Anda di halaman 1dari 12

Tugas Perencanaan Pengelolaan Sampah

Jurusan Teknik Lingkungan


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Islam Indonesia

BAB II
KRITERIA PERENCANAAN
2.1 Kriteria Perencanaan Drainase
2.1.1 Kriteria Perencanaan Hidrologi
Perencanaan hidrologi dilakukan untuk mengetahui karakteristik hujan,
menganalisis hujan rancangan dan analisis debit rancangan. Untuk memenuhi langkah
tersebut di atas diperlukan data curah hujan, kondisi tata guna lahan, dan kemiringan
lahan.
Kriteria perencanaan hidrologi terdiri dari:
1. Hujan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Perkiraan hujan rencana dilakukan dengan analisis frekuensi terhadap data curah
hujan harian maksimum tahunan, dengan lama pengamatan sekurang-kurangnya
10 tahun.
b. Analisis frekuensi terhadap curah hujan. menggunakan metode Probabilitas
Distribusi Normal, Log normal distribusi, Pearson Type III, Log Pearson tipe III
dan Gumbel. Perhitungan didasarkan pada ketentuan standar return period yang
telah disepakati.
c. Untuk pengecekan data hujan menggunakan metode kurva masa ganda atau yang
sesuai.
d. Perhitungan intensitas hujan ditinjau dengan menggunakan metode Mononobe,
Hasper Der Weduwen dengan program Cuicago Trainhyad
2. Debit banjir dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Debit rencana dihitung dengan metode rasional yang telah dimodifikasi.
b. Koefisien limpasan (runoff) ditentukan berdasarkan tata guna lahan daerah
tangkapan (lihat pada label dalam lampiran).
c. Waktu konsentrasi adalah jumlah dari waktu pengaliran di permukaan dan waktu
drainase.
d. Koefisien penyimpangan dihitung dari rumus waktu konsentrasi dan waktu
drainase.
2.1.1.1 Data Curah Hujan
Data curah hujan yang digunakan pada studi ini adalah curah hujan jangka
panjang (tahunan) yaitu dimulai dari tahun 1993 hingga 2012. Dalam beberapa kasus
sering ditemukan data curah hujan yang hilang, hal ini disebabkan oleh berbagai
faktor seperti :
Kerusakan alat
Kelalaian petugas
Penggantian alat
Bencana (pengrusakan)
Kelompok 3

Tugas Perencanaan Pengelolaan Sampah


Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Islam Indonesia

Adapun cara-cara untuk mengetahui data curah hujan yang hilang adalah
sebagai berikut :
a. Apabila perbedaan hujan tahunan normal pada stasiun yang datanya tersebut <
10%, maka perkiraan data curah hujan yang hilang dicari dengan mengambil
harga rata-rata aritmatik dari stasiun-stasiun yang mengelilinginya
Rumus yang digunakan :
dimana,
Px
PA,PB,P C

=
=

curah hujan yang hilang


Curah hujan pada stasiun A, B, C

b. Bila perbedaan tersebut melebihi diatas angka 10%, maka perkiraan curah hujan
yang hilang dihitung dengan Metode Perbandingan Normal :

dimana,
Px
Nx

=
curah
= curah

Ni
Pi
N

pada stasiun yang kehilangan data


= curah hujan rata-rata pada stasiun n
= curah hujan pada stasiun n
= jumlah stasiun

hujan yang hilang


hujan tahunan rata-rata

2.1.1.2 Intensitas Hujan


Intensitas hujan adalah tinggi atau kedalaman air hujan persatuan waktu. Sifat
umum hujan adalah makin singkat hujan berlangsung intensitasnya cenderung makin
tinggi dan makin bersar periode

ulangnya

makin

Apabila

tinggi

pula

intensitasnya

hujan jangka pendek tidak tersedia,

data

yang ada hanya

data hujan harian maka intensitas hujan dapat dihitung dengan rumus monobe. Pada
perencanaan ini digunakan data hujan jangka pendek, sehingga intensitas hujan
ditentukan dengan persamaan :
1. Metode Talbot
Rumus ini banyak digunakan karena mudah diterapkan dan tetapan-tetapan a
dan b ditetapkan dengan harga-harga terukur.

Kelompok 3

Tugas Perencanaan Pengelolaan Sampah


Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Islam Indonesia

Dimana :
I
t
a dan b

= Intensitas hujan (mm/jam)


= lamanya hujan
= konstanta yang tergantung pada lamanya hujan yang terjadi di
DAS.

2.

Metode Sherman
Rumus Sherman cocok untuk jangka waktu curah hujan yang lamanya lebih

dar 2 jam.
Dimana :
I
= Intensitas hujan (mm/jam)
t
= lamanya hujan
n = konstanta

3. Metode Ishoguro
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

Dimana :
I
t
a dan b

= Intensitas hujan (mm/jam)


= lamanya hujan
= konstanta

Pemilihan intensitas hujan dari ketiga metode, ditentukan berdasarkan selisih


terkecil antara I awal dan I teoritis hasil perhitungan dengan rumus diatas. Persamaan

Kelompok 3

Tugas Perencanaan Pengelolaan Sampah


Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Islam Indonesia

intensitas hujan dengan selisih terkecil tersebut selanjutnya digunakan dalam


perhitungan debit.

2.1.1.3 Frekuensi Hujan


Hujan rancangan merupakan kemungkinan tinggi hujan yang terjadi dalam kala
ulang tertentu sebagai hasil dari rangkaian analisis hidrologi yang biasa disebut
analisis frekuensi curah hujan. Analisis frekuensi sesungguhnya merupakan prakiraan
dalam arti probabilitas untuk terjadinya suatu peristiwa hidrologi dalam bentuk hujan
rancangan yang berfungsi sebagai dasar perhitungan perencanaan hidrologi untuk
antisipasi setiap kemungkinan yang akan terjadi. Analisis frekuensi ini dilakukan
dengan menggunakan teori distribusi probabilitas. Dalam tugas perencanaan ini,
analisis frekuensi hujan dilakukan dengan menggunakan 3 metode yaitu Metode
Gumbel, Metode Log Person Tipe III dan Metode Iway Kadoya.
2.1.1.4 Analisa Laju Aliran Puncak
Perhitungan debit puncak digunakan persamaan rasional, mengingat lahan (DAS)
yang diperhitungkan kecil (< 100 ha), yang menyatakan:

Q = 0,0027CIA
Dengan :
C

Koefisien limpasan yang merupakan fungsi


penutup dan kemiringan lahan.

Intensitas hujan (mm/jam).

Luas daerah tangkapan air (ha).

Koefisien limpasan dapat dilihat pada Tabel berikut :


Tabel 2.1 Koefisien Runoff
No.
1
2
3

Tata Guna Lahan


Perumahan
Perkebunan
Tegalan

Nilai C
0.30-0.50
0.10-0.25
0.10-0.26

Kelompok 3

Tugas Perencanaan Pengelolaan Sampah


Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Islam Indonesia

4
5
6
7
2.1.1.5

Sawah Irigasi
Sawah Tadah Hujan
Semak/Belukar
Hutan

0.10-0.27
0.10-0.28
0.50-0.70
0.05-0.25

Waktu Konsentrasi (tc)


Waktu konsntrasi suatu DAS adalah waktu yang diperlukan oleh air hujan

yang jatuh untuk mengalir dar titik terjauh sampi ketempat keluaran DAS ( titik
kontrol ) setelah tanah menjadi jenuh dan depresi-depresi kecil terpenuhi. Dalam hal
ini diasumsikan bahwa jIka durasi hujan sama dengan waktu konsentrasi, maka setiap
bagian DAS secara serentak telah menyumbangkan aliran terhadap titik kontrol. Salah
satu metode yang digunakan untuk memperkirakan waktu konsentrasi adalah rumus :
tc = to + td
Dimana :
Untuk daerah pengaliran sangat kecil, dengan jarak 300 m

Untuk daerah pengaliran kecil, dengan jarak 1000 m

Dengan :
tc = waktu konsentrasi (menit).
to = waktu limpasan (menit)
Lo = panjang limpasan (m)
L = panjang saluran (m)

Kelompok 3

Tugas Perencanaan Pengelolaan Sampah


Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Islam Indonesia

So = slope limpasan (m/m)


n = koefisien manning
v = laju aliran (m/s)

2.1.1.6 Analisa Kapasitas Saluran


Berdasarkan perhitungan debit puncak yang dapat ditampung pada suatu
saluran akan dapat menentukan daya tampung saluran, penampang saluran yang
dipilih adalah berbentuk trapesium yang ekonomis. Menurut Suripin (2004)
persamaan yang dipergunakan untuk analisis penampang saluran tersebut adalah
sebagai berikut:
Dengan persamaan Manning :
Q = A.V
Dimana :
Q

: Debit (m/dt) S : Kemiringan dasar saluran

: Luas tampang basah saluran ( m ) w : tinggi jagaan

: Kecepatan pengaliran (m/dt)

B
h
m
p
n

: Lebar dasar saluran (m)


: Tinggi air normal di saluran (m)
: Kemiringan tebing saluran
: Keliling tampang basah saluran
: Koefisien Manning

2.1.2 Kriteria Perencanaan Hidraulika


Kriteria perencanaan hidraulika ditentukan sebagai berikut:
1.
Kapasitas saluran dihitung dengan rumus Manning atau yang sesuai.
2.
Untuk saluran drainase yang terpengaruh oleh pengempangan (back water effect)
3.

perlu diperhitungkan pasang surutnya dengan Standard Step Method.


Kecepatan maksimum ditentukan oleh dinding dan dasar saluran, untuk saluran
tanah v =0,7 m/dt , pasangan batu kali v = 2 m/dt dan pasangan beton v = 3 m/dt.

2.1.2.1 Dasar-Dasar Perencanaan


Dalam perencanaan sistem drainase, sistem yang digunakan ialah sistem terpisah
dari saluran pengumpul air buangan kota. Sistem penyaluran air hujan ini
menggunakan beberapa parameter yang merupakan dasar perencanaan sistem.

Kelompok 3

Tugas Perencanaan Pengelolaan Sampah


Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Islam Indonesia

Dalam menentukan arah jalur saluran air hujan yang direncanakan terdapat
batasan-batasan yaitu:
a. Arah aliran dalam saluran mengikuti garis ketinggian yang ada sehingga
b.

diharapkan pengaliran secara gravitasi dan menghindarkan pemompaan.


Pemanfaatan sungai atau anak sungai sebagai badan air penerima dan outfall

c.

yang direncanakan.
Menghindari banyaknya perlintasan saluran pada jalan sehingga
mengurangi penggunaan gorong-gorong.
Dari parameter tersebut dapat dilihat adanya faktor pembatas yaitu

kondisi topografi setempat. Dari kondisi ini dapat dikembangkan suatu sistem dengan
berbagai alternatif dengan mempertimbangkan segi teknis dan ekonomisnya.
Pengembangan suatu sistem mempunyai konsekuensi logis terhadap dampak
perencanaan. Tetapi dengan sedikit mungkin menghindari akibat sosial yang mungkin
timbul, yaitu dengan perencanaan yang logis dan baik, maka diharapkan dapat
tercapainya perencanaan sistem seperti yang diharapkan.
2.1.2.2 Bentuk-Bentuk dan Jenis Saluran
Bentuk dan jenis saluran yang akan dipilh disesuaikan dengan keadaan
lingkungan setempat, untuk itu digunakan tipe saluran sebagai berikut :
1. Saluran tertutup.
Saluran ini dibuat dari beton tidak bertulang berbentuk bulat dan diterapkan pada
daerah dengan kepadatan yang tinggi dimana ruang yang tersedia terbatas dan
lalu lintas pejalan kaki padat seperti pada daerah perdagangan dan pusat
pemerintahan dan jalan protocol. Sistem pengaliran air dari jalan kedalam saluran
menggunakan street inlet. Dan pada jarak tertentu dibuat sumur pemeriksa
(manhole) yang fungsinya selain sebagai sumur pemeriksa juga sebagai bangunan
terjunan (drop manhole), perubahan dimensi saluran dan pertemuan saluran
2. Saluran terbuka.
Saluran ini terdiri dari dua bentuk dengan karakteristik yang berbeda :
a. Saluran berbentuk segi empat dan modifikasinya.
Saluran ini terbuat dari pasangan batu kali atau batu belah dan biasanya
diterapkan pada suatu daerah dengan ruang yang tersedia terbatas seperti pada
lingkungan pemukiman penduduk dimana ambang saluran dapat berfungsi
sebagai inlet dari air hujan yang turun pada area.
b. Saluran berbentuk trapesium dengan modifikasinya.

Kelompok 3

Tugas Perencanaan Pengelolaan Sampah


Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Islam Indonesia

Saluran ini dibuat tanpa pengerasan, diterapkan pada daerah dengan kepadatan
penduduk rendah dimana ruang yang tersedia masih leluasa seperti pada
daerah pertanian. Dan pada daerah tertentu dilakukan pengerasan bila batas
kecepatan maksimum tidak terpenuhi.
2.1.2.3 Jalur Saluran
Jaringan sistem penyaluran air hujan yang direncanakan disesuaikan
dengan keadaan fisik daerah pelayanan, dimana jalur saluran air hujan direncanakan
disalah satu sisi jalan (kiri atau kanan jalan) atau mungkin dikedua sisi jalan. Untuk
saluran awal (hulu saluran), batas maksimal lebar atas saluran 1.00 m. Sedangkan
untuk saluran induk (primer) lebar atas saluran lebih besar dari 1.00 m. Untuk saluran
ini diusahakan berada jauh dan melintas jalan agar pemukiman disekitarnya tidak
perlu membuat jembatan persil.
Kapasitas saluran dan pelengkapnya sesuai dengan beban keadaan serta sifatsifat hidrolis dimana saluran dan perlengkapan tersebut ditempatkan. Perencanaan
hidrolis juga harus diperhatikan, meliputi prinsip hidrolika penggunaan saluran
perencanaan. Sedangkan untuk hal teknis berupa segi-segi teknis yang lebih
diperhatikan dalam rencana penyaluran sesuai topografi.
Daerah yang ditampung limpahan air hujan oleh satu jaringan drainase disebut
blok pelayanan. Tidak ada batas luas tertentu untuk setiap blok dan sebaiknya setiap
blok dilayani jaringan drainase maksimal 1000 meter.

BAB III
DESKRIPSI DAERAH PERENCANAAN

3.1 Batas Wilayah Administrasi

Kelompok 3

Tugas Perencanaan Pengelolaan Sampah


Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Islam Indonesia

Kecamatan Ngampilan merupakan salah satu kecamatan di Kota Yogyakarta,


Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Jumlah penduduk pada tahun 2013 yaitu 18619 jiwa.
Kecamatan Ngampilan memiliki luas wilayah 0.82 km 2 dengan 2 kelurahan yang dapat
dilihat pada gambar 3.1 untuk Kecamatan Ngampilan.
Gambar 3.1 Peta Administrasi Kecamatan Ngampilan
1. Kelurahan Notoprajan (0.35 km2)
2. Kelurahan Ngampilan (0.45 km2)
Kebanyakan lahan di kecamatan Ngampilan ini digunakan untuk kegiatan
perekonomian, seperti pusat pendidikan, pusat perbelanjaan, dan kesehatan, selain
daripada pemukiman warga. Batas-batas wilayah kecamatan Ngampilan seperti pada

tabel 3.1 tentang batas wilayah Kecamatan Ngampilan


Tabel 3.1 Batas Wilayah Kecamatan Ngampilan
Arah

Batas Wilayah

Kelompok 3

Tugas Perencanaan Pengelolaan Sampah


Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Islam Indonesia

3.2

Utara

Wilayah kelurahan Pringgokusuman

Selatan

Wilayah kelurahan Gedongkiwo, kec. Mantrijeron

Barat

Wilayah kelurahan Wirobrajan, kec. Wirobrajan

Timur

Wilayah kelurahan Ngupasan, kec. Gondokusuman

DATA CURAH HUJAN


Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Kecamatan Ngampilan tahun 2013
No Tahun
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

3.3

1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012

Stasiun A
Mm
245
248
266
272
253
287
268
292
319
285
300
255
268
238
267
244
270
243

Stasiun C
Mm
264
275
286
330
278
252
247
280
292
326
263
266
282
251
317
275
223
214

Stasiun D
Mm
265
230
234
232
264
240
262
251
235
244
260
230
246
288
313
242
269
272

Stasiun F
Mm
270
265
285
286
248
229
262
268
238
267
244
270
243
331
251
235
244
260

DEMOGRAFI KEPENDUDUKAN

Kelompok 3

Tugas Perencanaan Pengelolaan Sampah


Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Islam Indonesia

Jumlah penduduk di kecamatan Ngampilan selalu mengalami peningkatan


di setiap tahunnya yang rinciannya dapat dilihat pada tabel 3.2
Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Kecamatan Ngampilan tahun 2013
Kecamatan

Laki laki

Perempuan

Jumlah / Total

Notoprajan

3982

4115

8097

Ngampilan

5151

5371

10522

2013

9133

9483

18619

2012

9425

9655

19080

2011

10035

10277

20312

Jumlah / Total

4.2.1 Curah Hujan Rata-rata


a. Metode Poligon Thiessen
Berdasarkan data yang diperoleh, luasan wilayah kecamatan Ngampilan
mmiliki luasan 82 ha. Nilai curah hujan rata-rata ini didapat berdasar luasan
yang telah dibagi berdasarkan jumlah stasiun lalu didapat luas jangkauan
stasiun pengamat hujan sebagai berikut:
Tabel 4.2 Luas Jangkauan Stasiun Pengamat Hujan Metode Polygon Thiessen
Luas Jangkauan Stasiun Pengamat Hujan
NO
STASIUN
LUAS (ha)
1
A
186.46
2
C
338.92
3
D
189.55
4
F
105.08
JUMLAH
820.01
Nilai rerata curah hujan yang didapat untuk metode Polygon Thiessen adalah

Kelompok 3

Tugas Perencanaan Pengelolaan Sampah


Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Islam Indonesia

Contoh perhitungan untuk Tahun 1993 :

Tabel 4.3 Curah Hujan Rata - Rata Metode Polygon Thiessen

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
JUMLAH
Rerata
Stasiun

Tahu
n
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012

Stasiu
nA

Stasiu
nC

Mm
245
248
263.3
266
272
253
287
268
292
319
285
300
256.7
255
268
238
267
244
270
243
5340.0

Mm
264
259.3
275
286
330
278
252
247
280
292
326
263
266
251.7
282
251
317
275
223
214
5432.
0

267

271.6

Stasiu
nD
Mm

Stasiu
nF
Mm

259.7
265
230
234
232
264
240
259
262
251
235
244
260
230
246
288
313
242
269
272
5095.
7

270
265
285
286
278
248
229
262
278
268
238
267
244
270
243
331
251
235
244
260

Rerata
hujan
tahuna
n
259.7
259.3
263.3
268.0
278.0
260.8
252.0
259.0
278.0
282.5
271.0
268.5
256.7
251.7
259.8
277.0
287.0
249.0
251.5
247.3

5252

5279.9

254.8

262.6

264.0

Kelompok 3

Anda mungkin juga menyukai