LINGKUNGAN
KEBERSIHAN DI KABUPATEN
LUWU TIMUR
OLEH :
RISKY HARYANTO
D221 13 516
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita
ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat,
rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan judul KEBERSIHAN DI KABUPATEN LUWU TIMUR.
Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: Kedua orang tua dan
segenap keluarga besar penulis yang telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan
yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa
memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.
Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun
selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar skripsi ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Makassar, Desember 2014
Penyusun
Risky Haryanto
PENDAHULUAN
Latar Belakang .....................................................................
Rumusan Masalah .................................................................
Tujuan ...................................................................................
Manfaat ...................................................................................
BAB I: PENDAHULUAN
Latar belakang
Kabupaten Luwu Timur adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Sulawesi Selatan,
Indonesia. Kabupaten ini berasal dari pemekaran Kabupaten Luwu Utara yang disahkan
dengan UU Nomor 7 Tahun 2003 pada tanggal 25 Februari 2003. Malili adalah ibu kota dari
Kabupaten Luwu Timur yang terletak di ujung utara Teluk Bone. Kabupaten ini memiliki luas
wilayah 6.944,98 km2. Kabupaten ini terdiri atas 11 Kecamatan yakni Kecamatan Malili,
kecamatan Angkona, Tomoni, Tomoni Timur, Kalena, Towuti, Nuha, Wasponda, Wotu, Burau
dan Mangkutana. Di kabupaten ini terletak Sorowako, tambang nikel yang dikelola oleh
INCO, sebuah perusahaan Kanada yang kini berubah nama menjadi PT Vale . Pada tahun
2008, Pendapatan Asli Daerahnya berjumlah Rp. 38,190 miliar. Pendapatan per kapita
masyarakat Luwu Timur pada tahun 2005 adalah Rp. 24,274 juta.
Kabupaten Luwu Timur merupakan Kabupaten paling timur di Provinsi Sulawesi Selatan
yang berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Tengah di sebelah Utara. Sedangkan di sebelah
Selatan berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Tenggara dan Teluk Bone. Sementara itu, batas
sebelah Barat merupakan Kabupaten Luwu Utara.
Kabupaten Luwu Timur yang beribukota di Malili, secara administrasi dibagi menjadi 11
kecamatan yaitu
Kecamatan Burau
Kecamatan Tomoni
Kecamatan Angkona
Kecamatan Towuti
Kecamatan Wasuponda
Kecamatan Kaleana
Di Kabupaten Luwu Timur terdapat 14 sungai. Sungai terpanjang adalah Sungai Kalaena
dengan panjang 85 km. Sungai tersebut melintas di Kecamatan Mangkutana. Sedangkan
sungai terpendek adalah Sungai Bambalu dengan panjang 15 km.
Selain itu, di Kabupaten Luwu Timur juga terdapat lima danau. Kelima danau tersebut antara
lain danau Matano (dengan luas 245.70 km2), Danau Mahalona (25 km2), dan Danau Towuti
(585 km2), Danau Tarapang Masapi (2.43 km2) dan Danau Lontoa (1.71 km2). Danau
Matano terletak di Kecamatan Nuha sedangkan keempat danau lainnya terletak di Kecamatan
Towuti.
Rumusan masalah
1. Bagaimana kondisi kebersihan yang ada di luwu timur
2. Apa upaya pemerintah dala meningkatkan kebersihan lingkungan di luwu timur
Tujuan
dapat memberikan gambaran bagaimana kondisi kebersihan yang telah diupayakan oleh
pemerintah, khususnya di kabupaten luwu timur.
Manfaat
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan mampu mengetahui:
1. Bagaimana kondisi kebersihan yang di kabupaten luwu timur
2. Apa upaya pemerintah dala meningkatkan kebersihan lingkungan di luwu timur
makan secara teratur, lebih mungkin untuk menjadi kurus dan jauh lebih pendek dari tinggi
tubuh normal. Kondisi lingkungan yang kotor, tidak hanya menjadi pemicu terjadinya hal ini,
bahkan juga dapat menjadi biang pertumbuhan berbagai macam penyakit.
Berikut ini adalah beberapa contoh faktor lingkungan bagi kehidupan individu sehari-hari:
Kondisi kesehatan lingkungan berawal dari lingkungan rumah yang sehat. Terdapat sebuah
korelasi antara kondisi perumahan dan kesehatan yang buruk, dapat berdampak negatif
pertumbuhan serta perkembangan manusia. Rumah yang dingin dan basah, tidak memiliki
sirkulasi udara yang tepat, atau yang memiliki tingkat resiko pencemaran debu, dapat
memperburuk resiko seseorang untuk terkena berbagai macam penyakit. Lingkungan seperti
ini biasanya memiliki tingkat polusi udara tinggi, sehingga dapat memicu gejala alergi serta
menjadi penyebab utama beberapa penyakit seperti konjungtivitis, eskim, bronkitis, juga
asma. Biasanya penyakit ini akan rentan timbul berulang-ulang.
Sangat dibutuhkan perhatian lebih untuk mengatasi kebersihan di dalam rumah, dimana
tempat individu melakukan istirahat dari aktivitas rutin sehari-hari. Lingkungan rumah yang
kotor sangat mudah berpengaruh bagi kesehatan anak, orang lanjut usia, atau orang dengan
kekebalan tubuh lemah. Bahkan, individu dengan sistem kekebalan tubuh kuat pun, dapat
menurun juga tingkat kesehatannya dengan tetap berada di lingkungan kotor. Anak-anak
berusia antara 18 hingga 36 bulan yang tinggal dalam lingkungan tercemar dan kotor berada
pada resiko keracunan tinggi. Hal ini berlaku bagi penduduk desa, maupun penduduk kota.
Khususnya bagi mereka yang tinggal dekat dengan pabrik. Limbah pabrik akan mudah
tercemar melalui pencemaran udara serta air. Faktor lingkungan kotor seperti inilah yang
dapat memicu kerusakan pada saraf, mengurangi tingkat IQ, meningkatkan agresi, hiperaktif,
kehilangan konsentrasi belajar, serta hal fatal lainnya seperti cacat fisik.
Polusi udara juga memiliki efek paling merugikan pada pertumbuhan manusia. Pengaruh
polusi terhadap pertumbuhan fisik dan mental, menjadi suatu hal yang sangat penting.
Beberapa ahli juga menyatakan bahwa polusi udara juga dapat mengurangi kesehatan secara
signifikan, serta memperburuk para penderita penyakit tertentu. Lingkungan sarat dengan
industri, khususnya pabrik pengolah suatu produk tertentu, menjadi salah satu penyebab
utama terjadinya polusi udara secara signifikan. Partikel kecil dari pencemaran polusi udara
ini dapat masuk melalui pernafasan manusia serta menembus ke dalam aliran darah serta
jaringan pernafasan. Hal ini akan berdampak buruk, khususnya pada sistem pernafasan.
Merokok telah lama dipublikasikan menjadi suatu larangan untuk di tempat umum. Hal ini
ditujukan untuk menciptakan lingkungan bersih polusi, tanpa adanya pencemaran asap rokok.
Bahaya merokok seringkali dihimbau oleh banyak kalangan, khususnya kalangan pemerintah.
Namun, masih banyak masyarakat tidak menggubris himbauan tersebut. Anda mungkin
menyadari bahwa merokok merupakan penyebab utama kematian di beberapa negara. Anda
juga bahkan juga menyadari, bahwa merokok dapat merukikan orang di sekitar perokok serta
perokok itu sendiri. Namun, terkadang banyak masyarakat dengan secara sadar, tetap
melakukan aktivitas merokok secara rutin bahkan di tempat umum, sekalipun mereka sudah
mengetahui ancaman dari bahaya merokok. Polusi asap rokok tidak hanya membuat
lingkungan tercemar melalui udara, tetapi juga sangat berdampak bagi kesehatan. Umumnya
resiko terkena serangan jantung, sesak nafas, asma, dan sejenisnya dapat timbul karena
pencemaran udara akibat polusi asap rokok.
Faktor kebersihan lingkungan menjadi faktor paling utama bagi kesehatan tubuh, serta
perkembangan metabolisme tubuh sehat. Mulailah untuk bergotong royong membersihkan
lingkungan tempat tinggal Anda, membersihkan rumah selalu, serta bertenggang rasa untuk
tidak membuat polusi udara, atau pencemaran lainnya. Budayakan hidup pada lingkungan
bersih dan sehat.
Kebersihan sebuah cerminan bagi setiap individu dalam menjaga kesehatan yang begitu
penting dalam kehidupan sehari-hari. Dan seperti yang kita ketahui bahwa kebersihan
merupakan suatu keadaan yang bebas dari segala kotoran, penyakit, dan lain lain, yang dapat
merugikan segala aspek yang menyangkut setiap kegiatan dan perilaku lingkungan
masyarakat. Dan sebagaimana di ketahui bahwa kehidupan manusia sendiri tidak bisa
dipisahkan baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Maka sebagai individu harusnya
segala aspek yang ada dalam masyarakat harus dapat menjaga kebersihan lingkungan.
Karena tanpa lingkungan yang bersih setiap individu maupun masyarakat akan menderita
sebab sebuah faktor yang merugikan seperti kesehatan. Kesehatan itu begitu mahal harganya.
Sehingga semuanya harus di olah dengan baik . Lingkungan yang kotor berarti penganggu
kesehatan yang juga berarti membuat bibit penyakit. Namun segala sesuatu ada kata
perubahan hanya saja dalam segala persoalan-persoalan, semua ini tidak dapat dijalankan
tanpa sebuah kesadaran dari setiap individu masyarakat maupun kelompok masyarakat untuk
menjaga kebersihan, Maka Kebersihan itu tidak akan berguna dan menimbulkan banyak
kerugian. Sebagaimana kita ketahui bahwa pandangan masyarakat tentang sadar lingkungan
sangatlah minim/kurang.
Kesadaran dalam menjaga lingkungan adalah keadaan dimana individu masyarakat
menyadari bahwa pentingnya sebuah ruang lingkup (lingkungan) yang didalamnya, terdapat
makhluk-makhluk hidup yang harus dijaga kelestariannya agar dapat dirasakan oleh anak
cucu kita dimasa yang akan datang.
Sudah banyak orang yang berbicara dan menulis sebuah artikel tentang kebersihan hidup
masyarakat , banjir dan gaya hidup masyarakat umumnya. Namun gaya hidup masyarakat
dikota besar maupun di daerah-daerah kumuh masih belum juga ada ujungnya. Contoh
sederhana adalah kota Semarang.
Tiap musim hujan tiba, kota Semarang sebagai bak kolam ikan. Dimana banyak ditemukan
genangan air atau banjir dari meluapnya air sungai ke pemukiman masyarakat Semarang.
Lantas gimana cara untuk mengatasi masalah bencana musiman yang akut ini?
Sangat diperlukan kesadaran bagi masyarakat kota Semarang. Mereka harus benar-benar
sadar dan mengerti apa bahaya gaya hidup dari dampak yang disebabkan dari membuang
sampah sembarangan.
Karena sampah itu seperti permainan efek domino yang menyebabkan dampak lainnya secara
berurutan. Seperti buang sampah disungai bisa membuat air tersendat dan akhirnya banjir
hingga pemukiman masyarakat , menyebabkan sarang penyakit (Diare , Muntaber , dll) dan
sarang nyamuk yang berakibatkan penyakit DBD (demam berdarah).
Jika setiap masyarakat tau cara memanajemen sampah dengan baik , dari langkah yang
sederhana yaitu membuangnya , maka segala efek yang disebabkan banjir bisa dihindari. Apa
saja manajemen pengolahan sampah yang baik itu?
Pertama ajarkan anak-anak pada saat usia dini agar dapat tertanam dengan mudah dibenak
anak-anak hingga dewasa kelak untuk menerapkan gaya hidup bersih dan juga membuang
sampah pada tempatnya. Tetapi sebelum mengubah anak-anak dari dini , alangkah baiknya
kita ubah kebiasaan diri kita sendiri.
Kedua , bedakan sampah-sampah basah , kering , daur ulang , dan berbahaya dengan
mempersiapkan atau menyediakan tong dengan warna tertentu. Agar anak-anak dapat
mengetaui mana yang seharunya dibuang pada tempatnya.
Ketiga , bentuk organisasi pengelolaan sampah meski ditingkat kecil(RT/RW) ataupun
menengah(Kelurahan/Kecamatan). Organisasi itu yaitu jadwal rutin kerja bakti ,
pengumpulan dana buat beli bibit hijau pengelolaan sampah masyarakat untuk program
sampah daur ulang untuk kegiatan sosial dan Pelajari teknologi pembuatan kompos dari
sampah organik agar dapat dimanfaatkan kembali untuk pupuk.
Namun dalam hal ini semuanya berjalan lebih baik apabila dilakukan beberapa kegiatan atau
penyuluhan dari pemerintah dan dinas kesehatan kota Semarang untuk masyarakat yang
akhirnya bisa menyadarkan masyarakat yang sangat pentingnya kebersihan , betapa
pentingnya dampak positif jika membuang sampah sembarangan dan betapa indahnya sebuah
kota Semarang , bersih , nyaman dan segar. Sehingga dengan demikian itulah aspek tersebut
akan membawa keuntungan bagi masyarakat kota Semarang .
Dari hal tersebut kita dapat mengambil kesimpulan bahwa masyarakat masih belum peduli
terhadap kebersihan lingkungan sekitarnya. Kebanyakan dari mereka berfikir secara parsial
dan hanya ingin menguntungkan diri sendiri, seperti masalah pembuangan sampah yang tidak
pada tempatnya, pembungan limbah pabrik, polusi udara, pencemaran air, dan lain-lain.
Kasus-kasus yang menyangkut masalah kebersihan setiap tahunnya selalu meningkat.
masksimalnya
pelayanan
sanitasi
eksisting
memacu
perlunya
percepatan
pembangunan sanitasi di Kabupaten Luwu Timur. Salah satu faktor yang mempengaruhi
keberlanjutan investasi, operasional dan pemeliharaan di sektor sanitasi yaitu pendanaan
sektor sanitasi.Hingga saat ini Pendapatan daerah dari sector retribusi sanitasi belum ada
sama sekali.
upaya pemerintah dala meningkatkan kebersihan lingkungan di luwu timur
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) harus diterapkan dalam setiap sisi kehidupan
manusia, baik di lingkungan rumah tangga/keluarga, institusi kesehatan, tempat-tempat
umum, sekolah maupun di tempat kerja. Kondisi PHBS masyakarat di Kabupaten Luwu
Timur, dapat dilihat kondisi PHBS pada tatanan rumah tangga dan tatanan sekolah. Dalam
hal ini mengetahui secara kuantitas ketersediaan dari prasarana dan sarana sanitasi dan air
bersih/air minum yang digunakan masyarakat baik di rumah tangga maupun di sekolah dalam
kondisi tercukupi dan layak dari segi kesehatan.
Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) di rumah tangga adalah upaya untuk memperdayakan
anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan
sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di rumah tangga di
lakukan untuk mencapai rumah tangga Ber-PHBS.Rumah Tangga merupakan pondasi dari
kesehatan masyarakat. Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di tatanan rumah tangga di
Kabupaten Luwu timur dapat dilihat dari 5 (lima) pilar STBM yaitu Cuci Tangan Pakai
Sabun, Perilaku BAB, Pengelolaan Air Minum, Pengelolaan Sampah dan Sarana
Pembuangan Air Limbah.
Pada Tatanan Rumah Tangga terdiri dari 10 indikator, artinya Rumah Tangga yang dikatakan
ber PHBS jika semua indikator yang dimaksud semuanya dikatakan Ya. 10 indikator
tersebut antara lain; Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, Memberi bayi ASI Eksklusif,
Menimbang bayi dan balita, Menggunakan air bersih, Mencuci tangan dengan air bersih dan
sabun, Menggunakan jamban sehat, Memberantas jentik di rumah, Makan buah dan sayur
setiap hari, Melakukan aktifitas fisik setiap hari, Tidak merokok didalam rumah. Untuk tahun
2013 dari 49.504 kepala keluarga yang di pantau, terdapat 32.169 rumah tangga yang ber
PHBS dengan realisasi 64,98% pada tahun 2013.
Dengan melakukan kebiasaan-kebiasaan hidup yang sehat, tubuh kita akan menjadi sehat.
Melalui berbagai program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) diharapkan agar masingmasing jajaran organisasi, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah, dapat mewujudkan
masyarakat yang sadar akan pentingnya perilaku hidup sehat bagi kesehatan dirinya, keluarga
dan masyarakat di sekitarnya. Salah satunya melalui dukungan program Program Percepatan
Pembangunan Sanitasi dan Permukiman (PPSP).
relatif aman, seperti air botol kemasan, air isi ulang, air ledeng/PDAM, air hidran umum, air
kran umum, sumur pompa tangan, sumur gali terlindungi, mata air terlindungi dan air hujan
(yang ditangkap, dialirkan dan disimpan secara bersih dan terlindungi). Di lain pihak,
terdapat sumber-sumber yang memiliki resiko yang lebih tinggi sebagai media transmisi
patogen ke dalam tubuh manusia, di antaranya adalah sumur atau mata air yang tidak
terlindungi dan air permukaan, seperti air kolam, sungai, waduk ataupun danau.Untuk sumber
air terlindungi, 50,5% beresiko tercemar karena jaraknya terlalu dekat dengan pembuangan
tinja ataupun limbah, sementara 49,5% lainnya terlindungi dengan aman. Sementara itu,
untuk sumber air yang tidak terlindungi 18,8% masyarakat menyatakan tidak aman untuk
dikonsumsi dan 81,2% aman untuk dikonsumsi terutama sumber-sumber air bersih yang
diambil dari pegunungan dan dari hutan.
Berdasarkan data EHRA sebagian rumah tangga tidak pernah mengalami kesulitan
mendapatkan air untuk kebutuhan sehari-hari (92,7%), namun ada pula yang pernah
mengalami kelangkaan sekitar 7,3%. Sementara dari segi kepuasan mengenai kualitas air,
72,3% puas dengan kualitas air dan 27,7% tidak puas dengan kualitas air.
Pengolahan air bersih terutama untuk air minum, 97,3% direbus, 8% ditambahkan kaporit 8%
dengan menambahkan filter keramik dan 1,1% dengan cara lainnya.
Penyimpanan air bersih paling banyak disimpan dalam panci atau wadah yang tertutup
(45%), dalam panci terbuka 7,,0%, dalam botol/ketel/ceret 3%, dalam gallon isi ulang 82%
penyimpanan lainnya 20,6% dan tidak disimpan 8%.
PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 14/PRT/M/2010 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, maka koordinasi dan
penyelenggaraan pelayanan dasar Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
dilaksanakan oleh instansi yang bertanggung jawab di Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang, baik daerah provinsi maupun kabupaten/kota, menurut indikator kinerja target 20102014 Kementerian Pekerjaan Umum, disebutkan indikator layanan dasar penyehatan
lingkungan permukiman untuk air limbah permukiman (air limbah domestik) adalah
penyediaan sistem air limbah setempat yang memadai sebesar 60% dan system air limbah
skala komunitas/kawasan/kota sebesar 5%, oleh dinas yang membidangi pekerjaan
umum/Dinas Tata Ruang dan Permukiman.
Pengelolaan air limbah domestik Kabupaten Luwu Timur menjadi tupoksi lintas SKPD yang
mana secara teknis menjadi kewenangan Dinas Permukiman dan Tata Ruang. Pengelolaan air
limbah domestik juga berkaitan erat dengan tupoksi SKPDBadan Lingkungan Hidup Daerah
dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah terutama dalam hal perumusan kebijakan,
pengawasan maupun pembinaan.
Institusi pemerintahan tersebut memiliki korelasi yang kuat, dimana Dinas Permukiman dan
Tata Ruang berperan sebagai operator karena lebih bersifat teknis, dan Badan Pengendalian
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Badan Perencanaan Pembangunan Daerah lebih
memainkan peran sebagai regulator. Upaya-upaya preventif dan promotif menjadi bagian
penting yang tidak terpisahkan dari rangkaian kegiatan pengelolaan air limbah domestik
sehingga peran dari Dinas Kesehatan juga bersifat penting.
BAB IV : PENUTUP
Kesimpulan
Kondisi kebersihan lingkungan yang ada di luwu timur masih sangat memprihatinkan
khususnya di daerah kumuh. Pemerintah berusaha mencanangkan program kebersihan
lingkungan dengan menerapkan sistem sanitasi untuk meningkatkan kebersihan lingkungan
yang ada di kabupaten luwu timur.
Saran
Setidaknya masyarakat sekitar lebih ditingkatkan kesadarannya lagi terhadap kebersihan
lingkungan. Karena, kebersihan bisa menciptakan kehidupan yang lebih baik tanpa
pencemaran maupun kotoran.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2013.http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Luwu_Timur.diakses pada hari
minggu 14 Desember pukul 19:32 wita
Anonim.2013.http://id.wikipedia.org/wiki/Kebersihan.diakses pada hari minggu 14
Desember pukul 19:32 wita
Anonim.2013.http://www.konsultankolesterol.com/kebersihan-lingkungan-2.html.diakses
pada hari minggu 14 Desember pukul 19:32 wita