Anda di halaman 1dari 5

Aplikasi Osilasi Harmonik Sederhana

pada Shock Absorber Mobil

Sebelum mengenal shock absorber, tahukah kamu, apa itu osilasi ??


Osilasi adalah merupakan suatu gerakan periodik - umumnya terhadap waktu - dari suatu hasil
pengukuran, contohnya pada ayunan bandul. Istilah vibrasi sering digunakan sebagai sinonim osilasi, walaupun
sebenarnya vibrasi merujuk pada jenis spesifik osilasi, yaitu osilasi mekanis. Yang mana getaran atau vibrasi itu
ialah suatu gerak bolak-balik di sekitar titk kesetimbangan. Kesetimbangan di sini maksudnya adalah keadaan
dimana suatu benda berada pada posisi diam jika tidak ada gaya yang bekerja pada benda tersebut. Getaran
mempunyai amplitudo (jarak simpangan terjauh dengan titik tengah) yang sama.
Pada osilasi tidak hanya terjadi pada suatu sistem fisik, tapi bisa juga pada sistem biologi. Osilasi terbagi
menjadi 2 yaitu osilasi harmonis sederhana dan osilasi harmonis kompleks. Dalam osilasi harmonis sederhana
terdapat gerak harmonis sederhana. Dimana definisi dari gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak - balik
benda melalui suatu titik keseimbangan tertentu dengan banyaknya getaran benda dalam setiap sekon selalu
konstan. Gerak harmonic sederhana telah banyak diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya penghisap

dalam silinder gas, gerak osilasi air raksa / air dalam pipa U, gerak horizontal / vertikal dari pegas, gerak
bandul/ bandul fisis, osilasi ayunan, Shockabsorber pada Mobil, Jam Mekanik, garpu tala dan masih banyak lagi.
Berikut ini penjelasan mengenai persamaan-persamaan yang sering digunakan dalam gerak harmonic
sederhana , diantaranya:
Persamaan Gerak Harmonik Sederhana
Persamaan Gerak Harmonik Sederhana adalah:
Y = A sin t

Keterangan :

Y = simpangan
A = simpangan maksimum (amplitudo)
t = waktu

Jika posisi sudut awal adalah 0, maka persamaan gerak harmonik sederhana menjadi :
Y = A sin t + 0

Getaran bebas dengan redaman

Gambar osilasi pegas teredam


Saat peredaman diperhitungkan, hal ini berarti gaya peredam juga berlaku pada massa selain gaya
yang disebabkan oleh peregangan pegas. Bila bergerak dalam fluida benda akan mendapatkan peredaman karena
kekentalan fluida. Gaya akibat kekentalan ini sebanding dengan kecepatan benda. Konstanta akibat kekentalan
(viskositas) c ini dinamakan koefisien peredam, dengan satuan N s/m (SI)

Dengan menjumlahkan semua gaya yang berlaku pada benda, maka diperoleh persamaan berikut:

Solusi persamaan ini tergantung pada besarnya redaman. Bila redaman cukup kecil, sistem masih akan
bergetar, namun pada akhirnya akan berhenti. Keadaan ini disebut kurang redam, dan merupakan kasus yang
paling mendapatkan perhatian dalam analisis vibrasi. Bila peredaman diperbesar sehingga mencapai titik saat
sistem tidak lagi berosilasi, ini dapat dikatakan mencapai titik redaman kritis. Bila peredaman ditambahkan
melewati titik kritis ini sistem disebut dalam keadaan lewat redam.
Nilai koefisien redaman yang diperlukan untuk mencapai titik redaman kritis pada model massa-pegasperedam adalah:

Untuk mengkarakterisasi jumlah peredaman dalam sistem digunakan nisbah yang dinamakan nisbah redaman.
Nisbah ini adalah perbandingan antara peredaman sebenarnya terhadap jumlah peredaman yang diperlukan untuk
mencapai titik redaman kritis. Rumus untuk nisbah redaman () adalah

Sebagai contoh struktur logam akan memiliki nisbah redaman lebih kecil dari 0,05, sedangkan suspensi otomotif
akan berada pada selang 0,2-0,3.

Shock Absorber
Pada artikel ini yang dibahas hanya pada shock absorber saja. Mari kita pelajari bersama!!!!

Gambar. Shock absorber pada mobil


Sebagaimana telah diketahui bahwa shock absorber adalah salah satu komponen dalam sistem
suspensi, yang berfungsi untuk meredam gaya osilasi dari pegas. Shock absorbers

berfungsi untuk

memperlambat dan mengurangi besarnya getaran gerakan dengan mengubah energi kinetik dari gerakan suspensi
menjadi energi panas yang dapat dihamburkan melalui cairan hidrolik. Untuk memahami bagaimana ini bekerja,
sebaiknya untuk melihat ke dalam sebuah shock absorber untuk melihat struktur dan fungsinya.

Gambar struktur dan fungsi shock absorber


Peredam kejut (shockabsorber) pada mobil memiliki komponen pada bagian atasnya terhubung dengan
piston dan dipasangkan dengan rangka kendaraan. Bagian bawahnya, terpasang dengan silinder bagian bawah

yang dipasangkan dengan as roda. Fluida kental menyebabkan gaya redaman yang bergantung pada kecepatan
relatif dari kedua ujung unit tersebut. Hal ini membantu untuk mengendalikan guncangan pada roda.
Pada shock absorber terjadi dua peristiwa yaitu ditekan dan memanjang, ditekan berarti shock
absorber mengalami pemendekan panjang, sedangkan saat memanjang berarti shock absorber mengalami
pemanjangan ukuran. Konstruksi shock absorber itu terdiri atas piston, piston rod dan tabung. Piston adalah
kmponen dalam tabung shock absorber yang bergerak naik turun di saat shock absorber bekerja. Sedangkan
tabung adalah tempat dari minyak shock absorber dan sekaligus ruang untuk piston bergerak naik turun. Dan yang
terakhir adalah piston rod adalah batang yang menghubungkan piston dengan tabung bagian atas (tabung luar)
dari shock absorber. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar detail strukrur shock absorber


Prinsip kerja dari Shock Absorber adalah sebagai berikut :
Shock absorbers bekerja dalam dua siklus yakni siklus kompresi dan siklus ekstensi.
Siklus kompresi (penekanan)
Saat shock absorber ditekan karena gaya osilasi dari pegas suspensi, maka gerakan yang terjadi adalah
shock absorber mengalami pemendekan ukuran. Siklus kompresi terjadi ketika piston bergerak ke bawah,
menekan fluida hidrolik di dalam ruang bawah piston. Dan minyak shock absorber yang berada dibawah piston
akan naik keruang atas piston melalui lubang yang ada pada piston. Sementara lubang kecil (orifice) pada piston
tertutup karena katup menutup saluran orifice tersebut. Penutupan katub ini disebabkan karena peletakan katup
yang berupa membran (plat tipis) dipasangkan dibawah piston, sehingga ketika minyak shock absorber berusaha
naik ke atas maka katup membran ini akan terdorong oleh shock absorber dan akilbatnya menutup saluran orifice.
Jadi minyak shock absorber akan menuju ke atas melalui lubang yang besar pada piston, sementara minyak tidak
bisa keluar melalui salkuran oriface pada piston. Pada saat ini shock absorber tidak melakukan peredaman

terhadap gaya osilasi dari pegas suspensi, karena minyak dapat minyak dapat naik ke ruang di atas piston dengan
sangat mudah.
Siklus ekstensi (memanjang)
Pada saat memanjang piston di dalam tabung akan begerak dari bawah naik ke atas. Gerakan naik piston
ini membuat minyak shock absorber yang sudah berada diatas menjadi tertekan. Minyak shock absorber ini akan
mencari jalan keluar aagar tidak tidak tertekan oleh piston terus. Maka minyak ini akan mendorong katup pada
saluran oriface untuk membuka dan minyak akan keluar atau turun ke bawah melalui saluran oriface. Pada saat ini
katup pada lubang besar di piston akan tertutup karena letak katup ini yang berada di atas piston. Minyak shock
absorber ini akan menekan katup lubang besar di piston ke bawah dan berakibat katup ini tertutup. Tapi letak
katup saluran oriface membuka karena letaknya berada di bawah piston, sehingga ketika minyak shock menekan
ke bawah katup ini membuka. Pada saat ini minyak shock absorber hanya dapat turun ke bawah melalui saluran
orifice yang kecil. Karena salurannya yang kecil, maka minyak shock absorber tidak akan bisa cepat turun ke
bawah alias terhambat. Di saat inilah shock absorber melakukan peredaman terhadap gaya osilasi pegas
suspensi.
Tipikal mobil atau truk ringan akan memiliki lebih banyak perlawanan selama siklus ekstensi daripada
siklus kompresi. Semua peredam kejut modern adalah kecepatan-sensitif suspensi semakin cepat bergerak,
semakin banyak perlawanan yang shock breker menyediakan. Hal ini memungkinkan guncangan untuk
menyesuaikan diri dengan kondisi jalan dan untuk mengontrol semua gerakan yang tidak diinginkan yang dapat
terjadi dalam kendaraan yang bergerak.
Cara kerja dari shock absorber tersebut di atas merupakan shock absorber yang bertipe single action,
sedangkan untuk shock absorber bertipe double action tidak menggunakan saluran besar pada piston, keduaduanya hanya berupa saluran saluran orifice saja. Sehingga saat kompresi, shock absorber akan melakukan
peredaman terhadap gaya osilasi pegas suspensi.

Semoga bermanfaat..

Anda mungkin juga menyukai