berbasis data dan informasi mutakhir.
Substansi sensus penduduk 2010 :
1. Menghitung stok atau jumlah penduduk di seluruh wilayah teritorial suatu
Negara pada suatu titik waktu (hari) tertentu (census date).
2. Mengumpaulkan data dasar dan karateristik penduduk serta karateristik
social ekonomi (yang secara statistic tidak akurat jika dikumpulkan
melalui survey) untuk mendukung perencanaan dan evaluasi pembanguna
wilayah kecil.
3. Konsep penduduk menggunaka konsep de facto dalam arti bahwa
penduduk suatu wilayah didefinisikan sebagai orang yang secara factual
biasa tinggal di wilayah itu atau tempat tinggal sehari-hari (usual
residence) yang konsisten dengan sensus-sensus sebelumnya.
4. Data yang dihasilkan bersifat primer karena pendataan dilakukan secara
aktif yaitu petugas pencacah mendatangi penduduk dari rumah ke rumah
(door to door).

Berdasarkan Undang-Undang Statistik No.16 tahun 1997, Badan Pusat


Statistik bertanggung jawab sebagai pelaksana sensus baik sensus penduduk,
sensus pertanian dan sensus ekonomi yang sekurang-kurangnya dilakukan sekali
dalam sepuluh tahun. Pencacahan dalam sensus penduduk dilaksanakan untuk
mengumpulkan karakteristik pokok dan rinci terhadap seluruh penduduk baik
yang bertempat tinggal tetap maupun yang tidak mempunyai tempat tinggal tetap
(tunawisma, anak buah kapal Indonesia, manusia/ orang perahu, dan suku
terasing). Mencakup seluruh golongan umur penduduk, kecuali anggota korps
diplomatik dan keluarganya.
Sensus penduduk paling sedikit setiap 10 tahun sekali. Pada umumnya
sensus penduduk dilakukan pada tahun yang berakhiran dengan nol (0). Sensus
Penduduk terakhir yaitu Sensus Penduduk 2010 (SP2010) yang telah dilaksanakan
pada tanggal 1-31 Mei 2010.
Ruang lingkup sensus penduduk mencakup seluruh wilayah geografis suatu
negara dan seluruh penduduknya. Sensus digunakan untuk kepentingan pemilu,
pengumpulan pajak, juga digunakan dalam ekonomi.
Sesuai dengan rekomendasi dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) setiap
Negara diharapkan dapat melaksanakan sensus penduduk. Sensus penduduk
bertujuan untuk menghitung jumlah penduduk di wilayah geografis suatu negara,
serta komposisi, penyebaran, dan ciri-ciri demografis lainnya. Untuk negara
berkembang, sensus penduduk merupakan metode yang terbaik untuk
mengumpulkan data kependudukan karena cakupan dan kualitas registrasi
penduduk masih belum memadai sebagai sumber data kependudukan.
Pekerjaan ini mempunyai skala yang besar mulai dari perencanaan,
pelaksaaan dan pengolahannya yang akan dilakukan oleh pemerintah melalui
Badan Pusat Statistik (BPS). Karena itu, diperlukan kerjasama antar departemen
dan lembaga-lembaga lainnya serta badan-badan Internasional.
Cara pencacahan yang dipakai dalam sensus penduduk adalah kombinasi
antara de jure dan de facto. Bagi mereka yang bertempat tinggal tetap dipakai cara
de jure, yaitu dicacah di tempat mereka tinggal secara resmi, sedangkan untuk
yang tidak bertempat tinggal tetap dicacah dengan cara de facto, yaitu dicacah di
tempat mereka ditemukan oleh petugas lapangan sensus. Bagi mereka yang
mempunyai tempat tinggal tetap, tetapi sedang bertugas lebih dari 6 bulan, tidak
dicacah di tempat tinggalnya; mereka dicacah di tempat tugasnya. Sebaliknya
kalau ada seseorang atau keluarga menempati suatu bangunan belum mencapai
enam bulan tetapi bermaksud menetap disana, mereka dicacah di tempat itu.
Di Indonesia sendiri telah dilakukan delapan kali sensus penduduk yang
dilakukan setiap sepuluh tahun sekali dan dilaksanakan setiap tahun yang
berakhiran nol yaitu dua kali dilaksanakan ketika masih zaman pemerintahan

Hindia Belanda yaitu SP tahun 1920 dan SP tahun 1930. Sedangkan enam SP
berikutnya dilakukan setelah Indonesia merdeka yaitu SP tahun
1961,1971,1980,1990,2000 dan terakhir SP tahun 2010. Sensus penduduk
dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) sesuai dengan amanat UU.No 7 Tahun
1960 yang kemudian disempurnakan dengan UU.No 16 tahun 1997 tentang
statistik yang menyatakan bahwa BPS wajib menyediakan statistic dasar,
Peraturan Pemerintah (PP) No. 51 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik
dan Rekomendasi dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

2.SURVEY DEMOGRAFI DAN KESEHATAN INDONESIA


*(Untuk penjelasan mengenai SDKI, dengan mengambil contoh dari SDKI tahun 2012)

SDKI12 adalah suatu survey yang dirancang untuk menyajikan informasi


mengenai tingkat kelahiran, kematian, keluarga berencana dan kesehatan.
Kegiatan SDKI Tahun 2012 (SDKI12) diselenggarakan BPS bekerja sama
dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan
Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Secara teknis, BPS juga dibantu oleh United
States Agency for International Development (USAID) melalui proyek
Demographic and Health Surveys yang dilaksanakan oleh ICF yang berkantor
pusat di Calverton, Maryland, Amerika Serikat.
Responden yang dicakup pada SDKI 2013 ialah rumah tangga biasa yang
bertempat tinggal di blok sensus biasa. Rumah tangga yang tinggal di blok sensus
khusus seperti komplek militer dan sejenisnya dan rumah tangga khusus yang
tinggal di blok sensus biasa seperti asrama, penjara dan sejenisnya tidak dipilih
sebagai sampel. Kegiatan SDKI12 mencakup pencacahan terhadap rumah tangga
dan tiga daftar pertanyaan individu, yaitu:
1. Wanita Usia Subur (WUS), ditanyakan kepada semua responden wanita
yang berusia 15-49 tahun.
2. Pria Kawin (PK), ditanyakan kepada responden pria berstatus kawin/hidup
bersama yang berusia 15-54 tahun.
3. Remaja Pria (RP), ditanyakan kepada responden remaja pria berstatus
belum kawin yang berusia 15-24 tahun.
Pelaksanaan SDKI12 pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2012 di 33 provinsi.
Cakupan secara geografis meliputi seluruh wilayah Indonesia. Data hasil SDKI12
dapat disajikan pada tingkat nasional dan provinsi
Tujuan umum penyelenggaraan SDKI12 adalah dalam rangka
mengumpulkan informasi mengenai kesehatan ibu dan anak, prevalensi imunisasi,
kesehatan reproduksi, prevalensi KB, serta pengetahuan tentang AIDS dan PMS
lainnya.
Tujuan pokok penyelenggaraan SDKI12 secara rinci meliputi:

1. Mengumpulkan data mengenai tingkat fertilitas, mortalitas dan prevalensi


KB.
2. Mengumpulkan informasi tentang kesehatan ibu dan anak, seperti
perawatan ibu hamil, imunisasi, pemberian ASI, pengetahuan tentang
AIDS/IMS lainnya, dan kematian ibu.
3. Memenuhi kebutuhan data dasar yang memiliki keterbandingan
internasional untuk penyusunan kebijakan dan program di bidang
kependudukan dan kesehatan.

4. Mengumpulkan data mengenai pengetahuan, sikap dan perilaku pria


berstatus kawin berkaitan dengan kesehatan reproduksi, penyakit AIDS,
dan IMS lainnya.
5. Mengumpulkan data untuk memantau peran serta pria dalam program KB.
6. Mengumpulkan data mengenai pengetahuan, sikap dan perilaku remaja
yang belum kawin berkaitan dengan kesehatan reproduksi, penyakit AIDS
dan IMS lainnya.
7. Mengumpulkan informasi mengenai kesehatan lingkungan tempat tinggal,
antara lain mengenai kondisi rumah, fasilitas air bersih, fasilitas dapur,
kepemilikan ternak, dan keberadaan tempat cuci tangan di rumah tangga.
Bagaimana pelaksaannya?/Bagaimana perkembangan SDKI saat ini?
1. Tanggal pengumpulan data
Mulai
Akhir
Cycle
2012-01
2012-02
Persiapan dan pertemuan tim pengarah
2012-05
2012-08
Pelaksanaan lapangan
2012-09
2012-12
Pengolahan
2. Jenis pengumpulan data : wawancara langsung
3. Pengumpul data : Staf BPS yaitu pengawas/kortim 690 orang dan
pencacah 230 orang.
4. Perkembangan SDKI 2012 :
Sebagian besar materi pertanyaan yang dicakup dalam SDKI12 masih
mengadopsi materi pertanyaan SDKI Tahun 2007, sedangkan sebagian lagi
merupakan pertanyaan baru yang dipilih secara ketat melalui proses uji
coba.
5. Riwayat Pengumpulan Data SDKI:
Survei pertama adalah Survei Prevalensi Kontrasepsi Indonesia yang
dilakukan pada tahun 1987. BPS telah menyelenggarakan kegiatan SDKI
sebanyak lima kali yaitu pada tahun 1991, 1994, 1997, 2002, dan 2007.

3.SURVEY SOSIAL EKONOMI NASIONAL


Susenas adalah Survei Sosial Ekonomi Nasional yang dilakukan oleh BPS
setiap tahunnya, susenas merupakan satu kegiatan dari proyek penyempurnaan

dan pengembangan Statistik BPS, dimana survei ini merupakan survei rumah
tangga mengenai berbagai karakteristik sosial ekonomi penduduk , terutama yang
erat kaitannya dengan pengukuran tingkat kesejahteraan masyarakat. Survei ini
mencakup 3 modul yang biasanya dikumpulkan secara berkala pada umumnya 3
tahun sekali atau disesuaikan dengan kebutuhan, paket modul tersebut yaitu

Konsumsi, pengeluaran dan pendapatan

Sosial-budaya, perjalanan, kriminalitas, dan kesejahteraan rakyat (kesra

Kesehatan, pendidikan, dan perumahan

Dalam bidang Sosial Budaya dan Pendidikan, Survei ini dilaksanakan oleh
Subdit. Stat. Pendidikan dan Kesejahteraan Sosial BPS. Tujuan survei ini yaitu
terwujudnya kesejahteraan rakyat yang ditandai dengan meningkatnya kualitas
kehidupan yang layak dan bermatrabat serta memberi perhatian utama pada
tercukupinya kebutuhan dasar. Sasaran umum yang akan dicapai antara lain
meningkatnya ketahanan sosial dan budaya, meningkatnya kedudukan dan
peranan perempuan, meningkatnya partisipasi aktif pemuda, serta meningkatnya
pembudayaan dan prestasi olahraga. Sedangkan tujuan pembangunan pendidikan
seperti tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 adalah mencerdaskan kehidupan
bangsa. Pembangunan pendidikan dilakukan melalui jalur pendidikan formal, non
formal dan informal
Susenas dilaksanakan di seluruh wilayah di Indonesia dengan semua
rumah tangga memiliki kemungkinan untuk terpilih menjadi sampel dalam
analisis oleh BPS, dalam mengumpulkan data survei ini dilaksanakan secara
langsung (wawancara langsung).
Susenas pertama kali dilaksanakan pada tahun 1963. Dalam dua dekade
terakhir, sampai dengan tahun 2010, Susenas dilaksanakan setiap tahun. Setiap
tahun pengumpulan data dilakukan pada bulan Maret (triwulan I), Juni (triwulan
II), September (triwulan III), dan Desember (triwulan IV). Sampel Susenas MSBP
2012 adalah sampel Susenas Triwulan III Tahun 2012. Data hasil pencacahan
Susenas MSBP dapat disajikan pada tingkat nasional dan provinsi

4.PONTENSI DESA

Survei Podes adalah salah satu kegiatan BPS Subdit. Stat. Ketahanan
Wilayah yang dilaksanakan setiap 3 tahun sekali mengikuti tiga sensus besar yang
diakukan oleh BPS yang bertujuan untuk menyediakan data potensi/keadaan
pembangunan di desa/kelurahan dan perkembangannya yang meliputi keadaan
sosial, ekonomi, sarana dan prasarana, serta potensi yang ada di desa/kelurahan .
menyediakan data untuk berbagai keperluan khususnya yang berkaitan dengan
kebutuhan perencanaan regional setiap daerah. Unit analisis dalam podes yaitu
desa/kelurahan dan wilayah dengan sebutan lain yang setingkat desa/kelurahan
dengan cara wawancara langsung.
Data Podes dikumpulkan pertama kali pada tahun 1976 dengan nama
Fasilitas Desa (Fasdes). Pendataan ini hanya dilakukan pada beberapa provinsi
kemudian dilanjutkan provinsi yang lain pada tahun berikutnya. Kemudian, mulai
tahun 1980 pendataan Podes dilaksanakan setiap 3 tahun sekali, sebagai bagian
dari rangkaian kegiatan Sensus. Kegiatan pengumpulan Podes yang terakhir
dilakukan adalah Podes 2014.

5.SURVEY PENDUDUK ANTAR SENSUS

SUPAS atau Survey Penduduk Antar Sensus adalah survei yang


dilaksanakan BPS pada tahun-tahun yang berakhiran dengan 5 artinya SUPAS ada
survey intercensal dengan periode 10 tahun. Survei ini diselenggarakan oleh
Subdit. Stat. Demografi dan dilaksakan pertama kali dilaksanakan pada tahun
1976. Survei berikutnya dilaksanakn pada tahun 1985, 1995 dan yang terakhir
tahun 2005. Secara umum tujuan dari survei ini adalah untuk menjembatani data
dari dua sensus, mengingat periode sensus yang panjang yaitu sepuluh tahun
sekali. Perbedaan dari kegiatan yang sebelumnya yaitu jumlah sampel diperbesar
sehingga dpt digunakan utk estimasi indikator level kabupaten.
SUPAS ini bertujuan untuk mengetahui jumlah penduduk menurut jenis
kelamin dan kelompok umur, tingkat kelahiran, tingkat kematian, tingkat
perpindahanm, sebaran penduduk, dan sebgainya. Tujuan lainnya adalah untuk
memperbaiki hasil proyeksi penduduk sebelumnya.
Cakupan responden dari SUPAS adalah seluruh penduduk di wilayah NKRI
(termasuk corps diplomatik) di sebagian wilayah provinsi di Indonesia. Alokasi
sampel dari SUPAS adalah 250.000 RT menggunakan systematic sampling.
Teknis pelaksanaan dari SUPAS adalah :
-Petugas datang langsung ke rumah tangga sampel dan melaksanakan wawancara
langsung.

6.PENDATAAN PROGRAM PERLINDUNGAN SOSIAL

PPLS atau Pendataan Program Perlindungan Sosial adalah kegiatan


rutinan BPS yang bertujuan untuk melakukan pemutakhiran (updating) basis
Rumah Tangga Sasaran Bantuan Langsung Tunai (RTS BLT). Kegiatan ini
dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia. BPS mulai melaksanakan PPLS yakni
pada tahun 2008, 2011, 2014, serta yang baru-baru ini 2015. Cakupan pengamatan
adalah rumah tangga menengah kebawah hasil Sensus Penduduk.
PPLS bertujuan untuk memperoleh basis data terpadu rumah tangga
menengah ke bawah di Indonesia, yaitu rumah tangga dengan kondisi sosial
ekonomi terbawah, berdasarkan nama dan alamat. Adapun manfaat dari PPLS
sebagai data tunggal yang digunakan oleh pemerintah untuk merancang program
peningkatan kesejahteraan masyarakat menengah ke bawah yang lebih baik.
Tahap tahap pelaksanaan PPLS sebagai berikut :
-Petugas pendataan berdiskusi dengan ketua Satuan Lingkungan Setempat (SLS)
Setelah berkoordinasi dengan Kepala Desa/Lurah, Petugas mendatangi ketua SLS
(Kampung/Jorong/Nagari/Dusun/RT) untuk mengonfirmasi keberadaan rumah
tangga yang tercatat dalam daftar.
- Petugas pendataan berdiskusi dengan perwakilan rumah tangga menengah ke
bawah
Petugas berdiskusi dengan 3 - 4 orang perwakilan rumah tangga menengah ke
bawah (consultation with the poor) untuk memastikan semua rumah tangga
menengah ke bawah dalam SLS tersebut telah tercatat.
- Petugas pendataan melakukan pencacahan secara rinci
Petugas melakukan pencacahan rinci kondisi sosial ekonomi rumah tangga.

Anda mungkin juga menyukai