Air Way Management
Air Way Management
membersihkan kandang burung pada jam 16:00 WIB. Klien dibawa menggunakan mobil
sedan dan didudukan di kursi belakang. Menurut keluarga selama 30 menit di perjalanan,
klien bernapas stidor dan sering apnea. Anda menerima klien di UGD pukul 16:35 WIB
dan melihat mulut klien banyak mengeluarkan saliva dengan wajah sianosis. Anda
segera membebaskan jalan napas secara manual (jaw Thrust/Chin Lift/Ekstensi
kepala) termasuk suctioning tetapi semua yang Anda lakukan sia-sia karena skor GCS
nya tetap tidak berubah yaitu bernilai 3. JAM 16:50 wib Klien dinyatakan meninggal.
Keluarga menanyakan penyebab kematian klien.
STRIDOR : bunyi serak kasar karena obstruksi jalan nafas besar (laring,
trakhea) akibat benda asing, tumor atau inflamasi.
Tujuan:
Untuk memelihara/mempertahankan jalan nafas agar tetap lancar.
Mendapatkan sputum untuk bahan pemeriksaan.
Merangsang batuk
Indikasi:
Komplikasi:
Iritasi mukosa
Hipoksia
Arithomia
Cardiac/respiratory a rest
Spontan
:4
:3
:2
Tidak membuka
:1
:5
:4
:3
Hanya mengerang
:2
:1
Sesuai perintah
:6
:5
:4
:2
:1
Normal E4 M6 V5
Untuk kasus E1 M1 V1
Fisiologi Pernapasan
Oksigen dalam tubuh dapat diatur menurut keperluan. Manusia sangat
membutuhkan oksigen dalam hidupnya, jika tidak mendapat oksigen selama 4 menit
akan mengakibatkan kerusakan pada otak yang tak dapat diperbaiki dan bisa
menimbulkan kematian. Jika penyediaan oksigen berkurang akan menimbulkan
kacau pikiran dan anoksia serebralis. Apabila oksigen tidak mencukupi maka warna
darah merahnya hilng berganti kebiru-biruan misalnya yang terjadi pada bibir, telinga,
lengan, dan kaki(disebut sianosis)
Pengkajian Terfokus:
1. Airway
Prioritas utama
Asumsikan setiap pasien mengalami trauma cervical (CSpine) sehingga harus diimobilisasi dengan menggunakan
collar dan kantung pasir. Penyebab sumbatan jalan napas:
Penurunan tingkat kesadaran (LOC), Lumen jalan napas:
benda asing, muntahan, Dinding jalan napas: Edema,
fraktur dan External to wall: lemah otot (lidah), trauma
langsung, perluasan hematoma
Pengkajian Jalan Napas
Kaji kemampuan bernapas dan bicara
Tanda sumbatan: Suara napas bising, Distress pernapasan,
Gagal bicara, dysphonia, Suara tambahan, Cyanosis,
Agitasi, bingung, tanda umum tersedak. Pikirkan
kemampuan untuk mempertahankan kepatenan jalan napas
2. Breathing
3.CIRCULATION
1. Manajemen Perdarahan
2. Hentikan perdarahan external utama
3. Lakukan penekanan langsung
4. Tinggikan bagian yang mengalami perdarahan, kecuali jika ada fraktur yang stabil
5. Pertimbangkan untuk menekan titik tertentu (brachilis, axilla, femoralis)
6. Jangan mencabut benda yang menancap pada tubuh pasien karena benda tersebut
berfungsi sebagai tampon
7. Gunakan torniquet sebagai usaha terakhir
4. DISABILITY
1. Kaji tingkat kesadaran (LOC) dengan pendekatan AVPU
A = Alert
V = respon teradap stimulus Verbal
P = respon terhadap Painful (nyeri)
U = Unresponsive
2. Reaksi dan ukuran pupil
3. Pergerakan ektremitas atas dan bawah
5. EXPOSURE/ENVIRONMENT
1. Buka baju pasien
2. Penting untuk mengkaji semua area yang kemungkinan mengalami cidera
3. Jaga pasien tetap hangat dengan selimut untuk menghindari hypothermia
RESUSITASI
1. Perhatikan ABC
2. Atasi masalah yang mengancam kehidupan
3. Bisanya dilakukan bersama pada saat RPS
4. Periksa tanda vital setiap 5 15 menit sekali
5. Monitor ECG, BP, dan O2
6. Pasang foley kateter dan nasogastrik jika ada indikasi
7. Kontra Indikasi foley cath jika ada darah yang keluar dari meatus atau tanda lain
yang menunjukan adanya tetesan
8. Kontra Indikasi NG jika ada trauma serius di muka dan fraktur dasar tengkorak
9. Lakukan laboratorium test : glukosa, BUN, darah.
iii.
iv.
v.
Apnea, sianotik
ii.
iii.
Kehilangan kesadaran
iv.
Dilatasi pupil
ii.
benda asing
iii.
iv.
v.
Kelainan kongenital
INTERVENSI:
Air way:
1. Proteksi C-Spine
2. Chin lift atau jaw thrust untuk membuka jalan napas
3. Sweep (sapu) dan suction untuk membersihkan mulut dari benda asing
4. Nasopharingeal airway
5. Oropharingeal airway (tidak dilakukan jika tidak ada)
6. Transtracheal jet ventilation (melalui memberan cricothyroid)
7. Merupakan alternatif terakhir
Breathing:
Nasal prong simple face mask oxygen reservoir Continuous positive airway
pressure (CPAP) /BiPAP, Venturi mask: digunakan untuk mendapatkan oksigen yang
tepat, Bag-Valve mask dan CPAP: untuk menambah ventilasi
Circulation:
1.Lakukan pemasangan infus dengan lobang jarum besar untuk shock (14 16 gauge)
2. Bolus dengan Ringer Laktat atau NS (2liter) dan tambah darah untuk pasien
dengan hypovolemik
3. Berikan inotrop untuk shock cardiogenik
4. Berikan vasopressor untuk shock septik
a. Mind mapping
Terjadi stridor
Apneu
Gangguan perfusi
Jaringan Perifer
Cerebral
( sianosis )
Jaringan
Kerusakan
pada Otak
( kematian )
Listen : stridor
GCS = 3
c. Anatomi fisiologi
d. Data lab yang dibutuhkan
-
Tidak boleh memberi bantal pada pasien tidak sadar karena akan membuat
posisi kepala fleksi dan tidak boleh menyangga leher untuk mengekstensikan
kepala karena bahaya cedera pada cervical spine.apabila terdapat suspect cervical
spine injury, maka pengelolaan jalan nafas dasar dan lanjut dilakukan dengan cspine protection yang meliputi manual in line stabilization atau pemasangan
cervical collar.
-
Letakkan salah satu telapak tangan rapat di atas dahi korban. Gunakan
telunjuk dan jari tengah tangan lainnya untuk menjepit dagu korban.
Tahan dahi korban agar leher tetap tidak bergerak sementara tangan yang
menjepit dagu korban menarik keatas arah langit. Jika licin, ibu jari tangan penolong
dimasukkan kedalam mulut korban untuk mengait gigi seri bawah. Hati hati tergigit
jika korban setengah sadar.
Teknik ini berhasil jika posisi gigi seri bawah lebih maju dari posisi gigi
seri atas.
-
Tujuan:
Untuk memelihara/mempertahankan jalan nafas agar tetap lancar.
Mendapatkan sputum untuk bahan pemeriksaan.
Merangsang batuk
Indikasi:
Komplikasi:
Iritasi mukosa
Hipoksia
Arithomia
Cardiac/respiratory a rest
DAFTAR PUSTAKA
www.wikipedia.com
buku ajar keperawatan medikal bedah, Brunner & Suddarth, jakarta, EGC:2001
kedaruratan medik, agus purwadianto, jakarta, EGC:2000