Anda di halaman 1dari 41

BAB II DASAR TEORI

2.1. Pengertian Motor Bakar Motor bakar adalah salah satu jenis mesin kalor, yaitu mesin yang mengubah energi termal untuk melakukan kerja mekanik atau mengubah tenaga kimia bahan bakar menjadi tenaga mekanis. Sebelum menjadi tenaga mekanis, energi kimia bahan bakar diubah dulu menjadi energi termal atau panas melalui pembakaran bahan bakar dengan udara. Pembakaran ini ada yang dilakukan di dalam mesin kalor itu sendiri dan ada pula yang dilakukan di luar mesin kalor. Dengan demikian mesin kalor terdiri atas : 1. Mesin pembakaran dalam atau sering disebut Internal Combustion Engine (IC !, yaitu dimana proses pembakarannnya berlangsung didalam motor bakar , sehingga panas dari hasil pembakaran langsung bisa diubah menjadi tenaga mekanik. Misalnya : pada turbin gas, motor bakar torak dan mesin propulasi pan"ar gas. #. Mesin pembakaran luar atau sering disebut sebagai External combustion engine ( C !, yaitu proses pembakaran bahan bakar terjadi di luar mesin itu, sehingga untuk melaksanakan pembakaran digunakan mesin tersendiri. Panas dari hasil pembakaran bahan bakar tidak langsung diubah menjadi tenaga gerak, tetapi terlebih dulu melalui media penghantar, baru kemudian diubah menjadi tenaga mekanik. Misalnya pada ketel uap dan turbin uap. $al%hal yang perlu menjadi perhatian dan pertimbangan dalam menentukan mesin yang akan digunakan adalah :

1. Mesin pembakaran dalam yaitu : a. Pemakaian bahan bakar irit. b. &erat tiap satuan tenaga mekanis lebih ke"il. ". 'onstruksi lebih sederhana, karena tidak memerlukan ketel uap, kondensor dan sebagainya. #. Mesin pembakaran luar yaitu : a. Dapat memakai semua bentuk bahan bakar. b. Dapat memakai bahan bakar yang bermutu rendah. ". Co"ok untuk melayani beban%beban besar dalam satu poros. d. (ebih "o"ok dipakai untuk daya tinggi. Motor pembakaran dalam sendiri terbagi menjadi dua jenis utama, yaitu Motor &ensin ()tto! dan Motor Diesel. Perbedaan kedua jenis motor tersebut sangat jelas sekali yaitu jika motor bensin menggunakan bahan bakar bensin (premium!, sedangkan motor diesel menggunakan bahan bakar solar. Perbedaan yang utama juga terletak pada sistem penyalaannya, di mana pada motor bensin digunakan busi sebagai sistem penyalaannya sedangkan pada motor diesel meman*aatkan suhu kompresi yang tinggi untuk dapat membakar bahan bakar solar. 2.2. Siklus thermodinamika Siklus udara +olume konstan (siklus otto!, dapat digambarkan dengan gra*ik P dan + seperti terlihat pada (,b. #.1!.

,ambar #.1. Diagram P +s - dari siklus +olume konstan (Sumber : Soenarta . /uruhama, 1001! Penjelasan : a. /luida kerja dianggap sebagai gas ideal dengan kalor spesi*ik yang konstan. b. (angkah isap (2%1! merupakan proses tekanan%konstan. ". (angkah kompresi (1%#! ialah proses isentropik. d. Proses pembakaran +olume konstan (#%3! dianggap sebagai proses pemasukan kalor pada +olume konstan. e. (angkah kerja (3%4! ialah proses isentropik. *. Proses pembuangan (4%1! dianggap sebagai proses pengeluaran kalor pada +olume konstan. g. (angkah buang (1%2! ialah proses tekanan konstan. h. Siklus dianggap 5tertutup5, artinya siklus ini berlangsung dengan *luida kerja yang sama, atau gas yang berada didalam silinder pada titik 1 dapat dikeluarkan

dari dalam silinder pada 6aktu langkah buang, tetapi pada langkah isap berikutnya akan masuk sejumlah *luida yang sama. 2.3. Prinsi !er"a Motor Bakar Prinsip kerja motor bakar dibedakan menjadi # yaitu motor 4 langkah dan # langkah. 2.1 Motor #ensin $ langkah Motor bensin empat langkah adalah motor yang setiap satu kali pembakaran bahan bakar memerlukan 4 langkah dan # kali putaran poros engkol, dapat dilihat pada (gbr.#.#!.

,ambar #.#. Skema ,erakan 7orak 4 langkah (Sumber : 8rismunandar, #22#! Prinsip kerja motor 4 langkah dapat dijelaskan sebagai berikut : %angkah isa & 1. 7orak bergerak dari 7M8 ke 7M& #. 'atup masuk terbuka, katup buang tertutup. 3. Campuran bahan bakar dengan udara yang telah ter"ampur di dalam karburator masuk ke dalam silinder melalui katup masuk.

4. Saat torak berada di 7M& katup masuk akan tertutup. %angkah kom resi & 1. 7orak bergerak dari 7M& ke 7M8. #. 'atup masuk dan katup buang kedua%duanya tertutup sehingga gas yang telah diisap tidak keluar pada 6aktu ditekan oleh torak yang mengakibatkan tekanan gas akan naik. 3. &eberapa saat sebelum torak men"apai 7M8 busi mengeluarkan bunga api. 4. 1. ,as bahan bakar yang telah men"apai tekanan tinggi terbakar. 8kibat pembakaran bahan bakar, tekanannya akan naik menjadi kira% kira tiga kali lipat. %angkah ker"a ' eks ansi & 1. Saat ini kedua katup masih dalam keadaan tertutup. #. ,as terbakar dengan tekanan yang tinggi akan mengembang kemudian menekan torak turun keba6ah dari 7M8 ke 7M&. 3. 7enaga ini disalurkan melalui batang penggerak, selanjutnya oleh poros engkol diubah menjadi gerak beputar. %angkah em#uangan & 1. 'atup buang terbuka, katup masuk tertutup. #. torak bergerak dari 7M& ke 7M8. 3. ,as sisa pembakaran terdorong oleh torak keluar melalui katup buang. 2.2 Motor Bensin 2 %angkah

Motor bensin # langkah adalah mesin yang proses pembakarannya dilaksanakan dalam satu kali putaran poros engkol atau dalam dua kali gerakan piston.

,ambar #.3. Skema ,erakan 7orak # (angkah (Sumber 9 666.ke+eney."om ! Pada gambar di atas merupakan kerja pada motor # langkah, jika piston bergerak naik dari titik mati ba6ah ke titik mati atas maka saluran bilas dan saluran buang akan tertutup. Dalam hal ini bahan bakar dan udara dalam ruang bakar dikompresikan. Sementara itu "ampuran bahan bakar dan udara masuk ruang engkol, beberapa derajat sebelum piston men"apai titik mati atas, busi akan melon"atkan api sehingga terjadi pambakaran bahan bakar. Prinsip kerja dari motor # langkah : %angkah hisa & 1. 7orak bergerak dari 7M8 ke 7M&. #. Pada saat saluran bilas masih tertutup oleh torak, didalam bak mesin terjadi kompresi terhadap "ampuran bensin dengan udara. 3. Di atas torak, gas sisa pembakaran dari hasil pembakaran sebelumnya sudah mulai terbuang keluar saluran buang.

4. Saat saluran bilas terbuka, "ampuran bensin dengan udara mengalir melalui saluran bilas terus masuk kedalam ruang bakar.

%angkah kom resi & 1. 7orak bergerak dari 7M& ke 7M8. #. :ongga bilas dan rongga buang tertutup, terjadi langkah kompresi dan

setelah men"apai tekanan tinggi busi memer"ikkan bunga api listrik untuk membakar "ampuran bensin dengan udara tadi. 3. Pada saat yang bersamaan, diba6ah (di dalam bak mesin! bahan bakar yang baru masuk kedalam bak mesin melalui saluran masuk. %angkah ker"a'eks ansi & 1. 7orak kembali dari 7M8 ke 7M& akibat tekanan besar yang terjadi pada 6aktu pembakaran bahan bakar #. Saat itu torak turun sambil mengkompresi bahan bakar baru di dalam bak mesin. %angkah #uang & 1. Menjelang torak men"apai 7M&, saluran buang terbuka dan gas sisa pembakaran mengalir terbuang keluar. #. Pada saat yang sama bahan bakar baru masuk ke dalam ruang bahan bakar melalui rongga bilas. 3. Setelah men"apai 7M& kembali, torak men"apai 7M& untuk mengadakan langkah sebagai pengulangan dari yang dijelaskan di atas. 2.$. Sistem ada Motor Bakar

2.$.1 Sistem Bahan Bakar

Motor bensin merupakan jenis dari motor bakar, motor bensin kebanyakan dipakai sebagai kendaraan bermotor yang berdaya ke"il seperti mobil, sepeda motor, dan juga untuk motor pesa6at terbang. Pada motor bensin selalu diharapkan bahan bakar dan udara itu sudah ter"ampur dengan baik sebelum dinyalakan oleh busi. Pada motor bakar sering memakai sistem bahan bakar menggunakan karburator. Pada gambar (#.4! diterangkan skema sistem penyaluran bahan bakar.

,ambar #.4. Skema sistem penyaluran bahan bakar (Sumber : 8rismunandar, 10;3! Pompa bahan bakar menyalurkan bahan bakar dari tangki bahan bakar ke karburator untuk memenuhi jumlah bahan bakar yang harus tersedia didalam karburasi. Pompa ini terutama dipakai apabila letak tangki lebih rendah daripada letak karburator. <ntuk membersihkan bahan bakar dari kotoran yang dapat mengganggu aliran atau menyumbat saluran bahan bakar, terutama didalam karburator, digunakan saringan atau *ilter. Sebelum masuk kedalam saringan, udara mengalir melalui karburator yang mengatur pemasukan, pen"ampuran dan pengabutan bahan bakar ke dalam, sehingga diperoleh perbandingan "ampuran

bahan bakar dan udara yang sesuai dengan keadaan beban dan ke"epatan poros engkol. Penyempurnaan pen"ampuran bahan bakar udara tersebut berlangsung baik di dalam saluran isap maupun didalam silinder sebelum "ampuran itu terbakar. Campuran itu haruslah homogen serta perbandingannya sama untuk setiap silinder, "ampuran yang kaya (rich fuel! diperlukan dalam keadaan tanpa beban dan beban penuh sedangkan "ampuran yang miskin (poor fuel! diperlukan untuk operasi normal. 2.$.2. Bahan Bakar &ensin premium mempunyai si*at anti ketukan yang baik dan dapat dipakai pada mesin kompresi tinggi pada saat semua kondisi. Si*at%si*at penting yang diperhatikan pada bahan bakar bensin adalah : a! 'e"epatan menguap (volatility! b! 'ualitas pengetukan (ke"enderungan berdetonasi! "! 'adar belerang d! 7itik nyala e! &erat jenis a. Angka Oktan 8ngka oktan pada bensin adalah suatu bilangan yang menunjukkan si*at anti ketukan =berdetonasi. Dengan kata lain, makin tinggi angka oktan semakin berkurang kemungkinan untuk terjadi detonasi (knocking!. Dengan berkurangnya intensitas untuk berdetonasi, maka "ampuran bahan bakar dan udara yang dikompresikan oleh torak menjadi lebih baik sehingga tenaga motor akan lebih besar dan pemakaian bahan bakar menjadi lebih hemat.

&esar angka oktan bahan bakar tergantung pada presentase iso oktan (C>$1;! dan normal heptana (C>$1?! yang terkandung didalamnya. Sebagai pembanding, bahan bakar yang sangat mudah berdetonasi adalah heptana normal (C>$1?!, sedang yang sukar berdetonasi adalah iso oktana (C>$1;!. &ensin yang "enderung ke arah si*at heptana normal disebut bernilai oktan rendah (angka oktan rendah! karena mudah berdetonasi, sebaliknya bahan bakar yang lebih "enderung ke arah si*at iso-oktan (lebih sukar berdetonasi! dikatakan bernilai oktan tinggi (angka oktan tinggi!. Misalnya, suatu bensin dengan angka oktan 02 akan lebih sukar berdetonasi daripada dengan bensin beroktan >2. @adi ke"enderungan bensin untuk berdetonasi di nilai dari angka oktannya Iso-oktan murni diberi indeks 122, sedangkan heptana normal murni diberi indeks 2. Dengan demikian, suatu bensin dengan angka oktan 02 berarti bah6a bensin tersebut mempunyai ke"enderungan berdetonasi sama dengan "ampuran yang terdiri atas 02A +olume iso-oktan dan 12A +olume heptana normal. 7abel #.1. 8ngka oktan untuk bahan bakar (enis #ahan #akar Premium PertamaB PertamaB Plus &ensol Angka oktan ;; 0# 01 122

#. !esta#ilan !imia dan !e#ersihan Bahan Bakar 'estabilan kimia bahan bakar sangat penting, karena berkaitan dengan kebersihan bahan bakar yang selanjutnya berpengaruh terhadap sistem pembakaran dan sistem saluran. Pada temperatur tinggi, sering terjadi polimer yang berupa

endapan%endapan gum. ndapan gum (getah! ini berpengaruh kurang baik terhadap sistem saluran, misalnya pada katup%katup dan saluran bahan bakar. 2.$.3. Sistem Pem#akaran Se"ara umum pembakaran dide*inisikan sebagai reaksi kimia atau reaksi kesenya6aan bahan bakar dengan oksigen. Mekanisme pembakaran sangat dipengaruhi oleh keadaan dari keseluruhan proses pembakaran, sebagaimana diketahui bah6a bensin mengandung unsur%unsur karbon dan hidrogen. 8da 3 teori mengenai terbentuknya hidrogen tersebut : 1. $idrokarbon terbakar bersama%sama dengan oksigen sebelum karbon bergabung dengan oksigen #. 'arbon terbakar lebih dahulu daripada oksigen 3. Senya6a hidrokarbon terlebih dahulu bergabung dengan oksigen dan membentuk senya6a (hidroxilasi) yang kemudian dipe"ah se"ara thermis. (Cas6aki, ', 1004!. Dalam pembakaran hidrokarbon tidak terjadi gejala apabila kondisinya memungkinkan untuk proses hidroxilasi, hal ini akan terjadi apabila "ampuran terdahulu (premixture! antara bahan bakar dengan udara mempunyai 6aktu yang "ukup, sehingga memungkinkan masuknya oksigen kedalam senya6a hidrokarbon (Cas6aki, ', 1004!. &ila oksigen dan hidrokarbon ini tidak ter"ampur dengan baik, maka akan terjadi proses cracking dimana akan timbul asap, pembakaran sema"am ini disebut pembakaran tidak normal 8da # kemungkinan yang dapat terjadi pada pembakaran motor bensin :

1. Pembakaran normal, dimana bahan bakar dapat terbakar seluruhnya pada saat dan keadaan yang dikehendaki #. Pembakaran tidak normal, dimana bahan bakar tidak ikut terbakar atau tidak terbakar sama%sama pada saat dan keadaan yang dikehendaki.

1. Pem#akaran )ormal Mekanisme pembakaran normal dalam motor bensin dimulai pada saat terjadinya lon"atan bunga api pada busi, kemudian api membakar gas bakar yang berada disekelilingnya sehingga semua partikelnya terbakar habis. Di dalam pembakaran normal, pembagian nyala api terjadi merata diseluruh bagian. Pada keadaan yang sebenarnya pembakaran bersi*at komplek, yang mana berlangsung pada beberapa phase. Dengan timbulnya energi panas, maka tekanan dan temperatur naik se"ara mendadak, sehingga piston terdorong menuju 7M&. ,ra*ik di ba6ah merupakan gra*ik pembakaran normal pada motor bensin.

,ambar. #.1. Pembakaran "ampuran udara%bensin dan tekanan dalam silinder (Sumber : 8nonim, 100?! ,ambar di atas dengan jelas memperlihatkan hubungan antara tekanan dan sudut engkol, mulai dari penyalaan sampai akhir pembakaran. Dari gra*ik dapat dilihat bah6a beberapa derajat sebelum piston men"apai 7M8, busi memberikan per"ikan bunga api sehingga mulai terjadi pembakaran, sedangkan lonjakan tekanan dan temperatur mulai point #, sesaat sebelum piston men"apai 7M8, dan pembakaran point 3 sesaat sesudah piston men"apai 7M8. 2. Pem#akaran Tidak )ormal Pembakaran tidak normal dapat menimbulkan knocking dan atau preignition yang memungkinkan timbulnya gangguan pada motor bensin. a. !no*king Seperti telah diterangkan sebelumnya, pada peristi6a pembakaran normal api menyebar keseluruh bagian ruang bakar dengan ke"epatan konstan dan busi ber*ungsi sebagai pusat penyebaran. Dalam hal ini "ampuran bahan bakar dan

udara yang belum terbakar terdesak oleh gas yang sudah terbakar, sehingga tekanan dan suhunya naik sampai men"apai keadaan hampir terbakar. @ika pada saat ini gas tadi terbakar dengan sendirinya, maka akan timbul ledakan (detonasi! yang menghasilkan gelombang kejutan berupa suara ketukan (knocking noise!. #. Se#a#+se#a# ter"adin,a knocking (apisan yang telah terbakar akan berekspansi. Pada kondisi lapisan yang tidak homogen ekspansi lapisan gas tadi akan mendesak lapisan gas lain yang belum terbakar, sehingga tekanan dan suhunya naik. &ersamaan dengan adanya radiasi dari ujung lidah api, lapisan gas yang terdesak akan terbakar tiba%tiba. Peristi6a ini akan menimbulkan letupan (detonasi!, mengakibatkan terjadinya gelombang tekanan yang kemudian menumbuk piston dan dinding silinder sehingga terdengarlah suara ketukan (knocking!. *. -al+hal ,ang men,e#a#kan knocking Penyebab 'no"king adalah : 1! Perbandingan kompresi yang tinggi, tekanan kompresi, suhu pemanasan "ampuran dan suhu silinder yang tinggi. #! Masa pengapian yang "epat. 3! Putaran mesin rendah dan penyebaran api lambat. 4! Penempatan busi dan konstruksi ruang bakar tidak tepat, serta jarak penyebaran api terlampau jauh.

,ambar.#.?. Proses terjadinya detonasi (Sumber : Suratman, #223! 2.$.$. Sistem Penga#utan <ntuk membentuk "ampuran bahan bakar dan udara diperlukan alat yang disebut karburator. 'arburator memiliki beberapa bagian komponen yang masing% masing mempunyai tugas tertentu untuk memenuhi *ungsi yang dibebankan pada karburator. &erikut ini adalah merupakan satu persatu bagian tersebut beserta *ungsinya, yaitu : 1. Mangkok karburator (float chamber!, ber*ungsi untuk menyimpan bahan bakar pada 6aktu sebelum digunakan. #. 'lep = jarum pelampung (floater valve!, ber*ungsi mengatur masuknya bahan bakar ke dalam mangkok karburator. 3. Pelampung (floater!, ber*ungsi untuk mengatur agar tetap posisi bahan bakar di dalam mangkok karburator. 4. Skep = 'atup ,as (throtle valve!, ber*ungsi mengatur banyaknya gas yang masuk ke dalam silinder.

1.

Peman"ar jarum (main no le ! needle "et!, ber*ungsi meman"arkan bahan bakar 6aktu akselerasi, besarnya diatur oleh terangkatnya jarum skep.

?.

@arum Skep = @arum ,as (needle "et!, ber*ungsi mengatur besarnya semprotan bahan bakar dari main no le pada 6aktu akselerasi.

>.

Peman"ar &esar (main "et!, ber*ungsi meman"arkan bahan bakar pada 6aktu putaran tinggi.

;.

Peman"ar ke"il = stasioner (slo# "et!, ber*ungsi meman"arkan bahan bakar 6aktu langsam = stasioner.

0. posisi skep. 12.

Sekrup ,as = &aut ,as (throttle scre#!, ber*ungsi menyetel

Sekrup <dara = &aut <dara (air scre#!, ber*ungsi mengatur banyaknya udara yang akan di"ampur dengan bahan bakar.

11.

'atup Cuk (choke valve!, ber*ungsi menutup udara luar yang masuk ke karburator sehingga gas menjadi kaya, digunakan pada 6aktu start.

,ambar #.>. 'onstruksi karburator ( Sumber : Suratman, #223 !

2.$... Sistem Penga ian /ungsi pengapian adalah memulai pembakaran atau menyalakan "ampuran bahan bakar dan udara pada saat dibutuhkan, sesuai dengan beban dan putaran motor. Sumber api diambil dari tenaga listrik tegangan tinggi yang dapat memer"ikkan letusan api diantara elektroda busi tersebut. Sedangkan listrik tegangan tinggi tersebut diperoleh dengan meman*aatkan magnet atau kumparan induksi dalam koil. Sistem penyalaan terutama terdiri atas : 1. &aterai #. 'umparan penyala (ignition coil! 3. Distributor 4. 'ondensator 1. 'ontak pemutus ?. &usi Penyalaan api pada motor bakar, umumnya dibagi atas # ma"am sistem pengapian, yaitu : a! Sistem pengapian dengan magnet Sistem pengapian dengan magnet dapat di tunjukan pada gambar #.;. berikut ini :

,ambar #.;. :angkaian sistem pengapian dengan magnet (Sumber : Cass6aki 'iyaku9 DM Murdhana, 100;! b! Sistem pengapian dengan baterai

Sistem pengapian dengan baterai dapat di tunjukan pada gambar #.0. berikut ini :

,ambar #.0. :angkaian sistem pengapian dengan baterai (Sumber : Cass6aki 'iyaku9 DM Murdhana, 100;! 2... Bagian+#agian Motor a. Silinder Silinder adalah sebagai tempat pembakaran "ampuran bahan bakar dengan udara untuk mendapatkan tekanan dan temperatur yang tinggi. 8kibat adanya tekanan tinggi dan gesekan%gesekan dinding torak dengan dinding silindernya,

maka pembuatan silinder harus dikerjakan dengan halus, teliti dan baik. &ahan logam yang dipergunakan adalah bahan yang berkualitas baik sehingga tahan lama, tahan gesekan, serta tahan terhadap temperatur tinggi. Pada umumnya silinder dibuat dari baja tuang untuk mesin besar dan untuk mesin ke"il terbuat dari bahan logam alumunium paduan.

,ambar. #.12. &lok silinder (Sumber : Cass6aki 'iyaku9 DM Murdhana, 1000! #. !e ala silinder Pada umunya kepala silinder dibuat dari bahan alumunium paduan. <ntuk menghindarkan kebo"oran gas terutama pada langkah kompresi maka pemasangan packing dan pengen"angan sekrup untuk merapatkan kepala silinder terhadap silindernya harus seteliti mungkin. *. Torak 7orak atau piston terbuat dari bahan alumunium paduan yang mempunyai si*at : a. :ingan b. Penghantar panas yang baik

". Pemuaian ke"il d. 7ahan terhadap keausan akibat gesekan e. 'ekuatan yang tinggi terutama pada temperatur tinggi

,ambar. #.11. 7orak dan Pena 7orak (Sumber : Croese9 8nglin, 1004! d. /in*in Torak Cin"in torak adalah "in"in yang memisahkan dua bagian, yaitu torak dan silinder. /ungsi "in"in torak adalah untuk mempertahankan kerapatan antara torak dan dinding silinder agar tidak ada kebo"oran gas dari ruang bakar ke dalam bak mesin. Cin"in torak juga ber*ungsi membantu pengontrolan lapisan minyak pelumas di dinding silinder. Cin"in torak dibuat dari besi tuang atau baja "ampuran dan digunakan sebagai penekan arah radial ke dinding silinder untuk membentuk suatu sil = perapat antara silinder dan torak. Cin"in torak tebagi dua jenis dasar : 1. Cin"in kompresi Cin"in kompresi yang se"ara normal dipasang pada bagian atas terdiri dari dua "in"in. Pada dasarnya "in"in kompresi ber*ungsi untuk

memisahkan (sil = perapat! agar men"egah gas dalam ruang pembakaran mele6ati bak mesin. #. :ing Pengontrol )li :ing ini dipasang pada bagian ba6ah dan merupakan ring tunggal yang ber*ungsi untuk meratakan minyak pada dinding silinder dan mengalirkan kembali ke pan"i oli. :ing oli pada dasarnya terdiri dari tiga jenis, yaitu : a. :ing oli besi tuang ($lotted cast iron oil ring! yang dibuat satu buah b. :ing oli bentuk segmen terdiri dari dua atau empat buah ". Satu ekspander atau pengembang yang dipasang dibelakang segmen ber*ungsi sebagai pendorong keluar pada dinding silinder e. Pena Torak Pena torak ber*ungsi sebagai pengikat torak terhadap batang penggerak. Selain itu, pena torak juga ber*ungsi sebagai pemindah tenaga torak ke batang penggerak agar gerak bolak%balik dari torak dapat diubah menjadi gerak berputar pada poros engkol. Pena torak terbuat dari bahan baja paduan yang bermutu tinggi agar tahan terhadap beban yang sangat besar 0. Batang Penggerak &atang penggerak menghubungkan torak atau piston ke poros engkol. &atang penggerak memindahkan gaya torak dan memutar poros engkol. 'etika berhubungan dengan poros engkol, batang penggerak mengubah gerakan bolak% balik torak kedalam gerakan putaran dari poros engkol dan roda gigi, batang penggerak pada umumnya dibuat dari "ampuran baja. g. Poros Engkol

Pada umumnya poros engkol dibuat dari bahan baja. Poros engkol ber*ungsi mengubah gerakan bolak%balik yang diterima dari torak menjadi gerakan berputar. Pada poros engkol biasanya terdapat counter #eight yang ber*ungsi untuk membalan"e gaya%gaya yang tidak seimbang dari komponen poros engkol atau dari komponen mesin yang berputar pada poros engkol. &agian poros engkol yang ber*ungsi sebagai poros disebut "ournal yang ditumpu oleh dua buah lempengan bantalan yang disebut bantalan utama (main bearing!. &antalan utama juga ber*ungsi1 sebagai penumpu dari poros engkol agar tidak mudah terpuntir dan berubah bentuk.

,ambar #.1#. Poros ngkol dan bagian%bagiannya (Sumber : Crouse9 8nglin, 1004! h. Roda 1a,a atau Roda Penerus &erputarnya poros engkol se"ara terus menerus adalah akibat adanya tenaga gerak (energi kinetik! yang disimpan pada roda penerus sebagai kelebihan pada saat langkah kerja. :oda penerus atau disebut juga roda gila dalam pembuatannya harus dibalance dengan teliti agar putaran mesin rata tanpa getaran% getaran.

i. Bak Mesin &ak mesin merupakan tempat penempatan poros engkol dan gigi transmisi. &ak mesin umumnya dibuat dari bahan logam alumunium paduan. Pada jenis motor # langkah pada bagian bak mesinnya terdapat saluran yang dihubungkan dengan karburator sebagai pemasukan bahan bakar. Pada motor 4 langkah bak mesin merupakan tempat minyak pelumas sekaligus juga sebagai pendingin minyak pelumas didalam sirkulasinya. 2.2. Prestasi Motor Bakar a. 3olume Silinder -olume silinder antara 7M8 dan 7M& disebut +olume langkah torak (- 1!. Sedangkan +olume 7M8 dan kepala silinder (tutup silinder! disebut +olume sisa (-s!. -olume total (-t! ialah isi ruang antara torak ketika berada di 7M& sampai tutup silinder. %& D %1 E %s ......................................................... (#.1! -olume langkah mempunyai satuan yang tergantung pada satuan diameter silinder (D! dan panjang langkah torak ((! biasanya mempunyai satuan centimetercubic (""! atau cubicinch ("u.in!. %1 D luas lingkaran B panjang langkah %1 D

r# B (
1 #
#

%1 D ' B (

Dengan demikian besaran dan ukuran motor bakar menurut +olume silinder tergantung dari banyaknya silinder yang digunakan dan besarnya +olume silinder ('iyaku . Murdhana, 100;!.

#. Per#andingan kom resi $asil bagi +olume total dengan +olume sisa disebut sebagai perbandingan kompresi
C= %1 %s % = 1 1 .............................................. (#.#! %s %s

Dimana : %1 D +olume langkah torak %s D +olume sisa @adi, bila suatu motor mempunyai +olume total 1? "u.in dan +olume sisa > "u.in, maka perbandingan kompresinya adalah 9
C= 1? =; >

$al diatas menunjukkan bah6a selama langkah kompresi, muatan yang ada di atas torak dimampatkan ; kali lipat dari +olume terakhirnya. Makin tinggi perbandingan kompresi, maka makin tinggi tekanannya dan temperatur akhir kompresi. ('iyaku . Murdhana, 100;!. #. Da,a Mesin Pada motor bakar, daya yang berguna adalah daya poros seperti telah dijelaskan di atas. Daya poros ditimbulkan oleh bahan bakar yang dibakar dalam silinder dan selanjutnya menggerakkan semua mekanisme. <njuk kerja motor bakar pertama%tama tergantung dari daya yang ditimbulkan (Soenarto . /uruhama, 1001!.

,ambar #.13. 8lat 7es Prestasi Motor &akar (Sumber : Soenarta . /uruhama, 1001! Pada gambar (#.13! di atas menunjukkan peralatan yang dipergunakan untuk mengukur nilai yang berhubungan dengan keluaran motor pembakaran yang seimbang dengan hambatan atau beban pada ke"epatan putaran konstan (n!, kalau n berubah, maka motor pembakaran menghasilkan daya untuk memper"epat atau memperlambat bagian yang berputar. Motor pembakaran ini dihubungkan dengan dinamometer dengan maksud mendapatkan keluaran dari motor pembakaran dengan "ara menghubungkan poros motor yang akan mengaduk air yang ada didalamnya. $ambatan ini akan menimbulkan torsi ( ) !, sehingga nilai daya (*! dapat ditentukan sebagai berikut :
#.n.) (kF!GGGGGGGGGGGGG..(#.3! ?222

P =

Dimana : n D putaran mesin (rpm! 7 D torsi (H.m!

7orak yang didorong oleh gas membuat usaha. &aik tekanan maupun suhunya akan turun 6aktu gas berekspansi. nergi panas diubah menjadi usaha

mekanis. 'onsumsi energi panas ditunjukkan langsung oleh turunnya suhu. 'alau toraknya tidak mendapatkan hambatan dan tidak menghasilkan usaha gas tidak akan berubah meskipun tekanannya turun. *. Tekanan E0ekti0 rata+rata &esar nilai Pi merupakan tekan e*ekti* rata%rata indikator (indikator mean Effective pressure : IM P ! Hilai Pi, dapat ditemukan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut
*i = +i ..............................................................(#.4! %s

Dengan menggunakan nilai *i dapat memudahkan perhitungan besar usaha indikator +i pada tekanan konstan selama torak pada langkah ekspansi. Pada mesin 4 langkah besar nilai *i terjadi setiap # putaran, sehingga besar nilai ,i indikator dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut : Dengan satuan Si (m3,kPa dan rps! Hi D -i . Pi n=# (kF!............................................(#.1! Dimana 9 -1 D +olume langkah (m3! Pi D tekanan e*ekti* rata%rata indikator (kPa! H D putaran mesin (rpm! Pada mesin # langkah besara nilai P i dihasilkan pada tiap putaran, maka se"ara teoritis nilai Hi akan menjadi dua kali lebih besar jika dibandingkan dengan persamaan 4, tetapi pada umumnya besar nilai Pi pada mesin # langkah lebih ke"il

dibanding dengan mesin 4 langkah. Hilai H i disebut sebagai keluaran indikator yang menyatakan keluaran, disebabkan adanya tekanan pada torak. Daya yang dapat diman*aatkan untuk memutar mesin disebut sebagai keluaran e*ekti* (brake mean out put!, nilai He dapat dirumuskan sebagai berikut : He D -1 . H . &M P .# (kF!......................................(#.?! &esar keluaran e*ekti* dapat diukur menggunakan sebuah dinamometer. Hilai &M P adalah merupakan tekanan e*ekti* rata%rata ( brake mean effective pressure !. &esar nilai He yan ditentukan oleh produk dari +olume langkah - 1, ke"epatan putaran dan &M P yang berhubungan dengan tekanan gas rata%rata 1111111merupakan keluaran suatu pembakaran yang berman*aat. &M P adalah besar nilai yang menunjukkan daya mesin setiap satuan +olume silinder pada putaran tertentu dan tidak tergantung dari ukuran motor bakar (Soenarta . /uruhama, 1001!. &esar nilai &M P dapat dirumuskan dengan persamaan sebagai berikut :
-.E* = ?2.*. ................................................................(#.>! %d .n

Dimana : P D daya (kF!

H D putaran mesin (rpm! -d D +olume langkah total silinder I D # untuk mesin 4 langkah, 1 untuk mesin # langkah

d. Menentukan E0isiensi Energi 1. E0isiensi Thermis

Perbandingan antara energi yang dihasilkan dan energi yang dimasukkan pada proses pembakaran bahan bakar disebut e*isiensi thermis rem (brake thermal efficiency) dan ditentukan sebagai berikut 9
bt =
;?2 122(A! ..................................... (#.;! $0C./

Dimana : $ D nilai kalor untuk bahan bakar S/C D konsumsi bahan bakar s*esi*ik (sumber : Soenarto . /uruhama, 1001! Hilai kalor mempunyai hubungan dengan berat jenis. Pada umumnya semakin tinggi berat jenis maka semakin rendah nilai kalornya ('iyaku . Murdhana, 100;!. &esar e*isiensi thermis ( bt ! ber+ariasi tergantung dari tipe motor dan "ara pengoperasiannya. 8ngka ini akan naik sampai ;4 A untuk motor diesel dengan putaran rendah, sedang pada motor diesel biasanya 34 J 12 A, motor otto #1 J 33A, pada motor dua langkah maka akan semakin turun lagi (Soenarta ./uruhama, 1001!. 2. !onsumsi Bahan Bakar &esar pemakaian bahan bakar spesific (S/C! ditentukan dalam g=PSh atau g=kFh dan umum digunakan daripada bt. &esar nilai S/C adalah kebalikan dari pada bt. Penggunaan bahan bakar dalam gram = jam He dapat ditentukan dengan persamaan sebagai berikut :
$0C = m f kg k+h ........................................... (#.0! *

Dimana : S/C P D konsumsi bahan bakar s*esi*ik (kg=kFh! D daya mesin (kF!

Sedangkan nilai mf dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :


mf = b 3?22 . .bb [ 1g "am] ................................. (#.12! t 1222

Dimana : b t D +olume 3 buret (""! D 6aktu (detik!

bb D berat jenis bahan bakar (kg = 1! mf D adalah penggunaan bahan bakar per jam pada kondisi tertentu (Soenarta . /uruhama, 1001! Hilai kalor mempunyai hubungan berat jenis pada umumnya semakin tinggi berat jenis maka semakin rendah kalornya. Pembakaran dapat berlangsung dengan sempurna, tetapi juga dapat tidak sempurna. @ika bahan bakar tidak mengandung bahan%bahan yang tidak dapat terbakar, maka pembakaran akan sempurna sehingga hasil pembakaran berupa gas pembakaran saja. Panas yang keluar dari pembakaran didalam silinder, motor akan memanaskan gas pembakaran sedemikian tinggi, sehingga gas%gas itu memperoleh tekanan yang lebih tinggi pula. 7etapi bilamana bahan bakar tidak terbakar dengan sempurna, sebagian bahan bakar itu akan tersisa. Maka akan terjadi selain gas%gas pembakaran, juga sisa%sisa pembakaran yang lama, apabila dibiarkan lama kelamaan akan menjadi liat bahkan menjadi keras.

8kibat yang demikian, maka panas yang terjadi tidak banyak, sehingga suhu dari gas pembakaran turun dan tekanan gas akan turun pula. @adi dapat disimpulkan bah6a pembakaran yang kurang sempurna dapat berakibat : 1. 'erugian panas dalam motor jadi besar, sehingga e*isiensi motor menjadi turun. <saha dari motor turun pula pada penggunaan bahan bakar yang tetap. #. Sisa pembakaran terdapat pula pada lubang pembuangan antara katup dan dudukannya, terutama pada katup buang sehingga katup tidak dapat menutup dengan rapat. 3. Sisa pembakaran yang telah menjadi keras yang melekat antara torak dan dinding silinder menghalangi pelumasan, sehingga torak dan silinder mudah aus. 2.4. Teknologi !a5asaki 6ntuk Mengurangi Emisi 1as Buang 'a6asaki men"atat gas buang Hinja sebagai berikut: 2,40 gram=km karbon monoksida (C)!, 2,11 gram=km hidrokarbon($C!, dan 2,21? gram=km nitrogen oksida (H)B!. 7eknologi yang digunakan ka6asaki yaitu Super 'IPS ( 1a#asaki Integrated *o#ervalve $ystem!, , $S8S (high performance secondary air system!, "on+erter katalis, super ele"tro*ussion "ylinder, serta memakai karburator. a. Su er !IPS Super 'IPS (1a#asaki Integrated *o#ervalve $ystem! adalah suatu mekanisme klep yang mengontrol gas buang pada exhaust port. Super 'IPS ber*ungsi membuka pada putaran=rpm tinggi yang ber*ungsi terutama untuk menghasilkan tenaga ( po#er ! yang maksimal. Dengan adanya klep tersebut, pada

6aktu putaran mesin rendah, "ampuran sisa pembakaran termasuk didalamnya unsur $C, yang pada mesin #%tak biasa akan terbuang, dapat di"egah untuk keluar sehingga kadar $C yang dihasilkan menjadi rendah dalam sisa gas buangnya. &agian terpenting dari Super 'IPS adalah adanya klep ( valve! yang di*ungsikan pada lubang pembuangan. 'atup=klep ini ber*ungsi karena mekanisme tertentu di dalam mesin. 'atup ini ber*ungsi membuka pada ke"epatan=:PM di atas >222%;122. 'atup ini akan ber*ungsi membuka pada :PM tinggi, agar pembuangan gas sisa pembakaran dapat berlangsung lebih sempurna. Sebaliknya katup ini akan ber*ungsi menutup pada :PM rendah untuk menghindarkan terbuangnya "ampuran bensin%udara yang baru masuk ke ruang bakar dan karter.

,ambar #.14. Super 'IPS #. -SAS $S8S (/igh *erformance $econdary 2ir $ustem! yaitu suatu saluran udara bersih yang langsung disuntikkan ke ruangan (chamber! dimana gas buang dari ruang bakar bermuara. Pada akhir saluran udara ini ditempatkan mekanisme reedvalve, yang hanya membuka pada saat tekanan dalam chamber rendah (pada 6aktu putaran mesin rendah!. Pada saat tekanan dalam chamber tinggi (pada 6aktu putaran mesin tinggi! reed valve tertutup. Pada 6aktu klep Super 'IPS membuka (pada :PM tinggi! $S8S ber*ungsi menutup, sebaliknya pada 6aktu putaran

mesin rendah klep Super 'IPS menutup, $S8S ber*ungsi membuka, pada saat terbuka itulah udara segar masuk ke exhaust chamber. 'egunaan utama $S8S adalah memper"epat reaksi oksidasi dalam catalylic converter dengan "ara menginduksi udara segar ke dalam "ampuran gas sisa pembakaran serta membentuk "ampuran gas yang padat oksigen.

,ambar #.11. Perangkat dalam $S8S *. /atal,ti* /on7erter Catalytic Converter yang dikembangkan oleh 'a6asaki juga disebut sebagai Kt#o stage catalystK yaitu ditambahkannya precatalytic converter yang tujuannya adalah meningkatkan temperatur gas buang pada saat memasuki Catalytic Converter utama agar didapat pemurnian yang lebih sempurna. (ogam yang digunakan pada Catalytic Converter termasuk logam mulia yaitu *latinum dan 3hodium, yang mempunyai kemampuan yang sangat baik dalam memurnikan gas C) (Carbon .onoxide D 'arbon Monoksida! serta $C ( /ydro Carbon D $idro 'arbon!. Setelah mele6ati Catalytic Converter, kedua gas bera"un ini akan berubah bentuk menjadi gas 'arbondioksida (C)#! dan air yang tidak bera"un.

. ,ambar #.1?. Catalyti" Con+erter d. Su er Ele*tro0usion /,linder Super le"tro*ussion Cylinder tidak langsung berhubungan dengan gas

H)B (,itrogen 4xida! dan C) (Carbon .onoksida! ataupun $C (/idro Carbon! tapi lebih ke arah kabut asap yang selalu menyelimuti bila motor # tak. Dalam $uper Electrofussion Cylinder dimana silinder seakan memiliki pori%pori yang dapat menahan oli pelumas didalamnya sehingga penggunaan oli tidak berlebihan. &agian dalam dari silinder tersebut terbuat melalui proses elektro%*usi dari logam tertentu, yaitu molybdenum dan /igh Carbon $teel. 'a6at molybdenum dan ka6at high carbon steel dengan diameter 1,4mm dimasukkan bergantian sepanjang silinder kemudian dialiri listrik sebesar 11.222 +olt (KdiledakkanK% untuk molybdenum 11.222 +olt dan $igh Carbon Steel 13.222 +olt! sehingga logam tersebut berubah bentuk menjadi partikel%partikel yang melebur ke permukaan silinder dan membentuk lapisan logam khusus yang sangat tipis di bagian dalam silinder tersebut (martensite D susunan besi dan karbon yang kuat!. Proses tersebut diulang beberapa kali (.olybdenum > kali, /igh Carbon $teel 14 kali! sehingga terbentuk lapisan yang sangat kuat (ketebalannya kurang lebih 2,2>2 mm!. Permukaan lapisan hasil peledakan ini bersi*at dapat menyerap dan menahan oli pelumas (porous! dimana dalam "elah%"elah halus inilah oli akan tinggal di

dalamnya sehingga terhindar adanya gesekan langsung antara dinding silinder dengan piston. @adi disamping lapisan hasil elektro%*usi tersebut sangat kuat, lapisan itu menjamin pelumasan yang terus menerus bagi gesekan piston dengan dindingnya. &oleh dikatakan dengan sistem elektro*usi ini silinder tidak perlu di korter ( o+ersiLe ! disamping bah6a sistem ini menjamin pemakaian oli yang "ukup, yang tentu juga mengurangi kemungkinan terbakarnya oli se"ara berlebihan yang menyebabkan knalpot mengeluarkan polusi berupa asap putih.

,ambar #.1>. Super le"tro*ussion Cylinder 2.8. Emisi 1as Buang misi gas buang dide*inisikan sebagai Lat=unsur dari pembakaran di dalam ruang bakar yang dilepas ke udara yang ditimbulkan oleh kendaraan bermotor. Pembakaran di ruang bakar yang tidak sempurna menyebabkan emisi yang bersi*at polutan, seperti $C, C), H)B, Pb SoB, dan lainnya. a. /ar#on Monoksida 9/O: 'arbon dan )ksigen dapat bergabung membentuk senya6a karbon monoksida (C)! sebagai hasil pembakaran yang tidak sempurna dan karbon dioksida (C)#! sebagai hasil pembakaran sempurna. 'arbon monoksida merupakan senya6a yang tidak berbau, tidak berasa dan pada suhu udara normal berbentuk gas

yang tidak ber6arna. 7idak seperti senya6a C) mempunyai potensi bersi*at ra"un yang berbahaya karena mampu membentuk ikatan yang kuat dengan pigmen darah yaitu hemoglobin. Pada konsentrasi normal, karbon monoksida di udara bebas tidak berpengaruh besar terhadap property maupun mahluk hidup. Pada konsentrasi yang lebih tinggi, karbon monoksida dapat se"ara serius mempengaruhi metabolisme pernapasan manusia. 'arbon monoksida mempunyai a*initas terhadap hemoglobin dalam darah (C)$b! yang lebih tinggi daripada oksigen9 dengan demikian mengurangi kemampuan darah untuk memba6a oksigen. 'ekurangan oksigen dalam aliran darah dan jaringan tubuh akan menurunkan kinerja tubuh dan pada akhirnya dapat menimbulkan kerusakan pada organ%organ tubuh. ,ejala yang umumnya timbul akibat pemaparan terhadap karbon monoksida dalam konsentrasi tinggi untuk 6aktu yang lama adalah gangguan sistem sara*, lambatnya re*leks dan penurunan kemampuan penglihatan. #. )itrogen Oksida 9)O;: Senya6a nitrogen oksida yang sering menjadi pokok pembahasan dalam masalah polusi udara adalah H) dan H)#. 'edua senya6a ini terbuang langsung ke udara bebas dari hasil pembakaran bahan bakar. H) # yang mudah larut dalam air dapat membentuk asam nitrit atau asam nitrat menurut reaksi: # H)# E $#) %%%% $H)3 E $H)# (asam nitrat dan asam nitrit! 3 H)3 E $) %%%% # $H)3 E H) (asam nitrat dan nitrogen oksida! 8sam nitrat dan asam nitrit akan jatuh bersama dengan hujan dan bergabung dengan ammonia (H$3! di atmos*er dan membentuk ammonium nitrat (H$4H)3!

yang merupakan sari makanan bagi tumbuhan. Dengan kemampuan yang tinggi untuk menyerap sinar ultra+iolet, H)# memainkan peranan penting dalam pembentukan kontaminan oLon ()3!. 7idak seperti gas polutan lainnya yang mempunyai daya destrukti* tinggi terhadap kesehatan manusia, H) merupakan gas inert dan Mhanya5 bersi*at ra"un. Sama halnya dengan C), H) mempunyai a*initas yang tinggi terhadap oksigen dibandingkan dengan hemoglobin dalam darah. Dengan demikian pemaparan terhadap H) dapat mengurangi kemampuan darah memba6a oksigen sehingga tubuh kekurangan oksigen dan mengganggu *ungsi metabolisme. Hamun H)# dapat menimbulkan iritasi terhadap paru%paru. Pada tumbuhan, H) tidak bersi*at merusak namun H)# menimbulkan sedikit kerusakan pada tumbuhan. Polutan sekunder dari H)B seperti P8H dan )3 justru mempunyai daya perusak yang lebih tinggi pada tumbuhan. 'onsentrasi H)# yang tinggi pada udara bebas dapat memudarkan 6arna tekstil, memberi 6arna kuning pada tekstil ber6arna putih, dan mengoksidasi logam. *. -idrokar#on 9-/: Pembakaran tak sempurna pada kendaraan juga menghasilkan gas buang yang mengandung hidrokarbon, termasuk di dalamnya senya6a ali*atik dan aromatik yang terdapat dalam bahan bakar. Senya6a ali*atik terdapat dalam beberapa ma"am gugus yaitu alkana, alkena, alkuna. 8lkena atau ole*in merupakan senya6a tak jenuh dan sangat akti* di atmos*er terhadap reaksi *otokimia. )leh karena itu penelitian terhadap polutan alkena menjadi sangat penting, terlebih lagi dengan mun"ulnya polutan sekunder yang berasal dari reaksi *otokimia alkena, seperti peroksiasetil nitrat (P8H! dan

oLon ()3!. Salah satu senya6a alkena yang "ukup banyak terdapat pada gas buang kendaraan adalah etilen. Penelitian menunjukkan bah6a etilen dapat mengganggu pertumbuhan tomat dan lada, juga merusak struktur dari anggrek. 8lkuna, meskipun lebih reakti* dari alkena namun jarang ditemukan di udara bebas dan tidak menjadi masalah utama dalam pen"emaran udara akibat gas buang kendaraan. d. Pengendalian Emisi 1as Buang Sistem%sistem untuk pengendalian emisi gas buang adalah sebagai berikut. 1. Sistem in"eksi udara 7ujuannya adalah untuk mendorong oksidasi setiap residu hidrokarbon atau karbon monoksida. Instalasi tipikalnya terdiri dari sebuah kompresor yang digerakkan mesin yang mengirimkan udara yang telah tersaring pada tekanan rendah ke setiap port katup pembuangan. Cara kerjanya berlangsung dengan menggunakan rangkaian pipa dan tabung yang terhubung ke sebuah peralatan (manifold), dan selanjutnya terhubung dengan kompresor udara melalui pipa suplai. )ksigen dalam udara itu terkirim sehingga bergabung dengan gas%gas pembakaran yang tidak terbakar untuk memi"u pembakaran yang lebih sempurna dan polusi udara yang lebih rendah. Sebuah katup pemeriksa dipasang pada jalan masuk ke peralatan distribusi, sehingga bila tekanan gas pembuangan melebihi udara yang dikirimkan, ia akan menutup dan menghalangi gas%gas buangan mengalir kembali ke kompresor. 'atup anti ledakan juga dipasang pada sistem tersebut. Metode kontrol ini berhasil tetapi mahal untuk mengadakannya, selain itu konsumsi bahan bakarnya boros karena harus menggunakan "ampuran udara dan bahan bakar

yang lebih banyak dari biasanya serta memerlukan daya yang lebih besar untuk menggerakkan kompresor. 2. Sistem resirkulasi gas #uangan 9E1R: Metode yang e*ekti* untuk mengurangi emisi oksida%oksida nitrogen adalah men"airkan "ampuran udara dan bahan bakar yang masuk dengan gas buangan yang relati* diam, yang keluar dari peralatan buangan dan dialirkan ke peralatan penyerap. 7ujuan dari resirkulasi sekitar 11 persen gas buangan dengan "ara ini adalah untuk mengurangi pembentukan a6al dari oksida nitrit, oksida utama dari emisi buangan nitrogen, dengan menurunkan

ke"epatan api dan suhu pun"ak yang di"apai dalam ruang%ruang pembakaran mesin. Dalam praktiknya, ternyata penting untuk memodi*ikasi sistem tersebut agar resirkulasi gas buangan dapat dihilangkan di ba6ah suhu operasi normal untuk meningkatkan respons mesin dan juga selama 6aktu idle untuk menghindari operasi yang kasar, dan mengurangi operasi dalam full-throttle untuk mendapatkan kinerja mesin maksimum. <ntuk memenuhi persyaratan% persyaratan ini, dipasang sebuah katup pengukur aliran yang biasa disebut katup ,: pada sistem itu dan dibuat agar peka terhadap depresi peralatan penyerap dan suhu pendingin. @ika digunakan sendiri, sistem ini pada akhirnya tidak mampu men"apai le+el emisi H)B rendah yang dituntut oleh undang% undang 8merika. 3. Sistem reaktor termal Metode lain untuk membatasi jumlah hidrokarbon yang tidak terbakar dan gas%gas karbon monoksida yang dikeluarkan dari mesin adalah menggantikan mani*old pembuangan kon+ensional dengan reaktor termal

yang tertutup rapat dan berkapasitas lebih besar yang berperan sebagai ruang pembakaran sekunder. @adi ia memungkinkan terjadinya pembakaran lanjutan terhadap gas%gas buangan dengan meningkatkan e*ek%e*ek dari suhu dan 6aktu dalam perjalanan mereka dari mesin ke sistem pembuangan. <ntuk membantu oksidasi lanjutan dari hidrokarbon dan karbon monoksida yang masih ada dalam aliran pembuangan, sebuah kompresor penginjeksi udara yang digerakkan oleh mesin kadang%kadang digunakan untuk memaksa udara bersih masuk ke dalam reaktor termal9 "ara lainnya, mesin adalah mesin dijalankan dengan "ampuran yang sangat rendah. 'etika menggunakan "ara ini, reaktor%reaktor termal dapat dibagi ke dalam reaktor termal besar dan ke"il. Suhu internal dari reaktor termal bisa men"apai 1222 2C dan karena itu perlu dibuat dari material yang mahal, juga menimbulkan ma"am%ma"am masalah akibat suhu underbonnet yang sangat tinggi. $. !on7erter !atalitis 'onstruksi sebuah kon+erter katalitis mirip dengan tampilan eksternal sebuah silencer (peredam! biasa, tetapi di dalamnya sistem katalitis terdiri dari keramik atau elemen sarang lebah metalik yang lebih kuat. lemen ini dikenal dengan nama berbeda%beda Msubstrat5 atau Mmonolit5 dan area permukaannya yang sangat besar semakin bertambah oleh penggunaan #ashcoat bertekstur kasar, sebelum dilapisi dengan lapisan katalis halus 42%12 mikron. (apisan katalis halus biasanya adalah "ampuran logam%logam mulia (tidak mudah berkarat! dengan platinum, atau palladium, yang digunakan untuk mengakselerasi oksidasi hidrokarbon dan karbon monoksida untuk mengurangi oksida%oksida nitrogen. Substrat keramik ditopang sarung berisi

baja nirkarat, yang tidak hanya melindungi elemen itu terhadap +ibrasi sistem pembakaran tetapi juga mengakomodasi karakteristik ekspansi dan kontraksi termalnya yang "epat. Substrat dan medium penopangnya selanjutnya ditutup di dalam "asing yang terbuat dari baja nirkarat. Sebaliknya, substrat metalik dapat dilas pada "asing baja nirkarat agar lebih tahan lama. Casing itu sendiri dibentuk dengan ujung%ujung keru"ut yang berhubungan dengan perpipaan sistem pembuangan dan tujuannya adalah untuk membantu aliran gas melalui kon+erter.

,ambar #.1;. Catalyti" Con+erter Dari sistem pengendalian emisi gas buang yang paling e*ekti* adalah Catalytic Converter karena merupakan penyempurna dari sistem%sistem dalam pengendalian emisi gas buang. Dengan lapisan katalis halus yang berupa "ampuran logam%logam mulia (tidak mudah berkarat! yaitu platinum, atau palladium, yang berguna untuk mengakselerasi oksidasi hidrokarbon, karbon monoksida dan rhodium untuk mengurangi oksida%oksida nitrogen. <ntuk mengontrol emisi

hidrokarbon dan karbon monoksida dan biasanya digabung dengan injeksi udara dari kompresor yang digerakkan mesin, hal itu bertujuan untuk menyediakan oksigen dalam jumlah yang "ukup guna menyempurnakan pembakaran "ampuran udara%bahan bakar yang banyak mengandung stoikiometri. Selain itu kon+erter katalitis ditempatkan pada jarak yang dekat dengan mani*old pembuangan karena penambahan panas akan memper"epat rekasi kimia, sehingga kurang e*ekti* untuk bekerja sebelum suhunya men"apai sekitar #122C.

Anda mungkin juga menyukai