Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kencur (Kaempferia galanga L) merupakan tanaman tropis yang banyak
tumbuh diberbagai daerah di Indonesia sebagai tanaman yang dipelihara. Tanaman
ini banyak digunakan sebagai ramuan obat tradisional dan sebagai bumbu dalam
masakan sehingga para petani banyak yang membudidayakan tanaman kencur
sebagai hasil pertanian yang diperdagangkan dalam jumlah yang besar. Bagian
dari tanaman kencur yang diperdagangkan adalah buah akar yang tinggal didalam
tanah yang disebut dengan rimpang kencur atau rizoma 1.
Rimpang kencur memiliki aktivitas antioksidan yang rendah dengan
kandungan total fenol setara 1469 mg asam galat dan antioksidan setara dengan
777 mg ascorbic acid equivalent antioxidant capacity4. Namun, rimpang kencur
terbukti memiliki potensi sebagai antihiperglikemik dengan menghambat
kenaikan kadar glukosa darah21.
Saat ini angka prevalensi terjadinya diabetes melitus semakin mengalami
peningkatan. Di Indonesia sendiri tercatat 2,5 juta orang terkena diabetes
mellitus5. Diabetes melitus merupakan suatu penyakit gangguan metabolik yang
memiliki karakteristik hiperglikemik yang terjadi karena kelainan sekresi insulin,
kerja insulin ataupun keduanya. Penyakit ini dapat berdampak pada produktivitas
dan penurunan sumber daya manusia. Patogenesis hiperglikemik melibatkan
penurunan respon jaringan perifer terhadap insulin yang menyebabkan saat terjadi
peningkatan produksi glukosa akan berdampak pada penurunan penggunaan
glukosa tersebut sehingga mengakibatkan peningkatan kadar gula darah
(hiperglikemik)6.
1

Seorang penderita diabetes akan menjalani pengobatan seumur hidup dan


penggunaan jangka panjang obat golongan sulfonilurea dapat menurunkan
kapasitas ekskresi insulin oleh pankreas8. Oleh karena itu, diperlukan suatu
pengobatan yang memiliki efek samping yang minimal atau bahkan tidak
menimbulkan efek samping jika digunakan dalam jangka waktu yang lama.
Penggunaan ekstrak etanol rimpang kencur sebagai antihiperglikemik saat
ini masih belum dikembangkan. Berkaitan dengan keadaan pada kondisi
hiperglikemik, ekstrak etanol rimpang kencur memiliki kandungan senyawa
fenolik berupa flavonoid dimana diketahui senyawa tersebut dapat berfungsi
sebagai antioksidan79. Antioksidan dan komponen senyawa polifenol memiliki
kemampuan untuk mengurangi keadaan sel yang rusak, karena dapat menangkap
senyawa radikal bebas, mengurangi stress oksidatif, dan menurunkan ekspresi
TNF- penyebab kerusakan pada sel79. Kandungan senyawa antioksidan yang
terdapat di dalam ekstrak etanol rimpang kencur diharapkan dapat mengurangi
kondisi kerusakan pada pulau Langerhans pankreas akibat paparan zat kimia.
Nanopartikel adalah partikel berukuran antara 1-1000 nanometer.
Nanopartikel dalam bidang farmasi mempunyai dua pengertian yaitu senyawa
obat yang melalui suatu cara tertentu dibuat berukuran nanometer disebut
nanokristal dan senyawa obat dienkapsulasi dalam suatu system pembawa tertentu
berukuran nanometer disebut dengan nanocarreir (Rachmawati,2007). Polimer
yang biasa digunakan sebagai bahan untuk nanopartikel adalah kitosan. Kitosan
merupakan polimer karbohidrat termodifikasi yang diperoleh dari deasetilasi kitin
serta memiliki karakteristik yang baik dan unik meliputi kemampuannya yang
biodegradable, biokompatibel, bioaktif, dan non-toksik, sehingga kitosan telah

banyak dipelajari dan diteliti untuk penggunaan dalam bidang bioteknologi, water
treatment, pertanian, farmasi, dan industri makanan (Kumar, 2000; Rinaudo,
2006; Shahidi dkk., 1999). Kitosan dipilih sebagai salah satu polimer yang baik
untuk aplikasi biomedis dan farmasetik karena sifat yang dimilikinya yaitu,
kemampuannya terbiodegradasi, biokompatibel, antimikroba, tidak toksik, dan
antitumor. Selain itu, kitosan dapat diaplikasikan dalam berbagai sediaan dan rute
administrasi (Kumar, 2000).
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti tertarik untuk
melakukan formulasi nanopartikel-kitosan ektrak etanol rimpang kencur sebagai
antihiperglikemia pada tikus yang diinduksi streptozotocin melalui pemantauan
kadar glukosa darah, berat badan serta gambaran histologi pulau Langerhans
pankreas. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah formulasi nanopartikelkitosan ektrak etanol rimpang kencur yang diberikan mampu menurunkan kadar
glukosa darah, mengontrol berat badan, mengurangi kerusakan pada pulau
Langerhans pankreas akibat agen diabetogenik.

2. Rumusan Masalah
a. Apakah metode induksi streptozotocin dapat menyebabkan diabetes pada
tikus jantan (Rattus norvegicus) galur Wistar?
b. Apakah formulasi nanopartikel-kitosan ekstrak etanol rimpang kencur
memiliki aktivitas antihiperglikemia pada tikus yang telah diinduksi
streptozotocin?
c. Formula nanopartikel-kitosan ektrak etanol rimpang kencur manakah yang
paling efektif sebagai antihiperglikemia pada tikus yang telah diinduksi
streptozotocin?

3. Tujuan Penelitian
a. Membuktikan keberhasilan metode induksi streptozotocin sebagai agen
diabetogenik pada tikus jantan (Rattus norvegicus) galur Wistar.
b. Membuktikan formulasi nanopartikel-kitosan ekstrak etanol rimpang
kencur memiliki aktivitas antihiperglikemia pada tikus yang telah
diinduksi streptozotocin.
c. Menentukan formula terbaik dari formulasi nanopartikel-kitosan ekstrak
etanol rimpang kencur yang paling efektif sebagai antihiperglikemia pada
tikus yang telah diinduksi streptozotocin.
4. Manfaat Penelitian
a. Memberikan informasi bahwa streptozotocin berpotensi sebagai agen
diabetogenik.
b. Memberikan informasi tentang formulasi nanopartikel-kitosan esktrak
etanol rimpang kencur sebagai antidiabetes.
c. Memberikan informasi tentang formula yang paling baik dari formulasi
nanopartikel-kitosan ekstrak etanol rimpang kencur dalam penyembuhan
antihiperglikemia dan memiliki potensi untuk mengurangi kerusakan pulau
Langerhans pankreas akibat paparan agen diabetogenik.

Anda mungkin juga menyukai