A. Judul
Pengaruh Suhu Pengarangan Terhadap Kualitas Briket
Bungkil Biji Kapuk (Ceiba pentandra)
B. Bidang Kajian
Kimia Fisika
C. Latar Belakang Masalah
Sumber energi fosil semakin lama akan semakin
langka dan akan meresahkan kehidupan manusia apabila
energi fosil seperti minyak bumi dan batu bara telah
habis, sehingga penggunaan energi alternatif menjadi hal
yang tepat untuk menghemat energi fosil dan menjaga
agar tidak cepat punah. Masalah ini membutuhkan solusi
yang tepat dan diharapkan bahan yang digunakan mudah
didapatkan,
salah
satu
caranya
adalah
dengan
ketika
suhu
terlalu
tinggi
maka
akan
batu bara
dan waktu
adalah 6536,98
kal/g.
Dengan adanya permasalahan tersebut, maka
perlu adanya sebuah penelitian tentang Pengaruh Suhu
Pengarangan Terhadap Kualitas Briket Bungkil Biji
Kapuk (Ceiba pentandra).
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diuraikan
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh
Operasional,
Asumsi
dan
Pembatasan
Masalah
a. Definisi Operasional
a. Bungkil biji kapuk adalah bungkil yang di ambil dari
hasil pengepresan biji kapuk randu ( ceiba pentandra )
yang diambil dari Pandaan kabupaten Pasuruan
b. Briket biji kapuk adalah bahan bakar padat yang dibuat
dengan bahan dasar bungkil biji kapuk randu dengan
campuran perekat kanji.
c. Perekat yang digunakan berasal dari tepung kanji
d. Kalorimeter
c. Pembatasan Masalah
Berdasarkan
masalah
yang
telah
dirumuskan
H. Kajian Pustaka
1. Teori teori yang Mendukung
a. Bungkil biji kapuk
Pohon kapuk (Ceiba petandra) merupakan salah satu
komoditi perkebunan yang penting dalam pembangunan
sub sektor perkebunan, antara lain untuk memenuhi
kebutuhan domestik, maupun sebagai komoditas ekspor
penghasil devisa negara. Pohon ini tumbuh hingga
setinggi 60-70 m dan memiliki batang pohon yang cukup
besar hingga mencapai diameter 3 m. Pohon ini banyak
ditanam di Asia, terutama di pulau Jawa, Indonesia, di
Malaysia, Filipina dan Amerika Selatan (wira, 2008).
Biji
kapuk
jika
dilakukan
pengepresan
dapat
baku
biodiesel,
bahan
sabun
dan
lain
b. Briket
Briket merupakan salah astu sumber energy alternatif
yang dapat digunakan untuk menggantikan sebagian dari
kegunaan sumber energi fosil. Briket merupakan bahan
bakar yang berwujud padat dan berasal dari sisa-sisa
bahan organik. Bahan baku pembuatan arang biobriket
pada umumnya berasal dari, tempurung kelapa, serbuk
gergaji,
dan
bungkil
sisa
pengepresan
biji-bijian
(Budiman, 2010).
Briket merupakan salah satu bahan bakar alternatif
yang bisa dikembangkan, karena selain dari tahapan
proses
pembuatannya
yang
mudah
dilakukan,
sebagai
sumber
energi
alternatif
yang
pengolahan
yang
mengalami
perlakuan
10
11
12
3. Nilai kalor
Salah satu sifat yang sangat penting dari suatu bahan
bakar adalah nilai kalor. Penentuan nilai kalor suatu
bahan bakar dapat dilakukan dengan pengujian maupun
dengan perkiraan berdasarkan komposisi dasar bahan
bakar tersebut.
( Wahyudi, 2006 ). Makin tinggi nilai kalori briket makin
bagus
kualitas
briket
tersebut
karena
efisiensi
pembakarannya tinggi.
tambang.
Briket dapat dibuat dari bermacam macam
bahan baku
seperti,
sekam
padi,
ampas
jarak
pagar,
serbuk
13
14
dua
macam
perekat
yang
biasa
banyak
asap.
Kadar perekat
yang
15
pembakaran
16
2. Penggilingan Arang
Penggilingan ini dilakukan untuk memperkecil
ukuran dari serbuk arang,dimana ukuran serbuk ini
berpengaruh terhadap kerapatan briket arang. Semakin
halus serbuk, maka kerapatan yang dimiliki juga semakin
tinggi. Semakin halus partikel akan semakin baik
terhadap briket yang dihasilkan. Untuk menghasilkan
briket yang baik, ukuran pertikelnya harus homogen.
Ukuran partikel yang terlalu besar akan mempersulit
proses perekatan, sehingga mengurangi ketahanan tekan
briket yang dihasilkan. Sebaiknya, partikel mempunyai
ukuran 40-60 mesh (Mikrova, 1985)
17
4. Pencetakan Briket
Tujuan pencetakan adalah untuk terjadinya interaksi
antara bahan perekat dengan yang direkatkan. Setelah
keduanya bercampur dan adanya tekanan, maka perekat
yang masih cair akan mengalir ke segala arah permukaan
bahan. Saat aliran terjadi perekat akan berpindah dari
permukaan yang diberi perekat ke permukaan yang masih
belum terkena oleh perekat. Tekanan juga berfungsi
untuk menyebarkan perekat ke dalam celah-celah dan ke
seluruh permukaan arang, tekanan yang besar akan
18
yang
seragam
dan
memudahkan
dalam
tujuan
penggunaanya.
Setiap
cetakan
19
5. Pengeringan
Briket yang dihasilkan setelah proses pencetakan
masih mengandung air yang cukup tinggi sekitar 50%,
oleh karena itu perlu dilakukan proses pengeringan untuk
mengurangi kadar airnya serta mengeraskankan tekstur
briket. Pengringan dapat dilakukan dengan berbagai
macam alat pengering, seperti oven atau pengeringan
secara alami dengan memanfaatkan sinar matahari.
Suhu dan waktu pengeringan tergantung pada kadar
air yang ada pada briket. Suhu pengeringan yang umum
dilakukan
adalah
60oC
selama
24
jam
dengan
Pada penelitian
6. Kualitas Briket
Kualitas
briket
pada
umumnya
ditentukan
20
standart
kualitas
briket
secara
baku
jumlah
kalor
sempurna
yang dibebaskan
(dalam O2
berlebih)
pada
suatu
21
22
bucket
dengan
suhu
water
jacket
dengan
23
4491,2
Batu
bara
muda (lignit)
1887,3
Batubara
6999,5
Minyak bumi
(mentah)
10081,2
Bahan bakar
minyak
10224,6
Gas alam
9722,9
24
Gambar 3. Kalorimeter
Sumber : (www.google.com)
25
ditambahkan
Perbandingan
Nilai kalor
sesuai SNI No.
1/6235/2000)
Pengeringan adalah
proses pelepasan
sebagian air suatu
bahan. Tingginya
kadar air pada bahan
bakar mengakibatkan
sulit terbakar
Perbandingan
Kadar air sesuai
SNI No.
1/6235/2000)
Adanya komponen
yamg tersisa pada
saat pengabuan inilah
yang dikatakan kadar
abu. Semakin
tingginya kadar abu
pada briket akan
merugikan karena
akan membentuk
kerak
Perbandingan
Kadar abu SNI No.
1/6235/2000)
26
I. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini termasuk penelitian eksperimen
2. Sasaran Penelitian atau Populasi dan Sampel
Populasi
Sampel
3. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini The Postest Only Control
Group Design. Rancangan tersebut dapat digambarkan
sebagai berikut :
P1
O1
P2
O2
P3
O3
Keterangan :
R
27
P1, P2, P3
4. Variabel Penelitian
a. Variabel bebas
: suhu
b. Variabel terikat
c. Variabel kontrol
28
7. Prosedur Penelitian
a. Pengolahan bahan
Bahan diambil dari hasil sisa pengepresan biji kapuk di
daerah Pandaan kabupaten Pasuruan
b. Pembuatan Perekat
Tepung tapioka (tepung kanji) ditimbang sebanyak 30
gram lalu dicampur dengan air sebanyak 100 mL dan air
mendidih sebanyak 400 ml sehingga terbentuk lem kanji
yang siap digunakan (Hanania, 2013)
c. Pembuatan Briket
a. Pengarangan
Proses pengarangan pada penelitian ini menggunakan
tanur merupakan alat pemanas seperti oven dengan suhu
antara 0oC -1000oC. Sedangkan langkah-langkah yang
29
350oC.
yang
dipanaskan
diulangi
Pengeringan
Pengeringan dilakukan dengan menjemur dibawah sinar
matahari secara langsung selama 2 hari (Tirono, M, dan
Sabit, Ali, 2011)
30
mb mk
x100%
ms
Keterangan:
mb = berat cawan dan sampel sebelum dioven(g)
mk = berat cawan dan sampel setelah dioven (g)
ms = berat cawan dan sampel sebelum dioven berat
cawan(g) ( Sudarmadji,1997 ).
f.
kadar
abu
briket
dilakukan
dengan
31
32
33
Arang bungkil
biji kapuk
Dimasukkan cawan
porselin
Ditanur pada suhu
2500C selama 1 jam
Diambil hasilnya
34
Arang bungkil
biji kapuk
35
Dimasukkan cawan
porselin
Ditanur pada suhu 3500C
selama 1 jam
Diambil hasilnya
Arang bungkil
biji kapuk
36
30 g tapioka
Dicampurkan
Perekat
37
Partikel dengan
ukuran 40 mesh
Diaduk hingga rata
Dicetak sesuai keinginan
Briket
38
4. Tahap pengeringan
Briket basah
Briket kering
Dikeringkan
dibawah sinar
matahari selama 2
hari
39
Hasil
Keterangan :
hasil = kadar air briket
40
6. Kadar abu
1 g briket kering
Hasil
Keterangan
Hasil = kadar abu briket
BBbriket
41
Hasil
Keterangan
Hasil = nilai kalor briket
42
J. Jadwal Penelitian
Bulan
No
Kegiatan
Febapril
Bimbingan dan
1.
menyusun
proposal skripsi
2.
3.
4.
Ujian proposal
skripsi
Revisi proposal
skripsi
Persiapan alat
dan bahan
Tahap penelitian
5.
- Pengarangan
- Pembuatan
Mei
Jun
Jul
Agus
43
perekat
- Pembuatan
briket
- uji kadar air,
kadar abu
- uji nilai kalor
Penyusunan
6.
draft proposal
skripsi
7.
Ujian skripsi
8.
Revisi skripsi
K. Daftar Pustaka
Aini, Fashihatul. 2012. Hubungan Antara Waktu Penyimpanan
dan Nilai Viskositas Biodiesel Minyak Biji Kapuk (Ceiba
pentandra). Skripsi yang tidak dipublikasikan. Surabaya :
Universitas Negeri Surabaya
Triwahyuni,Ari.2008.Pemanfaatan Bungkil Biji Jarak Pagar
(Jatropha curcas L) sebagai Bahan Bakar Biomassa
(Briket)
Menggunakan
Perekat
Tapioka
dan
44
2012.
Pengertian
Briket.
http://ummuworld.blogspot.com/2013/08/pengertianbriket.html. Diakses pada tanggal 8 februari 2013.
45
46
Pari, G., dan Hartoyo, 1983. Beberapa Sifat Fisis dan Kimia
Briket Arang dari Limbah Arang Aktif. Puslitbang Hasil
Hutan. Bogor.
Puji,Feri Hartono dan Fathul Ilmi. 2011. Optimasi Kondisi
Operasi Pirolisis Sekam Padi Untuk Menghasilkan Bahan
Bakar Briket Bioarang sebagai Bahan Bakar Alternatif.
Jurnal Teknik Kimia. Vol.2,No.2.51-55.
Sudarmadji, Slamet dkk. 1997.
Prosedur Analisa Untuk
Bahan Makanan dan Pertanian.Edisi Keempat.
Yogyakarta : Liberty Yogyakarta
Stevens CV dan Verh RG. (editors). 2004. Renewable
Bioresources: Scope and Modification for Non-Food
Applications. John Willey & Sons, Ltd.West Sussex.
England
Sw,
Titin.
2013.
Karakteristik
Briket.
http://titinkita.blogspot.com/2013/03/karakteristikbriket_9029.html. Diakses pada tanggal 1 November
2013.
47