Anda di halaman 1dari 4

PATOFIS NYERI

Perdarahan Epidural: perdaraha ini terjadi pada diatas lapisan Duramater


Perdarahan Subdural: perdarahan yang terjadi pada diantara lapisan otak
Duramater dan Arachnoid
Perdarahan Subdural Arachnoid: perdarahan terjadi di daerah antara
lapisan otak Arachnoid dengan Piamater
Perdarahan Intraserebral: perdarah yang terjadi pada lapisan dalam bagian
lapisan otak atau dibawah lapisan Piamater.

CEDERA OTAK FOKAL


1) Perdarahan Epidura (Epidural Hematoma)
Epidural hematom adalah hematom yang terletak antara durameter dan
tulang, biasanya sumber pendarahannya adalah robeknya Arteri meningica
media (paling sering) dan sinus venosus. Lokasi tersering berada di daerah
temporal dan frontal.
Secara klinis ditandai dengan adanya penurunan kesadaran yang disertai
lateralisasi (ada ketidaksamaan antara tanda-tanda neurologis sisi kiri dan
kanan tubuh) yang dapat berupa hemiparese/plegi, Pupil anisokor, reflek
patologis satu sisi. Adanya lateralisasi dan jejas pada kepala menunjukkan
lokasi dari EDH. Pupil anisokor/dilatasi dan jejas pada kepala letaknya satu
sisi dengan lokasi EDH sedangkan hemiparese/plegi lataknya kontralateral
dengan lokasi EDH.
Gambar 4. Epidural Hematoma
2) Perdarahan Subdura (Subdural Hematoma)
Terkumpulnya darah antara duramater dan jaringan otak, dapat terjadi akut
dan kronik. Terjadi akibat pecahnya pembuluh darah vena / jembatan vena
yang biasanya terdapat diantara duramater, perdarahan lambat dan
sedikit..
Berdasarkan waktu terjadinya perdarahan maka subdural hematom dibagi

3 meliputi SDH akut terjadi kurang dari 3 hari dari kejadian, SDH subakut
terjadi antara 3 hari 3 minggu, SDH kronis jika perdarahan terjadi lebih
dari 3 minggu. Secara klinis subdural hematom akut ditandai dengan
penurunan kesadaran, disertai adanya lateralisasi yang paling sering
berupa hemiparese/plegi
Gambar 5. Subdural Hematoma
3) Perdarahan subarachnoid Hematom subarachnoid
Pendarahan yang terjadi pada ruang amchnoid yakni antara lapisan
amchnoid dengan diameter. Seringkali terjadi karena adanya vena yang
ada di daerah tersebut terluka. Sering kali bersifat kronik.
Gambar 6. Subarachnoid Hematoma
Perdarahan subarachnoid paling sering disebabkan oleh trauma
kranicerebral. Perdarahan subarachnoid sendiri biasanya tidak
menyebabkan kerusakan neurologik, tetapi hidrocephalus dan vasospasme
cerebral, yang merupakan komplikasi lambat biasanya terlihat beberapa
hari atau minggu setelah terjadinya perdarahan. Terdapat bukti yang
menunjukkan bahwa perdarahan subarachnoid akibat trauma dapat
menyebabkan vasospasme cerebral yang signifikan yang dapat diukur
melalui peningkatan kecepatan aliran pada evaluasi Doppler transkranial.
Perdarahan subarachnoid traumatik cenderung terdistribusi pada
konveksitas otak, dan juga dapat terjadi pada basal, intrasilvial, dan
intraventrikular.
4) Perdarahan Intraserebri (Intraserebral Hematoma)
Perdarahan intracerebral adalah perdarahan yang terjadi pada jaringan
otak biasanya akibat robekan pembuluh darah yang ada dalam jaringan
otak. Secara klinis ditandai dengan adanya penurunan kesadaran yang
kadang-kadang disertai lateralisasi.
Hematom intracerebral terjadi pada 2-3% orang yang mengalami cedera
kepala, dapat bersifat tunggal atau multipel, dan juga dapat disertai kontusi

otak. Meskipun paling sering terjadi pada lobus frontal atau temporal,
hematom ini juga dapat terjadi pada substansi alba dari bagian dalam
hemisfer otak. Pembuluh darah yang kecil mengalami trauma akibat
cedera penetrasi atau benturan dengan tenaga yang besar. Selanjutnya
hematom intracerebral berperan seperti massa yang makin meluas, dapat
meningkatkan tekanan intrakranial, menimbulkan kompresi jaringan otak,
dan menyebabkan koma. Hematom intracerebral yang tertunda dapat
terjadi dalam waktu 3-10 hari setelah kejadian cedera kepala.

Tekanan Darah adalah jumlah tenaga darah yang ditekan terhadap dinding Arteri (pembuluh
nadi) saat Jantung memompakan darah ke seluruh tubuh manusia. Tekanan darah merupakan
salah satu pengukuran yang penting dalam menjaga kesehatan tubuh, karena Tekanan darah
yang tinggi atau Hipertensi dalam jangka panjang akan menyebabkan perenggangan dinding
arteri dan mengakibatkan pecahnya pembuluh darah. Pecahnya pembuluh darah inilah yang
menyebabkan terjadinya Stroke. Beberapa penyakit yang diakibatkan oleh Tekanan darah tinggi
diantaranya adalah Stroke, Penyakit Jantung, Penyakit Ginjal dan Aneurisma.
Terdapat 2 (dua) pengukuran penting dalam Tekanan darah, yaitu Tekanan Sistolik dan Tekanan
Diastolik.

Tekanan Sistolik (Systolic Pressure) adalah Tekanan Darah saat Jantung


berdetak dan memompakan darah.

Tekanan Diastolik (Diastolic) adalah Tekanan darah saat Jantung


beristirahat di antara detakan.

Anda mungkin juga menyukai