Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Semua kemuliaan seorang yg paling benar Islam yg paling baik iman yg

paling dicintai oleh Allah yg paling tinggi kedudukan dalam pandangan Allah dan
yg akan menemani Rasulullah SAW ternyata sangat khas yaitu orang yg paling
mulia akhlaknya. Walhasil sehebat apapun pengetahuan dan amal kita sebanyak
apapun harta kita setinggi apapun kedudukan kita jikalau akhlak rusak maka tak
bernilai. Kadang kita terpesona kepada topeng duniawi tapi segera sesudah tahu
akhlak buruk pesona pun akan pudar.
Allah adalah pemberi hidayah dan pedoman hidup dalam kehidupan
manusia, dan lain sebagainya. Sehingga manakala hal seperti ini mengakar
dalam diri setiap muslim, maka akan terimplementasikan dalam realita bahwa
Allah lah yang pertama kali harus dijadikan prioritas dalam berakhlak.

1.2

Maksud dan Tujuan

1.2.1

Maksud
Akhlak terhadap Allah ini merupakan pondasi atau dasar dalam berakhlak

terhadap siapapun yang ada di muka bumi ini. Jika seseorang tidak memiliki
akhlak positif terhadap Allah, maka ia tidak akan mungkin memiliki akhlak positif
terhadap siapapun. Demikian pula sebaliknya, jika ia memiliki akhlak yang
karimah terhadap Allah, maka ini merupakan pintu gerbang untuk menuju
kesempurnaan akhlak terhadap orang lain.
1.2.2

Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana akhlak kepada Allah
2. Agar mengetahui macam macam akhlak kepada Allah

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1

Akhlak Kepada Allah


Akhlak kepada Allah dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang

seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk, kepada Tuhan sebagai


khalik. Manusia sebagai hamba Allah sepantasnya mempunyai akhlak yang baik
kepada Allah. Hanya Allahlah yang patut disembah. Selama hidup, apa saja
yang diterima dari Allah sungguh tidak dapat dihitung.
Akhlak kepada Allah dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang
seharusnya

dilakukan

oleh

manusia

sebagai

makhluk

Tuhan

sebagai

khalik.Berkenaan dengan akhlak kepada Allah dilakukan dengan cara memujiNya, yakni menjadikan Tuhan sebagai satu- satunya yang menguasai dirinya.
Dan sebagai titik tolak akhlak kepada Allah adalah pengakuan dan kesadaran
bahwa tiada Tuhan melainkan Allah. Dia memiliki sifat-sifat terpuji; demikian
agung sifat itu, jangankan manusia, malaikat pun tidak akan mampu
menjangkaunya Diantara akhlak terhadap allah swt adalah:
1.

Taat terhadap perintah-perintah-Nya.


Hal pertama yang harus dilakukan seorang muslim dalam beretika
kepada Allah SWT, adalah dengan mentaati segala perintah-perintahNya. Sebab bagaimana mungkin ia tidak mentaati-Nya, padahal Allah lah
yang telah memberikan segala-galanya pada dirinya.Karena taat kepada
Allah merupakan konsekwensi keimanan seorang muslim kepada Allah
SWT. Tanpa adanya ketaatan, maka ini merupakan salah satu indikasi
tidak adanya keimanan.

2.

Memiliki rasa tanggung jawab atas amanah yang diembankan padanya.


Etika kedua yang harus dilakukan seorang muslim kepada Allah SWT,
adalah memiliki rasa tanggung jawab atas amanah yang diberikan
padanya. Karena pada hakekatnya, kehidupan inipun merupakan amanah
dari Allah SWT. Oleh karenanya, seorang mukmin senantiasa meyakini,
apapun yang Allah berikan padanya, maka itu merupakan amanah yang
kelak akan dimintai pertanggung jawaban dari Allah.
2

3.

Ridha terhadap ketentuan Allah SWT.


Etika berikutnya yang harus dilakukan seorang muslim terhadap Allah
SWT, adalah ridha terhadap segala ketentuan yang telah Allah berikan
pada dirinya. Seperti ketika ia dilahirkan baik oleh keluarga yang berada
maupun oleh keluarga yang tidak mampu, bentuk fisik yang Allah berikan
padanya, atau hal-hal lainnya. Karena pada hakekatnya, sikap seorang
muslim senantiasa yakin (baca; tsiqah) terhadap apapun yang Allah
berikan pada dirinya. Baik yang berupa kebaikan, atau berupa keburukan.
Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda: " sungguh mempesona
perkara orang beriman. Karena segala urusannya adalah dipandang baik
bagi dirinya. Jika ia mendapatkan kebaikan, ia bersyukur, karena ia tahu
bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya. Dan jika ia
tertimpa musibah, ia bersabar, karena ia tahu bahwa hal tersebut
merupakan hal terbaik bagi dirinya." (HR. Bukhari) Apalagi terkadang
sebagai seorang manusia, pengetahuan atau pandangan kita terhadap
sesuatu sangat terbatas. Sehingga bisa jadi, sesuatu yang kita anggap
baik justru buruk, sementara sesuatu yang dipandang buruk ternyata
malah memiliki kebaikan bagi diri kita.

4.

Senantiasa bertaubat kepada-Nya.


Sebagai seorang manusia biasa, kita juga tidak akan pernah luput dari
sifat lalai dan lupa. Karena hal ini memang merupakan tabiat manusia.
Oleh karena itulah, etika kita kepada Allah, manakala sedang terjerumus
dalam kelupaan sehingga berbuat kemaksiatan kepada-Nya adalah
dengan segera bertaubat kepada Allah SWT. Dalam Al-Quran Allah
berfirman (QS. 3 : 135) : "Dan juga orang-orang yang apabila
mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri mereka sendiri, mereka
ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka. Dan
siapakah yang dapat mengampuni dosa selain Allah? dan mereka tidak
meneruskan perbuatan kejinya itu sedang mereka mengetahui."

5.

Obsesinya adalah keridhaan ilahi.


Seseorang yang benar-benar beriman kepada Allah SWT, akanm memiliki
obsesi dan orientasi dalam segala aktivitasnya, hanya kepada Allah SWT.
Dia tidak beramal dan beraktivitas untuk mencari keridhaan atau pujian
atau apapun dari manusia. Bahkan terkadang, untuk mencapai keridhaan
3

Allah tersebut, terpakasa harus mendapatkan ketidaksukaan dari para


manusia lainnya. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW pernah
menggambarkan kepada kita: "Barang siapa yang mencari keridhaan
Allah

dengan

adanya

kemurkaan

manusia,

maka

Allah

akan

memberikan keridhaan manusia juga. Dan barang siapa yang mencari


keridhaan manusia dengan cara kemurkaan Allah, maka Allah akan
mewakilkan kebencian-Nya pada manusia." (HR. Tirmidzi, Al-QadhaI dan
ibnu Asakir). Dan hal seperti ini sekaligus merupakan bukti keimanan
yang terdapat dalam dirinya. Karena orang yang tidak memiliki
kesungguhan iman, otientasi yang dicarinya tentulah hanya keridhaan
manusia. Ia tidak akan perduli, apakah Allah menyukai tindakannya atau
tidak. Yang penting ia dipuji oleh oran lain.
6.

Merealisasikan ibadah kepada-Nya.


Etika atau akhlak berikutnya yang harus dilakukan seorang muslim
terhadap Allah SWT adalah merealisasikan segala ibadah kepada Allah
SWT. Baik ibadah yang bersifat mahdhah, ataupun ibadah yang ghairu
mahdhah. Karena pada hakekatnya, seluruh aktiivitas sehari-hari adalah
ibadah kepada Allah SWT. Dalam Al-Quran Allah berberfirman (QS. 51 :
56): Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya
mereka beribadah kepada-Ku. Oleh karenanya, segala aktivitas, gerak
gerik, kehidupan sosial dan lain sebagainya merupakan ibadah yang
dilakukan seorang muslim terhadap Allah. Sehingga ibadah tidak hanya
yang memiliki skup mahdhah saja, seperti shalat, puasa haji dan
sebagainya. Perealisasian ibadah yang paling penting untuk dilakukan
pada saat ini adalah beraktivitas dalam rangkaian tujuan untuk dapat
menerakpak hokum Allah di muka bumi ini. Sehingga Islam menjadi
pedoman idup yang direalisasikan oleh masyarakat Islam pada
khususnya dan juga oleh masyarakat dunia pada umumnya.

7.

Banyak membaca al-Quran.


Etika dan akhlak berikutnya yang harus dilakukan seorang muslim
terhadap

Allah

adalah

dengan

memperbanyak

membaca

dan

mentadaburi ayat-ayat, yang merupakan firman-firman-Nya. Seseeorang


yang

mencintai

sesuatu,

tentulah

ia

akan

banyak

dan

sering

menyebutnya. Demikian juga dengan mukmin, yang mencintai Allah SWT,


4

tentulah ia akan selalu menyebut-nyebut Asma-Nya dan juga senantiasa


akan membaca firman-firman-Nya. Apalagi menakala kita mengetahui
keutamaan membaca Al-Quran yang dmikian besxarnya. Dalam sebuah
hadits, Rasulullah SAW mengatakan kepada kita:
"Bacalah

Al-Quran,

karena

sesungguhnya

Al-Quran

itu

dapat

memberikan syafaat di hari kiamat kepada para pembacanya." (HR.


Muslim). Adapun bagi mereka-mereka yang belum bisa atau belum lancar
dalam membacanya, maka hendaknya ia senantiasa mempelajarinya
hingga dapat membacanya dengan baik. Kalaupun seseorang harus
terbata-bata dalam membaca Al-Quran tersebut, maka Allah pun akan
memberikan pahala dua kali lipat bagi dirinya. Dalam hadits lain,
Rasulullah SAW bersabda: "Orang (mumin) yang membaca Al-Quran
dan ia lancar dalam membacanya, maka ia akan bersama para malaikat
yang mulia lagi suci. Adapun orang mumin yang membaca Al-Quran,
sedang

ia

terbata-bata

dalam

membacanya,

lagi

berat

(dalam

mengucapkan huruf-hurufnya), ia akan mendapatkan pahala dua kali


lipat." (HR. Bukhori Muslim)

2.2

Hak Dalam Islam


Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT tidak hanya diperintahkan

untuk beribadah kepada Allah semata. Dalam pada itu, manusia juga diberikan
tugas oleh Allah SWT untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan hidupnya di
muka bumi. Tugas ini memang tidak mudah, namun Allah SWT telah membuat
sebuah sistem yang berfungsi sebagai pedoman dan pengantur bagi manusia
untuk memelihara kesejahteraan hidupnya di muka bumi. Dalam Islam,
hubungan antar sesama manusia(hubungan horizontal) di bahas dalam ilmu fiqh
( baca : fiqh muamalat ). Contohnya, tentang konsep hak dalam islam. Para
ulama fiqh berbeda pendapat dalam mendefenisikan kata hak . Menurut Ali alkhafif hak adalah kemaslahatan yang diperoleh secara syara, sedangkan
Mustafa Ahmad az-Zarqa menyatakan bahwa hak dalah suatu kekhususan yang
padanya (hak kekhususan tersebut ) ditetapkan oleh syara sebagi suatu
kekuasaan. Adapun perbedaan timbul disebabkan oleh pemahaman mereka
dalam menafsirkan nashyang berhubungan dengan hak berlainan.

Hak dalam pengertian umum adalah suatu ketentuan yang dengan dia
( hak ) syara menetapkan suatu kekuasaan atau suatu kebebasan ( hukum ).
Secara etimologi pengertian yang bersumber al-quran hak dapat berarti
menetapkan, keadilan lawan dari kezaliman, kebenaranlawan dari kebatilan,
kewajiban,bagian dan kepastian. Hak juga terbagi menjadi beberapa macam,
diantaranya seperti :

Hak Allah
Hak Allah SWT, yaitu seluruh bentuk yang dapat mendekatkan diri kepada
Allah. Seperti, melalui berbagai macam ibadah, jihad, amar maruf nahi
munkar. Hak Allah merupakan kewajiban bagi manusia dan hak tersebut
tidak boleh menggugurkan dengan memanfaatkan atau berdamai dan
bahkan tidak boleh mengubahnya. Contoh : pasangan berzina atas dasar
suka sama suka, tetap harus dihukum.

Hak manusia
Hak manusia, dengan hakikat untuk memelihara kemaslahatan pribadi
manusia. Hukuman yang berhubungan dengan hak manusia antara lain
adalah

pemilik

diperbolehkan

melepaskan

hak-nya

dengan

cara

pemaafan, perdamaian atau membebaskan tanggunan atas seseorang

Hak berserikat
Hak berserikat yaitu gabungan antara hak Allah dan hak manusia
misalnya kasus Qishash, hak Allah berupa pencegahan bagi masyarakat
dalam tindak pidana membunuh agar menjadi contoh bagi masyarakat
untuk tidak membunuh serta memberikan efek jera kepada pelaku.
Sedangkan hak manusia sebagai penawar kemarahannya dengan
menghukum sang pembunuh.
Hak juga tidak dapat dilakukan secara sewenang wenang. Karena

perngaruhnya berdampak pada lingkungan sekitar. Berikut 6 macam akibat


hukum bagi yang mengunakan hak dengan sewenang-wenang :
1.

Menghilangkan segala bentuk kemudaratan yang ditimbulkan oleh


penggunaan hak secara sewenang-wenang.

2.

Memberi ganti rugi atas kemudaratan yang ditimbulkan atas penggunaan


hak secara sewenang-wenang, jika kemudaratan yang ditimbulkannya
berhubungan denga nyawa dan harta.

3.

Pembatalan tindakan sewenang-wenang tersebut atau pembatalan akad

4.

Pelarangan penggunaan hak secara sewenag-wenang.

5.

Melakukan hukum tazir atas kesewenangan para pejabat dalam


menggunakan hak-nya.

6.

Memaksa pelaku kesewenangan untuk melakukan sesuatu.

2.3

Kewajiban Dalam Islam


Kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan, keharusan (sesuatu

hal yang harus dilaksanakan). Menurut Prof Notonagoro wajib adalah beban
untuk memberikan sesuatu yang semestinya dibiarkan atau diberikan melulu
oleh pihak tertentu tidak dapat oleh pihak lain manapun yang pada prinsipnya
dapat

dituntut

secara

paksa

oleh

yang berkepentingan.

Macam-Macam

Kewajiban Dalam Islam :


2.3.1. Kewajiban Orang tua
Di kemukakan Syahminan Zaini bahwa Anak sebagai rahmat dan
amanah-Nya kepada orang tua, orang tua bertanggung jawab terhadap anaknya
dengan bersyukur dan memeliharanya dalam arti luas. Dalam ajaran Islam
sebagai mana hal ini telah di kemukakan dalam sebuah hadits sebagai berikut
yang Artinya: Dari Abu Hurairah r.a. berkata : Rosululloh Saw bersabda:
Kewajiban orang tua terhadap anaknya adalah membaguskan namanya,
mengawinkannya bila sudah berkehendak dan mengajarkan baca tulis. ( HR Abi
Naim)
Berdasarkan Hadits di atas maka dapat pahami bahwa orang tua memiliki
kewajiban terhadap anaknya di antaranya:
a.

Membaguskan namanya, dimana nama tersebut merupakan salah satu ciriciri dari sifat-sifat pribadi anak dan juga merupakan salah satu unsur doa
terhadap anaknya. Oleh karena itu kewajiban membaguskan namanya
adalah kewajiban yang harus di kerjakan oleh orang tua. Membaguskan
nama juga scara implikasi mengandung agar orang tua dapat mendidik
anak sifat pribadi yang baik yaitu membantu budi perkerti terhadap anakanak agar memiliki sifat yang mulia sesuai dengan tuntunan ajaran agama

b.

Islam.
Mengawinkannya jika sudah berkehendak, Merupakan kewajiban orang
tua, supaya dengan perkawinan itu anak dapat terhindar dari kemaksiatan
7

dan dapat mencapai ketentraman hidup berumah tangga melalui


perkawinan, maka orang tua yang menuliskan sejarah hidup karena dari
perkawinan itulah anak akan mendapatkan ketujuan yang syah sebagai
c.

penerus perjuangan orang tua dan menegakan ajaran agama Allah SWT.
Mengajarkan baca tulis, merupakan kewajiban orang tua supaya anaknya
memproleh ilmu pengetahuan sebagai bekal untuk menjalankan kehidupan
di masa depan. Melalui baca tulis itulah potnsi anak dapat di kembangkan
sehingga menjadi orang yang pintar untuk memecahkan berbagai
problema hidupnya secara wajar.

BAB III
8

KESIMPULAN

Kalau kita mendengar kata akhlak seakan fokus pikiran kita hanya
terbentuk pada senyuman dan keramahan. Padahal maksud akhlak yg sebenar
jauh melampaui sekedar senyuman dan keramahan. Karena penjabaran akhlak
dalam perilaku sehari-hari bukanlah suatu hal yg terpecah-pecah semua
terintegrasi dalam satu kesatuan utuh termasuk bagaimana akhlak kita kepada
Allah. Akhlak kita kepada Allah SWT harus dipastikan benar-benar bersih. Orang
yang menjaga akhlak kepada Allah hati benar-benar putih seperti putih air susu
yg tak pernah tercampuri apapun. Bersih sebersih-bersihnya. Bersih keyakinan
tak ada sekutu lain selain Allah. Tidak ada satu tetes pun di hati meyakini
kekuatan di alam semesta ini selain kekuatan Allah SWT sehingga ia sangat jauh
dari sifat munafik. Dari pembahasan makalah ini, penulis menyimpulkan, bahwa
akhlak kepada Allah merupakan pondasi dasar yang harus di bangun , karena
jika seseorang benar- benar memiliki akhlak yang baik terhadap Allahnya, maka
akhlaknya terhadap manusia dan lingkungan pun akan ikut baik.begitupun
sebaliknya.
Kewajiban adalah suatu tanggung jawab yang mau tidak mau harus dipikul
oleh seseorang atau kelompok, sesuai dengan ruang lingkup yang menjadi dari
keberadaan kewajiban itu sendiri. Dalam pendidikan Islam, kewajiban itu
meliputi; kewajiban orang tua, kewajiban peserta didik dan kewajiban pendidik.
hak merupakan hubungan spesifik antara pemilik hak dan kemaslahatan yang
diperoleh dari hak itu sendiri. hubungan itu dalam syariat Islam tidak bersifat
alamiah yang bersumber dari alam dan akal manusia. Sumber hak adalah Allah
karena Allah-lah yang membuat syariat, UU dan hak atas manusia dan seluruh
alam. Oleh sebab itu, hak selalu terkait dengan kehendak Allah dan merupakan
anugerahnya

DAFTAR PUSTAKA
9

Abdullah Zakiy Al Kaaf , Membentuk Akhlak ( Mempersiapkan Generasi Islami


), Pustaka Setia, Bandung, 2001
Mustofa, Akhlak Tasawuf, Pustaka setia, Bandung, 1997
Al-Ghazali, Rindu dan Cinta kepada Allah , Pustaka Panji Mas, Jakarta, 2005
Werrati, Weni. 2013. Makalah macam macam akhlak terhadap Allah.http://
newjoesafirablog.blogspot.com/2013/05/makalah-macam-macam-akhlakterhadap.html
Aulia, Musyari. 2011.Konsep hak dalam islam. http://www.musyariaulia
blogspot.com/2011/06/konsep-hak-dalam-islam_23.html
Dhafi.

2013.

Makalah

Kewajiban

Dalam

Pendidikan

Islam.

http://ukhuwahislah.blogspot.com/2013/10/makalah-kewajiban-dalampendidikan-islam.html

10

Anda mungkin juga menyukai