I PENDAHULUAN
Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar
Belakang Percobaan, (2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip
Percobaan, dan (4) Reaksi Percobaan.
1.1 Latar Belakang Percobaan
Lemak dan minyak merupakan salah satu kelompok
yang termasuk golongan lipida. Satu sifat yang khas dan
mencirikan golongan lipida (termasuk minyak dan lemak)
adalah daya larutnya dalam pelarut organik (misalnya ether,
benzene, khloroform) atau sebaliknya ketidaklarutannya
dalam pelarut air (Sudarmadji, 2010).
Dari dua kutub (pole) kelarutan yang berlawanan ini
timbul pengertian Polaritas (polarity) yang menunjukkan
tingkat kelarutan bahan dalam air di satu sisi dan pelarut
organik di satu sisi lain yang berlawanan. Yang cenderung
lebih larut dalam air disebut memiliki sifat yang polar dan
sebaliknya yang cenderung lebih larut dalam pelarut organik
disebut non polar (Sudarmadji, 2010).
Bahan-bahan dan senyawa kimia akan mudah larut
dalam bahan pelarut yang sama polaritasnya dengan bahan
yang akan dilarutkan. Polaritas bahan dapat berubah karena
adanya perubahan kimiawi (Sudarmadji, 2010).
Secara fisika, tingkat polaritas ini dapat ditunjukkan
dengan lebih pasti melalui pengukuran konstanta dielektrikum
suatu bahan pelarut. Semakin besar konstanta dielektrikum
suatu bahan pelarut disebut semakin polar (Sudarmadji,2010).
1.2 Tujuan Percobaan
Tujuan dari uji kelarutan adalah untuk mengetahui
perbedaan kelarutan lemak dalam pelarut organik yang
berbeda.
1.3 Prinsip Percobaan
Prinsip dari uji kelarutan yaitu berdasarkan pada
perbedaan kelarutan yang polaritas dari masing-masing
pelarut yang berpengaruh terhadap lemak dan minyak.
Asam lemak
H2COOR
HCOOR + 3H2O
H2COH
H2COOR
Gliserol
Trigliserida
II METODE PERCOBAAN
Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Bahan yang
Digunakan, (2) Pereaksi yang Digunakan, (3) Alat yang
Digunakan, dan (4) Metode Percobaan.
2.1 Bahan yang Digunakan
Bahan yang digunakan dalam Uji Kelarutan adalah
mayonnaise dan minyak.
2.2 Pereaksi yang Digunakan
Pereaksi yang digunakan dalam Uji Kelarutan yaitu
Alkohol, Eter, Kloroform, N-Hexan, dan Aquadest.
2.3 Alat yang Digunakan
Alat yang digunakan dalam Uji Kelarutan adalah tabung
reaksi, rak tabung reaksi, dan pipet tetes.
2.4 Metode Percobaan
1 mL bahan
2 mL pelarut
Kocok
Amati pelarut yang mudah melarutkan
Gambar 2. Metode Percobaan Uji Kelarutan
Pereaksi
Waktu
Hasil 1
Hasil 2
Alkohol
30 detik
++++
++++
Eter
56 detik
++
++
Mayonnai
Kloroform
45 detik
+++
+++
-se
N-Hexan
1 menit
+
+
Aquadest
23 detik
+++++
+++++
Alkohol
30 detik
++
++
Eter
23 detik
++++
++++
Minyak
Kloroform
27 detik
+++
+++
N-Hexan
10 detik
+++++
+++++
Aquadest
45 detik
+
+
Sumber : Hasil I : Putri dan Yolanda, Kelompok F, Meja 11,
2014.
Hasil II : Laboratorium Biokimia Pangan, 2014.
Keterangan : (+++++) Paling cepat melarutkan.
(++++) Lebih cepat melarutkan.
(+++) Cepat melarutkan.
(++)
Lama melarutkan.
(+)
Tidak melarutkan.
Konst.
Dielektrikum (D)
1,89
3,34
4,81
Etanol
24,30
Metanol
33,60
Air
80,40
(Sudarmadji, 2010).
Secara fisika, tingkat polaritas ini dapat ditunjukkan
dengan lebih pasti melalui pengukuran konstanta dielektrikum
suatu bahan pelarut. Semakin besar konstanta dielektrikum
suatu bahan pelarut disebut semakin polar (Sudarmadji,2010).
Dietileter cenderung melarutkan juga lipida-lipida yang
telah mengalami oksidasi, bahan bukan lipida misalnya gula
dan kelemahan lain adalah kecenderungannya membentuk
peroksida dengan bahan lipida (Sudarmadji, 2010).
Kloroform adalah nama umum untuk triklorometana
(CHCl3). Kloroform dikenal karena sering digunakan sebagai
bahan pembius, meskipun kebanyakan digunakansebagai
pelarut nonpolar di laboratorium atau industri. Wujudnya pada
suhu ruang berupa cairan, namun mudah menguap. Pada
suhu normal dan tekanan, kloroform adalah cairan yang
sangat mudahmenguap, jernih, tidak berwarna, berat, sangat
bias, tidak mudah terbakar. (Perwita, 2011).
Heksana adalah sebuah senyawa hidrokarbon alkana
dengan rumus kimia C6H14 (isomer utama n-heksana memiliki
rumus CH3(CH2)4CH3). Seluruh isomer heksana amat tidak
reaktif, dan sering digunakan sebagai pelarut organik yang
inert. Heksana juga umum terdapat pada bensin dan lem
sepatu, kulit dan tekstil. Dalam keadaan standar senyawa ini
merupakan cairan tak berwarna yang tidak larut dalam air
(Anonim, 2013).
Alkohol dan eter adalah senyawa karbon yang
mengandung atom oksigen berikatan tunggal. Kedudukan
atom oksigen di dalam alkohol dan eter serupa dengan
kedudukan atom oksigen dalam molekul air. Oleh karena itu,
dapat dikatakan bahwa struktur alkohol sama dengan struktur
air. Satu atom H pada air merupakan residu hidrokarbon
(gugus alkil) pada alkohol. Struktur eter dikatakan sama
dengan struktur air. Kedua atom H pada air merupakan gugus
alkil pada eter (Maulana, 2013).
Sifat fisik alkohol yaitu alkohol monohidroksi suku
rendah (jumlah atom karbon 1-4 ) berupa cairan tidak
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan Uji Kelarutan yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa pada sampel mayonnaise
yang paling cepat melarutkan adalah aquadest dan yang tidak
melarutkan adalah N-hexan, sedangkan pada sampel minyak
yang paling cepat melarutkan adalah N-hexan dan yang tidak
melarutkan adalah aquadest.
4.2 Saran
Praktikan harus dalam melakukan percobaan dan
mengikuti prosedur yang dianjurkan, agar tidak terjadi
kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2013, Heksana, http://id.wikipedia.org/wiki/Heksana.
Diakses: 22 April 2014.