Anda di halaman 1dari 7

BLOK XVI: Reproduksi

IUGR

(Intrauterine Growth
Restriction

TANNIA RIZKYKA IRAWAN


H1A012059

Fakultas Kedokteran Universitas Mataram


2015

IUGR ( Intrauterine Growth Retardation )


Pendahuluan
Suatu pertimbangan penting bagi semua pengasuh obstetric adalah memastikan bahwa
upaya yang dilakukan untuk mengidentifikasi dan mengelola kehamilan dipengaruhi oleh
hambatan pertumbuhan interauterin. Sebagian IUGR ditemukan selama kehamilan trimester ke
tiga dikarenakan tingkat insufisiensi plasenta, dan umumnya memiliki prognosis perinatal yang
baik, perawatan harus dilakukan untuk mempertimbangkan diagnosis banding yang luas dari
factor ibu, janin dan plasenta.
Definisi
IUGR (Intra uterine Growth Retardation) adalah berat badan bayi baru kurang dari persentil 10
untuk usia kehamilan bayi, dalam artian bayi baru lahir berukuran lebih kecil dengan usia
kehamilannya.
Klasifikasi
Klasifikasi IUGR / Pertumbuhan janin terhambat(PJT) yaitu:
a. PJT tipe I atau dikenal juga sebagai tipe simetris. Terjadi pada kehamilan 0-20
minggu,terjadi gangguan potensi tubuh janin ntuk memperbanyak sel (hiperplasia), umumnya
disebabkan oleh kelainan kromosom atau infeksi janin dan prognosisnya buruk. Tipe ini
memiliki kejadian lebih awal dari gangguan pertumbuhan janin yang tidak simetris, semua organ
mengecil secara proporsional. Faktor yang berkaitan dengan hal ini adalah kelainan kromosom,
kelainan organ (terutama jantung), infeksi TORCH (Toxoplasmosis, Rubella, Cytomegalovirus,
Herpes simplex), kekurangan nutrisi berat pada ibu hamil, dan wanita hamil yang merokok.

b. PJT tipe II atau dikenal juga sebagai tipe asimetris. Terjadi pada kehamilan 24-40 minggu,
yaitu gangguan potensi tubuh janin untuk memperbesar sel (hipertrofi), misalnya pada hipertensi
dalam kehamilan disertai insufisiensi plasenta. Tipe ini memiliki prognosis yang baik. Gangguan
pertumbuhan janin asimetris memiliki waktu kejadian lebih lama dibandingkan gangguan
pertumbuhan janin simetris. Beberapa organ lebih terpengaruh dibandingkan yang lain, lingkar

perut adalah bagian tubuh yang terganggu untuk pertama kali, kelainan panjang tulang paha
umumnya terpengaruhi belakangan, lingkar kepala dan diameter biparietal juga berkurang.
Faktor yang mempengaruhi adalah insufisiensi (tidak efisiennya) plasenta yang terjadi karena
gangguan kondisi ibu termasuk diantaranya tekanan darah tinggi dan diabetes dalam kehamilan
dalam kehamilan.
c. PJT tipe III adalah kelainan diantara dua tipe diatas. Terjadi pada kehamilan 20-28
minggu,yaitu gangguan potensi tubuh kombinasi antara gangguan hiperplasia dan hipertropi sel.
Misalnya dapat terjadi pada malnutrisi ibu,kecanduan obat,atau keracunan.
Etiologi
Pada umumnya 75% janin dengan IUGR memiliki proporsi tubuh yang kecil, 15-25% terjadi
karena insufisiensi uteroplasenta, 5-10% terjadi karena infeksi selama kehamilan atau kecacatan
bawaan.
1. Penyebab ibu
a. Fisik ibu yang kecil dan kenaikan berat badan yang tidak adekuat
Faktor keturunan dari ibu dapat mempengaruhi berat badan janin. Kenaikan berat tidak adekuat
selama kehamilan dapat menyebabkan IUGR. Kenaikan berat badan ibu selama kehamilan
sebaiknya 9-16 kg. apabila wanita dengan berat badan kurang harus ditingkatkan sampai berat
badan ideal ditambah dengan 10-12 kg
b. Penyakit ibu kronik
Kondisi ibu yang memiliki hipertensi kronik, penyakit jantung sianotik, diabetes, serta penyakit
vaskular kolagen dapat menyebabkan IUGR. Semua penyakit ini dapat menyebabkan preeklampsia yang dapat membawa ke IUGR.
c. Kebiasaan seperti merokok, minum alkohol, dan narkotik
2. Penyebab janin
a. Infeksi selama kehamilan

Infeksi bakteri, virus, protozoa dapat menyebabkan IUGR. Rubela dan cytomegalovirus (CMV)
adalah infeksi yang sering menyebabkan IUGR
b. Kelainan bawaan dan kelainan kromosom
Kelaianan kromosom seperti trisomi atau triploidi dan kelainan jantung bawaan yang berat sering
berkaitan dengan PJT. Trisomi 18 berkaitan dengan IUGR simetris serta polihidramnion (cairan
ketuban berlebih). Trisomi 13 dan sindroma Turner juga berkaitan dengan IUGR
c. Pajanan teratogen (zat yang berbahaya bagi pertumbuhan janin)
Berbagai macam zat yang bersifat teratogen seperti obat anti kejang, rokok, narkotik, dan alkohol
dapat menyebabkan IUGR
3. Penyebab plasenta
Kelainan plasenta sehingga menyebabkan plasenta tidak dapat menyediakan nutrisi yang baik
bagi janin seperti, abruptio plasenta, infark plasenta (kematian sel pada plasenta), korioangioma,
dan plasenta previa
Patofisiologi
Pada kelainan sirkulasi uteroplasenta akibat dari perkembangan plasenta yang abnormal, pasokan
oksigen, masukan nutrisi, dan pengeluaran hasil metabollik menjadi abnormal. Janin mennjadi
kekurangan oksigen dan nutrisi pada trimester akhir sehingga timbul IUGR yang asimetrik yaitu
lingkar perut yang jauh lebih kecil dari pada lingkar kepala. Pada keadaan yang parah mungkin
akan terjadi kerusakan tingkat seluler berupa kelainan nucleus dan mitokondria. Pada keadaan
hipoksia, produksi radikal bebas di plasenta menjadi sangat banyak dan antioksidan yang relative
kurang ( misalnya pada preeklamsia) akan menjadi lebih parah.
Manifestasi Klinis
IUGR dicurigai apabila terdapat riwayat IUGR sebelumnya dan ibu dengan penyakit kronik.
Selain itu peningkatan berat badan yang tidak adekuat juga dapat mengarah ke IUGR. Dokter
dapat menemukan ukuran rahim yang lebih kecil dari yang seharusnya.

Bayi-bayi yang dilahirkan dengan IUGR biasanya tampak kurus, pucat, dan berkulit keriput.
Tali pusat umumnya tampak rapuh dam layu dibanding pada bayi normal yang tampak tebal dan
kuat. IUGR muncul sebagai akibat dari berhentinya pertumbuhan jaringan atau sel. Hal ini
terjadi saat janin tidak mendapatkan nutrisi dan oksigenasi yang cukup untuk perkembangan dan
pertumbuhan organ dan jaringan, atau karena infeksi.

Diagnosis
Secara klinik awal pertumbuhan janin yang terhambat dikenal setelah 28 minggu. Namun,
secara ultrasonografi mungkin sudah dapat diduga lebih awal dengan adanya biometri dan
taksiran berat janin yang tidak sesuai dengan usia gestasi. Secara klinik pemeriksaan tinggi
fundus umumnya dalam sentimeter akan sesuai dengan usia kehamilan. Bila lebih rendah dari 3
cm, patut dicurigai adanya IUGR, meskipun sensivitasnya hanya 40 %.
Sebaiknya kepastian IUGR dapat dibuat apabila terdapat data USG sebelum 20 minggu
sehingga pada kehamilan 32 34 minggu dapat ditentukan secara lebih tepat.
Pemeriksaan secara Doppler arus darah: arteri umbilikal, arteri uterina dan arteri spiralis,
mungkin apat mencurigai secara awal adanya arus darah yang abnormal atau IUGR .
Terapi
Kecacatan dan kematian janin meningkat sampai 2-6 kali pada janin dengan PJT.
Tatalaksana untuk kehamilan dengan PJT bertujuan, karena tidak ada terapi yang paling efektif
sejauh ini, adalah untuk melahirkan bayi yang sudah cukup usia dalam kondisi terbaiknya dan
meminimalisasi risiko pada ibu.
a.

Tatalaksana umum : setelah mencari adanya cacat bawaan dan kelainan kromosom serta
infeksi dalam kehamilan maka aktivitas fisik harus dibatasi disertai dengan nutrisi yang
baik. Apabila istirahat di rumah tidak dapat dilakukan maka harus segera dirawat di
rumah sakit. Pengawasan pada janin termasuk diantaranya adalah melihat pergerakan

b.

janin serta pertumbuhan janin menggunakan USG setiap 3-4minggu


Tatalaksana khusus : pada IUGR yang terjadi jauh sebelum waktunya dilahirkan, hanya
terapi suportif yang dapat dilakukan. Apabila penyebabnya adalah nutrisi ibu hamil tidak
adekuat maka nutrisi harus diperbaiki. Pada wanita hamil perokok berat, penggunaan

c.

narkotik dan alkohol, maka semuanya harus dihentikan


Proses melahirkan : pematangan paru harus dilakukan pada janin prematur. Pengawasan
ketat selama melahirkan harus dilakukan untuk mencegah komplikasi setelah melahirkan.
Operasi caesar dilakukan apabila terjadi distress janin serta perawatan intensif neonatal

care segera setelah dilahirkan sebaiknya dilakukan. Kemungkinan kejadian distress janin
selama melahirkan meningkat pada IUGR karena umumnya PJT banyak disebabkan oleh
insufisiensi plasenta yang diperparah dengan proses melahirkan
Kondisi bayi. Janin dengan IUGR memiliki risiko untuk hipoksia perinatal (kekurangan
oksigen setelah melahirkan) dan aspirasi mekonium (terhisap cairan mekonium). IUGR yang
parah dapat mengakibatkan hipotermia (suhu tubuh turun) dan hipoglikemia (gula darah
berkurang). Pada umumnya IUGR simetris dalam jangka waktu lama dapat mengakibatkan
pertumbuhan bayi yang terlambat setelah dilahirkan, dimana janin dengan IUGR asimetris
lebih dapat catch-up pertumbuhan setelah dilahirkan.
Prognosis
Pada kasus-kasus IUGR yang sangat parah dapat berakibat janin lahir mati (stillbirth)
atau jika bertahan hidup dapat memiliki efek buruk jangka panjang dalam masa kanak-kanak
nantinya. Kasus-kasus IUGR dapat muncul, sekalipun ibu dalam kondisi sehat, meskipun, faktorfaktor kekurangan nutrisi dan perokok adalah yang paling sering. Menghindari cara hidup
berisiko tinggi, makan makanan bergizi, dan lakukan kontrol kehamilan secara teratur dapat
menekan risiko munculnya IUGR. Perkiraan saat ini mengindikasikan bahwa sekitar 65% wanita
pada negara sedang berkembang paling sedikit memiliki kontrol 1 kali selama kehamilan pada
dokter, bidan, atau perawat.
Pencegahan
Beberapa penyebab dari IUGR tidak dapat dicegah. Bagaimanapun juga, faktor seperti diet,
istirahat, dan olahraga rutin dapat dikontrol. Untuk mencegah komplikasi yang serius selama
kehamilan, sebaiknya seorang ibu hamil mengikuti nasihat dari dokternya; makan makanan yang
bergizi tinggi; tidak merokok, minum alkohol dan menggunakan narkotik; mengurangi stress;
berolahraga teratur; serta istirahat dan tidur yang cukup. Suplementasi dari protein, vitamin,
mineral, serta minyak ikan juga baik dikonsumsi. Selain itu pencegahan dari anemia serta
pencegahan dan tatalaksana dari penyakit kronik pada ibu maupun infeksi yang terjadi harus
baik.
Sumber :

Giuseppe Puccio, Mario Giuffr, Maria Piccione, Ettore Piro, Grazia Rinaudo and
Giovanni Corsello. 2013. Intrauterine growth restriction and congenital malformations: a

retrospective epidemiological study. Italian Journal of Pediatrics. 39:23


Andrea Lausman, Fergus P. McCarthy, Melissa Walker, John Kingdom. 2012.
Screening, Diagnosis, and Management of Intrauterine Growth Restriction. J Obstet

Gynaecol Can ;34(1):1728


Ilmu kebidanan sarwono

Anda mungkin juga menyukai