Anda di halaman 1dari 40

STUDI PENURUNAN KEKERUHAN AIR

KALI SURABAYA DENGAN PROSES


FLOKULASI DALAM BENTUK
FLOKULATOR PIPA CIRCULAR
Oleh : Aisyah Rafli Puteri
3307100022
Dosen Pembimbing :
Dr.Ir. Nieke Karnaningroem, MSc
19550128 198503201

50 % jumlah
penduduk yang
belum terlayani
mengusahakan
sendiri air bersih
dengan cara lain
misalnya sumur
bor, sumur
gali, mata air dan
bahkan langsung
menggunakan air
sungai (air
permukaan).

Pengolahan air permukaan

Kebutuhan air
bersih dari waktu
ke waktu
meningkat dengan
pesat, sejalan
dengan
bertambahnya
jumlah penduduk
dan tuntutan
kehidupan yang
terus berkembang.

Prasarana air bersih

Kebutuhan air bersih

LATAR BELAKANG
Dalam pengolahan
air bersih yang
berasal dari air
permukaan, mengh
ilangkan atau
menurunkan
kekeruhan
merupakan hal
yang sangat penting
dimana flokulator
pipa circular
sebagai salah satu
alternatif
pengolahan untuk
mengurangi
kekeruhan.

PERUMUSAN MASALAH DAN TUJUAN


PENELITIAN
Rumusan Masalah
Berapakan dosis optimum koagulan yang diperlukan untuk meremoval
kekeruhan air baku
Bagaimanakah kemampuan flokulator pipa circular untuk meremoval
kekeruhan air baku.

Tujuan Penelitian
Menentukan dosis optimum koagulan yang diperlukan untuk
meremoval kekeruhan air baku
Menguji kemampuan flokulator pipa circular sebagai alat flokulasi
untuk mengatasi kekeruhan air baku

TINJAUAN PUSTAKA

Koagulasi Flokulasi

Koagulasi-flokulasi merupakan dua proses yang tidak terpisahkan. Pada


proses koagulasi terjadi destabilisasi koloid dan parttikel dalam air
sebagai akibat dari pengadukan cepat, dan pembubuhan bahan kimia
(disebut koagulan). Setelah terbentuk inti flok, diikuti oleh proses
flokulasi yaitu penggabungan inti flok menjadi flok ukuran lebih besar
yang memungkinkan partikel mengendap (Masschelein, 1992).

Flokulasi Hidrolis

Flokulasi yang memanfaatkan gerakan air sebagai tenaga pengadukan.


Sistem pengadukan ini menggunakan energi hidrolik yang dihasilkan dari
suatu aliran hidrolik. Beberapa contoh pengadukan hidrolis adalah
terjunan, loncatan hidrolis, parshall flume, baffle basin, perforated
wall, gravel bed dan sebagainya.

RUANG LINGKUP
Penelitian dilakukan dalam skala laboratorium Jurusan Teknik
Lingkungan FTSP-ITS
Penelitian ini akan membahas masalah flokulasi yang terjadi
pada aliran di dalam pipa circular dengan variasi : diameter
slang pipa = 1/2 dan 5/8 , diameter lingkaran pipa 0,4 m dan
0,6 m, dan dengan panjang masing-masing 25 m dan 50 m.
Air baku yang digunakan adalah air baku buatan dengan
kekeruhan buatan. Kekeruhan dibuat dengan menggunakan
bentonit dengan range 40NTU-80NTU dimana range
kekeruhan ini diperoleh dari data primer PDAM Ngagel II yang
menggunakan air kali surabaya sebagai air bakunya.
Sebelum di alirkan pada pipa circular dilakukan proses
koagulasi terlebih dahulu, proses koagulasi terjadi dengan
cara pengadukan mekanis.

CONT
Air baku merupakan air dengan kekeruhan
buatan yang menggunakan Bentonit.
Parameter yang di uji adalah kekeruhan

Metode Penelitian
Tahapan Penelitian
-Dalam penelitian ini digunakan

air baku buatan dengan


konsentrasi kekeruhan bervariasi yaitu : 40 NTU,50
NTU,60 NTU,70 NTU dan 80 NTU. Dimana tingkat
kekeruhan yang digunakan ini dipilih sesuai data primer
yang diambil dari PDAM NGAGEL II SURABAYA.
-Sebelum dilakukan pada alat sesungguhnya, maka
dilakukan dahulu penelitian pendahuluan untuk
mendapatkan dosis optimum koagulan untuk tingkat
kekeruhan yang direncanakan. Penelitian pendahuluan
ini dilakukan pada kondisi batch proses yakni dengan
menggunakan Jar test. Tujuan dari jar test ini adalah
untuk mendapatkan range dosis koagulan yang akan
digunakan pada continous proses pada alat.

KERANGKA PENELITIAN
METODE

LATAR BELAKANG

KAJIAN PUSTAKA
- Air permukaan
memiliki tingkat
kekeruhan yang
bervariasi dan cenderung
tinggi
- Proses koagulasiflokulasi berperan
penting dlm menurunkan
kekeruhan
- Flokulator hidrolis
memiliki keunggulan
karena dapat menghemat
pemakaian listrik

><
Gap

REALITA SAAT INI


- Ditinjau dari potensi
kuantitas, air
permukaan sering
digunakan sebagai air
baku untuk air bersih
-Flokulator yang
sering digunakan oleh
PAM adalah flokulator
pneumatis dan
mekaanis

STUDI LITERATUR
- Proses Koagulasi Flokulasi
- Stabilisasi dan Destabilisasi Partikel Koloid
dalam Larutan
- Proses Kimiawi Koagulasi Flokulasi
- Mekanika Proses Pembentukan Flok
- Aspek Hidrodinamik dari Flokulasi
- Karakteristik Hidrolika dalam saluran / pipa
khususnya pada pipa melingkar

PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN


- Peralatan laboratorium dan Bahan dalam analisa Jartest
- Alat ukur debit (Air baku dan Koagulan)
- Spektrofotometer, pH meter, stopwatch

RUMUSAN MASALAH DAN TUJUAN

PEMBUATAN
FLOKULATOR

PERMASALAH

- waktu pembuatan
flokulator max 1 minggu
- Flokulator terbuat dari
selang yang dililitkan
secara circular pada
sebuah tiang dimana
flokulasi akan terjadi
pada selang tersebut
- Flokulator dijalankan
sengan debit 30 cc/det

Bagaimana
efektifitas flokulator
pipa circular dalam
meremoval
kekeruhan Air Kali
Surabaya pada
range 40-80 NTU

ANALISA AWAL
KARAKTERISTIK
AIR BAKU
- Dilakukan untuk
mengetahui range
kekeruhan dari Air
Baku yang diambil dari
Kali Jagir Surabaya
dengan Metode
Turbidimetri

JAR TEST
- Dilakukan untuk
mengetahui dosis
koagulan yang sesuai
dengan tingkat
kekeruhan air baku
- Koagulan yang
dibubuhkan dengan
dosis 10,20,..60 mg/lt
tiap beker glass

TUJUAN
Mengkaji efektifitas
flokulator pipa
circular dalam
meremoval
kekeruhan air Kali
Surabaya pada
range 40-80 NTU

PELAKSANAAN
- Pengukuran
PROSES
Tingkat
kekeruhan
FLOKULASI
pada air baku PIPA
CIRCULAR
- Pembuatan
Mengamati hasil

larutan
koagulan
flokulasi sesudah air
-melalui
Pengaliran
air
pipa circular
baku
pada
dan
menghitung
persen
flokulator
pipa
removal kekeruhan.
circular

HASIL YANG
DIHARAPKAN

Mengetahui
bagaimana
efektifitas
flokulator pipa
circular dengan
melihat tingkat
removal dari
kekeruhan air baku

PENGAMBILAN
DATA
- % Removal yang
dihasilkan pada
Continuous proses
- G dan Td
- Headloss

HASIL
PENGAMATAN

ANALISIS
DATA
- Menganalisis
dosis optimum
koagulan untuk
tingkat kekeruhan
air baku
- Manganalisis
hubungan antara
HL, G dan G.Td

PENAMPILAN
DATA
Dalam bentuk
grafik,tabel dan
tulisan

Persiapan alat dan bahan


Alat alat yang digunakan
1. Alat laboratorium dalam
analisa jar test
2. Slang diameter dan
5/8
3. Bak koagulasi
4. Alat pengadukan pada
proses koagulasi
5. Bak penyangga
6. Bak sedimentasi
7. Alat ukur debit
8. Alat ukur koagulan
9. Alat pengukur tekanan
10. Spektrofotometer
11. pH meter

Bahan yang digunakan


1. Bentonit
2. Koagulan (Al2(SO4)3.18
H2O)

SKEMA ALAT
Bak Penampung air baku
A

Pengadukan mekanis (Koagulasi)


B

Flokulator Pipa Circular

Bak Pengendapan
c

Pembuatan flokulator

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Pembuatan reaktor dilakukan selama 1-2


minggu
Jumlah flokulator yang akan di uji 8 flokulator :
Panjang 25 m diameter 0,4 m selang
Panjang 50 m diameter 0,4 m selang
Panjang 25 m diameter 0,6 m selang
Panjang 50 m diameter 0,6 m selang
Panjang 25 m diameter 0,4 m selang 5/8
Panjang 50 m diameter 0,4 m selang 5/8
Panjang 25 m diameter 0,6 m selang 5/8
Panjang 50 m diameter 0,6 m selang 5/8

Proses penelitian
- Penentuan range dosis koagulan yang akan
dicoba dengan jar test sesuai dengan tingkat
kekeruhan pada air baku
- Perhitungan nilai G dan Td teoritis. Variasi yang
digunakan adalah : variasi diameter pipa, variasi
panjang pipa dan variasi diamater lingkaran pipa.
- Sebelum dialirkan pada pipa circular maka
dilakukan koagulasi terlebih dahulu yaitu dengan
koagulasi mekanis dengan pengadukan manual.
- Penelitian kemampuan dari pipa circular untuk
melakukan flokulasi, dengan melihat tingkat
removal dari kekeruhan air baku.

Data Hasil Penelitian


Kekeruhan
Kebutuhan Kekeruhan
% Removal
awal (NTU) Alum (mg/lt) akhir (NTU)

40
40

10
10

3.5
3.5

91.3
91.3

20
20

2.5
2.5

93.8
93.8

30
30

0.5
0.5

98.8
98.8

40
40

22

95.0
95.0

50

50

4.5
4.5

88.8
88.8

60

66

85.0
85.0

60

Dari
Tabel dan Gambar diatas pada dapat ditentukan bahwa dosis
Comment
koagulan optimum untuk kekeruhan 40 NTU adalah 30 mg/l. Hal ini
dapat dilihat dari %Removal tertinggi yang dihasilkan yaitu 98,8 %.

Kekeruhan
Kebutuhan Kekeruhan
% Removal
awal (NTU) Alum (mg/lt) akhir (NTU)

50

50

10
10

3.5
4

93.0
92.0

20
20

38

94.0
84.0

30
30

1.5
1

97.0
98.0

40

40

3
2.5

94.0
95.0

50
60

9.5

92.0
81.0

5.5

89.0

50

60

6.5

87.0

Dari Tabel dan Gambar diatas pada dapat ditentukan bahwa dosis
koagulan optimum untuk kekeruhan 50 NTU adalah 30 mg/l. Hal ini
dapat dilihat dari %Removal tertinggi yang dihasilkan yaitu 98 %.

Kekeruhan
awal (NTU)

60

Kebutuhan
Kekeruhan
% Removal
Alum
akhir (NTU)
(mg/lt)

10
20
30
40
50
60

3
2.5
2
5.5
7
9.5

95.0
95.8
96.7
90.8
88.3
84.2

Dari Tabel dan Gambar diatas pada dapat ditentukan bahwa dosis
koagulan optimum untuk kekeruhan 60 NTU adalah 30 mg/l. Hal ini
dapat dilihat dari %Removal tertinggi yang dihasilkan yaitu 96,7 %.

Kekeruhan Kebutuhan Kekeruhan


% Removal
awal (NTU) Alum (mg/lt) akhir (NTU)

70

10
20
30
40
50
60

4.5
2.5
1.5
0.5
3
5

93.6
96.4
97.9
99.3
95.7
92.9

Dari Tabel dan Gambar diatas pada dapat ditentukan bahwa dosis
koagulan optimum untuk kekeruhan 70 NTU adalah 40 mg/l. Hal ini
dapat dilihat dari %Removal tertinggi yang dihasilkan yaitu 99,3 %.

Kekeruhan
Kebutuhan Kekeruhan
% Removal
awal (NTU) Alum (mg/lt) akhir (NTU)

80

10
20
30
40
50
60

3.5
2
1
0.5
3
6.5

95.6
97.5
98.8
99.4
96.3
91.9

Dari Tabel dan Gambar diatas pada dapat ditentukan bahwa dosis
koagulan optimum untuk kekeruhan 80 NTU adalah 40 mg/l. Hal ini
dapat dilihat dari %Removal tertinggi yang dihasilkan yaitu 99,4 %.

Diameter
Pipa (m)

1/2"

Panjang
Pipa (m)

25

Diameter
melingkar
pipa (m)

0.4

Continuous proses
Kekeruhan Kekeruhan
% Removal
awal (NTU) akhir (NTU)
40
50
60
70
80

11
12.5
13
14
15.5

72.5
75
78
80
80.63

Dari grafik diatas dapat menunjukkan bahwa %


Removal tertinggi untuk variasi pipa dengan
panjang 25 meter dan diameter melingkar 0,4 meter
terjadi pada kekeruhan 80 NTU yaitu sebesar
80,63%.

CONT
Diameter
Pipa (m)

1/2"

Panjang
Pipa (m)

25

Diameter
melingkar
pipa (m)

0.6

Kekeruhan Kekeruhan
% Removal
awal (NTU) akhir (NTU)
40
50
60
70
80

13
14.5
15
17
18.5

67.5
71
75
76
76.88

Dari grafik diatas dapat menunjukkan bahwa %


Removal tertinggi untuk variasi pipa dengan
panjang 25 meter dan diameter melingkar 0,6 meter
terjadi pada kekeruhan 80 NTU yaitu sebesar 76,88%.

CONT
Diameter
Pipa (m)

1/2"

Panjang
Pipa (m)

50

Diameter
melingkar
pipa (m)

0.4

Kekeruhan Kekeruhan
% Removal
awal (NTU) akhir (NTU)
40
50
60
70
80

9
15
12
13.5
14

77.5
70
80
80.71
82.50

Dari grafik diatas dapat menunjukkan bahwa %


Removal tertinggi untuk variasi pipa dengan
panjang 50 meter dan diameter melingkar 0,4 meter
terjadi pada kekeruhan 80 NTU yaitu sebesar 82,5%.

CONT
Diameter
Pipa (m)

1/2"

Panjang
Pipa (m)

50

Diameter
melingkar
pipa (m)

0.6

Kekeruhan Kekeruhan
% Removal
awal (NTU) akhir (NTU)
40
50
60
70
80

6.5
8
8.5
10
11

83.75
84
85.83
85.71
86.25

Dari grafik diatas dapat menunjukkan bahwa %


Removal tertinggi untuk variasi pipa dengan
panjang 50 meter dan diameter melingkar 0,6 meter
terjadi pada kekeruhan 80 NTU yaitu sebesar 86,25%.

CONT
Diameter
Pipa (m)

5/8"

Panjang
Pipa (m)

25

Diameter
melingkar
pipa (m)

0.4

Kekeruhan Kekeruhan
% Removal
awal (NTU) akhir (NTU)
40
50
60
70
80

14.5
16
18.5
19.5
23

63.75
68
69.17
72.14
71.25

Dari grafik diatas dapat menunjukkan bahwa %


Removal tertinggi untuk variasi pipa 5/8 dengan
panjang 25 meter dan diameter melingkar 0,4 meter
terjadi pada kekeruhan 70 NTU yaitu sebesar 72,14%.

Diameter
Pipa (m)

5/8"

Panjang
Pipa (m)

25

Diameter
melingkar
pipa (m)

0.6

CONT
Kekeruhan Kekeruhan
% Removal
awal (NTU) akhir (NTU)
40
50
60
70
80

18
16.5
23
27.5
28.5

55
67
61.67
60.71
64.375

Dari grafik diatas dapat menunjukkan bahwa %


Removal tertinggi untuk variasi pipa 5/8 dengan
panjang 25 meter dan diameter melingkar 0,6 meter
terjadi pada kekeruhan 70 NTU yaitu sebesar 64,375%.

CONT
Diameter
Pipa (m)

5/8"

Panjang
Pipa (m)

50

Diameter
melingkar
pipa (m)

0.4

Kekeruhan Kekeruhan
% Removal
awal (NTU) akhir (NTU)
40
50
60
70
80

12
14.5
16
19
22.5

70
71
73.33
72.86
71.88

Dari grafik diatas dapat menunjukkan bahwa %


Removal tertinggi untuk variasi pipa 5/8 dengan
panjang 50 meter dan diameter melingkar 0,4 meter
terjadi pada kekeruhan 60 NTU yaitu sebesar 73,33%.

CONT
Diameter
Pipa (m)

5/8"

Panjang
Pipa (m)

50

Diameter
melingkar
pipa (m)

0.6

Kekeruhan Kekeruhan
% Removal
awal (NTU) akhir (NTU)
40
50
60
70
80

11
12
14.5
16
18.5

72.5
76
75.83
77.14
76.88

Dari grafik diatas dapat menunjukkan bahwa %


Removal tertinggi untuk variasi pipa 5/8 dengan
panjang 50 meter dan diameter melingkar 0,6 meter
terjadi pada kekeruhan 70 NTU yaitu sebesar
77,14%.

Proses Continous Panjang 25 meter


90
80
70

% Removal

60
50

Slang 1/2 diameter melingkar


0,4 meter

40

Slang 1/2 diameter melingkar


0,6 meter
Slang 5/8 diameter melingkar
0,4 meter

30

Slang 5/8 diameter melingkar


0,6 meter

20
10
0
40

50

60

70

Kekeruhan awal (NTU)

80

Proses Continous Panjang 50 meter

100
90
80

% Removal

70
60

Slang 1/2 diameter melingkar


0,4 meter

50

Slang 1/2 diameter melingkar


0,6 meter

40

Slang 5/8 diameter melingkar


0,4 meter

30

Slang 5/8 diameter melingkar


0,6 meter

20
10
0
40

50

60

70

Kekeruhan awal (NTU)

80

Proses Continuous untuk diameter melingkar 0,6 meter


100
90
80

% Removal

70
60
Slang 1/2 panjang 25 meter

50

Slang 1/2 panjang 50 meter

40

Slang 5/8 panjang 25 meter


Slang 5/8 panjang 50 meter

30
20
10
0
40

50

60
Kekeruhan awal (NTU)

70

80

Proses Continous Diameter slang 1/2"


100
90
80

% Removal

70
60

Panjang 25 meter diameter


melingkar 0,4 meter

50

Panjang 50 meter diameter


melingkar 0,6 meter

40

Panjang 50 meter diameter


melingkar 0,4 meter

30

Panjang 50 meter diameter


melingkar 0,6 meter

20
10
0
40

50

60
Kekeruhan awal (NTU)

70

80

Proses Continous Diameter slang 5/8"


90
80
70

% Removal

60
50

Panjang 25 meter diameter


melingkar 0,4 meter

40

Panjang 25 meter diameter


melingkar 0,6 meter
Panjang 50 meter diameter
melingkar 0,4 meter

30

Panjang 50 meter diameter


melingkar 0,6 meter

20
10
0
40

50

60
Kekeruhan awal (NTU)

70

80

FAKTOR KOREKSI
Diameter
Pipa
1/2"

5/8"

Flokulator

Nre

25 m dia 0,4 m
25 m dia 0,6 m
50 m dia 0,4 m
50 m dia 0,6 m
25 m dia 0,4 m
25 m dia 0,6 m
50 m dia 0,4 m
50 m dia 0,6 m

3803.12
3803.12
3803.12
3803.12
4563.7
4563.7
4563.7
4563.7

(Nre
(d/dc)^0.5)
672.30
548.93
672.30
548.93
883.76
721.59
883.76
721.59

faktor koreksi
0.0513
0.0478
0.0513
0.0478
0.0495
0.0461
0.0495
0.0461

Dari perumusan faktor koreksi pipa circular dan penelitian yang


ada, ternyata bahwa flokulasi dalam pipa circular erat kaitannya
dengan faktor koreksi yang mana faktor koreksi tergantung pada
NRe, diameter pipa dan diameter melingkar pipa, sedang NRe
sendri erat kaitannya dengan loading (Q/A).

Rumus dan perhitungan :


NRe =

,=

, Hm =

Parameter Penelitian :
Q
= 30 cc/dt
d slang = = 1,25 cm dan 5/8 = 1,5 cm
dc
= 0,4 m dan 0,6 m
L
= 25 m dan 50 m
Suhu = 30C maka = 0,80389.10-2
Contoh Perhitungan :

V = Q.A
Dimana :
A
= .d2 = 3,14.(1,25)2

= 1,226 cm2
A
= .d2 = 3,14.(1,5)2

= 1,766 cm2

hf g
G=

v td

1/ 2

CONT
Maka :
V
= 30 cc/dt / 1,226 cm2
= 24,45 cm/dt
V
= 30 cc/dt / 1,766 cm2
= 16,98 cm/dt
Misal :
L = 25 m
d = 1,25 cm
dc = 0,4 m

NRe =
=

Hm =

= 3803,12
= 0,0513

= 31,314 cm

Perhitungan Gradien Kecepatan :


td =

= 102,2 dt

31,314 981
G=

0,008039 102,2

= 193,3 det -1

1/ 2

Headloss
Diameter Pipa
1/2"

5/8"

Flokulator
25 m dia 0,4 m
25 m dia 0,6 m
50 m dia 0,4 m
50 m dia 0,6 m
25 m dia 0,4 m
25 m dia 0,6 m
50 m dia 0,4 m
50 m dia 0,6 m

HL teoritis (cm)
31.314
29.169
62.627
58.337
25.157
23.434
50.315
46.868

Semakin besar diameter pipa dan diameter melingkar


pipa, maka akan semakin kecil faktor friksi (f) headloss
yang diperoleh, berarti dengan demikian semakin kecil
diameter pipa dan diameter melingkar pipa akan semakin
besar faktor koreksi headloss nya. Headloss berbanding
lurus dengan faktor friksi (f) dan panjang pipa (L), sehingga
semakin besar f dan L maka Hl yang dicapai juga akan
semakin besar, demikian juga sebaliknya.

Perbandingan G.td teoritis dan G.td


penelitian

Diameter
Pipa
1/2"

5/8"

Flokulator

td (dt)

25 m dia 0,4 m
25 m dia 0,6 m
50 m dia 0,4 m
50 m dia 0,6 m
25 m dia 0,4 m
25 m dia 0,6 m
50 m dia 0,4 m
50 m dia 0,6 m

102.2
102.2
204.5
204.5
147.2
147.2
294.5
294.5

G teori (dt 1)
193.3
186.6
193.3
186.6
144.4
139.4
144.4
139.4

G. td
G.td
td (teori)
(penelitian)
(teori)
19766.5
106
2.05E+04
19077.5
109
2.03E+04
39533.0
214
4.14E+04
38155.0
220
4.10E+04
21260.2
156
2.25E+04
20519.1
157
2.19E+04
42520.3
308
4.45E+04
41038.2
312
4.35E+04

Semakin kecil G.td yang terjadi menunjukkan penurunan kekompakan


flok (yang diwakili oleh prosen removal), hal ini disebabkan karena
waktu detensi untuk terjadinya proses flokulasi kecil akibatnya proses
flokulasi tidak dapat berjalan dengan sempurna sedang untuk G.td yang
semakin besar ini mengakibatkan flok rupture (pecahnya flok kembali)
karena semakin lamanya waktu detensi atau karena semakin
membesarnya G yang dicapai.

Kesimpulan
Dosis optimum koagulan yang diperlukan untuk
meremoval kekeruhan air baku adalah 30 mg/l untuk
tingkat kekeruhan 40,50,60 NTU dan 40 mg/l untuk
tingkat kekeruhan 70 dan 80 NTU.
Untuk penurunan kekeruhan air baku yang diambil dari
Kali Surabaya yang memiliki range kekeruhan awal 40
NTU 80 NTU bisa diterapkan dengan menghasilkan %
Removal kekeruhan paling baik sebesar (83%-87%)
dengan %Removal kekeruhan yang paling baik adalah
terjadi pada model pipa dengan panjang pipa 50 m
dan diameter melingkar pipa 0,6 meter. Nilai G.td yang
dicapai pada model tersebut adalah 4,1 x 104 (G=186,6
det-1 dan td=3,67 menit) dengan headloss sebesar 58,3
cm.

SARAN
Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan debit
(Q) yang lebih besar agar diameter pipa bisa
divariasikan dan dikombinasikan proses flokulasi
hidrolis (pipa circular) dengan proses koagulasi
hidrolis.
Range Kekeruhan yang digunakan berasal dari
data primer kualitas air baku PDAM Ngagel II
Surabaya pada musim kemarau, Diharapkan
dilakukan penelitian lebih lanjut dengan
menggunakan range kekeruhan yang terjadi pada
musim penghujan.

Anda mungkin juga menyukai