Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PENGETAHUAN

LINGKUNGAN
KEBERSIHAN DI KABUPATEN
LUWU TIMUR

OLEH :
RISKY HARYANTO
D221 13 516

JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS


HASANUDDIN
MAKASSAR
2014

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita
ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat,
rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan judul KEBERSIHAN DI KABUPATEN LUWU TIMUR.
Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: Kedua orang tua dan
segenap keluarga besar penulis yang telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan
yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa
memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.
Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun
selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar skripsi ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Makassar, Desember 2014

Penyusun

Risky Haryanto

KATA PENGANTAR ...............................................................................


DAFTAR ISI ..............................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN
Latar Belakang .....................................................................
Rumusan Masalah .................................................................
Tujuan ...................................................................................
Manfaat ...................................................................................

BAB II .. LANDASAN TEORI


BAB III . PEMBAHASAN
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan ..........................................................................
Saran ....................................................................................
Daftar Pustaka

BAB I: PENDAHULUAN
Latar belakang
Kabupaten Luwu Timur adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Sulawesi Selatan,
Indonesia. Kabupaten ini berasal dari pemekaran Kabupaten Luwu Utara yang disahkan
dengan UU Nomor 7 Tahun 2003 pada tanggal 25 Februari 2003. Malili adalah ibu kota dari
Kabupaten Luwu Timur yang terletak di ujung utara Teluk Bone. Kabupaten ini memiliki luas
wilayah 6.944,98 km2. Kabupaten ini terdiri atas 11 Kecamatan yakni Kecamatan Malili,
kecamatan Angkona, Tomoni, Tomoni Timur, Kalena, Towuti, Nuha, Wasponda, Wotu, Burau
dan Mangkutana. Di kabupaten ini terletak Sorowako, tambang nikel yang dikelola oleh
INCO, sebuah perusahaan Kanada yang kini berubah nama menjadi PT Vale . Pada tahun
2008, Pendapatan Asli Daerahnya berjumlah Rp. 38,190 miliar. Pendapatan per kapita
masyarakat Luwu Timur pada tahun 2005 adalah Rp. 24,274 juta.
Kabupaten Luwu Timur merupakan Kabupaten paling timur di Provinsi Sulawesi Selatan
yang berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Tengah di sebelah Utara. Sedangkan di sebelah
Selatan berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Tenggara dan Teluk Bone. Sementara itu, batas
sebelah Barat merupakan Kabupaten Luwu Utara.
Kabupaten Luwu Timur yang beribukota di Malili, secara administrasi dibagi menjadi 11
kecamatan yaitu

Kecamatan Burau

Kecamatan Wotu (Regional Pelayanan Kesehatan)

Kecamatan Tomoni

Kecamatan Tomoni Timur (Regional Pertanian)

Kecamatan Angkona

Kecamatan Malili (Regional Administratif)

Kecamatan Towuti

Kecamatan Nuha (Regional Pertambangan)

Kecamatan Wasuponda

Kecamatan Mangkutana (Regional Perdagangan)

Kecamatan Kaleana

Di Kabupaten Luwu Timur terdapat 14 sungai. Sungai terpanjang adalah Sungai Kalaena
dengan panjang 85 km. Sungai tersebut melintas di Kecamatan Mangkutana. Sedangkan
sungai terpendek adalah Sungai Bambalu dengan panjang 15 km.
Selain itu, di Kabupaten Luwu Timur juga terdapat lima danau. Kelima danau tersebut antara
lain danau Matano (dengan luas 245.70 km2), Danau Mahalona (25 km2), dan Danau Towuti
(585 km2), Danau Tarapang Masapi (2.43 km2) dan Danau Lontoa (1.71 km2). Danau
Matano terletak di Kecamatan Nuha sedangkan keempat danau lainnya terletak di Kecamatan
Towuti.

Rumusan masalah
1. Bagaimana kondisi kebersihan yang ada di luwu timur
2. Apa upaya pemerintah dala meningkatkan kebersihan lingkungan di luwu timur

Tujuan
dapat memberikan gambaran bagaimana kondisi kebersihan yang telah diupayakan oleh
pemerintah, khususnya di kabupaten luwu timur.

Manfaat
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan mampu mengetahui:
1. Bagaimana kondisi kebersihan yang di kabupaten luwu timur
2. Apa upaya pemerintah dala meningkatkan kebersihan lingkungan di luwu timur

BAB II: LANDASAN TEORI


Kebersihan adalah keadaan bebas dari kotoran, termasuk di antaranya, debu, sampah, dan
bau. Di zaman modern, setelah Louis Pasteur menemukan proses penularan penyakit atau
infeksi disebabkan oleh mikroba, kebersihan juga bererti bebas dari virus, bakteria patogen,
dan bahan kimia berbahaya.
Kebersihan adalah salah satu tanda dari keadaan hygene yang baik. Manusia perlu menjaga
kebersihan lingkungan dan kebersihan diri agar sihat, tidak berbau, tidak malu, tidak
menyebarkan kotoran, atau menularkan kuman penyakit bagi diri sendiri mahupun orang lain.
Kebersihan badan meliputi kebersihan diri sendiri, seperti mandi, gosok gigi, mencuci
tangan, dan memakai pakaian yang bersih.
Mencuci adalah salah satu cara menjaga kebersihan dengan menggunakan air dan sejenis
sabun atau detergen. Mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan produk kebersihan
tangan merupakan cara terbaik dalam mencegah penularan influenza dan batuk.
Kebersihan lingkungan adalah kebersihan tempat tinggal, tempat bekerja, dan tempat awam.
Kebersihan tempat tinggal dilakukan dengan cara mengelap tingkap dan perabot rumah,
menyapu dan mengemop lantai, mencuci peralatan masak dan peralatan makan,
membersihkan bilik mandi dan jamban, serta membuang sampah. Kebersihan lingkungan
dimulakan dengan menjaga kebersihan halaman dan membersihkan jalan di depan rumah
daripada sampah.
Tingkat kebersihan berbeda-beda menurut tempat dan kegiatan yang dilakukan
manusia.Contohnya, kebersihan di rumah berbeda dengan kebersihan ruang bedah di rumah
sakit.
Pertumbuhan dan perkembangan manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor keturunan
dan gen pastinya memiliki peran besar dalam hal menentukan ukuran tubuh dan kesehatan.
Tetapi masih ada juga satu faktor utama lainnya, yaitu lingkungan. Pemahaman tentang
faktor-faktor lingkungan dapat membantu individu dan masyarakat untuk berperan aktif
dalam memastikan lingkungan bersih dan sehat untuk perkembangan dan pertumbuhan
tubuh.
Orang yang kekurangan gizi tentunya tidak menerima nutrisi yang cukup penting bagi
kesehatan yang baik. Kebanyakan orang-orang yang kelaparan, atau yang jarang sekali

makan secara teratur, lebih mungkin untuk menjadi kurus dan jauh lebih pendek dari tinggi
tubuh normal. Kondisi lingkungan yang kotor, tidak hanya menjadi pemicu terjadinya hal ini,
bahkan juga dapat menjadi biang pertumbuhan berbagai macam penyakit.
Berikut ini adalah beberapa contoh faktor lingkungan bagi kehidupan individu sehari-hari:
Kondisi kesehatan lingkungan berawal dari lingkungan rumah yang sehat. Terdapat sebuah
korelasi antara kondisi perumahan dan kesehatan yang buruk, dapat berdampak negatif
pertumbuhan serta perkembangan manusia. Rumah yang dingin dan basah, tidak memiliki
sirkulasi udara yang tepat, atau yang memiliki tingkat resiko pencemaran debu, dapat
memperburuk resiko seseorang untuk terkena berbagai macam penyakit. Lingkungan seperti
ini biasanya memiliki tingkat polusi udara tinggi, sehingga dapat memicu gejala alergi serta
menjadi penyebab utama beberapa penyakit seperti konjungtivitis, eskim, bronkitis, juga
asma. Biasanya penyakit ini akan rentan timbul berulang-ulang.
Sangat dibutuhkan perhatian lebih untuk mengatasi kebersihan di dalam rumah, dimana
tempat individu melakukan istirahat dari aktivitas rutin sehari-hari. Lingkungan rumah yang
kotor sangat mudah berpengaruh bagi kesehatan anak, orang lanjut usia, atau orang dengan
kekebalan tubuh lemah. Bahkan, individu dengan sistem kekebalan tubuh kuat pun, dapat
menurun juga tingkat kesehatannya dengan tetap berada di lingkungan kotor. Anak-anak
berusia antara 18 hingga 36 bulan yang tinggal dalam lingkungan tercemar dan kotor berada
pada resiko keracunan tinggi. Hal ini berlaku bagi penduduk desa, maupun penduduk kota.
Khususnya bagi mereka yang tinggal dekat dengan pabrik. Limbah pabrik akan mudah
tercemar melalui pencemaran udara serta air. Faktor lingkungan kotor seperti inilah yang
dapat memicu kerusakan pada saraf, mengurangi tingkat IQ, meningkatkan agresi, hiperaktif,
kehilangan konsentrasi belajar, serta hal fatal lainnya seperti cacat fisik.
Polusi udara juga memiliki efek paling merugikan pada pertumbuhan manusia. Pengaruh
polusi terhadap pertumbuhan fisik dan mental, menjadi suatu hal yang sangat penting.
Beberapa ahli juga menyatakan bahwa polusi udara juga dapat mengurangi kesehatan secara
signifikan, serta memperburuk para penderita penyakit tertentu. Lingkungan sarat dengan
industri, khususnya pabrik pengolah suatu produk tertentu, menjadi salah satu penyebab
utama terjadinya polusi udara secara signifikan. Partikel kecil dari pencemaran polusi udara
ini dapat masuk melalui pernafasan manusia serta menembus ke dalam aliran darah serta
jaringan pernafasan. Hal ini akan berdampak buruk, khususnya pada sistem pernafasan.
Merokok telah lama dipublikasikan menjadi suatu larangan untuk di tempat umum. Hal ini
ditujukan untuk menciptakan lingkungan bersih polusi, tanpa adanya pencemaran asap rokok.
Bahaya merokok seringkali dihimbau oleh banyak kalangan, khususnya kalangan pemerintah.
Namun, masih banyak masyarakat tidak menggubris himbauan tersebut. Anda mungkin
menyadari bahwa merokok merupakan penyebab utama kematian di beberapa negara. Anda
juga bahkan juga menyadari, bahwa merokok dapat merukikan orang di sekitar perokok serta
perokok itu sendiri. Namun, terkadang banyak masyarakat dengan secara sadar, tetap
melakukan aktivitas merokok secara rutin bahkan di tempat umum, sekalipun mereka sudah

mengetahui ancaman dari bahaya merokok. Polusi asap rokok tidak hanya membuat
lingkungan tercemar melalui udara, tetapi juga sangat berdampak bagi kesehatan. Umumnya
resiko terkena serangan jantung, sesak nafas, asma, dan sejenisnya dapat timbul karena
pencemaran udara akibat polusi asap rokok.
Faktor kebersihan lingkungan menjadi faktor paling utama bagi kesehatan tubuh, serta
perkembangan metabolisme tubuh sehat. Mulailah untuk bergotong royong membersihkan
lingkungan tempat tinggal Anda, membersihkan rumah selalu, serta bertenggang rasa untuk
tidak membuat polusi udara, atau pencemaran lainnya. Budayakan hidup pada lingkungan
bersih dan sehat.
Kebersihan sebuah cerminan bagi setiap individu dalam menjaga kesehatan yang begitu
penting dalam kehidupan sehari-hari. Dan seperti yang kita ketahui bahwa kebersihan
merupakan suatu keadaan yang bebas dari segala kotoran, penyakit, dan lain lain, yang dapat
merugikan segala aspek yang menyangkut setiap kegiatan dan perilaku lingkungan
masyarakat. Dan sebagaimana di ketahui bahwa kehidupan manusia sendiri tidak bisa
dipisahkan baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Maka sebagai individu harusnya
segala aspek yang ada dalam masyarakat harus dapat menjaga kebersihan lingkungan.
Karena tanpa lingkungan yang bersih setiap individu maupun masyarakat akan menderita
sebab sebuah faktor yang merugikan seperti kesehatan. Kesehatan itu begitu mahal harganya.
Sehingga semuanya harus di olah dengan baik . Lingkungan yang kotor berarti penganggu
kesehatan yang juga berarti membuat bibit penyakit. Namun segala sesuatu ada kata
perubahan hanya saja dalam segala persoalan-persoalan, semua ini tidak dapat dijalankan
tanpa sebuah kesadaran dari setiap individu masyarakat maupun kelompok masyarakat untuk
menjaga kebersihan, Maka Kebersihan itu tidak akan berguna dan menimbulkan banyak
kerugian. Sebagaimana kita ketahui bahwa pandangan masyarakat tentang sadar lingkungan
sangatlah minim/kurang.
Kesadaran dalam menjaga lingkungan adalah keadaan dimana individu masyarakat
menyadari bahwa pentingnya sebuah ruang lingkup (lingkungan) yang didalamnya, terdapat
makhluk-makhluk hidup yang harus dijaga kelestariannya agar dapat dirasakan oleh anak
cucu kita dimasa yang akan datang.
Sudah banyak orang yang berbicara dan menulis sebuah artikel tentang kebersihan hidup
masyarakat , banjir dan gaya hidup masyarakat umumnya. Namun gaya hidup masyarakat
dikota besar maupun di daerah-daerah kumuh masih belum juga ada ujungnya. Contoh
sederhana adalah kota Semarang.
Tiap musim hujan tiba, kota Semarang sebagai bak kolam ikan. Dimana banyak ditemukan
genangan air atau banjir dari meluapnya air sungai ke pemukiman masyarakat Semarang.
Lantas gimana cara untuk mengatasi masalah bencana musiman yang akut ini?
Sangat diperlukan kesadaran bagi masyarakat kota Semarang. Mereka harus benar-benar
sadar dan mengerti apa bahaya gaya hidup dari dampak yang disebabkan dari membuang
sampah sembarangan.
Karena sampah itu seperti permainan efek domino yang menyebabkan dampak lainnya secara
berurutan. Seperti buang sampah disungai bisa membuat air tersendat dan akhirnya banjir

hingga pemukiman masyarakat , menyebabkan sarang penyakit (Diare , Muntaber , dll) dan
sarang nyamuk yang berakibatkan penyakit DBD (demam berdarah).
Jika setiap masyarakat tau cara memanajemen sampah dengan baik , dari langkah yang
sederhana yaitu membuangnya , maka segala efek yang disebabkan banjir bisa dihindari. Apa
saja manajemen pengolahan sampah yang baik itu?
Pertama ajarkan anak-anak pada saat usia dini agar dapat tertanam dengan mudah dibenak
anak-anak hingga dewasa kelak untuk menerapkan gaya hidup bersih dan juga membuang
sampah pada tempatnya. Tetapi sebelum mengubah anak-anak dari dini , alangkah baiknya
kita ubah kebiasaan diri kita sendiri.
Kedua , bedakan sampah-sampah basah , kering , daur ulang , dan berbahaya dengan
mempersiapkan atau menyediakan tong dengan warna tertentu. Agar anak-anak dapat
mengetaui mana yang seharunya dibuang pada tempatnya.
Ketiga , bentuk organisasi pengelolaan sampah meski ditingkat kecil(RT/RW) ataupun
menengah(Kelurahan/Kecamatan). Organisasi itu yaitu jadwal rutin kerja bakti ,
pengumpulan dana buat beli bibit hijau pengelolaan sampah masyarakat untuk program
sampah daur ulang untuk kegiatan sosial dan Pelajari teknologi pembuatan kompos dari
sampah organik agar dapat dimanfaatkan kembali untuk pupuk.
Namun dalam hal ini semuanya berjalan lebih baik apabila dilakukan beberapa kegiatan atau
penyuluhan dari pemerintah dan dinas kesehatan kota Semarang untuk masyarakat yang
akhirnya bisa menyadarkan masyarakat yang sangat pentingnya kebersihan , betapa
pentingnya dampak positif jika membuang sampah sembarangan dan betapa indahnya sebuah
kota Semarang , bersih , nyaman dan segar. Sehingga dengan demikian itulah aspek tersebut
akan membawa keuntungan bagi masyarakat kota Semarang .
Dari hal tersebut kita dapat mengambil kesimpulan bahwa masyarakat masih belum peduli
terhadap kebersihan lingkungan sekitarnya. Kebanyakan dari mereka berfikir secara parsial
dan hanya ingin menguntungkan diri sendiri, seperti masalah pembuangan sampah yang tidak
pada tempatnya, pembungan limbah pabrik, polusi udara, pencemaran air, dan lain-lain.
Kasus-kasus yang menyangkut masalah kebersihan setiap tahunnya selalu meningkat.

BAB II: PEMBAHASAN


kondisi kebersihan di kabupaten luwu timur
Luwu Timur secara geografis merupakan Kabupaten dengan jumlah wilayah perairan yang
luas terdiri dari wilayah pesisir laut, area danau dan daerah aliran sungai.Curah Hujan juga
cukup tinggi yakni rata-rata hujan selama 16 hingga 20 hari dalam sebulan. Situasi tersebut
menjadi potensi yang sangat besar bagi sebagian masyarakat untuk berperilaku sanitasi yang
buruk seperti BABs di sungai, danau, membuang limbah atau sampah ke sungai, laut atau
danau, serta wilayahnya berpotensi menjadi daerah genangan karena daerah aliran sungai
juga cukup besar dengan curah hujan yang tinggi seperti yang telah disebutkan sebelumnya.
kebersihan merupakan aspek pokok dalam kehidupan manusia sehingga pengelolaannya
bersifat mutlak diperlukan.Pada kondisi eksisting, kondisi pelayanan sanitasi di kabupaten
Luwu Timur belum berlangsung secara optimal.sektor air limbah domestik dan persampahan,
pada tahun 2012, persentase cakupan pelayanan air limbah domestik wilayah Kabupaten
Luwu Timur baru mencapai angka 3,92 %, sedangkan kesepakatan MDGs menargetkan
proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap sanitasi layak perkotaan sebesar
76,82 % pada tahun 2015. Dalam sektor persampahan, wilayah pelayanan kebersihan
eksisting di Kabupaten Luwu Timur baru melayani 2,5 % .
Belum

masksimalnya

pelayanan

sanitasi

eksisting

memacu

perlunya

percepatan

pembangunan sanitasi di Kabupaten Luwu Timur. Salah satu faktor yang mempengaruhi
keberlanjutan investasi, operasional dan pemeliharaan di sektor sanitasi yaitu pendanaan

sektor sanitasi.Hingga saat ini Pendapatan daerah dari sector retribusi sanitasi belum ada
sama sekali.
upaya pemerintah dala meningkatkan kebersihan lingkungan di luwu timur
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) harus diterapkan dalam setiap sisi kehidupan
manusia, baik di lingkungan rumah tangga/keluarga, institusi kesehatan, tempat-tempat
umum, sekolah maupun di tempat kerja. Kondisi PHBS masyakarat di Kabupaten Luwu
Timur, dapat dilihat kondisi PHBS pada tatanan rumah tangga dan tatanan sekolah. Dalam
hal ini mengetahui secara kuantitas ketersediaan dari prasarana dan sarana sanitasi dan air
bersih/air minum yang digunakan masyarakat baik di rumah tangga maupun di sekolah dalam
kondisi tercukupi dan layak dari segi kesehatan.
Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) di rumah tangga adalah upaya untuk memperdayakan
anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan
sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di rumah tangga di
lakukan untuk mencapai rumah tangga Ber-PHBS.Rumah Tangga merupakan pondasi dari
kesehatan masyarakat. Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di tatanan rumah tangga di
Kabupaten Luwu timur dapat dilihat dari 5 (lima) pilar STBM yaitu Cuci Tangan Pakai
Sabun, Perilaku BAB, Pengelolaan Air Minum, Pengelolaan Sampah dan Sarana
Pembuangan Air Limbah.
Pada Tatanan Rumah Tangga terdiri dari 10 indikator, artinya Rumah Tangga yang dikatakan
ber PHBS jika semua indikator yang dimaksud semuanya dikatakan Ya. 10 indikator
tersebut antara lain; Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, Memberi bayi ASI Eksklusif,
Menimbang bayi dan balita, Menggunakan air bersih, Mencuci tangan dengan air bersih dan
sabun, Menggunakan jamban sehat, Memberantas jentik di rumah, Makan buah dan sayur
setiap hari, Melakukan aktifitas fisik setiap hari, Tidak merokok didalam rumah. Untuk tahun
2013 dari 49.504 kepala keluarga yang di pantau, terdapat 32.169 rumah tangga yang ber
PHBS dengan realisasi 64,98% pada tahun 2013.
Dengan melakukan kebiasaan-kebiasaan hidup yang sehat, tubuh kita akan menjadi sehat.
Melalui berbagai program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) diharapkan agar masingmasing jajaran organisasi, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah, dapat mewujudkan
masyarakat yang sadar akan pentingnya perilaku hidup sehat bagi kesehatan dirinya, keluarga
dan masyarakat di sekitarnya. Salah satunya melalui dukungan program Program Percepatan
Pembangunan Sanitasi dan Permukiman (PPSP).

Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)


Manfaat mencuci tangan dengan sabun apabila dilakukan sesuai dengan petunjuk yang benar
akan membunuh kuman penyakit yang ada ditangan, mencegah penularan penyakit yang
ditimbulkan oleh bakteri (diare, kolera, disentri, tifus, cacingan, penyakit kulit, Infeksi
Saluran Pernafasan Akut, flu burung atau Severe Acute Respiratory Syndrome/SARS) serta
tangan bersih dan bebas dari kuman. Waktu cuci tangan pakai sabun yang perlu dilakukan
untuk mengurangi resiko balita terkena penyakit-penyakit yang berhubungan dengan diare
mencakup 5 (lima) waktu penting yakni; 1) sesudah buang air besar (BAB), 2) sesudah
menceboki pantat anak, 3) sebelum menyantap makanan, 4) sebelum menyuapi anak, dan
terakhir adalah 5) sebelum menyiapkan makanan bagi keluarga. Perilaku mencuci tangan
pakai sabun di Kabupaten Luwu Timur masih tergolong sangat rendah yaitu sebesar 9,8% dan
selebihnya 90,2% tidak melakukan cuci tangan dengan menggunakan sabun.
Dari hasil study EHRA yang dilakukan, CTPS sesudah BAB sebanyak 55%, kemudian CTPS
sesudah menceboki anak sebanyak 25%, kemudian CTPS sebelum makan sebanyak 82,50%,
CTPS sebelum menyuapi anak sebesar 19% dan CTPS sebelum menyiapkan makanan
sebesar 28,50%.).
Pengelolaan Air Minum
Kabupaten Luwu Timur secara geografis merupakan salah satu kabupaten yang memiliki
topografi pegunungan dengan penggunaan lahan yang dominan adalah hutan, hal ini
menyebabkan potensi air yang dimiliki cukup besar.Khusus untuk kawasan perkotaan
sebagian sumber air minum diperoleh dari layanan PDAM sedangkan daerah pedesaan
diperoleh dari sumber-sumber air dari alam.Pada daerah dataran rendah sebagian besar
masyarakat menggunakan sumur bor namun kondisi air masih dominan berwarna (kuning)
dan berbau karena mengandung besi yang cukup tinggi. Rata-rata kedalaman sumur bor yang
dibuat oleh masyarakat sekitar 7- 40 meter padahal menurut data geolistrik yang ada
kedalaman lapisan batu pasir yang berpotensi akuifier berada pada sekitar kedalaman 70
sampai 80 meter.
Mengenai pengelolaan air minum, yang dikaji dalam studi EHRA terdiri dari dua hal utama,
yaitu: Sumber Air dan Pengolahan serta penyimpanan dan penanganan air yang baik dan
aman. Kedua aspek ini memiliki hubungan yang sangat erat dengan tingkat resiko kesehatan
bagi anggota di suatu rumah tangga.
Dari sisi jenis sumber diketahui bahwa sumber-sumber air memiliki tingkat keamanannya
tersendiri, Ada jenis-jenis sumber air minum yang secara global dinilai sebagai sumber yang

relatif aman, seperti air botol kemasan, air isi ulang, air ledeng/PDAM, air hidran umum, air
kran umum, sumur pompa tangan, sumur gali terlindungi, mata air terlindungi dan air hujan
(yang ditangkap, dialirkan dan disimpan secara bersih dan terlindungi). Di lain pihak,
terdapat sumber-sumber yang memiliki resiko yang lebih tinggi sebagai media transmisi
patogen ke dalam tubuh manusia, di antaranya adalah sumur atau mata air yang tidak
terlindungi dan air permukaan, seperti air kolam, sungai, waduk ataupun danau.Untuk sumber
air terlindungi, 50,5% beresiko tercemar karena jaraknya terlalu dekat dengan pembuangan
tinja ataupun limbah, sementara 49,5% lainnya terlindungi dengan aman. Sementara itu,
untuk sumber air yang tidak terlindungi 18,8% masyarakat menyatakan tidak aman untuk
dikonsumsi dan 81,2% aman untuk dikonsumsi terutama sumber-sumber air bersih yang
diambil dari pegunungan dan dari hutan.
Berdasarkan data EHRA sebagian rumah tangga tidak pernah mengalami kesulitan
mendapatkan air untuk kebutuhan sehari-hari (92,7%), namun ada pula yang pernah
mengalami kelangkaan sekitar 7,3%. Sementara dari segi kepuasan mengenai kualitas air,
72,3% puas dengan kualitas air dan 27,7% tidak puas dengan kualitas air.
Pengolahan air bersih terutama untuk air minum, 97,3% direbus, 8% ditambahkan kaporit 8%
dengan menambahkan filter keramik dan 1,1% dengan cara lainnya.
Penyimpanan air bersih paling banyak disimpan dalam panci atau wadah yang tertutup
(45%), dalam panci terbuka 7,,0%, dalam botol/ketel/ceret 3%, dalam gallon isi ulang 82%
penyimpanan lainnya 20,6% dan tidak disimpan 8%.
PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 14/PRT/M/2010 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, maka koordinasi dan
penyelenggaraan pelayanan dasar Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
dilaksanakan oleh instansi yang bertanggung jawab di Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang, baik daerah provinsi maupun kabupaten/kota, menurut indikator kinerja target 20102014 Kementerian Pekerjaan Umum, disebutkan indikator layanan dasar penyehatan
lingkungan permukiman untuk air limbah permukiman (air limbah domestik) adalah
penyediaan sistem air limbah setempat yang memadai sebesar 60% dan system air limbah
skala komunitas/kawasan/kota sebesar 5%, oleh dinas yang membidangi pekerjaan
umum/Dinas Tata Ruang dan Permukiman.
Pengelolaan air limbah domestik Kabupaten Luwu Timur menjadi tupoksi lintas SKPD yang
mana secara teknis menjadi kewenangan Dinas Permukiman dan Tata Ruang. Pengelolaan air
limbah domestik juga berkaitan erat dengan tupoksi SKPDBadan Lingkungan Hidup Daerah

dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah terutama dalam hal perumusan kebijakan,
pengawasan maupun pembinaan.
Institusi pemerintahan tersebut memiliki korelasi yang kuat, dimana Dinas Permukiman dan
Tata Ruang berperan sebagai operator karena lebih bersifat teknis, dan Badan Pengendalian
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Badan Perencanaan Pembangunan Daerah lebih
memainkan peran sebagai regulator. Upaya-upaya preventif dan promotif menjadi bagian
penting yang tidak terpisahkan dari rangkaian kegiatan pengelolaan air limbah domestik
sehingga peran dari Dinas Kesehatan juga bersifat penting.

BAB IV : PENUTUP
Kesimpulan
Kondisi kebersihan lingkungan yang ada di luwu timur masih sangat memprihatinkan
khususnya di daerah kumuh. Pemerintah berusaha mencanangkan program kebersihan
lingkungan dengan menerapkan sistem sanitasi untuk meningkatkan kebersihan lingkungan
yang ada di kabupaten luwu timur.

Saran
Setidaknya masyarakat sekitar lebih ditingkatkan kesadarannya lagi terhadap kebersihan
lingkungan. Karena, kebersihan bisa menciptakan kehidupan yang lebih baik tanpa
pencemaran maupun kotoran.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2013.http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Luwu_Timur.diakses pada hari
minggu 14 Desember pukul 19:32 wita
Anonim.2013.http://id.wikipedia.org/wiki/Kebersihan.diakses pada hari minggu 14
Desember pukul 19:32 wita
Anonim.2013.http://www.konsultankolesterol.com/kebersihan-lingkungan-2.html.diakses
pada hari minggu 14 Desember pukul 19:32 wita

Anda mungkin juga menyukai