Anda di halaman 1dari 4

Eksplorasi Panas Bumi

Pemilihan jenis survei tergantung dari keadaan geologi dan struktur di daerah yang
akan diselidiki, serta batasan anggaran untuk pengukuran di lapangan dan
intrepetasi data.
Survei geofisika yang pertama kali dilakukan umumnya adalah survei resistivity
Schlumberger, gravity dan magnetic karena perlatannya mudah didapat dan
biayanya murah. Dari ketiga survei geofisika ini diusulkan daerah prospek panas
bumi untuk disurvei lebih detail dengan metoda yang lebih mahal yaitu
magnetotelluric (MT) atau Control Source Audio (CSMT) untuk melihat struktur fisik
batuan dengan kedalaman yang jauh lebih dalam dari maksimum kedalaman yang
dicapai oleh metode Schlumberger yang hanya mampu untuk mendeteksi
kedalaman sampai beberapa ratus meter saja.
1.

Survei Geografi
Selain survei geologi, geokimia, dan geofisika, pada tahap ini biasanya dilakuakn
survei geografi dan survei lainnya untuk mendapatkan informasi mengenai status
lahan, distribusi kemiringan lereng, prasarana jalan, fasilitas listrik, air, kominaksi
yang tersedia, jumlah dan kepadatan penduduk.

1.

Analisis dan Interpretasi Data


Dari hasil kajian data diharapkan akan diperoleh gambaran atau model awal
mengenai sistem panasbumi di daerah yang diselidiki, yang dapat digunakan
sebagai dasar untuk menentukan target dan lokasi sumur eksplorasi serta membuat
program pemboran.
Model system panasbumi harus mengikutsertakan karakteristik litologi, stratigrafi,
hidrologi, atau pola sirkulasi fluida, perkiraan sumber panas dan temperatur dalam
reservoir serta sistem panas buminya. Model harus dibuat mulai dari permukaan
hingga kedalaman 1 4 km. selain itu dari pengkajian data dapat diperkirakan

besarnya potensi sumber daya (resources), cadangan (recoverable reserve), dan


potensi listrik panas bumi di daerah yang diduga mengandung panasbumi.
1.

PEMBORAN EKSPLORASI
Apabila dari data geologi, data geokimia, dan data geofisika yang diperoleh dari

hasil survey rinci menunjukkan bahwa di daerah yang diselidiki terdapat sumberdaya
panasbumi yang ekonomis untuk dikembangkan, maka tahap selanjutnya adalah tahap
pemboran sumur eksplorasi. Tujuan dari pemboran sumur eksplorasi ini adalah
membuktikan adanya sumberdaya panasbumi di daerah yang diselidiki dan menguji
model system panasbumi yang dibuat berdasarkan data-data hasil survei rinci.
Jumlah sumur eksplorasi tergantung dari besarnya luas daerah yang diduga
mengandung energi panasbumi. Biasanya di dalam satu prospek dibor 3 5 sumur
eksplorasi. Kedalaman sumur tergantung dari kedalaman reservoir yang diperkirakan
dari data hasil survei rinci, batasan anggaran, dan teknologi yang ada, tetapi sumur
eksplorasi umumnya dibor hingga kedalaman 1000 3000 meter.
Menurut Cataldi (1982), tingkat keberhasilan atau success ratio pemboran sumur
panas bumi lebih tinggi daripada pemboran minyak. Success ratio dari pemboran sumur
panasbumi umumnya 50 70%. Ini berarti dari empat sumur eksplorasi yang dibor, ada
2 3 sumur yang menghasilkan.
Setelah pemboran selesai, yaitu setelah pemboran mencapai kedalaman yang
diinginkan, dilakukan pengujian sumur. Jenis jenis pengujian sumur yang dilakukan di
sumur panasbumi adalah:

Uji hilang air (water loss test)

Uji permeabilitas total (gross permeability test)

Uji panas (heating measurement)

Uji produksi (discharge/ output test)

Uji transien (transient test)


Pengujian sumur geothermal dilakukan untuk mendapatkan informasi/ data yang

lebih persis mengenai :


1.

Jenis dan sifat fluida produksi.

2.

Kedalaman reservoir.

3.

Jenis reservoir.

4.

Temperatur reservoir.

5.

Sifat batuan reservoir.

6.

Laju alir massa fluida, entalpi, dan fraksi uap pada berbagai tekanan kepala
sumur.

7.

Kapasitas produksi sumur (dalam MW).


Berdasarkan hasil pemboran dan pengujian sumur harus diambil keputusan

apakah perlu dibor beberapa sumur eksplorasi lain, ataukah sumur eksplorasi yang ada
telah cukup untuk memberikan informasi mengenai potensi sumber daya. Apabila
beberapa sumur eksplorasi mempunyai potensi cukup besar maka perlu dipelajari
apakah lapangan tersebut menarik untuk dikembangkan atau tidak.
1.

STUDI KELAYAKAN (FEASIBILITY STUDY)


Studi kelayakan perlu dilakukan apabila ada beberapa sumur eksplorasi

menghasilkan fluida panas bumi. Tujuan dari studi ini adalah untuk menilai apakah
sumber daya panas bumi yang terdapat di daerah tersebut secara teknis dan ekonomis
menarik untuk diproduksikan. Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah :

Mengevaluasi data geologi, geokimia, geofisika, dan data sumur.

Memperbaiki model sistem panas bumi.

Menghitung besarnya sumber daya dan cadangan panas bumi (recoverable


reserve) serta ppotensi listrik yang dapat dihasilkannya.

Mengevaluasi potensi sumur serta memprekirakan kinerjanya.

Menganalisa sifat fluida panas bumi dan kandungan non condensable gas serta
memperkirakan sifat korosifitas air dan kemungkinan pembentukan scale.

Mempelajari apakah ada permintaan energy listrik, untuk apa dan berapa
banyak.

Anda mungkin juga menyukai