Referat Anestesi
Referat Anestesi
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat dan
kasih-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan referat dengan judul Anestesi
Regional ini dengan baik dan selesai tepat pada waktunya. Adapun penulisan referat
ini bertujuan untuk memenuhi sebagian syarat kelulusan kepaniteraan klinik di
bidang ilmu anestesi di Rumah Sakit Umum Daerah Karawang.
Selesainya referat ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, sehingga pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan, terutama kepada dr.
Ucu, Sp.An, dr. Ade, Sp.An, dan dr. Sabur, Sp.An selaku dokter pembimbing dan
konsulen anestesi di RSUD Karawang yang telah membimbing dan memberikan
masukan-masukan yang membantu dalam penyusunan referat ini. Saya juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada penata-penata di ruang ok serta teman teman
sejawat yang telah membantu dalam penyelesaian referat ini yang namanya tidak
dapat penulis sebutkan satu per satu.
Saya menyadari bahwa referat ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu
saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak
demi kesempurnaan referat ini. Akhir kata saya mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dan saya berharap semoga referat ini dapat
bermanfaat bagi kita semua dan menjadi bahan masukan bagi dunia pendidikan.
Jakarta, 25 Agustus 2014
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Anestesi adalah istilah yang diturunkan dari dua kata yunani yaitu an dan
esthesia, dan bersama-sama berarti hilangnya rasa atau hilangnya sensasi, ahli saraf
memberi makna pada istilah tersebut sebagai kehilangan rasa secara patologis pada
baguan tubuh tertentu(1). Anestesiologi adalah ilmu kedokteran yang pada awalnya
berpotensi menghilangkan nyeri dan rumatan pasien sebelum, selama, sesudah
pembedahan.
Terdapat beberapa tipe anestesi, yang pertama anestesi total, yaitu hilangnya
kesadaran secara total, anestesi lokal, yaitu hilangnya rasa pada daerah tertentu yang
diinginkan (pada sebagian kecil daerah tubuh), anestesi regional yaitu hilangnya rasa
pada bagian yang lebih luas dari tubuh oleh blokade selektif pada jaringan spinal atau
saraf yang berhubungan dengannya.
Penggunaan anesthesia regional cukup bermanfaat terutama pada kasus yang
merupakan kontra indikasi dari anesthesia umum atau beresiko tingi untuk anesthesia
umum(2). Namun tanpa pengetahuan dan keterampilan mengenai anestesi regional,
komplikasi dan pencegahannya akan berakibat fatal karena tidak bisa di deteksi
secara dini dan diantisipasi secara tepat dan cepat(1)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
PEMBAHASAN ANESTESI REGIONAL
2.1. Definisi
Blok sentral (blok neuroaksial), yaitu meliputi blok spinal, epidural, dan
kaudal.
2.
Blok perifer (blok saraf), misalnya anestesi topikal, infiltrasi lokal, blok
pleksus brakialis, aksiler, dan analgesia regional intravena.
2.2BLOK SENTRAL
Neuroaksial blok (spinal dan epidural anestesi) akan menyebabkan blok
simpatis, analgesia sensoris dan blok motoris (tergantung dari dosis, konsentrasi dan
volume obat anestesi lokal).
2.2.1 Anastesi Spinal
4
bedah
abdomen
dikombinasikan v
atas
dan
bawah
pediatrik
biasanya
anastesia umum yaitu daerah sekitar tempat tusukan diteliti apakah akan
menimbulkan kesulitan, misalnya ada kelainan anatomis tulang punggung
atau pasien gemuk sekali sehingga tak teraba tonjolan prosesus spinosus.
Selain itu perlu diperhatikan hal-hal di bawah ini:
1.
2.
Pemeriksaan fisik
Tidak dijumpai kelainan spesifik seperti kelainan tulang punggung
3.
2.
3.
Jarum spinal
Jarum
spinal
dengan
ujung
tajam
(ujung
bambu
2.
3.
4.
5.
Cara tusukan median atau paramedian. Untuk jarum spinal besar 22G,
23G, 25G dapat langsung digunakan. Sedangkan untuk yang kecil
27G atau 29G dianjurkan menggunakan penuntun jarum yaitu jarum
suntik biasa semprit 10cc. Tusukkan introduser sedalam kira-kira 2cm
agak sedikit kearah sefal, kemudian masukkan jarum spinal berikut
mandrinnya ke lubang jarum tersebut. Jika menggunakan jarum tajam
(Quincke-Babcock) irisan jarum (bevel) harus sejajar dengan serat
duramater, yaitu pada posisi tidur miring bevel mengarah keatas atau
kebawah, untuk menghindari kebocoran likuor yang dapat berakibat
timbulnya nyeri kepala pasca spinal. Setelah resistensi menghilang,
mandarin jarum spinal dicabut dan keluar likuor, pasang semprit berisi
obat dan obat dapat dimasukkan pelan-pelan (0,5ml/detik) diselingi
aspirasi sedikit, hanya untuk meyakinkan posisi jarum tetap baik.
Kalau anda yakin ujung jarum spinal pada posisi yang benar dan
likuor tidak keluar, putar arah jarum 90 biasanya likuor keluar. Untuk
analgesia spinal kontinyu dapat dimasukan kateter.
6.
isobarik. Anastetik lokal dengan berat jenis lebih besar dari css disebut
hiperbarik. Anastetik lokal dengan berat jenis lebih kecil dari css disebut
hipobarik. Anastetik lokal yang sering digunakan adalah jenis hiperbarik
diperoleh dengan mencampur anastetik local dengan dextrose. Untuk jenis
hipobarik biasanya digunakan tetrakain diperoleh dengan mencampur dengan
air injeksi serta bupivakain yaitu dengan sediaan sudah dicampur dengan
dextrose monohydrate.
Anestetik lokal yang paling sering digunakan:
1.
2.
3.
Bupivakaine (markaine) 0.5% dlm air: berat jenis 1.005, sifat isobarik,
dosis 5-20mg (1-4ml)
4.
penyebaran
obat
anestesi
lokal
dalam
cairan
10
11
menyebabkan
penyebaran
dominan
ke
sakral
jika
2. Nyeri punggung
3. Nyeri kepala karena kebocoran likuor
4. Retensio urine
5. Meningitis
2.2.2
Anestesia Epidural(4)
Anestesia atau analgesia epidural adalah blokade saraf dengan
menempatkan obat di ruang epidural. Ruang ini berada diantara
ligamentum flavum dan duramater. Kedalaman ruang ini rata-rata 5mm dan
dibagian posterior kedalaman maksimal pada daerah lumbal.
Obat anestetik di lokal diruang epidural bekerja langsung pada akar
saraf spinal yang terletak dilateral. Awal kerja anestesi epidural lebih lambat
dibanding anestesi spinal, sedangkan kualitas blockade sensorik-motorik
juga lebih lemah.
13
pasien.
Keuntungan epidural dibandingkan spinal :
1. Bisa segmental
2. Tidak terjadi headache post op
3. Hypotensi lambat terjadi
4. Dapat mengatasi post op paint
2.
3.
Reaksi sistemis
2.
3.
4.
Mual muntah
epidural
sampai
terasa
menembus
jaringan
keras
15
5. Uji dosis
Uji dosis anestetik lokal untuk epidural dosis tunggal dilakukan
setelah ujung jarum diyakini berada dalam ruang epidural dan untuk
dosis berulang (kontinyu) melalui kateter. Masukkan anestetik lokal 3
ml yang sudah bercampur adrenalin 1: 200.000.
Tak ada efek setelah beberapa menit, kemungkinan besar letak
jarum sudah benar
Terjadi blokade spinal, menunjukkan obat sudah masuk ke ruang
subarakhnoid karena terlalu dalam.
Terjadi peningkatan laju nadi sampai 20-30%, kemungkinan
obat masuk vena epidural.
6. Cara penyuntikan: setelah yakin posisi jarum atau kateter benar,
suntikkan anestetik lokal secara bertahap setiap 3-5 menit sampai
tercapai dosis total.
2.2.3
Anestesia Kaudal(4)
Anestesi kaudal sebenarnya sama dengan anestesi epidural, karena
kanalis kaudalis adalah kepanjangan dari ruang epidural dan obat
ditempatkan di ruang kaudal melalui hiatus sakralis. Hiatus sakralis ditutup
oleh ligamentum sakrokoksigeal tanpa tulang yang analog dengan gabungan
antara
ligamentum
supraspinosum,
ligamentum
interspinosum,
dan
Indikasi
Bedah daerah sekitar perineum, anorektal misalnya hemoroid, fistula
paraanal.
Teknik
16
17
Bila terjadi spinal tinggi atau high spinal (blok pada cardioaccelerator
fiber di T1-T4), dapat menyebabkan bardikardi sampai cardiac arrest.
2. Efek Respirasi:
-
Bila terjadi spinal tinggi atau high spinal (blok lebih dari dermatom T5)
mengakibatkan hipoperfusi dari pusat nafas di batang otak dan
menyebabkan terjadinya respiratory arrest.
3. Efek Gastrointestinal:
-
Mual
muntah
menyebabkan
parasimpatis
akibat
blok
neuroaksial
hiperperistaltik
dikarenakan
oleh
sebesar
gastrointestinal
simpatis
yg
20%,
akibat
terblok.
sehingga
aktivitas
Hal
ini
18
1.
2.
19
BAB III
KESIMPULAN
Anestesi regional adalah hambatan impuls nyeri suatu bagian tubuh
sementara pada impuls syaraf sensorik, sehingga impuls nyeri dari satu bagian tubuh
diblokir untuk sementara (reversibel). Fungsi motorik dapat terpengaruh sebagian
atau seluruhnya akan tetapi pasien tetap sadar.
Anestesi regional terbagi atas blok sentral dan blok perifer. Blok sentral atau
yang sering disebut sebagai blok neuroaxial terdiri dari blok spinal, epidural, kaudal
maupun kombinasi antara spinal dan epidural. Disebut sentral karena lokasi blokade
terletak pada nerve root pada garis tengah tubuh. Banyak digunakan untuk operasi
bagian perut bawah, anorektal, genitalia, ekstrimitas inferior dan obstetrik dengan
segala kelebihan dan efek sampingnya.
Blok perifer terdiri dari blok saraf yang merupakan metode blokade dengan
cara menyuntikan langsung obat anestetik lokal pada saraf perifer yang ingin di
blokade misalnya blokade plexus brachialis pada operasi bagian ekstrimitas superior.
Blok regional menggunakan jalur intravena sedikit berbeda karena pada blokade
regional lainnya disuntikan langsung pada saraf tetapi metode ini menggunakan jalur
intravena, metode ini dapat dipergunakan dengan menggunakan torniket untuk
operasi ekstrimitas superior maupun inferior.
20
DAFTAR PUSTAKA
1. Latief SA, Suryadi KA, Dachlan MR, Petunjuk Praktis Anestesiologi: Edisi
Kedua. 2010. Jakarta: Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif FKUI.
2. Soenarjo, Jatmiko HD, edt. Anestesiologi. 2010. Semarang : Bagian
anestiologi dan terapi intensif FKUNDIP/RSUP Dr.Kariadi. p309-30.
3. Soenarto RF, Chandra S, edt. Buku Ajar Anestesiologi 1st edition. 2012.
Jakarta : Departemen Anestesiologi dan Intensive Care FKUI/RSCM.p.45178.
4. Lunn JN. Catatan Kuliah Anestesi. 2005. Jakarta : EGC. p143-57
5. Mangku G, et al, edt. Buku Ajar Ilmu Anestesia dan Reanimasi. 2010. Jakarta
: Indeks.p.114-33.
6. Robyn Gmyrek, MD, Maurice Dahdah, MD, Regional Anaesthesia, Updated:
Aug 7, 2009. Accessed on 20th july 2014 at www.emedicine.com
21