Anda di halaman 1dari 11

IDENTITAS DAN SEJARAH PERJUANGAN MAHASISWA

A. Definisi
Identitas = Ciri, jati diri, tanda, biodata= Ciri yang melekat pada suatu objek
Mahasiswa
Maha = Besar
Siswa = Orang yang terpelajar
Mahasiswa adalah orang yang terdaftar di perguruan tinggi negeri maupun swasta
yang pada semester berjalan akan mengetahui akan hak dan kewajiban sebagai
mahasiswa
Ciri-ciri Mahasiswa- Analitis, Realistis, Kritis, Rasionalitas, Sistematis- Kreatif,
Radikal, Universal, Objektif
Tipe-tipe Mahasiswa- Mahasiswa Kritis- Mahasiswa Hedonis- Mahasiswa
Akademis- Mahasiswa Apatis- Mahasiswa Aktivis- Mahasiswa PragmatisMahasiswa Oportunis
Secara garis besar, mahasiswa di Indonesia dapat dibedakan atas:
1. Mahasiswa ApatisMereka yang sibuk dengan dirinya sendiri, dan tidak
terlalu peduli dengan kondisi sosio-politik yang tengah berlangsung.Jenis
mahasiswa ini dapat dikelompokkan lagi atas kategori:
a. Mahasiswa Pinggiran, yaitu mahasiswa yang berasal dari kalangan kelas
menengah bawah, yang umumnya dari kampung. Mereka kuliah di
perguruan tinggi sebagai sarana mobilitas vertikal, untuk memperbaiki
kondisi ekonominya serta posisi kelas sosialnya di kemudian hari.

Umumnya, mereka tidak mau terlibat aktif dalam pergerakan mahasiswa


karena tidak mau mendapat resiko yang buruk, seperti kuliah yang
berantakan dan lambat selesai, yang berarti biaya kuliah akan
membengkak.
b. Mahasiswa Salon, yaitu mahasiswa yang datang ke kampus hanya
sekedar untuk bergaya. Kehidupan mereka sangat hedonistik,
individualistik, pop, dan metropolis. Mereka hanya sibuk memamerkan
pakaiannya, merek sepatunya, handphone terbarunya, rambut terbarunya,
ataukah pacar terbarunya. Mereka tidak terlibat dalam pergerakan
mahasiswa, karena memang tidak perduli sama sekali dengan masalah
orang lain, apalagi dengan wacana intelektual.
c. Mahasiswa Jalan Pintas, yaitu mahasiswa yang kuliah semata-mata untuk
memperoleh gelar. Segala macam cara ia tempuh untuk memperoleh
keinginannya
itu, tidak peduli legal atau ilegal. Mereka tidak terlibat dalam pergerakan
mahasiswa, karena hal itu dapat menjadi penghambat mereka untuk
segera memperoleh gelar sarjana dan dan nilai IPK yang baik.d.
d. Mahasiswa Anak Mami, yaitu mahasiswa yang sangat akademistik.
Mereka super-sibuk dengan pelajaran dan tugas-tugas dari dosen. Mereka
berjuang keras meraih nilai IPK setinggi mungkin, sehingga tidak begitu
peduli dengan pergerakan mahasiswa. Waktunya sebagian besar
dihabiskan di perpustakaan, laboratorium, konsultasi dengan dosen,
ataukah menyelesaikan PR, sehingga tidak sempat dan tidak lagi
memiliki waktu untuk memikirkan hal-hal lain.
2. Mahasiswa AktivisMereka yang terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan
kemahasiswaan. Ke kampus, tidak hanya sekedar kuliah, tetapi juga untuk
berorganisasi, mengkader diri, serta mendiskusikan dan menanggapi situasi

yang tengah berkembang. Masih mending, kalau mereka datang ke kampus


untuk kuliah. Umumnya, mahasiswa semacam ini catatan yang buruk dalam
akademik. Banyak di antara mereka yang kuliahnya kacau-balau berantakan,
lambat selesai, dan sebagiannya lagi drop out.Jenis mahasiswa ini
terkategorikan lagi atas:
a. Aktivis Fungsionaris, yaitu mereka yang hanya terlibat aktif di
kepengurusan lembaga kemahasiswaan, atau kegiatan-kegiatan
kemahasiswaan (sebagai panitia atau peserta, misalnya). Tetapi tidak
begitu terlibat sepenuhnya dalam pergerakan mahasiswa. Mereka
sebetulnya lebih tepat disebut fungsionaris daripada aktivis.
b. Aktivis Pragmatis, yaitu aktivis mahasiswa yang benar-benar terlibat
penuh dalam pergerakan mahasiswa. Tetapi mereka memanfaatkan
keterlibatannya itu (terutama) untuk kepentingan pribadinya. Sebenarnya,
yang ia perjuangkan adalah dirinya sendiri (bukan orang lain), dengan
maksud, untuk memperoleh keuntungan material (uang), dekat dengan
pejabat, populis, dan suatu waktu nanti memperoleh kedudukan ekonomi
dan politik yang baik. Mereka selalu bertindak sebagai komparador dan
benalu beracun dalam pergeraka mahasiswa. Kelihatannya, tipe semacam
ini yang banyak kita jumpai di kalangan aktivis mahasiswa dewasa ini.
c. Aktivis Kritis Idealis, yaitu aktivis mahasiswa yang benar-benar berjuang
untuk kepentingan orang banyak. Mereka berjuang bukan untuk
kepentingan pribadinya. Perjuangan mereka ikhlas, tanpa pamrih. Mereka
didorong oleh rasa solidaritas terhadap penderitaan orang lain serta
idealisme mereka. Tipe aktivis mahasiswa semacam ini sudah jarang kita
temukan, sudah langka, dan nyaris punah.

B. Fungsi
Fungsi mahasiswa untuk menjalankan tridharma perguruan tinggi
Tridharma perguruan tinggi :
1. Pendidikan
2. Penelitian
3. Pengabdian kepada masyarakat
C. Peran
Peran mahasiswa anatara lain :
1. The agent of change
2. The agent of social control
3. Moral Force
D. Posisi
Posisi mahasiswa, yaitu : middle class, berada antara Top class(elite politik)
dan Bottom class(kaum proletar, kaum buruh, petani, rakyat, dll)

Sejarah Pergerakan Mahasiswa


SEBELUM KEMERDEKAAN Sejarah mencatat, rasa kesadaran bahwa
perlawanan harus dilakukan bersama-sama muncul ditandai dari kaum muda dita,
berdirilah Budi Utomo pada tahun 1908, Syarikat Islam berdiri tahun 1911, Partai
Nasional berdiri tahun 1927, dan pada tanggal 28 Oktober 1928 secara resmi
pemuda-pemudi dari seluruh Indonesia berkumpul untuk mengucapkan Sumpah
Pemuda, sehingga pada tahun-tahun berikutnya pergerakan bersifat nasional. Akan
halnya Syarikat Islam (SI) adalah salah satu organisasi politik Indonesia yang

paling menonjol waktu itu. Berbeda dengan Muhammadiyah yang bercorak sosiokeagamaan, SI sejak semula adalah gerakan politik, SI adalah transformasi dari
Syarikat Dagang Islam (SDI) yang didirikan oleh H.Samanhudi. Pada tahun 1912
SDI berubah menjadi SI dan mendapat pemimpin organisasi baru yaitu H. O. S.
Tjokroaminoto (1883-1934). Perubahan SDI menjadi SI bukan hanya perubahan
nama saja, tatapi terutama dalam perubahan orientasi yaitu dari komersil ke
politik.Marxisme atau kemudian lebih dikenal dalam baju komunisme, pertama
kali diperkanalkan oleh orang Belanda bernama H. J. F. Sneevliet. Pada tahun 1914
kelompok Marxis merdirikan ISDV (Indiche Sociaal Democratiche Vereeniging
yaitu organisasi Sosial Demokrat Hindia Belanda). Lewat organisasi inilah gagasan
dan slogan Marxis diekspor kedalam tubuh SI. Pemimpin-pemimpin pergerakan
islam pada waktu itu tampaknya belum siap untuk suatu perjuangan ideologi bila
dihadapkan pada ideologi yang Marxis, apalagi dunia Islam pada waktu itu begitu
lemah secara politik dan militer, sementara pada tahun 1917 tersebut, ideologi
Marxis baru saja memperoleh kemenangan hebat di Rusia.Kemenangan Revolusi
Oktober di Rusia memberikan dorongan yang hebat kepada ISDV untuk
menyebarkan Marxisme di Indonesia. Pada tanggal 23 Mei 1920 ISDV diubah
menjadi PKI (Partai Komunis Indonesia) dengan SI cabang Semarang sebagai
Pusatnya. Semaun dipilih sebagai ketuanya yang pertama.Jadi yang dipelopori oleh
Dr. Wahidin Sudirohusodo, Dr. Soetomo, Dr. Tjipto Mangun Kusumo dan Ki Hajar
Dewantoro membawa dampak positif dalam perjuangan pergerakan secara
nasional, namun diboncengi beberapa organisasi dengan ideologi tertentu.
Tanggal 8 Desember 1941, pecah perang pasifik sebagai rangkaian Perang Dunia
kedua. Jerman, Itali dan Jepang melancarkan aksi tempurnya yang mendunia.
Jepang di Asia sedangkan dua sekutunya di Eropa. Hal tersebut membuat
Pemerintah Hindia Belanda tidak ketinggalan bertekuk lutut kepada Pemerintah

Jepang pada tanggal 9 Maret 1942. Gubernur jenderal Canda Van Starkenborgh
Stachouwerm dibawa Jepang ke Formosa. Tiga setengah tahun lamanya bangsa
Indonesia ikut merasakan beratnya dijajah negara matahari terbit ini. Mereka
memperkosa rakyat dengan kerja romusha. Tetapi hal ini tidak berlangsung
lama.Dengan diserbunya Jepang oleh Rusia di Manchuria, maka mulai terasa
kelemahan untuk mempertahankan daerah-daerah jajahannya. Jepang diserang dari
Utara (Rusia) dan dari selatan (Amerika Serikat) dan puncaknya adalah jatuhnya
bom atom di kota Hiroshima (6 Agustus 1945) dan Nagasaki (9 Agustus 1945).
Jadi tidak benar bila Marsekal (U) Jepang Terauchi di Dalat (300 kilometer dari
Saigon, Muangthai) berkeinginan memberikan Indonesia kemerdekaan. Mereka
mutlak pasrah setelah mengalami musibah tersebut di atas. Begitu juga sikap
laksamana (L) Maeda di Jakarta, tampak kehilangan jiwa samurainya. Pada tanggal
14 Agustus 1945 Jepang resmi menyerah tanpa syarat pada sekutu.Sekelompok
anak-anak muda, dalam keadaan kevakuman seperti ini bergelora ingin
memproklamirkan kemerdekaan, tetapi mereka masih tetap membutuhkan
pemimpin sesepuh mereka Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta, atau bila tidak
bersedia memproklamirkan kemerdekaan Indonesia, mereka mengancam akan
membumihanguskan sisa-sisa Jepang yang sudah tidak berdaya di Jakarta. Mereka
dengan semangat patriot yang mengebu memang berhasil melarikan Ir. Soekarno
dan Drs. Moh. Hatta ke Rengasdengklok.Akibat penculikan dua tokoh tersebut,
rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang sedianya akan
dilangsungkan di jalan Pejambon Jakarta batal, karena tidak dihadiri Ir. Soekarno
dan Drs. Moh. Hatta, begitu pula rapat yang direncanakan di Hotel Des Indes pada
malam harinya.Tetapi andaikata rapat di jalan Pejambon ataupun di Hotel Des
Indes jadi terlaksanakan, maka barangkali kedua tempat tersebutlah Proklamasi
Kemerdekaan kita dikumandangkan. Hanya Allah Yang Maha Bijaksana
menjatuhkan hari keramat kita pada hari yang dikehendaki-

Nya.PROKLAMASIPada tanggal 17 Agustus 1945 jam 10.00 WIB, Indonesia


mengumandangkan Proklamasi Kemerdekaannya keseluruh dunia. Proklamasi itu
ditandatangani atas nama Bangsa Indonesia oleh Soekarno dan Hatta, di jalan
Pegangsaan No. 56 Jakarta. Peristiwa ini dicatat dan akan dikenang oleh sejumlah
Bangsa Indonesia sampai kiamat, Insya Allah.Sejak Proklamasi Kemerdekaan
tersebut, sejarah Bangsa Indonesia merupakan sejarah suatu bangsa yang masih
muda dalam menyusun politik pemerintahan. Landasan berpijaknya adalah
konstitusi dan ideologi yang mereka ciptakan sendiri sesuai perkembangan budaya
masyarakat. Faktor ruang dan waktu adalah yang paling banyak menentukan
penumbuhkembangnya. Itulah sebabnya segera keesokan harinya tanggal 18
Agustus 1945 Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengadakan
sidang dan berhasil menetapkan konstitusi, Presiden dan Wakil
Presiden.GERAKAN MAHASISWA INDONESIA (1908)Ketika itu, pada periode
pra kemerdekaan, trend gerakan mahasiswa belum tampak mencolok. Yang
menonjol pada masa itu adalah gerakan pemuda, sekalipun diantara golongan
pemuda tersebut terdapat unsur mahasiswa. Tokoh-tokoh besar, seperti Soekarno,
Hatta, dan lain-lain, merupakan aktivis pergerakan mahasiswa di zamannya. Awal
gerakan mahasiswa di Indonesia dapat kita telusuri dari pendirian Boedi Oetomo
ini, berasal dari sekolah kedokteran Stovia, sekolah pertanian dan kehewanan
Bogor, sekolah pamongpraja magelang dan Probolinggo, serta sekolah-sekolah
guru di Bandung, Yogyakarta, dan probolinggo. Sekitar tahun 1922, Mohammad
Hattayang saat itu sedang belajar di Nederland Handelshogeschool di Rotterammempelopori lahirnya Indonesische Vereeniging (Perhimpunan Indonesia-PI),
yang merupakan kelanjutan dari Indische Vereeniging (Perhimpunan Hindia). PI
disebut-sebut sebagai organisasi mahasiswa indonesia pertama. Hanya saja,
organisasi ini tidak berkedudukan di Indonesia. Pada 28 Oktober 1928, para
pemuda (termasuk mahasiswa di dalamnya) mendeklarasikan Sumpah Pemuda.

1908 Gerakan Budi UtomoGerakan ini lahir karena pekerja Dr. sutomo DKK yang
berasal dari lembaga pendidikan Stovia sebuah sekolah kedokteran di Jakarta yang
merupakan cikal bakal (UI) 1922 Perhimpunan IndonesiaMerupakan kumpulan
pelajar dan mahasiswa yang berasal dari Belanda dengan sistem pergerakan bawah
tanah 1924 Lahirnya Studi ClubAwal lahirnya studi club yang berorientasi pada
pergerakan kemerdekaan dan pada saat itu munculnya dua studi club pergerakan
mahasiswa yaitu : Kelompok Studi Indonesia yang di dirikan pada tanggal 29
Desember 1924. Kelompok Studi Umum yang di dirikan pada tahun yang sama
adalah Ishak Cokroadisuryo (Mantan aktivis PI) 1963 Pemberontakan DI/TII
Pemberontakan DI/TII Versi Pemerintah adalah pembrontakan yang di lakukan
oleh Kartowiryo untuk mendirikan negara islam namun yang sebenarnya adalah
pemberontakan untuk membaca Idiologi komunis yang bertentangan dengan ajaran
islam. Malari 1974Bersamaan dengan kedatangan PM Jepang Kakuae Tanaka,
Mahasiswa menggelar demonstrasi memprotes kebijakan pembangunan
pemerintahan dan dominasi modal jepang di indonesia, Pemerintah menanggapi
demonstrasi ini secara represif, sehingga terjadi bentrok. Pimpinan Mahasiswa
seperti Hariman Siregar dan Judilhari Justam (DM UI) di tangkap. Hal ini
kemudian pemerintah membuat/mengeluarkan kebijakan tentang Normalisasi
Kehidupan Kampus (NKK) dan Badan Koordinasi Kampus (BKK)-selanjutnya
disebut NKK/BKK-melalui SK Mendikbud No. 028/U/1974, untuk memberangus
ruang gerak politik mahasiswa. 1978 NKK / BKK (Normalisasi Kehidupan
Kampus/Badan Koodinasi Kemahasiswaan)Normalisasi Kehidupan kampus/
Badan Koordinasi Kampus kemudian di bubarkan karena mahasiswa di nilai
memprotes kebijakan pemerintah, maka pada tanggal 21 Januari 1978
Pangkopkamtib Soedomo melalui No. SK SKEP-02/KOPKAM/I/1978,
membubarkan Dewan Mahasiswa (DM) di seluruh indonesia. di ikuti dengan SK
Mendikbud Daoed Joesoef No. 0156/U/1978, tanggal 19 April 1978 SK ini

kemudian di tindak lanjuti oleh Dirjen DiKti Depdikbud Tisna Amidjaja melalui
SK No. 002/DJ/Inst/1978, dan tgl 17 mei 1978, tentang Pokok-pokok Pelaksanaan
Penataan Kembali Lembaga-lembaga Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi. Dua
surat keputusan tersebut, kiat menguatkan program NKK/BKK plus penerapan
sistem SKS (Sistem Kredit Semester) benar-benar membuat gerakan mahasiswa
menjadi mandul dan kampus benar-benar mengalami depolitisasi dan steril dari
kegiatan-kegiatan politik 24 April 1996 AMARAH (April Makassar
Berdarah)Waktu itu, mahasiswa dari Universitas Muslim Indonesia (UMI),
Universitas 45, dan IKIP Ujung Pandang (UNM), menggelar aksi demonstran
menolak kenaikan tarif angkutan kota. Aksi ini kemudian berakhir ricuh setelah
polisi dan tentara menyerbu ke dalam kampus, sambil membawa Tank, memukuli
dan menembaki mahasiswa. Peristiwa ini menyebabkan 3 orang mahasiswa UMI
tewas, yaitu Andi Sultan Iskandar, Muhammad Tasrif Daming, dan Syaiful Bya.
1997 (Krisis Moneter)Indonesia didera krisis moneter yang sangat parah.
Pemerintahan Soeharto kelimpungan, kabinet yang baru terbentuk menuai
kecaman keras, karena diisi oleh keluarga dan kroni Soeharto. Mahasiswa yang
kecewa kemudian melakukan demonstrasi besar-besaran disejumlah daerah. Tidak
jarang, demonstrasi mahasiswa berakhir bentrok, terutama karena mahasiswa
memaksa berdemonstrasi di luar kampus, sementara aparat keamanan tidak
memberikan izin. Para mahasiswa kesal dengan pernyataan Soeharto, pejabatpejabat Orde Baru, dan Panglima ABRI, yang menolak memenuhi tuntutan
mahasiswa untuk melakukan reformasi total di segala bidang.PENEMBAKAN
MAHASISWA TRISAKTIKhusus penembakan mahasiswa Trisakti, tercatat
mahasiswa terbunuh Trisakti: Hery Hartanto, Elang Mulya Lesmana, Hendriawan
dan S. Hafidin Royan. Mahkamah Militer Tinggi II-8 Jakarta telah menjatuhkan
vonis (12 Agustus 1998) hukuman 4 bulan penjara terhadap anggota Brimob,
Letda, Pol, Agus Tri Haryanto dan Letda Pol. Pariyo, hukuman 2-5 bulan penjara

terhadap 2 Lettu Pol dan 2 Letda Pol. (1 Maret 1999) serta hukuman 3-6 tahun
penjara dan dipecat dari dinas Polri (30 Januari 2002) terhadap 9 anggota Brimob
Unit Patroli Gegana. 12 Mei 1998 (Trisakti)Pada 12 Mei 1998 di kampus Univ.
trisakti Jakarta digelar aksi demonstrasi menuntut reformasi dan pengunduran diri
Suharto yang berujung pada tewasnya empat orang mahasiswa yaitu Elang Mulya
Lesmana, Hendriawan Sie, Heri Hartanto, dan Hafidin Royan- yang kemudian
dikenal sebagai pahlawan reformasi. Peristiwa itu (yang dikenal sebagai
Tragedi Trisakti) kemudian memicu kerusuhan di Jakarta 13-14 Mei 1998, yang
menewaskan ratusan orang dan menghanguskan ratusan rumah, toko, kantor, dan
kendaraan-yang disertai dengan penjarahan dan pemerkosaan massal. Sebelumnya
sepanjang Mei 1998, sejumlah aktivis mahasiswa, tokoh pro-demokrasi, dan
masyarakat, diculik oleh Tim Mawar Kopassus, dan 13 diantaranya belum
dikembalikan sampai sekarang. Pada tanggal 18 Mei 1998, ribuan mahasiswa yang
tergabung dalam FKSMJ, HMI-MPO, dan FORKOT, melakukan pendudukan
terhadap gedung MPR/DPR, untuk pertama kalinya. Pada hari kedua pendudukan,
kemudian diikuti oleh ratusan ribu mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi,
hingga 23 Mei 1998. 20 Mei 1998 (Trisakti)Bertepatan dengan Hari Sumpah
Pemuda, para mahasiswa dari berbagai kampus dan organisasi, terus berkumpul
dan menduduki gedung MPR/DPR. Sejumlah tokoh ikut dalam aksi-aksi
mahasiswa. Secara umum, ada enam agenda reformasi yang dituntut oleh para
mahasiswa, yaitu: Penegakan reformasi hukum, pengadilan terhadap Suharto dan
kroni-kroninya serta pertanggungjawaban Golkar Pemberantasan Korupsi, Kolusi
dan Nepotisme (KKN), dengan menciptakan pemerintahan yang bersih, serta
menuntut pengembalian harta negara yang di korup oleh Soeharto dan kronikroninya Amandemen UU 1945 Pencabutan Dwi Fungsi ABRI dengan mencabut
keberadaan fraksi ABRI di parlemen, dan keberadaan militer yang aktif di
birokrasi pemerintahan Demokratisasi, dan Otonomi Daerah seluas-

luasnyaKarena desakan yang kian kencang, akhirnya Presiden Soeharto


menyatakan mengundurkan diri pada tanggal 21 Mei 1998 dan selanjutnya
digantikan oleh Bacharuddin Jusuf Habibie. 21 Mei akhirnya dikenal sebagai Hari
Reformasi yang setiap tahunnya diperingati oleh mahasiswa.

Anda mungkin juga menyukai